Anda di halaman 1dari 22

BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :Mersi Ekaputri,S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Ernawati
2. Ratna Desi.
3. Ematulsakdiah.
4. Erly Efrida
5. Bahroini.
6. Gita Rina Pohan
7. Feri Trisna
8. Desi karlina
9. Susna Erita
10. Wiwik Sundari

STIKES AL-INSYIRAH PEKAN BARU

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang
merambat ke depan dengan kecepatan tertentu sering menimbulkan gelombang
bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi getaran dari molekul zat dan saling
beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan
gelombang. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal atau longitudinal.
Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga.
Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang
menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga manusia
merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki
dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau
suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain –
lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti
bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai
bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik,
bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan,
tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan
merasa suatu kebisingan yang mengganggu.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang,maka rumusan makalah ini adalah :


1. Apa itu bunyi?
2. Bagaimana sifat dan kecepatan gelombang bunyi?
3. Bagaimana intensitas bunyi?
4. Bagaimana penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan?
5. Bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan?
6. Bagaimana pembentukan suara?
7. Bagaimana vibrasi itu
C.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah,maka dalam penulisan
makalah ini hal-hal yang dibahas adalah mengenai pengertian bunyi,sifat dan
kecepatan gelombang bunyi,penerapan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan
dan bagaimana pengaruh dan pencegahan dari kebisingan,maupun bagaimana
mekanisme pembentukan suara dan mengetahui apa yang dimaksud dengan
vibrasi itu.
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang bioakustik dan aplikasinya dalam
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian bunyi dan gelombang bunyi
b. Memahami sifat dan kecepatan gelombang bunyi
c. Memahami intensitas bunyi
d. Mengetahui penerapan gelombang bunyi
e. Mengetahui pengaruh dan pencegahan dari bising
f. Mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan suara
g. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vibrasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bunyi
Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara)
sehingga dapat didengar. (Fisika, 2006 : 41).
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat
dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan
gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel.
(Fisika Kedokteran, 1996 : 65)
1. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara
merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber
bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin, instrumen musik, gerakan dahan
pohon, lonceng, garputala, dsb.
Syarat terjadinya bunyi yaitu:
 Ada sumber bunyi yang bergetar
 Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber
ke telinga
 Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz)
 Indra pendengar dalam keadaan baik

2. Mendeteksi Bunyi
Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan gelombang bunyi bentuk
vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya. Untuk perubahan ini
diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon merupakan
transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan
menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah
mikrofon kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna
untuk mendeteksi kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan difus
segala arah atau medan bebas) disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan
angin, cuaca oleh karena sangat mempengaruhi pada mikrofon.
3. Pengelompokan Bunyi
Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi:
a. Bunyi infrasonik (0 – 20 Hz)
Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga manusia,
tetapi dapat di dengar oleh jangkrik dan anjing. Frekuensi ini biasanya
ditimbulkan oleh getaran tanah, gempa bumi, getaran gunung berapi.
b. Bunyi audiosonik (20 – 20.000 Hz)
Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia. Audiofrekuensi
berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai ambang
pendengaran 1000 Hz = 0 dB).
c. Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)
Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar telinga
manusia. Frekuensi ini dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal
yaitu pengobatan, destruktif dan diagnosis. Hal ini dapat terjadi oleh karena
frekuensi yang tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup besar.

4. Azaz Doppler
Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang
didengar akibat perubahan gerak antara pendengar dan sumber bunyi. Pada
tahun 1800, Christian Johann Doppler mengemukakan Efek Doppler ini berlaku
secara umun pada gelombang.
Efek Doppler ini dipergunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di
dalam tubuh misalnya darah. Berkas ultrasonik/bunyi ultra uynag mengenai
darah (darah bergerak menjauhi bunyi) darah akan memantulkan bunyi ekho dan
diterima oleh detektor.

