Anda di halaman 1dari 27

Membuat Perencanaan Struktur Desain Seismik tipe D dengan tingkat resiko

Gedung Bertingkat Yang Meliputi kegempaan tinggi, sehingga dalam perencanaannya


digunakan metode system rangka gedung dengan
Perencanaan Struktur Balok dan konfigurasi struktur Sistem Rangka Pemikul
Kolom, sesuai SNI 03-2847-2002 dan Momen Khusus (SRPMK). System SRPMK ini
SNI 03-1726-2012 Dengan didesain agar bangunan tidak roboh saat terjadi
Menggunakan Program Etabs gempa yang melebihi gempa yang telah di desain,
oleh karena itu model SRPMK ini dirancang agar
memenuhi syarat kolom kuat balok lemah. Adapun
ADHY SURYANA pemodelan yang dibuat, dilakukan dengan
menggunakan bantuan software ETABS. Selain itu,
ABSTRAK juga digunakan beberapa macam software
pendukung lain seperti Auto Cad, dan PCA COL.
Perhitungan analisis struktur Gedung
Apartemen Bumijo terhadap beban gempa Beberapa item pekerjaan yang
mengacu pada SNI Beton 03-2847-2002 dan Tata diperhitungkan meliputi secara keseluruhan
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk pekerjaan struktur. Elemen struktur meliputi :
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI Balok, Kolom, Shearwall, Pelat Lantai, HBK. Hasil
1726-2012), dimana analisis beban gempa struktur analisis menunjukkan bahwa struktur apartemen
gedung bertingkat tinggi dilakukan dengan Metode aman dan mampu dipertanggungjawabkan secara
Analisis Dinamik Spektrum Respons. Gedung analitis.
Apartemen Bumijo termasuk ke dalam Kriteria
Methode (SRMF). The SRMF system makes the
ABSTRACT building didn’t fall into pieces when the earthquake
happen and the loads exceed the planned. So, this
Structure analysis calculation of Bumijo SRMF model was planned for fullfil the
Apartment Building toward earthquake loads, refer requirement of strong column weak beams. The
to SNI Beton 03-2847-2002 and Procedure of model was made by ETABS , and some of support
Earthquake Resistance Planning for Building and software such as AutoCAD and PCA COL.
Non Building Structure (SNI 1726-2012), Dynamic
Spectrum Response Analysis Methode used to Some of works item has been count
make calculation of Earthquake Load Analysis of involving all of structure works. Those element
high rise building structure. The Bumijo Apartment such as beam, Column, Shearwall, Floor Plate,
Building belong to Seismic Design Criteria Type D HBK. The analysis result showed that the structure
with high level of risk seismicity, so the analysis of the apartment safe and able to be accounted for
used building frame system methode with analytically.
configuration of Special Moment Resisting Frame

PENDAHULUAN memenuhi apa yang menjadi tujuan perencanaan


Latar Belakang struktur.
Bertambahnya jumlah penduduk di kota-kota besar
di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kegiatan Maksud dan Tujuan
pembangunan, dengan bertambahnya jumlah
penduduk maka diperlukan sarana untuk Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini
melaksanakan kegiatan atau aktifitas mereka. adalah merencanakan gedung bertingkat di daerah
Sarana utama yang digunakan sebagai kebutuhan zona gempa Yogyakarta berdasarkan Tata Cara
seperti tepat tinggal, area perkantoran, rumah sakit, Perhitungan Perencanaan Gempa Untuk Struktur
pasar , terminal dan bandara dan lain-lain. Bangunan Gedung dan Non-Gedung (SNI 03-1726-
2012). dan peraturan-peraturan yang berlaku di
Semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka Indonesia dengan tujuan mendapatkan desain
kebutuhan rumah tinggal atau hunian semakin gedung yang kuat, aman & efisien.
besar. Dengan adanya keterbatasan lahan, maka
pembangunan tempat tinggal vertical seperti
apartemen atau rumah susun menjadi salah satu
solusi yang dapat diambil.

Untuk menjaga agar tidak adanya kekhawatiran


oleh para pengguna gedung, maka struktur
bangunan harus direncanakan dengan baik sesuai
standart atau peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia agar bangunan yang direncanakan dapat

1
PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA bangunan merupakan tanah sedang. Dengan
demikian, dari hasil Ss dan S1 dan kategori tanah
PERHITUNGAN STRUKTUR SD, dapat diperoleh Nilai Fa = 1.012 dan Fv =
1.553. Nilai SMS = 1.234 g dan SM1 = 0.694 g.
Gambaran Umum Nilai SDS = 0.823 g dan SD1 = 0.462 g
Gedung Apartemen Bumijo Respon Spektrum Desain
Alamat Lokasi : Jl. Bumijo Tengah, Yogyakarta Sebelum membuat grafik respon spectrum desain,
perlu dihitung terlebih dahulu nilai batasan periode
Perusahaan : PT. SAYANA REVATA T0 dan Ts
BUMIJO
To = 0.2 S D1/ SDS = 0.2 x 0.462/0.823 = 0.112 detik
Jumlah Lantai : 13 Lantai + 1 Lantai Atap
Ts = S D1/ SDS = 0.462/0.823 = 0.562 detik
Ketinggian : ± 42 m
Setelah itu dapat dibuat grafik respon spectrum
Kriteria Desain Material
Periode Getar Struktur
Standar desain yang digunakan dalam perencanaan
struktur apartemen ini yaitu Tata Cara Perhitungan Nilai T arah x (Tx) dan nilai T arah y (Ty) didapat
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03- dari hasil output pada Etabs, sehingga didapat nilai
2847-2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Ty = 1.062 detik dan nilai Tx = 0.982 detik.
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Menurut SNI 1726 : 2012, periode fundamental
Gedung (SNI 1726-2012), dan Peraturan pendekatan, Ta untuk struktur dengan ketinggian
Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987. lebih dari 12 tingkat dapat ditentukan dengan
persamaan :
- Mutu Beton Rencana (fc’)

Kolom : fc’ 37.35 MPa


Nilai koefisien Ct dan x untuk arah X dan Y
Pelat : fc’ 29.05 MPa ditentukan oleh system struktur yang menahan gaya
gempa di arah tersebut. Sistem struktur yang
Balok & Dinding Geser : fc’ 33.2 MPa
digunakan adalah system dinding geser, sehingga
ᵧbeton : 2400 kg/m³ nilai Ct dan x yang digunakan adalah nilai Ct dan x
untuk system struktur lainnya yaitu sebesar Ct =
- Mutu Tulangan (Fy) 0.0488 dan x = 0.75.

