Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Sekolah 2 yang diampu oleh :
Disusun Oleh:
BANDUNG
2018
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
proseduran berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah dan menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam
teknologi
C. Indikator
1. Memahami karakterisitk bunyi berdasarkan medium perambatannya
2. Memahami karakteristik bunyi berdasarkan frekuensinya
3. Menghitung cepat rambat gelombang bunyi pada dawai
4. Menjelaskan sumber bunyi
5. Menjelaskan resonansi
6. Menghitung frekuensi pada efek Doppler
7. Memahami daya dan intensitas bunyi
8. Mengidentifikasi karakteristik intensitas gelombang bunyi
9. Mengidentifikasi karakteristik taraf intensitas gelombang bunyi
10. Menganalisis pemanfaatan gelombang bunyi dalam teknologi
D. Materi Pokok
Karakteristik gelombang bunyi
Cepat rambat gelombang bunyi
Azas Doppler
Fenomena dawai dan pipa organa
Intensitas dan taraf intensitas
E. Bagan Materi
ZAT PADAT
GAS
DAWAI
VEKTOR
SUMBER BUNYI TERBUKA
PIPA ORGANA
INTENSITAS DAN
TARAF
INTENSITAS
F. Uraian
1. Karakteristik Bunyi Berdasarkan Mediumnya
Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yaitu gelombang yang di dalam
perambatannya memerlukan medium perantara. Di udara, laju bunyi bertambah
terhadap temperatur. Pada suhu 20˚C besarnya sekitar 343 m/s.
Gelombang bunyi juga termasuk gelombang longitudinal, gelombang yang terjadi
berupa rapatan dan renggangan. Medium perantara gelombang bunyi bisa berupa
gas, cair atau padat.
Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan
perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibanding di dalam
gas atau udara. Hal ini disebabkan oleh jarak antar molekul dalam zat padat lebih
pendek dibandingkan pada zat cair dan gas sehingga perpindahan energi kinetik
lebih cepat terjadi.
2. Karakteristik Gelombang Bunyi Berdasarkan Frekuensinya
Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan menjadi
menjadi tiga, yaitu audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik.
a. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
b. Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz.
c. Ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz.
Baik gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga
manusia.
3. Mengukur Cepat Rambat Bunyi
Bunyi bergerak pada kecepatan berbeda-beda pada tiap media yang
dilaluinya. Pada media gas udara, cepat rambat bunyi tergantung pada kerapatan
𝛾𝑃𝑎
𝑣=√
𝜌
𝐸
𝑣=√
𝜌
𝐾
𝑣=√
𝜌
Baja 16 4925
b. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin
cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam
persamaan matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada
suhu nol derajat dan t adalah suhu medium. Besar kecilnya cepat rambat
bunyi pada suatu medium sangat tergantung pada temperatur medium
tersebut (Beranek & L’ver, 1992).
Pada salah satu unjung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban. Garpu
tala digetarkan dengan electromagnet secara terus menerus hingga amplitudo
yang ditimbulkan oleh garpu tala sama dengan kostan.
𝐹
𝑣=√
𝜇
𝑚 𝜌𝑉 𝜌(𝐴𝐿)
𝜇= = =
𝐿 𝐿 𝐿
𝐹
𝑣=√
𝜌𝐴
Keterangan:
5. Sumber Bunyi
Gelombang bunyi yang sering kita dengar sehari-hari dihasilkan oleh sesuatu yang
bergetar yang disebut sumber bunyi. Beberapa sumber bunyi yang kita kenal misalnya gitar,
suling, biola, terompet, dan lain-lain. Pada saat bergetar, sumber bunyi ini juga akan
menggetarkan udara di sekelilingnya dan kemudia udara mentransmisikan getaran tersebut
dalam bentuk gelombang longitudinal.
a. Dawai
Alat musik seperti gitar atau biola menggunakan dawai sebagai alat getar.
Nada yang dihasilkan oleh senar gitar dapat diubah-ubah dengan cara menekan
senar pada posisi tertentu. Satu senar dapat menghasilkan berbagai frekuensi
resonansi dengan pola gelombang seperti tampak pada gambar.
Pada pipa organa terbuka bagian ujungnya terbuka. Nada dasar pipa organa
terbuka (f0) bersesuaian dengan pola sebuah perut pada bagian ujung dan sebuah simpul
pada bagian tengahnya.