B.Sifat dan Kecepatan Gelombang Bunyi

1. Sifat Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap
benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian
dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam
tubuh. Penyerapan energi bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo
gelombang bunyi.
Bahan Frekuensi Α (cm-1) nilai paruh ketebalan jaringan (cm)
Otot 1 0,13 2,7
Lemak 0,8 0,05 6,9
Otak 1 0,11 1,2
Tulang 0,6 0,4 6,95
Air 1 2,5 x 10-4 14 x 103

Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan dinyatakan dalam rumus:

A = A-αx
Keterangan :
A = amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan yang tebal X cm
Ao = amplitudo bunyi mula-mula
α = koefisien adsorpsi jaringan (cm-1)
x = tebal jaringan (cm)
Dengan mempergunakan rumus tersebut dapat menghitung nilai adsopsi
jaringan terhadap gelombang bunyi.
Berikut tabel koefisien adsorpsi jaringan dan nilai paruh ketebalan jaringan.

2. Kecepatan Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat padat,
zat cair dan gas yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang
bunyi ini menjalar secara longitudinal, lain dengan cahaya yang menjalar secara
transversal.
Pada suatu percobaan, apabila terjadi vibrasi dari suatu bunyi maka akan
terjadi suatu peningkatan tekanan dan penurunan tekanan pada tekanan
atmosfer, peningkatan tekanan ini disebut kompresi sedangkan penurunan
tekanan disebut rarefaksi (peregangan).
Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi vibrasi (f) bunyi, panjang
gelombang (γ) dan kecepatan (v), secara sistematis hubungan itu dapat dinyatakan
dalam rumus.

f =
Keterangan :
f = frekuensi
v = kecepatan
λ = panjang gelombang
Kecepatan bunyi berbeda-beda dalam melewati berbagai medium. Berikut
tabel perbedaannya.

Masa Jenis
Kecepatan (v) Z (= )
Temperatur Material ()
cm/s Kg/m2s
Kg/m3
20o C Udara 1,29 331 430
0o C CO2 1,98 258 430
0o C H2 8,99 x 10-2 1.270 430
20o C Alkohol 791 1.210 430
20o C Air 1.000 1.480 430
20o C Besi 7.900 5.130 430
37o C Darah 1.056 1.570 430
20o C Otak 1.020 1.530 1,56 x 106
20o C Otot 1.040 1.580 1,64 x 106
20o C Lemak 920 1.450 1,33 x 106
20o C Tulang 1.900 4.040 7,68 x 106

Gelombang bunyi dibawa oleh zat padat, cair, dan gas. Pada umumnya,
makin keras zat, makin cepat gelombang bunyi merambat. Hal ini masuk akal,
karena kekerasan zat menyatakan secara tidak langsung bahwa partikel-partikel
tergandeng secara kuat sehingga lebih responsif terhadap gerak partikel lainnya.

C. Intensitas Bunyi ( I )
Intensitas Bunyi yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau
watt/m2. Ketika mendengarkan bunyi yang terlalu keras, tentunya telinga akan
merasa sakit. Sebaliknya, bunyi yang terlalu lemah tidak akan mampu didengar.
Kenyataan ini membuktikan bahwa intensitas bunyi yang dapat didengar manusia
dengan baik berada pada batas-batas tertentu. Intensitas bunyi yang mampu
didengar manusia mempunyai intensitas 10-12watt/m2 sampai dengan 1 watt/m2.
Intensitas bunyi 10-12 watt/m2 adalah intensitas bunyi terendah yang masih
dapat didengar telinga manusia. Intensitas ini disebut intensitas ambang
pendengaran. Sementara itu, intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar
telinga manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m2 dan
disebut intensitas ambang perasaan.

D. Aplikasi Gelombang Bunyi dalam Bidang Kesehatan


1. Alat Pendengaran
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian
diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf
pendengaran.Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi
dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi
menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga
luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
a. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.
1) Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani
(gendang telinga).
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, mendukung fungsinya
sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Saluran luar yang dekat dengan
lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda
asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar
dan gendang telinga tidak kering.
Membran timpani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm2, mengalami vibrasi dan
diteruskan ke telinga tengah
2) Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan
udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring.
Suara yang masuk itu, 99% mengalami refleksi dan hanya 0,1 % saja yang
ditransmisi. Telinga tengah ini memiliki peranan proteksi. Karena adanya tuba
eustachi yang mengatur tekanan didalam telinga, dimana eustachi berhubungan
langsung dengan mulut.
3) Telinga dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri
dari 2 bagian utama:
koklea (organ pendengaran)
kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput,
terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil
(sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah
ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel
rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara
yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu
berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke
otak. Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh
bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut. jika sel rambut rusak, dia tidak
akan tumbuh kembali.
Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi
kerusakan sel rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran.