Tulangan Ulir (Fy) : 400 MPa Hasil analisa menunjukkan bahwa untuk arah X,
nilai Ta = 0.0488 x 420.75 = 0.8051 detik dan arah
Tulangan Polos (Fy): 240 MPa Y, nilai Ta = 0.0488 x 420.75 = 0.8051 detik,
sehingga arah X, Tmax ijin = Cu Ta = 1.40 x 0.8051 =
Perhitungan gempa 1.1275 detik, dan arah Y, Tmax ijin = Cu Ta = 1.40 x
0.8051 = 1.1275 detik. Dengan demikian arah X
Beban gempa yang diperhitungkan pada dan arah Y, nilai Tc > Cu Ta, maka gunakan T =
perencanaan ini mengacu pada peraturan SNI 1726- Cu Ta = 1.1272 detik.
2012. Kategori Resiko Bangunan dan Faktor
Keutamaan ( Ie ) ditentukan berdasarkan jenis Geser Dasar Seismik
pemanfaatan bangunan tersebut. Gedung apartemen
ini termasuk Kategori Resiko II dan nilai Faktor Geser dasar seismic (V) dalam arah yang ditetapkan
Keutamaan (Ie) adalah 1,0. Nilai Ss dan S1 dapat harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut
ditentukan dari Peta Gempa Indonesia 2010. Untuk ini : V = Cs x W, karena nilai Csx dan Csy =
Wilayah Yogyakarta didapat nilai Ss = 1.219 g dan 0.0586 g, maka didapat nilai Vx dan Vy :
S1 = 0.447 g
0.0586 16,552,543 kg
Penentuan Jenis Tanah 969,223.26 kg

Berdasarkan hasil tes boring tanah, diperoleh nilai Distribusi Vertikal Gaya Gempa
NSP-T tanah rata untuk kedalaman 31.5 meter
dengan Nilai hasil Test Penetrasi Standar Rata-Rata Gaya gempa lateral yang timbul di semua tingkat
46.28 (15 sampai 50), maka tanah di bawah harus ditentukan dari persamaan berikut :
Setelah diperoleh nilai factor skala, kemudian nilai
tersebut diinput pada program Etabs dengan
mengalikan nilai factor skala tersebut dengan factor
∑ skala awal yaitu Ie/R x 9.81 m/s2, kemudian
dilakukan analisa struktur kembali dan perhatikan
Beban-beban gempa yang terjadi di tiap lantai nilai Gaya Geser Dasar Dinamik yang baru
tersebut, kemudian didistribusikan ke setiap joint Tabel 2 Perbandingan Gaya Geser Dasar Statik
dan dianalisa menggunakan ETABS 9. Ekivalen dan Dinamik setelah diberi Faktor Skala

Kontrol Hasil Nilai Gaya Gempa Lateral Tiap Statik Ekivalen Dinamik
Tingkat ( FiX dan FiY ) (0,85V)
Vx 823,839.77kg 1,330,791.00 kg
apabila kombinasi respons untuk geser dasar ragam
(Vt) lebih kecil 85% dari geser dasar yang dihitung 823,839.77kg 1,341,135.59 kg
Vy
(V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan factor skala Cek Persyaratan : 85% Vstatik < V dinamik
0.85V/Vt. Jika dinyatakan dalam persamaan maka:
0.85 Vx = 823,839.77 kg < 1,330,791.00 kg… OK
1
Nilai gaya geser dasar statik ekivalen nominal Vy = 823,839.77 kg < 1,341,135.59 kg … OK
adalah:
& 0.85 0.85 969,223.26 kg Faktor Pembesaran Torsi
823,839.77

Dari hasil analisi menggunakan program Etabs


didapatkan nilai gaya geser dasar dinamik sebagai
berikut :

703,951.37 709,423.37

Tabel 1 Perbandingan Gaya Geser Dasar Statik


Ekivalen dan Dinamik

Statik Ekivalen Dinamik


(0,85V)
Gambar 1 Faktor pembesaran torsi Ax
Vx 823,839.77kg 703,951.37 kg
Faktor pembesaran torsi tidak disyaratkan melebihi
823,839.77kg 709,423.37 kg 3.0 dan apabila hasilnya lebih kecil dari 1.0 maka
Vy
nilai factor pembesaran torsi yang diambil adalah
Berdasarkan Tabel 1 karena gaya geser dasar statik 1.0
ekivalen lebih besar dari pada gaya geser dasar
dinamik, maka gaya perlu dikalikan faktor skala Tabel 3 Perhitungan Faktor Pembesaran Torsi
Akibat Gempa Arah X
Faktor Skala :

 Arah X

823,839.77
1
703,951.37
1.170 1

 Arah Y
823,839.77
1
709,423.37
1.161 1
Tabel 4 Perhitungan Faktor Pembesaran Torsi Simpangan Antar Lantai
Akibat Gempa Arah Y
Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) harus
ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :

Nilai factor pembesaran defleksi (Cd) untuh arah X


dan arah Y adalah 5.5, nilai factor keutamaan
gempa (Ie) adalah 1.0. Jenis struktur yang dipakai
termasuk jenis semua struktur lainnya dan struktur
termasuk kategori II sehingga simpangan antar
lantai ijin (Δa) yang digunakan adalah 0.020hsx.
system penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya
rangka momen pada struktur yang dirancang untuk
kategori desain seismic D, E, atau F, simpangan
Berdasarkan perhitungan factor pembesaran torsi antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi
untuk ketiga jenis tanah diatas maka dapat (Δa/ρ) untuk semua tingkat. Nilai ρ yang digunakan
disimpulkan bahwa : dalam analisa bangunan ini adalah 1.3
Tabel 5 Perhitungan Batas Simpangan Antar Lantai
 Bangunan tanpa ketidakberaturan torsi Tingkat
karna δ max < 1.2δrata-rata
 Nilai Ax dan Ay adalah 1.0

Perhitungan nilai titik eksentrisitas rencana adalah


sebagai berikut :
Perhitungan Balok
Menghitung Titik Eksentrisitas Rencana
Perhitungan Tulangan Utama
Rumus untuk menghitung titik eksentrisitas adalah a. Kondisi 1, momen negatif tumpuan kanan
sebagai berikut :
Mu = -284.757 kN-m
ex = eox + (0.05 Bx Ax)
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
ey = eoy + (0.05 By Ay)
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
Kombinasi Pembebanan
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
Nilai redundansi (ρ) yang digunakan adalah 1.3 j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
sedangkan nilai SDS di wilayah Yogyakarta adalah
0.823 g, maka kombinasi pembebanannya menjadi : reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm
.
1634.51 mm2
. .

Cek As minimum :
√ .
. 500 640.5
.