Sebuah pipa organa tertutup jika ditiup juga akan menghasilkan frekuensi nada dengan
pola-pola gelombang yang dapat dilihat pada
6. Azas Doppler
Jika kita berdiri di pinggir jalan kemudian melintas sebuah mobil ambulans dengan sirine
yang berbunyi, kita akan mendengar frekuensi sirine yang relatif lebih tinggi dari frekuensi
sirine yang sebenarnya. Sebaliknya frekuensi sirine akan terdengar lebih rendah ketika
ambulans bergerak menjauhi kita. Peristiwa naik-turunnya frekuensi bunyi semacam ini
disebut efek Doppler.
𝑊
𝐼=
𝐴
𝑊
𝐼=
4𝜋𝑟 2
𝑟
TI2 = TI1 – 20 log𝑟2
1
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik
disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua
gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi layangan
bunyi dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑓𝑛 = 𝑁 = |𝑓1 − 𝑓2 |
Keterangan : fn = frekuensi layangan bunyi (Hz)
N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi (Hz)
11. Penerapan Gelombang Bunyi Di dalam teknologi
1. Mengukur kedalaman laut
Untuk mengetahui kedalaman laut yang dangkal mungkin dapat menggunakan tali
atau tambang. Tali yang telah diberi tanda satuan dimasukan ke laut kemudian dapat
diketahui kedalamannya. Akan tetapi apabila untuk mengukur kedalaman laut dalam akan
susah jika hanya menggunakan tambang. Untuk itu digunakan peristiwa cepat rambat bunyi
yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur kedalaman laut. Metode ini mulai muncul sejak
terjadi perang dunia. Para serdadu menggukur kedalaman laut untuk mencari kapal yang
karam. Metode yang telah ada sampai saat ini ada dua macam yaitu:
Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan
sebagai kedalaman laut. Cara ini dianggap lebih praktis, cepat dan akurat. Namun kita tidak
dapat memperoleh informasi tentang suhu, jenis batuan dan tanda-tanda kehidupan di dasar
laut.
b. Gema suara
yaitu metode pengukuran dasar laut dengan menggunakan alat gema suara yaitu Echo
sounder (sonar) dan Hidrofon. Echo Sounder adalah alat pengirim suara, sedangkan hidrofon
adalah penerima gema suara. Dasar perhitungan kedalaman laut dengan gema adalah cepat
rambat bunyi dalam air yaitu 1500 m/detik.
X = ( X x V) : 2
Keterangan :
2. Sonar
Prinsip kerja sonar berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik. Alat ini
diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin, seorang ilmuwan dari Prancis pada tahun
1914. Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat yang dapat mengirim pancaran kuat
gelombang bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) melalui air. Pada dasarnya SONAR
memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang ultrasonik yang disebut transmiter
(emiter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya gelombang pantul (gema) yang disebut
sensor (reciver). Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter (pemancar) yang
diarahkan ke sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat
penerima (reciver). Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan
sampai gelombang diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan. Untuk
mengukur kedalaman laut, SONAR diletakkan di bawah kapal. Dengan pancaran ultrasonik
diarahkan lurus ke dasar laut, dalamnya air dapat dihitung dari panjang waktu antara
pancaran yang turun dan naik setelah digemakan.
3. Hidropon
Hidropon adalah transduser energi suara ke energi listrik yang digunakan di dalam air
atau zat cair. Jadi terjadi pergantian energi suara ke energi listrik. Untuk mengukur
kedalaman dasar laut, teknik gema suara digunakan dengan cara merambatkan gelombang
suara dari bawah kapal yang dipantulkan dengan alat perekam(hidropon) yang diletakkan di
dasar lautan. Jika dasar laut bertekstur kasar maka pemantulan gelombang akan cepat, akan
tetapi bila dasar lautan bertekstur lembek, apakah mempengaruhi kecepatan gelombang atau
tidak? Hal ini perlu dikaji lebih lanjut. Jika terbukti tekstur tanah mempengaruhi kecepatan
gelombang maka kemungkinan, hasil pengukuran kedalaman laut di tanah liat dan batuan
yang seharusnya berkedalaman sama,bisa jadi dalam pengukuran menjadi berbeda.
