GETARAN DAN
GELOMBANG
MODUL FISIKA
Disusun oleh:
Galuh Rahmawati, S.Pd.
Gelombang merupakan getaran yang merambat secara terus menerus. Gelombang membawa
energi getaran dari satu titik ke titik lainnya.
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang yang arah getarnya searah dengan arah rambatnya. Dalam perambatannya,
gelombang longitudinal menimbulkan rapatan dan regangan gelombang .
Contoh : Gelombang pada slinki, gelombang bunyi, dll.
b. Gelombang elektromagnetik
Gelombang yang dapat merambat tanpa memerlukan medium. Kecepatan gelombang
elektromagnetik ini sama dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa.
Contoh : Gelombang cahaya, Gelombang radar, Sinar X, sinar violet, dll.
c.
GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STASIONER
1. Gelombang berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang merambat dengan amplitudo tetap.
Contoh : tali diikatkan pada beban yang tergantung. Ketika beban digerakkan turun-naik,
maka getaran pada beban akan merambat pada tali.
2. Gelombang stasioner
Gelombang stasioner sering disebut dengan gelombang berdiri atau gelombang diam atau
gelombang tegak. Gelombang ini dapat terjadi akibat interferensi dua gelombang
berlawanan arah dan memiliki amplitudo yang sama serta frekuensi yang sama. Terdiri dari
gelombang datang dan gelombang pantul yang terus – menerus berinterferensi. Gelombang
stasioner dapat terjadi pada interferensi antar gelombang transversal maupun antar
gelombang longitudinal. Berdasarkan titik ujung pantulnya, gelombang stasioner dibagi
menjadi dua, sebagai berikut :
a. Gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung terikat
Pola gelombang stasioner pada ujung terikat mengalami perubahan fase ½, artinya
fase gelombang datang dengangelombang pantul berbeda, yaitu fase gelombang
terpantul berubah ½. Jadi, jika bukit gelombang mencapai ujung terikat, oleh ujung
terikat bukit gelombang tersebut dipantulkan berubah setengah.
1. Bunyi
Dihasilkan oleh setiap benda yang bergetar dan terletak di medium selain ruang vakum
(hampa udara)
2. Sumber Bunyi
Setiap benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi dalam medium selain ruang vakum
(ruang hampa)
5. Jenis Bunyi
1) Infrasonik ( 0 Hz < f < 20 Hz)
Dapat didengar oleh gajah, burung kasuari, dan paus biru. Dimanfaatkan untuk
mendeteksi gempa bumi dan juga longsor
2) Audiosonik (20 Hz < f < 20.000 Hz)
Dapat didengar oleh ikan tuna, ayam, dan burung umumnya. Dimanfaatkan untuk
perawatan wajah dan tubuh (bidang kecantikan)
3) Ultrasonik ( f > 20.000 Hz)
Dapat didengar oleh lumba-lumba, kelelawar dan anjing. Dimanfaatkan untuk diagnosis
dan pengobatan (bidang kedokteran)
𝐸
𝑣= √
𝜌
Keterangan :
v : Cepat rambat gelombang (m/s)
E : Modulus Elastisitas atau modulus Young zat padat (N/m 2)
ρ : Massa Jenis zat padat (kg/m3)
𝐵
𝑣= √
𝜌
Keterangan :
v : Cepat rambat gelombang (m/s)
B : Modulus Bulks zat cair (N/m2)
ρ : Massa Jenis zat padat (kg/m3)
𝑅𝑇
𝑣 = √𝛾
𝑀
Keterangan :
v : Cepat rambat gelombang (m/s)
𝐶𝑝
𝛾 : Tetapan Laplace (𝐶 )
𝑣
R : Tetapan umum zat gas (8.300 J/kmol.K) atau (8,3 J/mol K)
T : Suhu mutlak zat gas (K)
M : Massa molekul relatif (kg/kmol atau g/mol)
Gelombang memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat lain melalui medium. Energi yang
dipindahkan gelombang dinyatakan dengan intensitas gelombang.
1. Energi yang dipindahkan oleh gelombang bunyi tiap satuan luas dan tiap satuan waktu.
𝑃
𝐼=
𝐴
Keterangan :
I : Intensitas Bunyi (W/m2)
P : Daya (W)
A : Luas permukaan muka gelombang bunyi (m2)
2. Pengaruh jarak ke sumber bunyi terhadap besarnya intensitas bunyi, jika sumbernya
sama maka intensitas bunyi akan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Secara
matematis dituliskan sebagai berikut:
𝐼1 𝑟2 2
=
𝐼2 𝑟1 2
Keterangan :
I : Intensitas Bunyi (W/m2)
r : Jarak sumber bunyi ke pengamat (m)
1. Formula taraf intensitas bunyi saat jarak antara pengamat (pendengar) berubah dari r1
menjadi r2 adalah
𝑟2
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 − 20 𝑙𝑜𝑔
𝑟1
Keterangan :
TI : Taraf Intensitas bunyi (dB)
r : Jarak sumber bunyi ke pengamat (m)
2. Formula taraf intensitas bunyi saat jumlah sumber bunyinya berubah dari n1 menjadi n2,
sedangkan jarak antara pengamat (pendengar) nya tetap, adalah
𝑛2
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 𝑙𝑜𝑔
𝑛1
Keterangan :
TI : Taraf Intensitas bunyi (dB)
n : Jumlah sumber bunyi
3. Formula taraf intensitas bunyi saat jumlah sumber bunyinya berubah dari n1 menjadi n2,
dan jarak antara pengamat (pendengar) nya berubah dari r1 menjadi r2, adalah
𝑛2 𝑟2
𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 10 𝑙𝑜𝑔 − 20 𝑙𝑜𝑔
𝑛1 𝑟1
Efek Doppler
Jika antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif, frekuensi sumber bunyi dan
frekuensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Akan tetapi, jika antara sumber bunyi
dan si pendengar ada gerak relatif, misalnya sumber bunyi bergerak mendekati pendengar, atau
si pendengar bergerak mendekati sumber bunyi, atau keduanya bergerak saling mendekati atau
menjauhi, frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar tidaklah sama.
Efek Doppler merupakan peristiwa ketika pendengar mendengar frekuensi yang lebih tinggi jika
kedudukan antara pendengar dan sumber bunyi mendekat, dan pendengar mendengar frekuensi
yang lebih rendah jika kedudukan pendengar dan sumber bunyi menjauh.
𝑓𝑝 𝑣 ± 𝑣𝑝
=
𝑓𝑠 𝑣 ± 𝑣𝑠
𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = ( )𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠
SUMBER-SUMBER
Utomo, Pristiadi, Fisika untuk SMK/MAK Kelas X Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta :
Erlangga, 2018
Ruang Guru