1153.29 mm2

. .
. 500 640.5 1120.875 mm2

As = 1634.51 mm2 > As, min = 1120.875 mm2 …


syarat tulangan minimum terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 6D19,As= Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 166.132
2 2
1701.17 mm > As,min = 1634.51 mm kN-m

. . 1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


48.225 mm2
. . . . .
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
2. Cek momen nominal actual 10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm

. As. fy. j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor


2
reduksi momen)
48.225
0.8 1701.17 400 640.5 Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm
2
. ^
953.60 mm2
. .
= 332264358.8 Nmm = 332.264 kNm > Mu
Cek As minimum :
… OK
√ .
. 500 640.5
.
3. Cek rasio tulangan
1153.29 mm2
1701.17
0.005
500 640.5 . .
0.85 600 . 500 640.5 1120.875 mm2
600
0.85 33.2 600
0.83 0.035
400 600 400 As = 953.60 mm2 < As, min = 1153.29mm2 …
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026 syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
. .
40.188 mm2
. . . . .
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced 2. Cek momen nominal actual
48.225 600
0.0752 1 . As. fy.
640.5 600 2
600 40.188
0.83 0.498 0.8 1417.64 400 640.5
600 400 2
OK, penampang masih bersifat underreinforced
= 281444610.293 Nmm = 281.44 kNm > Mu
b. Kondisi 2, momen positif tumpuan kanan … OK

SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan 3. Cek rasio tulangan


bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur 1417.64
0.004
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½ 500 640.5

kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. 0.85 600


600
Mu = 142.378 kN-m < ½ ϕMn = ½ 332.264
0.85 33.2 600
=166.132 kN-m 0.83
400 600 400
0.035
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026 = 332264358.8 Nmm = 332.264 kNm > Mu … OK
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
3. Cek rasio tulangan
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
1701.17
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK 0.005
500 640.5
0.85 600
4. Cek apakah tulangan yang digunakan 600
penampang masih bersifat underreinforced 0.85 33.2 600
0.83 0.035
40.188 600 400 600 400
0.063 1
640.5 600 0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
600 Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
0.83 0.498
600 400 Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
OK, penampang masih bersifat underreinforced ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK

c. Kondisi 3, momen negatif tumpuan kiri


4. Cek apakah tulangan yang digunakan
Mu = -254.259 kN-m penampang masih bersifat underreinforced
48.225 600
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur 0.0752 1
640.5 600
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 – 600
0.83 0.498
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm 600 400
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor OK, penampang masih bersifat underreinforced
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm d. Kondisi 4, momen positif tumpuan kiri
. SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan
1459.45 mm2
. .
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur
Cek As minimum :
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½
√ .
. 500 640.5 kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
.

1153.29 mm2
Mu = 127.129 kN-m < ½ ϕMn = ½ 332.264 =
. . 166.132 kN-m
. 500 640.5 1120.875 mm

As = 1459.45 mm2 > As, min =1153.29 mm2 … Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 166.132
syarat tulangan minimum terpenuhi kN-m

jumlah tulangan yang digunakan 6D19,As= 1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
2 2
1701.17 mm > As,min = 1459.45 mm Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
. .
48.226 mm2
. . . . . j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
2. Cek momen nominal actual
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm
. As. fy. . ^
2 953.60 mm2
. .
48.225
0.8 1701.17 400 640.5 Cek As minimum :
2
√ . e. Kondisi 5, tengah bentang, momen positif
. 500 640.5
.

1153.29 mm2 SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga


mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
. .
. 500 640.5 1120.875 mm lentur positif pada setiap penampang disepanjang
2 2
As = 953.60 mm < As, min = 1153.29mm … bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom
tersebut
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2 Mu = 146.647 kN-m > ¼ ϕMn terbesar = ¼ x
332.264 kNm = 83.066 kN-m
. .
40.188 mm2
. . . . .
maka digunakan 146.647 kN-m
2. Cek momen nominal actual
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
. As. fy.
2 Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
40.188 10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
0.8 1417.64 400 640.5
2
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
= 281444610.293 Nmm = 281.44 kNm > Mu … reduksi momen)
OK Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm
. ^
841.75 mm2
. .
3. Cek rasio tulangan
1417.64 Cek As minimum :
0.004
500 640.5 .
√ .
500 640.5
.
0.85 600
600 1153.29 mm2
0.85 33.2 600 . .
0.83 0.035 . 400 640.5 1120.875 mm2
400 600 400
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
As = 841.75 mm2 < As, min = 1153.29 mm2 …
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025 syarat tulangan minimum tidak terpenuhi

ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
. .
penampang masih bersifat underreinforced 40.188 mm2
. . . . .
40.188 600
0.063 1
640.5 600 2. Cek momen nominal actual
600
0.83 0.498 . As. fy.
600 400 2
OK, penampang masih bersifat underreinforced 40.188
0.8 1417.64 400 640.5
2

= 281444610.293 Nmm =
281.44 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan √ .
. 500 640.5
.
1417.64
0.004 1153.29mm2
500 640.5
0.85 600
. .
600 . 500 640.5 1120.875 mm2
0.85 33.2 600
0.83 0.035 As = 476.425 mm2 < As, min = 1153.29 mm2 …
400 600 400
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026 syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
. .
40.188 mm2
. . . . .
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced 6. Cek momen nominal actual
40.188 600
0.063 1 . As. fy.
640.5 600 2
600 40.188
0.83 0.498 0.8 1417.64 400 640.5
600 400 2
OK, penampang masih bersifat underreinforced
= 281444610.293 Nmm =
f. Kondisi 6, tengah bentang, momen negatif 281.44 kNm > Mu … OK

SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga 7. Cek rasio tulangan


mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat 1417.64
0.004
500 640.5
lentur positif pada setiap penampang disepanjang
0.85 600
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
600
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom 0.85 33.2 600
0.83 0.035
tersebut 400 600 400
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Mu = -71.189 kN-m < ¼ ϕMn terbesar = ¼ x
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
332.264 kNm = 83.066 kN-m
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
maka digunakan 83.006 kN-m ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK

5. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur 8. Cek apakah tulangan yang digunakan
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 – penampang masih bersifat underreinforced
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm 40.188 600
0.063 1
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor 640.5 600
reduksi momen) 600
0.83 0.498
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm 600 400
. ^ OK, penampang masih bersifat underreinforced
481.51 mm2
. .

Cek As minimum :
4.7.3 Perhitungan Tulangan Geser As. 1.25. fy
2
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan
50.224
bahwa : Geser rencana akibat gempa pada balok 1417.64 1.25 500 640.5
2
dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis 436.20
terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan
tulangan lentur balok mencapai 1.25fy dan factor Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) >

reduksi kuat lentur ϕ =1 0.5 total geser (akibat Mpr + beban gravitasi)

1. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok maka Vc = 0

bila struktur bergoyang ke kanan


Dalam hal ini gaya geser akibat gempa saja
. . . .
. . . . . = 146.98 kN < 0.5 x 299.54 kN
.
= 146.98 kN < 149.77 kN
As. 1.25. fy
2
60.28 Karena gaya aksial yang kecil sekali maka Vc = 0
1701.17 1.25 400 640.5
2 sehingga Vs = Vn/ɸ = 299.54/0.75 = 399.38
519.16 kN

2. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok Dengan memakai tulangan geser 4Ø10 (Av=314.16
bila struktur bergoyang ke kanan mm2), diperoleh s sebesar
. . . .
. . . . . . . .
. ,
.
.
pakai s = 150 mm
As. 1.25. fy Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar
2
50.24 dari Vsmax (Pasal 13.5.6.(9))
1417.64 1.25 400 640.5
2
′ .
436.20

√ . . .
3. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok
bila struktur bergoyang ke kiri .
. . . . 399.38 …
. . . . .
′ . √ . . .
.

As. 1.25. fy .
2
399.38 …
60.28
1701.17 1.25 400 640.5 Syarat pemasangan begel sepanjang sendi plastis
2
519.16 (pasal 23.3.3.(2))

4. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok Smax = d/4 = 640.5/4 = 160.125 mm

bila struktur bergoyang ke kiri


= 8 db tul.longitudinal = 8 x 19 = 152 mm
. . . .
. . . . . = 24 db hoop = 24 x 10 = 240 mm
.
= 300 mm √ .
. 300 392
.