Alat hidropon juga kemungkinan bisa digunakan untuk mencari gunung api bawah
laut ataupun palung laut. Jika seharusnya dititik A memiliki laut yang dalam, tetapi dalam
pengukuran menjadi dangkal kemungkinan di titik tersebut terdapat gunung api bawah laut.
Namun sebaliknya jika dititik B seharusnya berlaut dangkal, tetapi dalam pengukuran
hidropon tercatat hasil yang dalam, berarti kemungkinan di daerah tersebut terdapat palung
laut yang dalam.
Prinsip kerja hidropon saling berkaitan dengan prinsip kerja Echo Sounder (Sonar). Echo
sounder berfungsi mengirim gelombang bunyi sedangkan hidropon berfungsi sebagai
penangkap gelombang bunyi.
4. Medis
Alat kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Sebagai contoh,
scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di sekitar kulit perut ibu yang
hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar monitor. Dengan mengamati gambar
janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan janin. Tidak
seperti pemeriksaan dengan sinar X, pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak berisiko), baik
bagi ibu maupun janinnya karena pemerikasaan atau pengujian dengan ultrasonic tidak
merusak material yang dilewati, maka disebutlah pengujian ultrasonic adalah pengujian tak
merusak (non destructive testing, disingkat NDT). Tehnik scanning ultrasonic juga digunakan
untuk memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker hati atau tidak) dan otak.
Pembuatan perangkat ultrasound untuk menghilangkan jaringan otak yang rusak tanpa
harus melakukan operasi bedah otak. Dengan cara ini, pasien tidak perlu menjalani
pembedahan otak yang berisiko tinggi. Penghilangan jaringan otak yang rusak bisa dilakukan
tanpa harus memotong dan menjahit kulit kepala atau sampai melubangi tengkorak kepala.
5. Pencitraan Medis
Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan menggunakan teknik pulsa-
gema. Teknik ini hampir sama dengan sonar. Pulsa bunyi dengan frekuensi tinggi diarahkan
ke tubuh, dan pantulannya dari batas atau pertemuan antara organ-organ dan struktur lainnya
dan luka dalam tubuh kemudian dideteksi. Dengan menggunakan teknik ini, tumor dan
pertumbuhan abnormal lainnya, atau gumpalan fluida dapat dilihat. Selain itu juga dapat
digunakan untuk memeriksa kerja katup jantung dan perkembangan janin dalam kandungan.
Informasi mengenai berbagai organ tubuh seperti otot, jantung, hati, dan ginjal bisa diketahui.
Frekuensi yang digunakan pada diagnosis dengan gelombang ultrasonik antara 1 sampai
10 MHz, laju gelombang bunyi pada jaringan tubuh manusia sekitar 1.540 m/s, sehingga
panjang gelombangnya adalah:
Semua alat musik, baik alat musik yang dipetik, digesek atau ditiup sangat bergantung
pada gelombang berdiri untuk menghasilkan alunan musik yang begitu indah. Misalnya kita
tinjau alat musik petik seperti gitar. Ketika dawai alias senar gitar dipetik maka dihasilkan
gelombang berdiri pada senar tersebut. Selanjutnya gelombang berdiri pada senar
menggetarkan udara disekitarnya sehingga dihasilkan gelombang bunyi. gelombang bunyi ini
kemudian bergentayangan hingga nyasar di telinga kita dan dirasakan oleh telinga kita
sebagai alunan nada atau musik. gaelombang yang terdapat dalam gelombang bunyi dawai
adalah gelombang berdiri.
Perlu diketahui bahwa gelombang berdiri tidak hanya dialami oleh tali alias dawai alias senar
saja tetapi juga oleh kolom udara sebagaimana terjadi pada banyak alat musik tiup seperti
seruling, terompet dan lain-lain
8. Microphone
Siapa yang tidak kenal dengan Piranti Musik yang satu ini ”Microphone” adalah suatu
alat yang bsia mengubah getaran bunyi menjadi getaran Listrik dan hasilnya akan kita
dengar pada speaker melalui Proses suatu alat yaitu Sound system atau amplifier.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, 1988, Gelombang Dan Optik, Seri Fisika Dasar Jilid 2, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
https://www.academia.edu/29335341/makalah_fisika_aplikasi_gelombang_bunyi.d
ocx
Budikase, E, dkk, 1987. Fisika Untuk SMU . Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.