Cara Kerja Telinga


a. Getaran bunyi terkumpul di daun telinga.
b. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.
c. Bila getaranbunyi tersebut mencapai gendang telinga maka gendang tersebut
ikut bergetar dan menggetarkan tulang- tulang pendengaran demikan pula cairan
di rumah siput ikut bergetar.
d. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf
pendengaran (auditory nerve,) dan menuju ke pusat pendengaran di otak.
e. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat
dikenal oleh otak.

Proses Pendengaran Manusia


a. Proses pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga (outer Ear)
yang fungsinya menangkap suara-suara di sekitar dan memasukkan nya ke canal/
lubang telinga.
b. Proses kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima oleh gendang
telinga yang berakibat bergetarnya tiga tulang pendengaran yaitu maleus,inkus
dan stapes(middle Ear). Dan menyalurkan ke cohlea / rumah siput.
c. Proses ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput terdapat hear sell yang yang
bergetar akibat suara dan getarannya menghasilkan getaran listrik yang
dihasilkan dari energy kinestetik. Sehingga aliran listrik itu menjadikan sinyal
yang menyalurkan ke otak, yang di aliri oleh syaraf pendengaran, untuk
selanjutnya otak yang bekerja mengartikan semua suara-suara yang masuk tadi.
d. Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur ,
bisa sementara dan bahkan permanen.

e. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari
telinga tidak dapat berfungsi secara normal.

Jenis Gangguan Pendengaran


a. Gangguan pendengaran Konduktif : terjadi ketika gelombang suara, terhalang
masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput (
koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).
b. Gangguan pendengaran Sensorineural/ Saraf : terjadi ketika rumah siput (
koklea) atau saraf pendengaran fungsinya menurun .
c. Gangguan pendengaran campuran : campuran antara gangguan pendengaran
konduktif dan saraf.

Pemeriksaan

1. Otoscopy
Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong
pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau
kotoran telinga.

2. Tympanometry
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.

3. Oto Acoustic Emissions (OAE)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada
cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan
refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan
pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.
4. Auditory Brainstem Response (ABR)
Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga
dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu
mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.

5. Conditioned Oriented Responses (CORs)


Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk
mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat
mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi tersebut.

6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)


Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk
mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena
membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi,
alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila
anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.

7. Play Audiometry
Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat
dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun. Caranya? Menggunakan audiometer yang
menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak
mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus
memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.

8. Conventional Audiometry
Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya
untuk mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat
audiometer yang mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan
intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan
tombol atau mengangkat tangan bila mendengar suara.

9.Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)


Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui
respons ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini
mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur
lebih dulu.
10.Tes suara berbisik
Telinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan nada rendah. Misalnya
suara konsonan dan palatal pada jarak 5-10 meter. Suara berbisik dengan nada
tinggi misalnya suura desis pada jarak 20 meter.

11.Tes Weber
Garputala di getarkan kemudian diletakkan pada dahi atau puncak dahi. Pada
penderita tuli kunduktif akan terdengar baik terang atau baik pada telinga yang
sakit. Pada penderita tuli persepsi, getaran garpu tala terdengar terang pada
telinga normal.

12.Tes Rinne
Tes ini membandinkan antara konduksi tulang dan udara. Garputala digetarkan
kemudian diletakkan pada prosesus mastoid setelah tidak mendengar getaran lagi
garputala dipindahkan di depan liang telinga, tanyakan penderita apakah masih
mendengarnya.
Normal : konduksi udara 85-90 detik. Konduksi melalui tulang 45 detik.
Tes rinne positif : pendengaran penderita baik juga pada penderita
tulipersepsi.
Tes rinne negative : pada penderita tuli konduksi diman jarak waktu konduksi
tulang mungkin sama atau bahkan lebih panjang.