Dipakai s = 150 mm, dengan hoop pertama 4Ø10 423.50mm2


mm dipasang 50mm dari muka kolom di kedua
.
ujung balok dan seterusnya untuk sepanjang 2h = .
.
1400 mm dari muka kolom dipasang 4Ø10 mm 300 390.5 411.6 mm2
dengan s = 150 mm.
As = 18.99 mm2 < As, min = 423.50 mm2 … syarat
Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2h) tulangan minimum tidak terpenuhi
mengikuti pasal 23.3.3.4
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
Pada jarak 2h = 1400 mm dari muka kolom nilai 603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
Vu= 158.773 kN
. .
28.5 mm2
. . . . .
.
.
.
6. Cek momen nominal actual
Jika dipakai begel 2 kaki Ø10 mm (As = 157.08
mm2), maka : . As. fy.
2

Av. Fy. d 157.08 x 400 x 640.5 0.8 603.185 400 392


s
Vs 211.70x10 28.5
190.10 mm 2
= 72.913 kNm > Mu … OK
Smax menurut Pasal 13.5.4.1 dan 23.3.3.4 harus
diambil yang lebih kecil dari 7. Cek rasio tulangan
603.185
Smax = d/2 = 640.5/2 = 320.25 mm 0.005
300 392
0.85 600
Jadi dipasang begel 2Ø10 – 200 mm ditengah
600
bentang
0.85 33.2 600
0.83
400 600 400
Perhitungan Balok Anak
Perhitungan Tulangan Utama 0.035
a. Kondisi 1, momen negatif tumpuan kanan 0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Mu = -2.025 kN-m Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
5. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
8. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
masih bersifat underreinforced
reduksi momen) 28.5 600
0.073 1
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm 392 600
.
18.99 mm2 600
. . 0.83 0.498
600 400
Cek As minimum : OK, penampang masih bersifat underreinforced
g. Kondisi 2, momen positif tumpuan kanan 3. Cek rasio tulangan
603.185
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan 0.005
300 392
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur 0.85 600
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½ 600
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. 0.85 33.2 600
0.83
400 600 400
Mu = 2.025 kN-m < ½ ϕMn = ½ 72.913 = 36.457 0.035
kN-m 0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 36.457 kN-
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
m
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK

1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 – 4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang

10 – 0,5 x 16 = 392 mm masih bersifat underreinforced

j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor 28.5 600


0.073 1
392 600
reduksi momen)
600
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm 0.83 0.498
600 400
.
341.92 mm2 OK, penampang masih bersifat underreinforced
. .

Cek As minimum :
h. Kondisi 3, momen negatif tumpuan kiri
√ .
. 300 392
.
Mu = -2.025 kN-m
423.50 mm2
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
. .
. 300 390.5 411.6 mm 2
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
As = 341.92 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
reduksi momen)

jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As= Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm
.
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2 18.99 mm2
. .

. . Cek As minimum :
28.5 mm2
. . . . .
√ .
. 300 392
.
2. Cek momen nominal actual
423.50mm2
. As. fy.
2 . .
. 300 390.5 411.6 mm2
0.8 603.185 400 392

28.5 As = 18.99 mm2 > As, min = 423.50 mm2 … syarat


2 tulangan minimum tidak terpenuhi

= 72.913 kNm > Mu … OK


jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As= 1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
2 2
603.185 mm > As,min = 423.50 mm Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
. .
28.5 mm2 j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
. . . . .

reduksi momen)
2. Cek momen nominal actual
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm
. As. fy. .
2 341.92 mm2
. .

0.8 603.185 400 392 Cek As minimum :


28.5 √ .
. 300 392
.
2
= 72.913 kNm > Mu … OK 423.50 mm2

3. Cek rasio tulangan . .


. 300 390.5 411.6 mm2
603.185
0.005
300 392
0.85 600
600 As = 341.92 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
0.85 33.2 600 syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
0.83
400 600 400
0.035 jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=

0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026 603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2

Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI . .


28.5 mm2
. . . . .
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK 2. Cek momen nominal actual
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
. As. fy.
masih bersifat underreinforced 2
28.5 600 0.8 603.185 400 392
0.073
392 600
28.5
600
0.83 0.498 2
600 400
OK, penampang masih bersifat underreinforced = 72.913 kNm > Mu … OK

5. Kondisi 4, momen positif tumpuan kiri 3. Cek rasio tulangan

SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan 603.185


0.005
300 392
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur
0.85 600
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½ 600
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. 0.85 33.2 600
0.83
400 600 400
Mu = 2.025 kN-m < ½ ϕMn = ½ 72.913 = 36.457
0.035
kN-m
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026

Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 36.457 kN- Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI

m Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025


ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
. .
masih bersifat underreinforced 28.5 mm2
. . . . .

28.5 600
0.073 1 2. Cek momen nominal actual
392 600
600 . As. fy.
0.83 0.498 2
600 400
OK, penampang masih bersifat underreinforced 0.8 603.185 400 392

28.5
6. Kondisi 5, tengah bentang, momen positif
2
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga = 72.913 kNm > Mu … OK

mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat 3. Cek rasio tulangan
603.185
lentur positif pada setiap penampang disepanjang 0.005
300 392
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
0.85 600
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom 600
tersebut 0.85 33.2 600
0.83
400 600 400
Mu = 3.645 kN-m > ¼ ϕMn = ¼ x 72.913
terbesar
0.035
kNm = 18.228 kN-m
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
maka digunakan 18.228 kN-m
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm 4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor masih bersifat underreinforced
reduksi momen) 28.5 600
0.073 1
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm 392 600
. 600
170.96 mm2 0.83 0.498
. . 600 400
Cek As minimum : OK, penampang masih bersifat underreinforced
√ .
. 300 392
. 7. Kondisi 6, tengah bentang, momen negatif
423.50 mm2
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga
.
. mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
. lentur positif pada setiap penampang disepanjang
300 390.5 411.6 mm2
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur

As = 170.96 mm2 < As, min = 423.50 mm2 … terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom

syarat tulangan minimum tidak terpenuhi tersebut


Mu = 3.645 kN-m > ¼ ϕMn terbesar = ¼ x 72.913 Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
kNm = 18.228 kN-m Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
maka digunakan 18.228 kN-m

1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur 4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang

Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 – masih bersifat underreinforced

10 – 0,5 x 16 = 392 mm 28.5 600


0.073 1
392 600
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
600
reduksi momen) 0.83 0.498
600 400
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm OK, penampang masih bersifat underreinforced
.
170.96 mm 2
. .

Cek As minimum :
4.8.4 Perhitungan Tulangan Geser
√ .
. 300 392 SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan
.

