1
PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA bangunan merupakan tanah sedang. Dengan
demikian, dari hasil Ss dan S1 dan kategori tanah
PERHITUNGAN STRUKTUR SD, dapat diperoleh Nilai Fa = 1.012 dan Fv =
1.553. Nilai SMS = 1.234 g dan SM1 = 0.694 g.
Gambaran Umum Nilai SDS = 0.823 g dan SD1 = 0.462 g
Gedung Apartemen Bumijo Respon Spektrum Desain
Alamat Lokasi : Jl. Bumijo Tengah, Yogyakarta Sebelum membuat grafik respon spectrum desain,
perlu dihitung terlebih dahulu nilai batasan periode
Perusahaan : PT. SAYANA REVATA T0 dan Ts
BUMIJO
To = 0.2 S D1/ SDS = 0.2 x 0.462/0.823 = 0.112 detik
Jumlah Lantai : 13 Lantai + 1 Lantai Atap
Ts = S D1/ SDS = 0.462/0.823 = 0.562 detik
Ketinggian : ± 42 m
Setelah itu dapat dibuat grafik respon spectrum
Kriteria Desain Material
Periode Getar Struktur
Standar desain yang digunakan dalam perencanaan
struktur apartemen ini yaitu Tata Cara Perhitungan Nilai T arah x (Tx) dan nilai T arah y (Ty) didapat
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03- dari hasil output pada Etabs, sehingga didapat nilai
2847-2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Ty = 1.062 detik dan nilai Tx = 0.982 detik.
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Menurut SNI 1726 : 2012, periode fundamental
Gedung (SNI 1726-2012), dan Peraturan pendekatan, Ta untuk struktur dengan ketinggian
Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987. lebih dari 12 tingkat dapat ditentukan dengan
persamaan :
- Mutu Beton Rencana (fc’)
Tulangan Ulir (Fy) : 400 MPa Hasil analisa menunjukkan bahwa untuk arah X,
nilai Ta = 0.0488 x 420.75 = 0.8051 detik dan arah
Tulangan Polos (Fy): 240 MPa Y, nilai Ta = 0.0488 x 420.75 = 0.8051 detik,
sehingga arah X, Tmax ijin = Cu Ta = 1.40 x 0.8051 =
Perhitungan gempa 1.1275 detik, dan arah Y, Tmax ijin = Cu Ta = 1.40 x
0.8051 = 1.1275 detik. Dengan demikian arah X
Beban gempa yang diperhitungkan pada dan arah Y, nilai Tc > Cu Ta, maka gunakan T =
perencanaan ini mengacu pada peraturan SNI 1726- Cu Ta = 1.1272 detik.
2012. Kategori Resiko Bangunan dan Faktor
Keutamaan ( Ie ) ditentukan berdasarkan jenis Geser Dasar Seismik
pemanfaatan bangunan tersebut. Gedung apartemen
ini termasuk Kategori Resiko II dan nilai Faktor Geser dasar seismic (V) dalam arah yang ditetapkan
Keutamaan (Ie) adalah 1,0. Nilai Ss dan S1 dapat harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut
ditentukan dari Peta Gempa Indonesia 2010. Untuk ini : V = Cs x W, karena nilai Csx dan Csy =
Wilayah Yogyakarta didapat nilai Ss = 1.219 g dan 0.0586 g, maka didapat nilai Vx dan Vy :
S1 = 0.447 g
0.0586 16,552,543 kg
Penentuan Jenis Tanah 969,223.26 kg
Berdasarkan hasil tes boring tanah, diperoleh nilai Distribusi Vertikal Gaya Gempa
NSP-T tanah rata untuk kedalaman 31.5 meter
dengan Nilai hasil Test Penetrasi Standar Rata-Rata Gaya gempa lateral yang timbul di semua tingkat
46.28 (15 sampai 50), maka tanah di bawah harus ditentukan dari persamaan berikut :
Setelah diperoleh nilai factor skala, kemudian nilai
tersebut diinput pada program Etabs dengan
mengalikan nilai factor skala tersebut dengan factor
∑ skala awal yaitu Ie/R x 9.81 m/s2, kemudian
dilakukan analisa struktur kembali dan perhatikan
Beban-beban gempa yang terjadi di tiap lantai nilai Gaya Geser Dasar Dinamik yang baru
tersebut, kemudian didistribusikan ke setiap joint Tabel 2 Perbandingan Gaya Geser Dasar Statik
dan dianalisa menggunakan ETABS 9. Ekivalen dan Dinamik setelah diberi Faktor Skala
Kontrol Hasil Nilai Gaya Gempa Lateral Tiap Statik Ekivalen Dinamik
Tingkat ( FiX dan FiY ) (0,85V)
Vx 823,839.77kg 1,330,791.00 kg
apabila kombinasi respons untuk geser dasar ragam
(Vt) lebih kecil 85% dari geser dasar yang dihitung 823,839.77kg 1,341,135.59 kg
Vy
(V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan factor skala Cek Persyaratan : 85% Vstatik < V dinamik
0.85V/Vt. Jika dinyatakan dalam persamaan maka:
0.85 Vx = 823,839.77 kg < 1,330,791.00 kg… OK
1
Nilai gaya geser dasar statik ekivalen nominal Vy = 823,839.77 kg < 1,341,135.59 kg … OK
adalah:
& 0.85 0.85 969,223.26 kg Faktor Pembesaran Torsi
823,839.77
703,951.37 709,423.37
Arah X
823,839.77
1
703,951.37
1.170 1
Arah Y
823,839.77
1
709,423.37
1.161 1
Tabel 4 Perhitungan Faktor Pembesaran Torsi Simpangan Antar Lantai
Akibat Gempa Arah Y
Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) harus
ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
Cek As minimum :
√ .