13.Tes Schwabach
Tes ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui vertex atau
prosesus mastoid penderita dengan konduksi tulang si pemeriksa.
Pada tuli konduksi : konduksi tulang penderita lebih panjang daii pada si
pemeriksa
Pada tuli persepsi : konduksi tulang sangat pendek.

Spesialisasi Dalam Pendengaran/Telinga

Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing – masing bagian sesuai dengan
keahlian:

1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan pendengaran.
2. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga
dan operasi Telinga.
3. ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal
telinga, hidung dan tenggorokan.
4. Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur
respon pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran melalui test
pendengaran, rehabilitasi yang berkaitan dengan hilangnya pendengar.

2. Ultrasonik dalam Bidang Medis


Bunyi ultrasonik dihasilkan oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik
dengan frekuensi diatas 20.000 Hz.
Magnet listrik adalah batang feromagnet dilingkari kawat kemudian dialiri
listrik yang dan menghasilkan ultrasonik.
Piezo elektrik
Kristal piezo electric ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun
sekitar 1880; tebal kristal 2, 85 mm. apabila kristal piezo electric dialiri tegangan
listrik maka lempengan kristal akan mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi
ultra; demikian pula vibrasi kristal akan menimbulkan listrik. Berdasarkan sifat
itu maka kristal electric dipakai sebagai transduser pada ultrasonografi (USG).
a. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik
Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi
perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya; dan
getaran bunyi yang dikirim ke tempat tertentui (ke objek) akan direfleksi oleh objek
itu sendiri.
Efek gelombang ultrasonik :
1) Mekanik
Efek secara mekanik yaitu membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi
beberapa benda padat, dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu.
2) Panas
Nelson Heerich dan Krusen, menunjukkan bahwa sebagian ultrasonik
mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan, sedangkan sebagian lagi pada
titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi
pembentukan rongga dengan intensitas yang tinggi.
3) Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis
pada ikatan polyester.
4) Efek biologis
Efek yang ditimbulkan ultrasonik ini merupakan gabungan dari berbagai efek
misalnya akibat pemanasan menimbulkan pelebaran pembuluh darah. Selain itu
ultrasonik menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel dan kapiler serta
merangsang aktifitas sel. Sesuai hukum Van’t Hoff (menimbulkan panas) otot
mengalami paralyse dan sel-sel hancur; bakteri, virus dapat mengalami
kehancuran. Selain itu menyebabkan keletihan pada tubuh manusia apabila daya
ultrasonik ditingkatkan.

b. Frekuensi Dan Daya Ultrasonik


1) Untuk diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm2
2) Untuk pengobatan: daya sampai 1 W/cm2
3) Untuk merusak sel-sel/jaringan kanker: daya 103 W/cm2

c. Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis


Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat
gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai
diagnosis dan pengobatan.
1) CRT (Ossiloskop)
Kristal piezo electric yang bertindak sebagai transduser mengirim gelombang
ultrasonik mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi
dipantulkan dan diterima oleh transduser tersebut pula. Transduser yang
menerima gelombang balik akan diteruskan ke amplifier berupa gelombang listrik
kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh CRT (ossiloskop).
Bunyi yang dihasilkan oleh piezo electric melalui transduser akan
dipantulkan dan diterima oleh transduser. Gerakan transduser mula-mula akan
menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot (dot ini disimpan pada CRT)
kemudian transduser digerakkan kearah lain menghasilkan echo pula sehingga
kemudian tercipta suatu gambaran dua dimensi.
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan USG (Ultrasonography)
MRI adalah salah satu cara pemotretan organ tubuh menggunakan resonansi
magnetis. Sistem kerjanya adalah pasien berbaring dalam sebuah tabung.
Kemudian gelombang bunyi ultrasonik ditembakkan ke tubuhnya. Gema dari
gelombang bunyi itu akan mencitrakan gambar tubuh bagian dalam pasien.
Gelombang ultrasonik juga dapat mendeteksi keadaan bayi dalam
kandungan, yang dikenal dengan sebutan USG.
Pada dasarnya, prinsip kerja dari MRI dan USG adalah sama. Sebuah pulsa
singkat dari bunyi ultra dipancarkan oleh sebuah transduser. transduser adalah
sebuah alat yang dapat mengubah pulsa listrik menjadi pulsa bunyi. Sebagian dari
pulsa dipantulkan pada berbagai permukaan dalam tubuh, dan sebagian besar
akan diteruskan. Transduser yang sama digunakan juga untuk mendeteksi pulsa
listrik. Pilsa-pulsa ini dapat diperlihatkan pada layar monitor.
Penggunaan citra bunyi ini merupakan kemajuan yang sangat penting dalam
bidang medis. Penggunaan bunyi ultra, dalam banyak kasus, telah menggantikan
prosedur lain yang berbahaya, seperti penggunaan sinar X. Tidak ada bukti efek
yang berbahaya dari penggunaan bunyi ultra ini, sehingga sering dikenal dengan
pengujian yang tidak merusak (non destructive testing).