423.50 mm2 bahwa : Geser rencana akibat gempa pada balok


dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis
. .
. 300 390.5 411.6 mm 2
terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan
tulangan lentur balok mencapai 1.25fy dan factor
2 2
As = 170.96 mm < As, min = 423.50 mm … reduksi kuat lentur ϕ =1
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi 5. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok bila
struktur bergoyang ke kanan
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
. . . .
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
. . . . .
. . .
28.5 mm2
. . . . .
As. 1.25. fy
2
2. Cek momen nominal actual
603.1858 1.25 400 392
. As. fy.
2 28.50
112.85
0.8 603.185 400 392 2

28.5 6. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok bila


2 struktur bergoyang ke kanan
= 72.913 kNm > Mu … OK
. . . .
3. Cek rasio tulangan . . . . .
603.185 .
0.005
300 392
As. 1.25. fy
0.85 600 2
600
603.1858 1.25 400 392
0.85 33.2 600
0.83 28.50
400 600 400
112.85
0.035 2

0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026


7. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok bila ′ . √ . .
struktur bergoyang ke kiri
. . . . .
. . . . . 375.37 …
. ′ . √ . .
As. 1.25. fy
2 .
603.1858 1.25 400 392 375.37 …
Syarat pemasangan begel sepanjang sendi plastis
28.50
112.85 (pasal 23.3.3.(2))
2

8. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok bila Smax = d/4 = 392/4 = 98 mm


struktur bergoyang ke kiri
= 8 db tul.longitudinal = 8 x 16 = 128 mm
. . . .
. . . . .
= 24 db hoop = 24 x 10 = 240 mm
.
= 300 mm
As. 1.25. fy
2

603.1858 1.25 400 392 Dipakai s = 50 mm, dengan hoop pertama 2Ø10
mm dipasang 50mm dari muka kolom di kedua
28.50
112.85 ujung balok dan seterusnya untuk sepanjang 2h =
2
900 mm dari muka kolom dipasang 2Ø10 mm
Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) > dengan s = 50 mm.
0.5 total geser (akibat Mpr + beban gravitasi) maka
Vc = 0 Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2h)
mengikuti pasal 23.3.3.4
Dalam hal ini gaya geser akibat gempa saja
Pada jarak 2h = 900 mm dari muka kolom nilai
= 128.97 kN < 0.5 x 281.53 kN Vu= 5.718 kN

= 128.97 kN < 140.77 kN .


.
.
Karena gaya aksial yang kecil sekali maka Vc = 0
Jika dipakai begel 2 kaki Ø10 mm (As = 157.08
sehingga Vs = Vn/ɸ = 281.53/0.75 = 375.37 kN
mm2), maka :

Dengan memakai tulangan geser 2Ø10 (Av=157.08 Av. Fy. d 157.08 x 400 x 392
mm2), diperoleh s sebesar s
Vs 7.620x10
3230.6 mm
. . .
. , pakai
.
Smax menurut Pasal 13.5.4.1 dan 23.3.3.4 harus
s = 50 mm
diambil yang lebih kecil dari
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar
dari Vsmax (Pasal 13.5.6.(9)) Smax = d/2 = 392/2 = 196 mm
Jadi dipasang begel 2Ø10 – 200 mm ditengah Ec.I g 28723.88  1.43  1010
EI k  5  5  1.095  1014 Nmm 2
bentang 1 βd 1  0,5

d. Balok atas kanan B28 (B1-500 x 700)


Perencanaan Kolom
Perhitungan Tulangan Longitudinal Kolom b  500 mm
A. Menentukan Tinggi Efektif Kolom
h  700 mm
d’ = 60 + 10 + 0,5 x 25 = 82.5 mm
d = 800 – 82.5 = 717.5 mm  u  7300 mm
1 3 1
E c  4700 f' c  4700 37.35  28723.88 N/mm 2 Ig  bh   500  700 3  1.43  1010 mm 4
12 12
Ec.I g 28723.88  1.43  1010
EI k  5  5  1.095  1014 Nmm 2
βd  0,5 1 βd 1  0,5

B. Analisis Tampang Kolom


a. Kolom yang ditinjau C21 (K1-800X800) C. Faktor Kekangan Ujung Ψ Yang Terjadi
b  800 mm Pada Kolom

h  800 mm Sumbu X
 ELk   ELk 
 u  3000 mm   
ΨA  
lk   lk 
 Elb   Elb 
1 3 1   
Ig  bh   800  8003  3.413x1010 mm 4  lB   lB 
12 12
 2.6141014   1,5331014 
  
Maka:
 3000   3000 
ΨA   3.88
Ec.I g 28723.88  3.413 x1010  1.0951014   1.0951014 
    
EI k  2.5  2 .5  2.614  1014 Nmm 2  5300   7300 
1 βd 1  0,5
Sisi bawah kolom yang ditinjau:
b. Kolom atas C21 (K2-700 x 700)
b  700 mm Ψ B  0 Karena terjepit penuh pada pondasi
h  700 mm Dari grafik nomogram panjang efektif kolom

 u  3000 mm dengan pengaku didapat nilai k=0.66

1 1
Ig  bh 3   700  700 3  2,00083x1010 mm 4
12 12 D. Menentukan Angka Kelangsingan Kolom

Maka: Untuk komponen tekan yang tidak ditahan terhadap


Ec.I g 28723.88  2,0008  1010 goyangan samping, pengaruh batas kelangsingan
EI k  2.5  2 .5  1,533  1014 Nmm 2 boleh diabaikan apabila berdasarkan SNI 03-2847-
1 βd 1  0,5
2002 Pasal 12.13.2 sebagai berikut:
c. Balok atas kiri B27 (B1-500 x 700)
 u  3000mm
b  500 mm
h  700 mm r  0.3xh  0.3 untuk kolom persegi

 u  5300 mm r  0.3x800  240


1 3 1 k. u 0.66  3000  M1 
Ig  bh   500  7003  1.43  1010 mm 4   9.428  34  12 . 
12 12 r 240 M2
k. u 0.66  3000  124 .474 
  9.428  34  12 . 
r 240   125 .835 
k. u 0.66  3000 Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.2.2
  9.428  45.870
r 240 diterangkan bahwa kuat kolom ØMn harus
kolom pendek memenuhi ΣM c  1,2M g .

1. Kolom lantai atas


E. Perhitungan Pnb pendekatan
Gaya aksial terfaktor di kolom atas = 2978.876 kN
600 600
. . 717,5 Dari diagram interaksi kolom diperoleh M= 1716.4
600 600 400
kNm
430.5
2. Kolom yang di disain
a = β1.Cb = 0.85. 430,5 = 365.925 mm
Gaya aksial terfaktor di kolom desain= 3172.121
Pnb= 0.85 x fc’ x a x b = 0.85x37.35x365.925x800
kN
= 9293763.15 N = 9293.76 kN
Dari diagram interaksi kolom diperoleh M = 1591.3
kNm
F. Perhitungan Pnperlu :
0.10 x fc x Ag = 0.10 x 37.35 x (800x800) = ΣMc  1591.3  1716.4  3307.7kNm
2390400 N ΣM c  3307 .7 kNm  1,2M g  1,2 X ( 281.445  281.445 )  675.468kNm
(Ok)
= 2390.4 kN < Pu = 3172.121 kN
Digunakan factor reduksi kekuatan ϕ = 0.65 4.9.2 Pengekangan Kolom
sehingga diperoleh : Memenuhi pasal 23.4.4.4 ujung-ujung kolom
. sepanjang lo harus dikekang dengan spasi sesuai
Pn perlu = 4880.19
.
pasal 23.4.4.2 oleh tulangan transversal (Ash)
9293.76 , diperkirakan runtuh tarik
a. Tinggi elemen struktur di joint (d)
4880190
0.85 0.85 37.35 800 =800mm

192.148 b. 1/6 tinggi bersih kolom = 1/6 x 3000 = 500mm


c. 500 mm = 500 mm

′ Dengan demikian diambil lo = 800 mm.