. 500 640.5
.
1153.29 mm2
. .
. 500 640.5 1120.875 mm2
1153.29 mm2
Mu = 127.129 kN-m < ½ ϕMn = ½ 332.264 =
. . 166.132 kN-m
. 500 640.5 1120.875 mm
As = 1459.45 mm2 > As, min =1153.29 mm2 … Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 166.132
syarat tulangan minimum terpenuhi kN-m
jumlah tulangan yang digunakan 6D19,As= 1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
2 2
1701.17 mm > As,min = 1459.45 mm Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
. .
48.226 mm2
. . . . . j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
2. Cek momen nominal actual
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm
. As. fy. . ^
2 953.60 mm2
. .
48.225
0.8 1701.17 400 640.5 Cek As minimum :
2
√ . e. Kondisi 5, tengah bentang, momen positif
. 500 640.5
.
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
. .
penampang masih bersifat underreinforced 40.188 mm2
. . . . .
40.188 600
0.063 1
640.5 600 2. Cek momen nominal actual
600
0.83 0.498 . As. fy.
600 400 2
OK, penampang masih bersifat underreinforced 40.188
0.8 1417.64 400 640.5
2
= 281444610.293 Nmm =
281.44 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan √ .
. 500 640.5
.
1417.64
0.004 1153.29mm2
500 640.5
0.85 600
. .
600 . 500 640.5 1120.875 mm2
0.85 33.2 600
0.83 0.035 As = 476.425 mm2 < As, min = 1153.29 mm2 …
400 600 400
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026 syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
. .
40.188 mm2
. . . . .
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced 6. Cek momen nominal actual
40.188 600
0.063 1 . As. fy.
640.5 600 2
600 40.188
0.83 0.498 0.8 1417.64 400 640.5
600 400 2
OK, penampang masih bersifat underreinforced
= 281444610.293 Nmm =
f. Kondisi 6, tengah bentang, momen negatif 281.44 kNm > Mu … OK
5. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur 8. Cek apakah tulangan yang digunakan
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 – penampang masih bersifat underreinforced
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm 40.188 600
0.063 1
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor 640.5 600
reduksi momen) 600
0.83 0.498
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm 600 400
. ^ OK, penampang masih bersifat underreinforced
481.51 mm2
. .
Cek As minimum :
4.7.3 Perhitungan Tulangan Geser As. 1.25. fy
2
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan
50.224
bahwa : Geser rencana akibat gempa pada balok 1417.64 1.25 500 640.5
2
dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis 436.20
terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan
tulangan lentur balok mencapai 1.25fy dan factor Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) >
reduksi kuat lentur ϕ =1 0.5 total geser (akibat Mpr + beban gravitasi)
2. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok Dengan memakai tulangan geser 4Ø10 (Av=314.16
bila struktur bergoyang ke kanan mm2), diperoleh s sebesar
. . . .
. . . . . . . .
. ,
.
.
pakai s = 150 mm
As. 1.25. fy Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar
2
50.24 dari Vsmax (Pasal 13.5.6.(9))
1417.64 1.25 400 640.5
2
′ .
436.20
√ . . .
3. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok
bila struktur bergoyang ke kiri .
. . . . 399.38 …
. . . . .
′ . √ . . .
.
As. 1.25. fy .
2
399.38 …
60.28
1701.17 1.25 400 640.5 Syarat pemasangan begel sepanjang sendi plastis
2
519.16 (pasal 23.3.3.(2))
Cek As minimum :
h. Kondisi 3, momen negatif tumpuan kiri
√ .
