Anda di halaman 1dari 92

FISIKA DASAR 2

BUNYI
Bunyi
 Bunyi merupakan gelombang longitudinal.
 Fenomena bunyi berhubungan dengan indera pendengaran
kita, yaitu telinga kita dan otak kita.
 Telinga berfungsi menerima gelombang bunyi, sedangkan
otak berfungsi menerjemahkan informasi dari telinga.
ASPEK BUNYI

 Tiga aspek bunyi: sumber bunyi, energi bunyi, dan


detektor bunyi.
 Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar.
 Energi bunyi dipindahkan dari sumber bunyi dalam
bentuk gelombang bunyi, yaitu gelombang
longitudinal.
 Detektor bunyi adalah alat untuk
menangkap/menerima gelombang bunyi, bisa berupa
telinga kita atau alat lain.
Karakteristik Bunyi
 Gelombang bunyi merambat memerlukan medium.
 Medium perambatan bunyi bisa berupa udara, tanah, batu,
logam, dan lain-lain.
 Bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara
Peta Konsep

Taraf Audiosonik Infrasonik Ultrasonik Periode


Intensitas
dipresentasikan Diklasifikasikan Frekuensi
Daya & Berdasarkan frekuensinya
Intensitas
Parameter Amplitudo
Besaran dasarnya
Gas
medium Bunyi Cepat
Rambat
Cair
Panjang
Padat Gelombang
Mengalami gejala
Fase

Efek doppler Superposisi Interferensi Resonansi Pantulan


Sifat-sifat gelombang bunyi:
a. mengalami pemantulan
b. mengalami pembiasan
c. mengalami interferensi
Pemantulan Bunyi
 Perhatikan percobaan sederhana berikut:
Pembiasan Bunyi

Balon berisi
karbondioksida
Interferensi Bunyi

F = 500 Hz – 2 kHz

Pembangkit
frekuensi

Pengeras suara Pengeras suara

0,5 – 1 meter

lintasan
 Pada interferensi bunyi akan terjadi dua peristiwa, yaitu:
a. penguatan bunyi ( interferensi konstruktif)
b. pelemahan bunyi ( interferensi distruktif)
Contoh
 Sebuah petir terdengar 4 s setelah kilat terlihat di langit.
Berapakah jarak petir tersebut dari kita ? Kecepatan
bunyi di udara sama dengan 330 m/s.
 Jawab: s=vxt
= 330 x 4
= 1320 m
The Propagation Speed of Sound Wafe (Cepat Rambat
Gelombang Bunyi)
Mengukur Cepat Rambat Bunyi

a. Cepat rambat bunyi di dengan:


dalam zat cair B= modulus bulk zat
cair (N/m2)
= massa jenis zat
B cair (kg/m3)
v

b. Cepat rambat bunyi dengan:
dalam zat padat Y= modulus Young
(N/m2)

Y = massa jenis zat

v padat (kg/m3)


c. Cepat rambat bunyi dengan:
dalam gas R= tetapan umum
gas

RT = 8,3 J/mol K

v  T= suhu mutlak (K)


M = massa molekul
M relatif gas
(kg/mol)
= konstanta
Laplace
Contoh
 Tentukan cepat rambat gelombang bunyi di dalam air dan
tentukan juga panjang gelombang dari bunyi yang
mempunyai frekuensi 262 Hz di dalam air. Diketahui
modulus bulk air= (1/45,8) x 1011 Pa dan massa jenis air =
1000 kg/m3.
Penyelesaian:

Dari pers: maka:


B v
v
  
f
1 1478
x1011
45,8  
v 262
1000
v  1478m / s
  5,64m
 Berapakah cepat rambat gelombang bunyi dalam batang
logam yang terbuat dari baja? Diketahui modulus Young
baja, Y = 2,0 x 1011 Pa dan massa jenis baja = 7,8 x 103
kg/m3.
 Diket: ditanya: v
Y = 2,0 x 1011 Pa
 = 7,8 x 103 kg/m3
jawab:

Y
v

11
2,0 x10
v
7,8 x10 3
v  5064m / s
 Hitunglah cepat rambat gelombang bunyi dalam udara
pada temperatur absolut 300 K. Diketahui massa molekul
udara, M= 28,8 x 10-3 kg/mol, konstanta Laplace udara,  =
1,4, dan tetapan umum, R = 8,314 J/mol.K.
diket: jawab:
T = 300 K
M = 28,8 x 10-3 kg/mol RT
v 
 = 1,40 M
R = 8,314 J/mol.K 8,314 x300
v  1,40 x
ditanya: v 28,8 x10 3
v  348m / s
Frekuensi dan Tinggi Nada
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. nada
adalah: bunyi yang frekuensinya teratur
b. desah (noise)
adalah: bunyi yang frekuensinya tidak teratur
Berdasarkan tinggi-rendahnya frekuensi, bunyi dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a. infrasonik ( f  20 Hz)
b. audiosonik (20 Hz  f  20.000 Hz)
c. ultrasonik (f  20.000 Hz)
Penggunaan gelombang ultrasonik:
a. oleh kelelawar
b. kacamata tunanetra untuk menentukan jarak
benda.
c. teknik pantulan pulsa ultrasonik untuk
menentukan ke dalaman air di bawah kapal dan
alatnya disebut fathometer.
dirumuskan: d = ½ vt
d. untuk mengetahui keretakan pada titik- titik
sambungan las.
e. Di bidang industri untuk membuat bentuk
atau ukuran lubang pada gelas dan baja.
f. Di bidang kedokteran untuk USG (ultrasonografi)
Melde’s experimen
Cepat rambat gelombang bunyi pada dawai
 Berdasarkan percobaan Melde, dapat disimpulkan
bahwa:
1. cepat rambat gelombang v berbanding
lurus dengan akar tegangan dawai F.
2. cepat rambat gelombang v berbanding
terbalik dengan akar massa dawai m
3. cepat rambat gelombang v berbanding
lurus dengan akar panjang dawai l
secara matematis Dengan :
dirumuskan: v= cepat rambat
gelombang bunyi
pada dawai (m/s)
Fl F= gaya tegangan
v
m dawai (N)
atau l= panjang dawai (m)
m= massa dawai (kg)
F  = massa tiap satuan
v panjang (kg/m)

= m/l
Sources of Sound
(Sumber-Sumber Bunyi)
Dawai (String)

 Pola Gelombang pada  Nada atas pertama /The


senar First Overtone
Nada Dasar/Base Tone (f1)/harmonik
P kedua: P
(fo) /harmonik pertama:
S S
S
S P S

l = 1 atau 1 = l

l  12  atau   2l
 Nada atas kedua/ The
Second Overtone (f2) /
 Nada atas ketiga (f3) /
harmonik ketiga: harmonik ke empat:

P P P P P P P

S S
S S S
S S S S

l= 23 atau 3 = ½ l
l  2 3
2 atau 2  23 l
Frekuensi yang dihasilkan:
a. nada dasar

vv
fo  
o 2l
b. nada atas pertama

v v
v
f1    2 
1 l  2l 
c. nada atas ke kedua

v
v v
f2    3 
2 2 l  2l 
3
d. nada atas ke tiga

v v v v
f 3    2  4 
3 1 l  2l 
l
2
sehingga perbandingan frekuensi dapat
dirumuskan:

f o : f1 : f 2 : ...  1 : 2 : 3 : ...
jika:

F Fl F
v  
 m A
maka frekuensi nada dasar dapat dirumuskan
( hukum Marsene):

1 F 1 Fl 1 F
fo   
2l  2l m 2l A
dari uraian di atas dapat disimpulkan:

 Perut  n  1,  Simpul  n  2


sehingga Simpul   Perut  1
1
l  n  1  n
2
n 1 F
f n  (n  1) f o 
2l 
n  0,1,2,...
Contoh
 Dawai piano yang panjangnya 0,5 m dan massanya 10-2 kg
ditegangkan 200 N, maka nada dasar piano adalah
berfrekuensi……..
 Known : Unknown : fo
l = 0,5 m
m = 10-2 kg
F = 200 N
Solution

1 F .l
fo 
2l m

fo 
1 2000,5
20,5 10 2

f o  10.000
f o  100 Hz
Pola Gelombang pada Pipa Organa

 Pipa Organa Terbuka  nada atas pertama (f1):


P P P
nada dasar (fo):
P P
S S
S

l = 1 atau 1 = l
l= ½ o atau o= 2l f1 = v/l

f0= v/2l
 nada atas ke dua (f2):
maka perbandingan
P P P P
frekuensinya:

S S S f0 : f1 : f2: . . . : 1 : 2 : 3 : .
l  32 2
Hukum Bernoulli I
2  23 l f2 
3v
2l
Dari uraian di atas dapat disimpulkan:

 S  n 1
P  n 2
 P   S 1
l  n  1 12  n
v
f n  n  1 f 0  n  1
2l
n  0,1,2,...
 PipaOrgana Tertutup nada atas pertama (f1):
P P
nada dasar (f0):
P
S
S S

3
l  1
1 4
l  0 atau0  4l atau
4
4
1  l
3
nada atas ke dua (f2): Frekuensi yang dihasilkan
P P P pada setiap pola gelombang:
S nada dasar:
S
S v v
f0  
0 4l
5
l  2
4 nada atas pertama:
atau v v
f1   3 
4
2  l 1  4l 
5
nada atas ke dua (f2): berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan:
v  v 
f2 
2
 5
 4l

  simpul   perut  n  1
1
l  (2n  1) n
perbandingan frekuensi: 4
v
f n  2n  1 f 0  2n  1
f0: f1: f2: . . . =1: 3: 5: . . . 4l

Hukum Bernoulli II
RESONANSI
 Resonansi ialah : peristiwa ikut bergetarnya suatu
benda karena ada benda lain bergetar.
syarat terjadinya resonansi :
kedua frekuensi sama atau frekuensi yang satu
merupakan kelipatan frekuensi yang lain.
contoh peristiwa resonansi:
a. dua garpu tala yang kotak bunyinya dipasang
berhadapan akan menyebabkan garpu lain
bergetar ketika salah satu garpu digetarkan.
b. senar gitar yang digetarkan akan menggetarkan
udara yang ada di dalam kotak .
c. Udara yang ada di dalam kolom udara akan
bergetar jika garpu tala di atasnya digetarkan.
Perhatikan gambar: dirumuska:
P P

l n  2n  1 14 
l0=(1/4)
S
l1= (3/4)
S
P

air S n  0,1,2,...
air
Frekuensi Resonansi
Resonansi: saat terbentuk gelombang berdiri.
n  2L
f 
2L  n
Harmonik fundamental atau pertama
1 1 
L f1 
2 2L 

Harmonik ke dua atau overtone pertama


L  2 f 2  2 f1

Dst…dst.
Contoh
 Sepotong dawai yang kedua ujungnya terikat
memiliki panjang l = 5 m, massa jenis linear  =
40 g/m menghasilkan frekuensi nada dasar f0 =
20 Hz.
a. Hitung gaya tegangan dawai!
b. Berapa besar frekuensi dan panjang
gelombang pada nada dasar atas pertama?
c. Tentukan frekuensi dan panjang
gelombang pada dawai untuk nada atas
kedua.
Penyelesaian :

diket: jawab :
l =5m a. gaya tegangan tali
 = 40g/m 1 F
= 40 x 10-3kg/m
f0 
2l 
f0 = 20 Hz
ditanya:
F  4l 2 f 02 
a. F F 45  20 4 x10
2 2 3

b. f1 dan 1
F  1600 N
c. f2 dan 2.
b. frekuensi nada c. frekuensi nada atas
atas pertama (n =1) kedua (n =2)
fn = (n +1)f0 fn = (n +1)f0
f1 = (1 +1)20 f2 = (2 + 1)20
f1 = 40 Hz f2 = 60 Hz
l =(n +1)½n l =(n +1)½n
5 = (1 + 1) ½1 5 = (2 + 1) ½2
1 = 5 m 2 = (2/3)5 m
2 = 3,33 m
 Sebuah pipa organa terbuka yang panjangnya 2 m
menghasilkan dua frekuensi harmonik yang berturut-
turut adalah 410 Hz dan 495 Hz. Berapa cepat rambat
bunyi pada pipa organa tersebut?
diket: jawab:
l=2m
fn = 410 Hz v v
f n 1  f n  (n  2)  (n  1)
fn+1 = 495 Hz 2l 2l
v
ditanya: v 495  410  (n  2  n  1)
2l
v
85 
2l
v  85 x 2l  85 x 2 x 2
v  340m / s
 Sebuah pipa organa tertutup memiliki panjang 50 cm.
Jika cepat rambat bunyi di udara saat itu 340 m/s,
tentukan frekuensi nada dasar f0, nada atas pertama f1 dan
nada atas ke dua f2.
diket: ditanya: f0, f1, f2
l = 50 cm = 0,5 m
v = 340 m/s
nada atas pertama (n=1)
fn = (2n + 1)f0
f1 = (2x1 + 1) 170
f1 = 3 x 170 = 510 Hz
nada atas kedua (n=2)
f2 = (2x2 + 1)170
f2 = 5 x 170
f2 = 850 Hz
jawab: nada dasar (n = 0)

340
f 0  2 x0  1
v
f n  2n  1 4 x0,5
4l f 0  170 Hz
 Sebuah pipa organa terbuka (A) dengan
panjang 45 cm terjadi 3 buah simpul. Nada
pipa organa ini beresonansi dengan pipa
organa lain yang tertutup (B) serta
membentuk 2 buah simpul. Tentukan
panjang pipa organa tertutup.
diket:
pipa organa terbuka (A):
lA = 45 cm; ∑ simpul : 3
pipa organa tertutup (B):
∑ simpul : 2
ditanya: lB
jawab:
pipa organa
terbuka (A): v
∑ simpul = 3 f 2  2  1
2 x 45
n+1=3
n=2 3
f2  v
maka: 90
1
f2  v
v 30
f n  n  1
2l A
pipa organa
tertutup (B): v
∑ simpul = 2 f1  2 x1  1
n+1=2
4l B
n=1 3v
f1 
maka: 4l B
v
f n  2n  1
4l B
karena terjadi resonansi maka:

f 2  f1
1 3 v
v
30 4 lB
3
l B  x30
4
l B  22,5cm
Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
 IntensitasGelombang Bunyi
adalah: energi yang dipindahkan per satuan luas per
satuan waktu atau daya per satuan luas.
secara matematis dirumuskan:

P
I 
A
dengan:
I = intensitas gelombang bunyi (W/m2)
P = daya gelombang (W)
A = luas penampang bola (m2)

2
1
Sumber
bunyi
pengurangan intensitas sumber bunyi akibat pertambahan
jarak dari sumber bunyi dirumuskan:

P P
I1 : I 2  :
4r1 4r2
2 2

2
I1 r
 2
2
I2 r 1
karena intensitas berbanding lurus dengan kuadrat
amplitudo ym, maka diperoleh:

y m 2 r1

y m1 r2
jika terdapat n sumber bunyi maka intensitas total sumber
bunyi dirumuskan:

Itot = I1 + I2 +…… + In = nI
 TarafIntensitas Bunyi
adalah logaritma perbandingan antara
intensitas bunyi dengan intensitas ambang
pendengaran.
Dirumuskan:

I
TI  10 log
I0
dengan:
TI : taraf intensitas (dB)
I : intensitas bunyi (W/m2)
I0 : intensitas ambang pendengaran
:10-12 W/m2
Contoh:
 Taraf intensitas bunyi yang dihasilkan oleh
nyamuk di suatu tempat adalah 40 dB.
a. Apabila ada n ekor nyamuk yang indentik,
tentukan hubungan jumlah nyamuk terhadap
taraf intensitas secara matematik.
b. Berapa taraf intensitas yang baru jika
ada 20 ekor nyamuk?
Penyelesaian:

jawab: b. n = 20 ekor
a. TIn = TI1 + 10 log n

I tot = 40 + 10 log 20
TI n  10 log = 53 dB
I0
nI  I 
TI n  10 log  10 log n
I0  I0 
I
TI n  10 log  10 log n
I0
TI n  TI 1  10 log n
 Hubungan antara taraf maka:
intensitas dan jarak
I2
sumber bunyi: TI 2  10 log
I0
dari pers:
I 1 r12
2 TI 2  10 log
I2 r I 0 r22
 1
2 I1  r1 
2

I1 r 2
TI 2  10 log  10 log  
I0  r2 
2 r1
r TI 2  TI 1  20 log
I2  I11
2
r2

r 2 TI 2  TI 1  20 log
r2
r1
 Pelayangan Bunyi:
adalah: interferensi yang terjadi akibat
superposisi dua buah gelombang dengan frekuensi
yang sedikit berbeda dan merambat dalam arah
yang sama sehingga menghasilkan kenyaringan
bunyi yang berubah-ubah secara periodik.
Satu layangan bunyi terdiri dari: dua bunyi keras
atau dua bunyi lemah yang terjadi secara
berurutan.
1 layangan: keras–lemah-keras atau
lemah-keras-lemah
Frekuensi pelayangan dirumuskan:

fp = f1 – f2

dengan:
fp = frekuensi pelayangan (banyak
layangan/sekon)
f1 = frekuensi gelombang 1 (Hz)
f2 = frekuensi gelombang 2 (Hz)
Contoh:
 Dua buah senar yang indentik memberikan nada dasar
dengan frekuensi 400 Hz. Bila tegangan salah satu dawai
ditambah 2 % , berapa frekuensi pelayangan yang
terjadi ?
 Diket:

f1 = 400 Hz; F1 = F
F2 = 102 %F = 1,02F
 Ditanya: fp
 Jawab:
f2 1,02 F
dari pers:   1,01
f1 F
l F f 2  1,01 f1  1,01400  404 Hz
f 
2l 
Maka:
Diperoleh: fp = f1 – f2
= 400 – 404
f2 F2 = 4 Hz

f1 F1
Efek Doppler
Efek Doppler terjadi saat terdapat gerak relatif
antara sumber dan detektor/pengamat.

Efek Doppler: perubahan frekuensi (bertambah atau berkurang)


yang disebabkan oleh gerak dari sumber dan/atau detektor

Untuk pembahasan berikut, laju diukur relatif terhadap


udara, medium tempat menjalarnya gelombang bunyi

Klakson mobil:
Efek Doppler

Secara umum dengan:


dirumuaskan: fp = frekuensi yang
diterima pendengar
v  vp fs = frekuensi sumber bunyi
fp  fs
v  vs v = cepat rambat bunyi
atau vs= kecepatan sumber
fp fs bunyi

v  v p v  vs vp = kecepatan
pendengar
bila terdapat angin yang berhembus dengan kecepatan
va, maka efek doppler dirumuskan:

v  va   v p
fp  fs
v  va   vs
Detektor Bergerak, Sumber Diam
Frekuensi yang terdeteksi oleh telinga adalah frekuensi
(rate) detektor mengintercept gelombang. Frekuensi (rate)
tersebut berubah jika detektor bergerak relatif terhadap
sumber.
Contoh: Dua mobil bergerak dengan laju v1 dan v2

Bagi orang yang duduk di mobil 1, dia melihat laju


mobil 2 relatif terhadapnya v2 - v1.
Detektor Bergerak, Sumber
Diam
Jika detektor diam :
Dibagi dengan l untuk
Jarak tempuh bunyi mendapatkan jumlah
dalam waktu t perioda dalam waktu t
vt
 v
Perioda dalam satu f 
satuan waktu: t 
frekuensi

Jika detektor bergerak mendekati


sumber: jumlah perioda yang
mencapai detektor bertambah. Atau:
vt  vD t 
f    v  v D 
t 
Detektor Bergerak, Sumber Diam
Jika detektor bergerak mendekati sumber:

f 
v  vD 
f
vD adalah LAJU,
selalu positif
v
Secara umum:

f 
v  vD 
f
+ : mendekati S
-: menjauhi S
v
Sumber Bergerak, Detektor Diam
Sumber diam:
Jarak antara dua v
wavefront dengan   vT f
perioda T 

Jika sumber bergerak mendekati


detektor : gelombang
termampatkan. Atau:
v
 vT  vS T f 


f  f

Sumber Bergerak, Detektor Diam
Sumber Bergerak, Detektor Diam

  vT  vT  vS T f   f

Jika sumber bergerak mendekati detektor :

v
f  f vS adalah LAJU,
v  vS  selalu positif

Secara umum:

v -: mendekati D
f  f +: menjauhi D

 v  S
v
Efek Doppler secara umum
Secara umum
+ : mendekati S -: menjauhi S

f 
v  vD 
f
  v v

S 
+: menjauhi D -: mendekati D

Semua laju diukur relatif terhadap medium


propagasi: udara
Laju Supersonik v
f  f
v  vS 

Jika vS>v, persamaan Doppler tidak lagi berlaku:

Laju Supersonik
Wavefront berbentuk Kerucut Mach (Mach Cone)

Gelombang Kejut (Shock Wave) akan dihasilkan:


perubahan besar (abrupt) dari tekanan udara
Supersonik

Laju sumber = Laju bunyi Laju sumber > Laju bunyi


(Mach 1 - sound barrier ) (Mach 1.4 - supersonik )
Peluru dengan Mach 1.01
Menembus Sound Barrier
F-18 – tepat saat
mencapai supersonik
Peluru (Mach 2.45)
Gelombang Kejut
T-38 Talon
twin-engine, high-altitude,
supersonic jet trainer

Sonic Boom:
Gelombang Kejut dan Sonic Boom

Anda mungkin juga menyukai