. .
Dengan s memenuhi ketentuan berikut :
4880190
. a. 1/4 cross section dimensi kolom = 800/4
400 717.5 82.5
b. 6 kali diameter tulangan longitudinal = 6 x 25
5085.50
c. < 100 mm
G. Kontrol luas tulangan :
Sehingga s diambil = 100 mm
Ast = As + As’ = 5085.50 + 5085.50 = 10171 mm2
Ash min diperoleh sesuai pasal 23.4.4.1, dengan
Ast min = 1% . Ag = 0.01 x (800x800) = 6400 mm2
asumsi s= 100 mm, fyh = 400 MPa, selimut beton =
Direncanakan :
60 mm dan Øs = 13 mm
As = As’ = 14D25 = 6872.234 mm2
A sh  sh  f' c  A g   100  (800  2 x60  20) x37.35  640000 
 0,3 c   1  0,3   1  710.102 mm 2
Ast = 6872.234 mm2 = 1.074% . Ag  f  A   (800 - 2x60)
2

s  yh  ch  400

Jadi terpasang 14D25


Ash 0,09shc  f' c  150  (800  2 x60  20) x37.35 
  0,09   554.65mm
2

s f yh  400 
4.9.1 Kuat Kolom
Untuk memenuhi pasal 23.4.4.3 dipasang Ash

6D13 = 796.4 mm2


Nu
Vc 1 .
14Ag 6
4.9.3 Perhitungan Kebutuhan Tulangan
Transversal 1
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 23.4.5(1) 3172.1 √37.35
800.717.5
adalah sebagai berikut: 14. 800 6
Kuat gaya geser rencana Ve ditentukan dari kuat 584.87
momen maksimum, Mpr dari setiap ujung
Berdasarkan Av 6D13 = 796.39 mm2 dan s
komponen struktur yang bertemu di Hubungan
terpasang = 150 mm
Balok Kolom yang bersangkutan. Namun pasal
796.39 400 717.5
tersebut juga dibatasi bahwa Ve tidak perlu lebih Vs
150
besar dari gaya geser rencana yang ditentukan dari
1523.767
kuat Hubungan Balok-Kolom berdasarkan Mpr
balok-balok melintang dan tidak boleh diambil Maka ϕ (Vs + Vc) = 0.75x(1523.767 + 584.87) =

kurang dari gaya geser terfaktor hasil analisis 1581.478 kN > 415.37 kN (ok)
struktur dengan menggunakan Etabs.
Berarti Ash sudah terpasang berdasarkan
Dari diagram interaksi P-M pada setelah dimasukan
persyaratan (pasal 23.4.4(1)) di lo sudah cukup
beban aksial terfaktor sebesar Pu setelah ditarik
garis tegak lurus didapatkan kuat momen menahan geser
maksimum, Mpr sebesar 1591.3 kNm.
Dengan sisa panjang kolom harus tetap dipasang
Karena Mpr diatas dan dibawah kolom sama, maka
tulangan transversal :
:
Mu kolom = 1591.3 kNm S = 6 db tul.memanjang = 6 x 25 = 150 mm
M ut  M ub 1591.3  1591.3
Ve    1383.74kN = 150 mm
n 2.3
Jadi dipasang begel 6D13-150 mm ditengah

bentang
M prt  M pr 519.16  436.20
Vu    415.37 kN
n 2.3 4.9.4 Persyaratan Kapasitas (Strong
Column Weak Beam)
Nilai Ve > Vu … Ok tapi jelas lebih besar dari hasil

Vu analisa struktur 1. Pada kolom tengah


6
Karena beban aksial kolom (3172.1 kN) lebih besar Σ Σ
5
dari Ag.Fc/20 = 8002 x 37.35/20 = 1195.2 kN Dimana :

Maka Vc diambil sesuai Pasal 13.3.1(2) Σ = jumlah momen nominal terendah yang
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom
Σ = jumlah momen nominal dari balok-balok
yang bertemu di HBK

Kol 1 = 1717.9 kN m Bal 1 = 335.546 kN m


Kol 2 = 1732.5 kN m Bal 2 = 281.445 kN m

Perencanaan Hubungan Balok-Kolom Sistem


Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Tinjauan hubungan balok-kolom di tengah
portal

5308.31 kN m > 925.49 kN m (Ok) Gambar 5 Gaya-gaya yang Bekerja pada


Hubungan Balok-Kolom di Tengah Portal
2. Pada kolom pinggir
a. Kondisi 1 (Bagian kiri)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai

Dimana : gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi

= jumlah momen nominal terendah yang plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
6D19 seperti berikut:
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom Ts  Ts1  1.25 x As x Fy  1.25 x 1701.172x400  850.586kN
Cc1 = Ts1= 850.586 kN
= jumlah momen nominal dari balok-balok
b.Kondisi 2 (Bagian kanan)
yang bertemu di HBK
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
Kol 1 = 1591.32 kN m Bal 1 = 335.546 kN m
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
Kol 2 = 1716.43 kN m
5D19 seperti berikut:
Ts  T2  1.25 x As x Fy  1.25 x 1417.644x 400  708.822kN

Cc2 = Ts2= 708.822 kN

Ve gaya geser di kolom dihitung dari Mpr kedua

ujung balok yang menyatu di HBK, dalam hal ini,

karena panjang kolom atas dan bawah sama, maka

masing-masing ujung kolom m emikul jumlah Mpr

balok-balok sama besarnya (Mu).

Nilai tegangan geser (Ve) yang bekerja pada kolom

adalah:
M pr  M pr 519 .16  435 .20
5088.85 kN m > 503.32 kN m (Ok) Mu    477 .18kNm
2 2

Sehingga Ve :
2 xMu 2 x 477.18 tidak boleh diambil lebih kecil daripada 8db, 150
Ve    340.843kN
l 2.8 mm, dan nilai yang ditentukan oleh persamaan 126
Dengan hasil perhitungan diatas, maka gaya berikut ini,
gesernya adalah :
Ldh =
, √′
Vx-x = T1 + T2 - Ve = 850.586 + 708.822 – 340.843
untuk diameter tulangan sebesar 10 mm hingga 36
= 1218.565 kN
mm.
Untuk HBK yang terkekang pada keempat sisinya
Untuk beton ringan, panjang penyaluran tulangan
berlaku kuat geser nominal tarik dengan kait standar 90° tidak boleh diambil
Vc  0.75 x1.7 xAgx fc  0.75 x1.7 x (800 x800 ) x 37.35  4986 .955 kN  (Vx - x )  1218 .565 kN (OK )
lebih kecil daripada 10db, 190 mm, dan 1,25 kali
nilai yang ditentukan persamaan 126. Kait standar
4.10.1 Tinjauan Hubungan Balok-Kolom Tepi
90° harus ditempatkan di dalam inti terkekang
Kuat geser HBK tepi diperiksa hanya dikekang oleh
kolom atau komponen batas.
3 balok sehingga sesuai pasal 23.5.2.2, tulangan
Ldh =
transversal di ujung kolom perlu dipasang dalam , √′

HBK. = = 303.01 mm ---- 300 mm


, √ .