. 300 392
.
Mu = -2.025 kN-m
423.50 mm2
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
. .
. 300 390.5 411.6 mm 2
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
As = 341.92 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
reduksi momen)
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As= Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm
.
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2 18.99 mm2
. .
. . Cek As minimum :
28.5 mm2
. . . . .
√ .
. 300 392
.
2. Cek momen nominal actual
423.50mm2
. As. fy.
2 . .
. 300 390.5 411.6 mm2
0.8 603.185 400 392
reduksi momen)
2. Cek momen nominal actual
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm
. As. fy. .
2 341.92 mm2
. .
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026 603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 36.457 kN- Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
28.5 600
0.073 1 2. Cek momen nominal actual
392 600
600 . As. fy.
0.83 0.498 2
600 400
OK, penampang masih bersifat underreinforced 0.8 603.185 400 392
28.5
6. Kondisi 5, tengah bentang, momen positif
2
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga = 72.913 kNm > Mu … OK
mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat 3. Cek rasio tulangan
603.185
lentur positif pada setiap penampang disepanjang 0.005
300 392
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
0.85 600
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom 600
tersebut 0.85 33.2 600
0.83
400 600 400
Mu = 3.645 kN-m > ¼ ϕMn = ¼ x 72.913
terbesar
0.035
kNm = 18.228 kN-m
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
maka digunakan 18.228 kN-m
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm 4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor masih bersifat underreinforced
reduksi momen) 28.5 600
0.073 1
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm 392 600
. 600
170.96 mm2 0.83 0.498
. . 600 400
Cek As minimum : OK, penampang masih bersifat underreinforced
√ .
. 300 392
. 7. Kondisi 6, tengah bentang, momen negatif
423.50 mm2
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga
.
. mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
. lentur positif pada setiap penampang disepanjang
300 390.5 411.6 mm2
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
As = 170.96 mm2 < As, min = 423.50 mm2 … terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur 4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
Cek As minimum :
4.8.4 Perhitungan Tulangan Geser
√ .
. 300 392 SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan
.
603.1858 1.25 400 392 Dipakai s = 50 mm, dengan hoop pertama 2Ø10
mm dipasang 50mm dari muka kolom di kedua
28.50
112.85 ujung balok dan seterusnya untuk sepanjang 2h =
2
900 mm dari muka kolom dipasang 2Ø10 mm
Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) > dengan s = 50 mm.
0.5 total geser (akibat Mpr + beban gravitasi) maka
Vc = 0 Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2h)
mengikuti pasal 23.3.3.4
Dalam hal ini gaya geser akibat gempa saja
Pada jarak 2h = 900 mm dari muka kolom nilai
= 128.97 kN < 0.5 x 281.53 kN Vu= 5.718 kN
Dengan memakai tulangan geser 2Ø10 (Av=157.08 Av. Fy. d 157.08 x 400 x 392
mm2), diperoleh s sebesar s
Vs 7.620x10
3230.6 mm
. . .
. , pakai
.
Smax menurut Pasal 13.5.4.1 dan 23.3.3.4 harus
s = 50 mm
diambil yang lebih kecil dari
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar
dari Vsmax (Pasal 13.5.6.(9)) Smax = d/2 = 392/2 = 196 mm
Jadi dipasang begel 2Ø10 – 200 mm ditengah Ec.I g 28723.88 1.43 1010
EI k 5 5 1.095 1014 Nmm 2
bentang 1 βd 1 0,5
h 800 mm Sumbu X
ELk ELk
u 3000 mm
ΨA
lk lk
Elb Elb
1 3 1
Ig bh 800 8003 3.413x1010 mm 4 lB lB
12 12
2.6141014 1,5331014
Maka:
3000 3000
ΨA 3.88
Ec.I g 28723.88 3.413 x1010 1.0951014 1.0951014
EI k 2.5 2 .5 2.614 1014 Nmm 2 5300 7300
1 βd 1 0,5
Sisi bawah kolom yang ditinjau:
b. Kolom atas C21 (K2-700 x 700)
b 700 mm Ψ B 0 Karena terjepit penuh pada pondasi
h 700 mm Dari grafik nomogram panjang efektif kolom
1 1
Ig bh 3 700 700 3 2,00083x1010 mm 4
12 12 D. Menentukan Angka Kelangsingan Kolom
. .