d. Hal-Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik


Ultrasonik dapat dipergunakan untuk beberapa diagnosis, diantaranya:
a. Mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), memberi informasi tentang
penyakit-penyakit mata, daerah / lokasi yang dalam dari bola mata, menentukan
apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor-tumor retina.
b. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya
hati, lambung, usus, mata, mamma, jantung janin.
c. Untuk mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/ kandung
peranakan dan kasus-kasus perdarahan yang abnormal serta treatened abortus
(abortus yang sdang berlangsung).
d. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion
(timbunan zat cair dalam kantong jantung).

e. Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan


Sebagaimana telah diketahui bahwa ultrasonik mempunyai efek kimia dan
biologi maka ultrasonik dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonik
memberi efek kenaikan temperature dan peningkatan tekanan; efek ini timbul
karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi dengan demikian ultrasonik dipakai
sebagai diatermi/ pemanasan lokal pada otot yang cedera.
Selain itu ultrasonik dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas
(kanker). Sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan di daerah
lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan pertumbuhan ; masih diselidiki
lebih lanjut.
Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonik dalam pengobatan sangat
berhasil namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak
sangat sulit. Sedangkan pada penyakit meniere dimana keadaan penderita
kehilangan pendengaran dan keseimbangan, apabila diobati dengan ultrasonik
dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonik menghansurkan jaringan dekat telinga
tengah.

E. Kebisingan
Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam
(bicara, pidato) maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan,
kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian yang bersifat relatif. Alat ukur
kebisingan adalah sound level meter.
1. Pembagian Kebisingan
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan, tingkat bunyi dan tenaga bunyi,
maka bising dibagi dalam 3 katagori :
a. Audible noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz
b. Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin
ketik.
c. Impuls noise (impact noise = bising impulsif)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan
palu, ledakan meriam, tembakan dan lain – lain
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :
a. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin
b. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas
c. Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara
d. Bising sehari penuh (full noise time)
e. Bising setengah hari (part time noise)
f. Bising terus – menerus (steady noise)
g. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)
2. Pengaruh Bising pada Kesehatan
a. Hilangya pendengran sementara
b. Kebal atau imun terhadap bising
c. Telinga berdengung
d. Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz

3. Daftar Skala Intensitas Kebisingan

Tingkat kebisingan Intensitas (dB)

Menulikan 100-120 Halilinta


Meriam
Mesin ua

Sangat hiruk pikuk 80-90 Jalan hi


Perusah
Pluit pol

Kuat 60-70 Kantor g


Jalan pa
Radio
Perusah

Sedang 40-50 Rumah g


Kantor u
Percakap
Radio pe

Tenang 20-30 Rumah t


Kantoer
Auditoriu
Percakap

Sangat tenang 0-10 Bunyi da


Berbisik
Batas de

4. Pencegahan Ketulian dari Proses Bising


Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari
sumber bising. Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memberikan pelumas dan peredam pada mesin yang menghasilkan bising
b. Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja.
c. Menggunakan pelindung telinga

F.Suara
Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan
tekanan terjadi di udara sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi,
sedangkan penurunannya disebut rarefaction. Suara adalah fenomena fisik yang
dihasilkan oleh getaran benda, getaran suatu benda yang berupa sinyal analog
dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pada
hakekatnya suara dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata “suara” dipakai untuk
makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.
a. Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika
pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya
bergetar.
b. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal
pulsa yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx,
rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada
proses ini dinamakan sinyal voiced sound.
c. Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari
dalam tubuh.
d. Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara
disebut Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi
yang dibentuk oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch,
secara perinci:
e. p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)
f. S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)

Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses
fisiologis, yaitu :
o pembentukan aliran udara dari paru-paru,
o perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced,
maupununvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu
proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
o Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru,
tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord),
rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir
(lips).
PEMBENTUKAN SUARA (FONASI)
• Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot,
udara di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita
suara yang tertutup dipaksa membuka.
• Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di
antara pita, menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya
udara secara parsial.
• Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum
lunak, dan pipi untuk menentukan suara yang diucapkan.
• Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat
obstruksi di pita suara.
• Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan
adalah laringoskopi.
• Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur
radiologis misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa
dan tegangan dari pita suara.
• Laki-laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz.
• Wanita mempunyai frekuansi suara 250 Hz.
• Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.

Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting
yang saling berhubungan yaitu :
• telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan
suara dan mengubahnya menjadi sinyal syaraf,
• jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,
• dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang
terkandung dalam sinyal masukan.

G.Vibrasi
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis lainnya.Dibedakan menjadi:
Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya pada akustik
Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/ turut
bergetarnya alat-alat tubuh dan pengaruh terhadap alat alat tubuh.

1.Penjalaran Vibrasi Udara dan Efek yang Timbul


Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara
akan mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi
gangguan penguatan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan
terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan orientasi,kehilangan keseimbangan
dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga,nyeri dada dan bisa terjadi getaran
seluruh tubuh.
2.Penjalaran Vibrasi Mekanik dan Efek yang Timbul
Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan atau kontak dengan
permukaan benda yang bergerak,sentuhan ini melalui daerah yang terlokalisasi
(tool-hand vibration) atau mengenai seliruh tubuh (whole body vibration). Bentuk
tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim dalam proses pekerjaan.
Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang
mengenai tubuh. Pada frekuensi :
3-9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut
6-10 Hz :dengan intensitas 0.6 g tekanan darah,denyut jantung,pemakaian O2
dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1.2 g terlihat banyak
perubahan system peredaran darah.
10 Hz : leher,kepala,pinggul,kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.
Tenggorokan akan mengalami resonansi.
Pada frekuensi kurang dari 20 Hz,tonus otot akan meningkat, akibat
kontraksi statis ini otot menjadi lemah,rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Pada frekuensi diatas 20 Hz otot-otot menjadi kendor dan frekuensi 30-50 Hz
digunakan dalam kedokteran olahraga untuk memulihkan otot-otot sesudah
kontraksi luar biasa.

Efek vibrasi terhadap tangan :


• Getaran dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada
tangan berupa :
• Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kealinan ini mirip
dengan phenomena Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota
badan,pada saat anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh
darah tepid an tanpa kelainan- kelainan gizi. Phenomena Reynaud ini terjadi pada
frekunsi sekitar 30-40 Hz.
• Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang

Sikap Tubuh Terhadap Getaran Mekanis


Badan merupakan susunan elastic yang kompleks dengan tulang sebagai
penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja oto. Kerangka,alat-
alat,urat danotot memiliki sifat elastic yang bekerja secara serentak sebagai
peredam dan penghantar getaran.
Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau
sikap tubuh. Pada tungkailurus akan mengahanta 100% getaran ke dalam badan,
sedangkan dalam posisi duduk tungkai akan berlaku sebagai peredam.
Mencegah getaran mekanis :
• Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam
dibawah benda yang bergetar. Bhan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz.
• Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal tempat
duduk dan alas kaki sangat menentukan besar redaman.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat
dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan
gelombang yang merambat melalui medium padat, cair, dan udara.
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat
gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai
diagnosis dan pengobatan.
Bioakustik dalam keperawatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis
suatu penyakit maupun dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit
akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan yang berdampak pada
gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang lama akan
menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan
terhadap sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir adalah
penggunaan alat pelindung pendengaran.

B.Saran
Pentingnya penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari sehingga
diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang bioakustik terutama
dalam keperawatan.
Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari
mahasiswa keperawatan.
Telinga sebagai alat pendengaran penting untuk dijaga dari berbagai pengaruh
kebisingan.

Anda mungkin juga menyukai