Ldh > 10db = 10 x 25 =250 mm


Ts  Ts1  1.25 x As x Fy  1.25 x 1701.172x400  850.586kN
Ldh > 150 mm
Maka digunakan panjang penyaluran sepanjang 300
Cc1 = Ts1= 850.586 kN mm

Nilai tegangan geser (Ve) yang bekerja pada kolom


Perhitungan Pelat Lantai T = 15 cm
adalah: Pembebanan Pelat Lantai
1. Beban mati (D) = 486 kg/m2 = 4.86 kN/m2
M pr 519.16 2. Beban hidup (L) = 250 kg/m2
Mu    259.58kNm 3. Beban perencanaan (WU) = 9.832 kN/ m2.
2 2 Perhitungan Penulangan dan Jarak antar
Tulangan Pelat Lantai
Sehingga Ve : Cara perhitungan tulangan pada pelat lantai adalah
2 xMu 2 x 259.58 sebagai berikut:
Ve    1`85.414 kN 1. Penentuan syarat-syarat batas dan bentang
l 2.8
perencanaan pelat lantai adalah sebagai berikut:
Dengan hasil perhitungan diatas, maka gaya
ly = 2425 mm
gesernya adalah : lx = 1766 mm
Vx-x = T1 - Ve = 850.586 – 340.843 = 509.743 kN 2425
1.37 3
1766
Untuk HBK yang terkekang pada keempat sisinya
2. Tebal pelat lantai
berlaku kuat geser nominal
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 Pasal
Vc  0.75 x1.7 xAgx fc  0.75 x1.7 x(800 x800) x 37.35  4986.955kN  (Vx - x )  509.743kN (OK )
15.3.6, rasio kekakuan lentur balok terhadap pelat
lantai ditentukan dengan langkah sebagai berikut:
4.10.2 Panjang Penyaluran pada Tulangan
. 4700 √29 300 450
Kolom
. 4700 √29 1766 150
Panjang penyaluran ldh untuk tulangan tarik
dengan kait standar 90° dalam beton berat normal 4.587
. 4700 √29 500 700 M   2.20 
M n   u  =   = 2.75 kNm
. 4700 √29 1766 150     0,8 
28.77
2 4.587 2 28.77  M n   2750000 
16.68  
4  b  d 2  =  1000  123.5 2  = 0.180
 x 
Untuk tebal pelat lantai dengan αm > 2,
berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 Pasal
 Mn   fy 
11.5.3.(3).(c) mengatur tebal pelat lantai minimum    )
 b  d 2  = ρ fy β (1-0,588 ρ  f' c 
dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada  x 

semua sisinya tidak boleh kurang dari hmin, dimana:


Besarnya nilai β untuk mutu beton berikut:
0.8 2425 0.8
a. f’c ≤ 30 MPa, β = 0,85
36 9 36 9 1.37
b. f’c > 30 MPa, β = 0,85 – 0,008 (f’c – 30)
53.52
 400 
0.180 = ρ 400 0,85 (1-0,588 ρ  )
Tebal pelat lantai h = 150 mm.  29 
3. Menentukan nilai momen
a. Berdasarkan analisis nilai momen yang bekerja Dengan trial and error didapat nilai ρ sebesar

pada pelat lantai diperoleh hasil sesuai pada tabel 0,00053


sebagai berikut:
7. Pemeriksaan syarat rasio penulangan
Tabel 6 Output Momen Pelat Lantai Tipe 1 Denah
Lantai 1 1,4 1,4
ρ min    0,0035
fy 400
ρ maks  0,75  ρ b (03  2847  2002, pasal12.3.3)  0,75  0,031  0,023
0.85 x fc' x  1  600  0.85x 29 x 0.85  600 
ρb  x   x   0,031
fy  600  fy  400  600  400 
Karena ρ < ρmin, maka yang digunakan adalah
ρ= 0,0035

4. Menetapkan tebal selimut beton 8. Luas tulangan yang dibutuhkan


Tebal selimut beton (p) = 20 mm
5. Diameter tulangan utama yang direncanakan Ast = ρmin x b x dx
dalam arah-x dan arah-y pada penulangan = 0,0035 x 1000 x 123.5
pelat lantai adalah 10 mm
6. Tinggi efektif pelat lantai (d) dalam arah-x = 432.25 mm2

dan arah-y adalah: Direncanakan menggunakan tulangan Ø13

dx = h – p – 0,5 x P (As = 132.73 mm2)

= 150 – 20 – 0,5 x 13
= 123.5 mm 9. Jarak antar tulangan
 0,25 π  P 2  b   0,25 π  132  1000 
dy = h – p – P – 0,5 x P s        307.1 ~ 300mm
 As   432.25 

= 150 – 20 – 13 – 0,5 x 13 Syarat jarak antar tulangan adalah:


= 115 mm. a. s = 300 mm = 2 x h = 2 x 150 = 300 mm
Perhitungan Tulangan Tumpuan Arah X b. s = 300 mm > 250 mm.
Mtx = Mu = 2.20 kNm
Maka tulangan yang digunakan adalah D13- Dipakai Tulangan D10 – 500 (As terpasang =
2 2
250 (As terpasang = 530.92 mm ) 157.1 mm )
10. Perhitungan Tulangan Bagi
Tabel 7 Perhitungan Tulangan Pelat Lantai Tipe 1
Asb= 20% Ast
= 20% x 530.92 = 106.18 mm2 Nilai Mu dx dy
Mn = Mu/ØRn = Mn/(b x d²) ρ ρb ρmin ρmaks ρPakai
Ast As Tul As terpasang
2
Momen (kNm) (m) (m) (mm²) (mm²) Terpasang (mm²)
Dipilih tulangan D10 (As = 78.54 mm ) Mlx 1.01 0.123 - 1.263 0.083 0.00025 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93
Spasi Tulangan Mly 0.56 - 0.115 0.700 0.053 0.00016 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93
Mtx 2.20 0.123 - 2.750 0.182 0.00053 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93
Mty 1.75 - 0.115 2.188 0.165 0.00049 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93
 0,25 π  P 2  b   0,25 π  102  1000  TBx 106.186 78.54 D10-500 157.1
s        740 ~ 500mm
 As   106.18  TBy 106.186 78.54 D10-500 157.1