Dengan s memenuhi ketentuan berikut :
4880190
. a. 1/4 cross section dimensi kolom = 800/4
400 717.5 82.5
b. 6 kali diameter tulangan longitudinal = 6 x 25
5085.50
c. < 100 mm
G. Kontrol luas tulangan :
Sehingga s diambil = 100 mm
Ast = As + As’ = 5085.50 + 5085.50 = 10171 mm2
Ash min diperoleh sesuai pasal 23.4.4.1, dengan
Ast min = 1% . Ag = 0.01 x (800x800) = 6400 mm2
asumsi s= 100 mm, fyh = 400 MPa, selimut beton =
Direncanakan :
60 mm dan Øs = 13 mm
As = As’ = 14D25 = 6872.234 mm2
A sh sh f' c A g 100 (800 2 x60 20) x37.35 640000
0,3 c 1 0,3 1 710.102 mm 2
Ast = 6872.234 mm2 = 1.074% . Ag f A (800 - 2x60)
2
s yh ch 400
s f yh 400
4.9.1 Kuat Kolom
Untuk memenuhi pasal 23.4.4.3 dipasang Ash
kurang dari gaya geser terfaktor hasil analisis 1581.478 kN > 415.37 kN (ok)
struktur dengan menggunakan Etabs.
Berarti Ash sudah terpasang berdasarkan
Dari diagram interaksi P-M pada setelah dimasukan
persyaratan (pasal 23.4.4(1)) di lo sudah cukup
beban aksial terfaktor sebesar Pu setelah ditarik
garis tegak lurus didapatkan kuat momen menahan geser
maksimum, Mpr sebesar 1591.3 kNm.
Dengan sisa panjang kolom harus tetap dipasang
Karena Mpr diatas dan dibawah kolom sama, maka
tulangan transversal :
:
Mu kolom = 1591.3 kNm S = 6 db tul.memanjang = 6 x 25 = 150 mm
M ut M ub 1591.3 1591.3
Ve 1383.74kN = 150 mm
n 2.3
Jadi dipasang begel 6D13-150 mm ditengah
bentang
M prt M pr 519.16 436.20
Vu 415.37 kN
n 2.3 4.9.4 Persyaratan Kapasitas (Strong
Column Weak Beam)
Nilai Ve > Vu … Ok tapi jelas lebih besar dari hasil
Maka Vc diambil sesuai Pasal 13.3.1(2) Σ = jumlah momen nominal terendah yang
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom
Σ = jumlah momen nominal dari balok-balok
yang bertemu di HBK
= jumlah momen nominal terendah yang plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
6D19 seperti berikut:
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom Ts Ts1 1.25 x As x Fy 1.25 x 1701.172x400 850.586kN
Cc1 = Ts1= 850.586 kN
= jumlah momen nominal dari balok-balok
b.Kondisi 2 (Bagian kanan)
yang bertemu di HBK
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
Kol 1 = 1591.32 kN m Bal 1 = 335.546 kN m
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
Kol 2 = 1716.43 kN m
5D19 seperti berikut:
Ts T2 1.25 x As x Fy 1.25 x 1417.644x 400 708.822kN
adalah:
M pr M pr 519 .16 435 .20
5088.85 kN m > 503.32 kN m (Ok) Mu 477 .18kNm
2 2
Sehingga Ve :
2 xMu 2 x 477.18 tidak boleh diambil lebih kecil daripada 8db, 150
Ve 340.843kN
l 2.8 mm, dan nilai yang ditentukan oleh persamaan 126
Dengan hasil perhitungan diatas, maka gaya berikut ini,
gesernya adalah :
Ldh =
, √′
Vx-x = T1 + T2 - Ve = 850.586 + 708.822 – 340.843
untuk diameter tulangan sebesar 10 mm hingga 36
= 1218.565 kN
mm.
Untuk HBK yang terkekang pada keempat sisinya
Untuk beton ringan, panjang penyaluran tulangan
berlaku kuat geser nominal tarik dengan kait standar 90° tidak boleh diambil
Vc 0.75 x1.7 xAgx fc 0.75 x1.7 x (800 x800 ) x 37.35 4986 .955 kN (Vx - x ) 1218 .565 kN (OK )
lebih kecil daripada 10db, 190 mm, dan 1,25 kali
nilai yang ditentukan persamaan 126. Kait standar
4.10.1 Tinjauan Hubungan Balok-Kolom Tepi
90° harus ditempatkan di dalam inti terkekang
Kuat geser HBK tepi diperiksa hanya dikekang oleh
kolom atau komponen batas.
3 balok sehingga sesuai pasal 23.5.2.2, tulangan
Ldh =
transversal di ujung kolom perlu dipasang dalam , √′
= 150 – 20 – 0,5 x 13
= 123.5 mm 9. Jarak antar tulangan
0,25 π P 2 b 0,25 π 132 1000
dy = h – p – P – 0,5 x P s 307.1 ~ 300mm
As 432.25
Baja tulangan vertical dan horizontal masing- pasangan tulangan yang diperlukan permeter adalah
Dimana:
0.75 4505.23 3378.923 kN
2032.717 kN Ok
H 3000
Ratio = 0.619
L 4850 Kuat Geser Nominal Maksimum :
5 5
1697500 x √33.2
, 1.5 6 6
8150.75 kN
, , 1.5 2
, 2 , kuat geser nominal dibawah batas atas kuat
geser nominal maksimum
Karena H/L < 1.5 , maka αc = ¼ = 0.25
4.12.4 Desain Tulangan Komponen Batas Perhitungan tulangan Boundary Element pada
(Boundary Element) Lantai 1 :
lw 4850
1154.76
u 600 0,007
600
hw
c = 1450 mm > 1154.76 mm maka panel tersebut Maka boundary element atau tulangan komponen
harus diberi Boundary Element. batas harus dipasang minimal sejauh 965 mm,
diambil jarak pakai 1000 mm dari sisi masing-
Boundary element harus dipasang secara horizontal
masing serat tekan terluar. Direncanakan tulangan
tidak kurang daripada :
longitudinal komponen batas 13 D13 – 250 dengan
c 1450
725
2 2
AS
terpasang
bd
2 13 132 .73
terpasang
350 1000
terpasang 0,00986
s hc f 'c Ag s hc f 'c
Ash 0,3 1
Ash 0,09
A
f yh ch f
yh
100 (350 2 x 40) 33.2 1000 350
Ash 0,3 1 100 (350 2 x 40) 33.2
400 1000 40 350 80 Ash 0,09
Ash 235.51 400
Ash 201 .69
Jumlah tulangan = 1000/100 = 10, maka dipasang menahan beban lateral seperti beban gempa.
Kedua sistem tersebut digabungkan dan
10 D10 – 100.Luas pakai 10 D10 – 100, Av = 785.4
didisain terhadap beban gempa dengan metode
mm2> 235.51 mm2…….OK. analisis dinamik spektrum respons
3. Kombinasi pembebanan struktur yang
Untuk penulangan komponen batas atau Boundary digunakan adalah kombinasi beban untuk
metoda ultimit, seperti: struktur, komponen-
Element pada lantai berikutnya disamakan dengan elemen struktur, dan elemen-elemen pondasi
perhitungan di atas pada lantai 1 karena tulangan harus dirancang sedemikian hingga kuat
rencananya sama atau melebihi pengaruh
boundary dipasang menerus dari dasar sampai beban-beban terfaktor sesuai dengan SNI 03-
lantai atap. 1726-2012. Metode tersebut
mengkombinasikan beban-beban yang bekerja
pada struktur dengan faktor beban, sehingga
KESIMPULAN diperoleh suatu nilai keamanan dalam
Hasil perencanaan struktur gedung bertingkat tinggi perencanaan struktur tersebut
yang telah dibahas dapat disimpulkan sebagai 4. Perencanaan struktur ini didisain menggunakan
berikut: Sistem Rangka Gedung dengan menggunakan
1. Mendapatkan struktur yang kokoh, kuat, aman, konfigurasi kerutuhan struktur Sistem Ganda
dan ekonomis diperlukan suatu perencanaan dengan Rangka Pemikul Momen Khusus
struktur yang baik dan benar dengan menggunakan konsep disain kapasitas
menggunakan standar teknis dan peraturan (capacity design), sehingga menghasilkan
perencanaan struktur yang berlaku perilaku struktur strong column-weak beam
2. Perencanaan dan perhitungan analisis struktur
tahan gempa sesuai dengan peraturan SNI 03- DAFTAR PUSTAKA
1726-2012, seluruh elemen pada gedung dapat Badan Standardisasi Nasional. 1989. Perencanaan
dibentuk menjadi suatu kesatuan sistem Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,
struktur. Pelat lantai dan balok berfungsi untuk SNI 1727-1989. Bandung: BSN.
menahan beban gravitasi dan menyalurkan ke Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara
kolom, sementara kolom berfungsi untuk Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung,SNI 03-2847-2002.
Bandung: BSN.
Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung, SNI 03-1726-2012. Bandung:
BSN.
Dewobroto, Wiryanto. 2007. Aplikasi Rekayasa
Kontruksi dengan SAP 2000. Jakarta:
Penerbit Elex Media Komputindo.
Kusuma, Gideon. 1995. Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri
Beton 4. Jakarta: Erlangga.