Vu = 2623.04 kN > 1630.15 kN, Maka diperlukan


dua lapis tulangan

1. Perhitungan kebutuhan baja tulangan


vertical dan horizontal
Perhitungan Dinding Geser
Data-data Dinding Geser :
Untuk dinding structural, rasio tulangan vertikal ρv
Pu= 141.85 kN dan horizontal ρn minimum adalah 0.0025 dan
f’c = 29.05 MPa spasi maksimum masing masing tulangan adalah

h = 400 mm 450 mm. Luas penampang horizontal dan vertical


dinding geser per meter adalah :
Mu= 1549.296 kNm

fy = 400 Mpa 0.35 m x 1 m = 0.35 m2

L = 7300 mm Luas minimal kebutuhan tulangan per meter


Vu = 1990.845 kN panjang arah horizontal dan vertical adalah : 0.35
m2 x 0.0025 = 0.000875 m2 = 875 mm2
H = 3000 mm

P = 40 mm Bila digunakan baja tulangan D13, maka :

Acv = 400x7300 mm = 2920000 mm2 = 2.92 m2


As = 2 x 132.73 = 265.46 mm2
Menentukan Kebutuhan Baja Tulangan
Vertikal dan Horizontal Minimum Karena digunakan dua lapis tulangan, jumlah

Baja tulangan vertical dan horizontal masing- pasangan tulangan yang diperlukan permeter adalah

masing harus dipasang dua lapis apabila gaya geser :

bidang terfaktor yang bekerja pada dinding


875 mm 2
melebihi Pasal 23.6.2.(21) : n  3.3  4 pasang
265.46 mm 2
1 1
 Avc  f' c    x 1697500  33.2  1630150.023 N  1630.15 kN
6 6 1000
s  250 mm
4

Memenuhi syarat batas spasi maksimum


Maka digunakan tulangan 2 D13-250 mm 265.465
0.003034 ,
250 350
4.12.3 Menentukan Baja Tulangan yang 0.0025
Diperlukan untuk Menahan Geser
Kuat Geser Nominal :
Gunakan konfigurasi tulangan dinding yang
diperoleh sebelumnya, yaitu 2 D13-250 mm. .

Berdasarkan SNI 03-2847-2002, kuat geser 1697500 0.25 x √33.2


nominal dinding structural dapat dihitung dengan 0.003034 400
persamaan berikut :
= 4505.23 kN
Vn  Acv(ac. f' c  n. fy )
Kuat Geser Perlu :

Dimana:
0.75 4505.23 3378.923 kN
2032.717 kN Ok
H 3000
Ratio =   0.619
L 4850 Kuat Geser Nominal Maksimum :

5 5
1697500 x √33.2
, 1.5 6 6
8150.75 kN
, , 1.5 2
, 2 , kuat geser nominal dibawah batas atas kuat
geser nominal maksimum
Karena H/L < 1.5 , maka αc = ¼ = 0.25

Pada dinding terdapat tulangan horizontal dengan


konfigurasi 2 D13-250. Rasio tulangan horizontal
terpasang adalah :

4.12.4 Desain Tulangan Komponen Batas Perhitungan tulangan Boundary Element pada
(Boundary Element) Lantai 1 :

Data yang dibutuhkan untuk penulangan boundary BC = 4850 mm


element adalah :
Δu = 71.7 mm
Pu = 4208.901 N
Shear wall harus diberi Boundary Element bila : u 71.7
  0,00523 < 0,007 jadi diambil
hw 13700
c
lw
u
 
600   u 
 0,007 nilai 0,007
 hw  , dengan
h w

lw 4850
  1154.76
  u  600  0,007
600   
 hw 
c = 1450 mm > 1154.76 mm maka panel tersebut Maka boundary element atau tulangan komponen
harus diberi Boundary Element. batas harus dipasang minimal sejauh 965 mm,
diambil jarak pakai 1000 mm dari sisi masing-
Boundary element harus dipasang secara horizontal
masing serat tekan terluar. Direncanakan tulangan
tidak kurang daripada :
longitudinal komponen batas 13 D13 – 250 dengan

c  0,1l w 1450  0,1  4850  965 clear cover sebesar 40 mm.

c 1450
  725
2 2

AS
 terpasang 
bd
2  13  132 .73
 terpasang 
350  1000
 terpasang  0,00986

 s  hc  f 'c   Ag    s  hc  f 'c 
Ash  0,3    1
Ash  0,09 
   A  
 f yh   ch    f 
 yh 
 100  (350  2 x 40)  33.2   1000  350  
Ash  0,3     1  100  (350  2 x 40)  33.2 
 400   1000  40   350  80    Ash  0,09 
Ash  235.51  400 
Ash  201 .69

Jumlah tulangan = 1000/100 = 10, maka dipasang menahan beban lateral seperti beban gempa.
Kedua sistem tersebut digabungkan dan
10 D10 – 100.Luas pakai 10 D10 – 100, Av = 785.4
didisain terhadap beban gempa dengan metode
mm2> 235.51 mm2…….OK. analisis dinamik spektrum respons
3. Kombinasi pembebanan struktur yang
Untuk penulangan komponen batas atau Boundary digunakan adalah kombinasi beban untuk
metoda ultimit, seperti: struktur, komponen-
Element pada lantai berikutnya disamakan dengan elemen struktur, dan elemen-elemen pondasi
perhitungan di atas pada lantai 1 karena tulangan harus dirancang sedemikian hingga kuat
rencananya sama atau melebihi pengaruh
boundary dipasang menerus dari dasar sampai beban-beban terfaktor sesuai dengan SNI 03-
lantai atap. 1726-2012. Metode tersebut
mengkombinasikan beban-beban yang bekerja
pada struktur dengan faktor beban, sehingga
KESIMPULAN diperoleh suatu nilai keamanan dalam
Hasil perencanaan struktur gedung bertingkat tinggi perencanaan struktur tersebut
yang telah dibahas dapat disimpulkan sebagai 4. Perencanaan struktur ini didisain menggunakan
berikut: Sistem Rangka Gedung dengan menggunakan
1. Mendapatkan struktur yang kokoh, kuat, aman, konfigurasi kerutuhan struktur Sistem Ganda
dan ekonomis diperlukan suatu perencanaan dengan Rangka Pemikul Momen Khusus
struktur yang baik dan benar dengan menggunakan konsep disain kapasitas
menggunakan standar teknis dan peraturan (capacity design), sehingga menghasilkan
perencanaan struktur yang berlaku perilaku struktur strong column-weak beam
2. Perencanaan dan perhitungan analisis struktur
tahan gempa sesuai dengan peraturan SNI 03- DAFTAR PUSTAKA
1726-2012, seluruh elemen pada gedung dapat Badan Standardisasi Nasional. 1989. Perencanaan
dibentuk menjadi suatu kesatuan sistem Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,
struktur. Pelat lantai dan balok berfungsi untuk SNI 1727-1989. Bandung: BSN.
menahan beban gravitasi dan menyalurkan ke Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara
kolom, sementara kolom berfungsi untuk Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung,SNI 03-2847-2002.
Bandung: BSN.
Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung, SNI 03-1726-2012. Bandung:
BSN.
Dewobroto, Wiryanto. 2007. Aplikasi Rekayasa
Kontruksi dengan SAP 2000. Jakarta:
Penerbit Elex Media Komputindo.
Kusuma, Gideon. 1995. Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri
Beton 4. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai