Anda di halaman 1dari 96

BAB II

GELOMBANG BUNYI
A. Ciri-ciri gelombang Bunyi

1. Sifat-sifat Dasar Bunyi


a. Apa penyebab timbulnya bunyi?

Bunyi disebabkan oleh adanya benda yang


bergetar. Misalnya ketika kita berteriak
sambil memegang tenggorokan maka
akan dirasakan tenggorokan kita bergetar.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 1
b. Apa itu gelombang bunyi ?
Gelombang Bunyi merupakan gelombang
longitudinal karena getaran-getaran sumber
bunyi menghasilkan variasi tekanan pada udara
sehingga molekul-molekul pada udara pada
bagian tertentu mengalami rapatan dan pada
bagian lainnya mengalami renggangan. Tetapi
molekul-molekul udara tidak ikut merambat
melainkan hanya bergetar.

Bunyi termasuk gelombang mekanik karena


hanya dapat melalui suatu medium (zat padat,
cair dan gas).
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 2
c. Bunyi tidak dapat merambat melalui vakum,
hal ini disebabkan karena pada medium
tertentu (seperti Bulan) tidak memiliki
medium perambatan.

2. Mengukur cepat rambat bunyi


Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi
jarak tempuh (S) dengan selang waktu (t).

Secara matematis dinyatakan dengan:

S dengan v = cepat rambat bunyi


v 
t di udara (m/s)
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 3
Contoh:

1. Pada suatu saat terlihat kilat, dan 20 sekon


kemudian terdengar guntur. Bila cepat rambat
bunyi diudara 340 m/s. Berapakah jarak tempat
asal kilat dari pengamat.

Jawab : Dik : t  20 s
v  340 m / s
Dit : Jarak asal kilat dari pengamat (S )  ... ?
Peny : S  v t
 340 m / s x 20 s
 6800 m  6,8 km
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 4
2. Ketika terjadi hujan di tempat P, terdengar
ledakan petir setelah 8,0 sekon melihat kilatan
cahaya. Tempat P tepat tegak lurus 2,4 km di
bawah tempat terjadinya petir. Jika tempat Q
berjarak 1,0 km dari P. Berapa lama sejak petir
terjadi orang yang berada di tempat Q akan
mendengar bunyi petir ? Jika cepat rambat bunyi
di udara 300 m/s dan tempat Q berada pada
ketinggian yang sama dengan tempat P.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 5


a. Mengukur cepat rambat bunyi di udara
Garpu tala P
(frekuensi f )
S
l2

P P
l1

S S
Bejana

Tabung

Air

Tampak bahwa gelombang stasioner


dalam tabung resonansi.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 6
Jadi untuk mengukur cepat rambat bunyi di
udara dalam tabung resonansi yakni dengan
persamaan : 
l2  l1  , atau   2 l2  l1 
2
Jadi  v   f

Dengan:l1 = panjang kolom udara untuk bunyi


dengungan (resonansi) pertama.
l2= panjang kolom udara untuk bunyi dengu
ngan (resonansi) kedua.
 = panjang gelombang.
f = frekuensi garpu tala.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 7
b. Cepat rambat bunyi dalam zat padat dicari
dengan persamaan:
E =Modulus Young bahan logam
E
v (N/m2) atau Pa.
  = massa jenis bahan logam
(kg/m3)

Contoh :

Jika modulus Young bahan suatu logam 2,0 x 1011


Pa yang massa jenisnya 7,8 x 103 kg/m3, tentukan
cepat rambat bunyi dalam logam tersebut
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 8
: E  2 x10 N / m
11 2
Jawab : Dik
  7,8x103 kg / m3
Dit : v  ... ?
E
Peny : v 

2 x1011
 3
7,8 x10
 25,64 x106
 5100 m / s

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 9


c. Cepat rambat bunyi dalam zat cair dicari dengan
persamaan :

dengan :
B
v B = modulus Bulk zat cair (N/m2)
  = massa jenis zat cair (kg/m3)

d. Cepat rambat bunyi dalam gas yaitu dengan


persamaan :
Untuk udara pada keadaan normal maka:
 = Cp/Cv = tetapan Laplace pada
tekanan tetap dan volume tetap = 1,4
p RT (gas diatomik)
v    p = 1 atm = (1,0 x 105 Pa )
 M  = massa jenis ( 1,3 kg/m3 )
M = massa molekul gas (kg /kmol)
T = suhu mutlak (K)
R = tetapan umum gas 8314 J/kmol.K
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 10
Contoh:
Tentukan cepat rambat
gelombang bunyi di dalam
air dan tentukan pula panjang
gelombang dari bunyi yang
mempunyai frekuensi 262 Hz di
dalam air. Diketahui modulus
Bulk air = (1 x 10 11 /45,8) Pa,
dan massa jenis air 1000 kg/m3

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 11


Pada persamaan di atas , cepat rambat bunyi dalam gas
tidak bergantung pada tekanan ( p ), artinya jika hanya
tekanan gas yang diubah , maka cepat rambat bunyi
adalah tetap . Dengan demikian maka:
1. Jika  dan M adalah tetap dan R adalah sama untuk semua
jenis gas maka cepat rambat bunyi dalam suatu gas tertentu
adalah sebanding dengan akar kuadrat suhu mutlaknya,
v1 T1
dengan demikian maka  v  T sehingga 
v2 T2
2. Jika  dan T adalah tetap dan R adalah sama untuk semua
jenis gas maka cepat rambat bunyi dalam suatu gas tertentu
adalah berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molekul
1 v M2
gas, dengan demikian maka  v  sehingga 1 
M v2 M1
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 12
Contoh :

1. Untuk udara pada keadaan normal, dengan


tekanan 1 atm dan massa jenis udara 1,3 kg/m3.
tentukan cepat rambat bunyi dalam gas jika
tetapan Laplace untuk gas diatomik 1,4
Jawab : Dik : p 1atm  105 Pa 105 N / m2
 1,3 kg / m3
  1,4
Dit : v  ... ?
Peny :Cepat rambat bunyi dalam gas :
p
v  

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 13
3. Mendengar dan Melihat Gelombang Bunyi
a. Telinga sebagai Penerima Bunyi
Dalam menerima bunyi telinga terdiri dari 3 (tiga)
bagian yang terpisah yaitu :
1. Telinga luar berfungsi untuk mengumpulkan
gelombang bunyi sehingga dapat menggetarkan
gendang telinga.
2. Telinga tengah berfungsi untuk melewatkan
getaran-getaran dari gendang telinga melalui :
- tingkap oval (selaput telinga yang luasnya
penampangnya lebih kecil).
- tiga buah tulang yakni martil, landasan dan
sanggurdi.
Tiga buah tulang ini berfungsi sebagai penguat
( amplifier )
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 14
3.Telinga dalam terdapat cochlea (cairan) yang
berfungsi menerima tekanan bunyi dari
tingkap oval. Getaran-getaran cairan dalam
cochlea mempengaruhi beribu-ribu saraf yang
mengirim isyarat ke otak kita sehingga kita
dapat membedakan berbagai macam bunyi.
b. Klasifikasi Gelombang Bunyi
1. Infrasonik yaitu bunyi yang memiliki
frekuensi lebih rendah 20Hz
2. Audiosonik yaitu bunyi yang memiliki
frekuensi 20Hz-20.000Hz
3. Ultrasonik yaitu bunyi yang memiliki
frekuensi lebih tinggi dari 20.000Hz.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 15
Di bawah ini beberapa makhluk hidup yang
dapat mendengar frekuensi yang berbeda-beda
diantaranya adalah:
- Manusia hanya dapat mendengar
frekuensi 20Hz-20.000Hz
- Anjing dapat mendengar bunyi dengan
frekuensi sampai 25.000Hz
- Kucing dapat mendengar bunyi dengan
frekuensi sampai 65.000Hz
- Lumba-lumba dapat mendengar bunyi
dengan frekuensi sampai 150.000Hz

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 16


c. Tinggi nada dan kuat bunyi

Gambar diatas untuk Gambar diatas untuk


bunyi dengan nada bunyi dengan nada
rendah tinggi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Nada yaitu bunyi yang frekuensinya teratur
2. Desah yaitu bunyi yang frekuensinya tidak
teratur.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 17
Berdasarkan gambar di atas,tampak bahwa
untuk selang waktu yang sama, nada tinggi
memiliki getaran yang lebih banyak dari pada nada
rendah.
Dapat disimpulkan bahwa :
- Tinggi rendahnya nada ditentukan oleh
frekuensinya yaitu makin tinggi frekuensinya
makin tinggi nadanya dan sebaliknya.
Secara umum suara perempuan menghasilkan
bunyi dengan nada lebih tinggi dari suara
laki-laki.
- Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo
gelombang yaitu makin besar amplitudo makin
kuat bunyinya dan sebaliknya.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 18
1. Pemantulan
gelombang bunyi

2. Pembiasan
gelombang bunyi
B. Gejala-gejala
Gelombang Bunyi 3. Difraksi gelombang
bunyi

4. Interferensi gelombang
bunyi

5. Efek Doppler
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 19
1. Pemantulan gelombang bunyi
Pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat
menimbulkan gaung (kerdam) yaitu sebagian
bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.
Bagaimana cara menghindari terjadinya gaung
di dalam bioskop, studio radio atau televisi,
studio rekaman dan gedung konser musik ?
Cara menghindarinya adalah dindingnya
dilapisi dengan zat peredam suara atau zat
kedap suara seperti kain wol, kapas, karton,
gelas, karet dan besi.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 20
Contoh :
1. Anto dan Lina akan melakukan percobaan
untuk mengukur cepat rambat bunyi di udara.
Untuk itu, Anto menjatuhkan sebuah batu dari
ketinggian 45,0 m. Pada saat Anto menjatuhkan
batu, Lina menyalakan stopwatchnya dan
memberhentikannya ketika Lina mendengar
bunyi batu mengenai lantai. Jika hasil catatan
waktunya adalah 3,12 sekon, tentukan cepat
rambat bunyi di udara di tempat percobaan
yang dilakukan (g=10 m/s2).

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 21


Jawab : Dik :t  3,12 s
ketinggian  y   45 m, dan g  10 m / s 2
Dit : cepat rambat bunyi di udara  v  ... ?
Peny :  Waktu stopwatch (t ) adalah samadengan waktu mulai batu
jatuh sampai mengenai lantai (t1 ) ditambah dengan waktu
yang diperlukan bunyi dari lantai sampai ketelinga Lina (t2 )
Ditulis : t  t1  t2
 Waktu jatuh batu t1 , dicari dengan
persamaan gerak jatuh bebas :
1
y  vo t1  g t 1 , vo  0
2

2
1
 45  0 x t1  10 t1
2

2
90
 t1 
10
 t1  9 3s
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 22
 Sehingga waktu bunyi sampai ke telinga Lina adalah :
t 2  t  t1
 3,12 s  3 s
 0,12 s
Jadi cepat rambat bunyi diudara adalah :
S y
v  
t t2
45

0,12
 375 m / s
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 23
2. Seseorang yang berdiri diam di antara dua bukit
sejajar menembakkan sebuah senjata. Ia mendengar
Gema pertama setelah 1,5 sekon dan kedua setelah 2,5 s
Jika cepat rambat bunyi di udara 332 m/s, hitung jarak
antara kedua bukit. Kapan gema ketiga didengar oleh
Orang tersebut.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 24


Jawab : Dik : gema pertama dalam waktu  t1  1,5 s
gema kedua dalam waktu  t2  2,5 s
cepat rambat bunyi  v  332 m / s
Dit :  jarak antara kedua bukit AB  .. ?
Peny : Gema pertama didengar oleh O dari bukit A pada jarak :
 2 X  v t1
v t1 332 x 1,5
X    249 m
2 2
Gema kedua didengar oleh O dari bukit B pada jarak :
 2Y  v t 2
v t2 332 x 2,5
Y    415m
2 2
Jadi jarak kedua bukit AB  X  Y
 249  415  664 m
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 25
Gema ketiga didengar ketika bunyi
dipantulkan oleh A ke B kemudian
dipantulkan oleh B ke O dalam
selang waktu (t3 ) sehingga :

 2 ( X  Y )  v t3
 2 AB  v t3
 2 (664)  332 t3
 t3  4 s

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 26


2. Pembiasan Gelombang Bunyi

Mengapa pada malam hari bunyi petir


terdengar lebih keras daripada siang hari?

a. Pada siang hari, bunyi Petir


Dibiaskan
petir yang merambat dari menjauhi
lapisan udara atas normal
(mediumnya lebih rapat)
menuju kelapisan udara
bawah (mediumnya
kurang rapat) akan
dibiaskan menjauhi garis
normal sehingga bunyi Tanpa
kurang jelas didengar. membias
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 27
Sebab pada siang hari :

- udara pada lapisan atas lebih dingin


daripada lapisan bawah.
- cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih
kecil dari pada suhu panas, ini berarti
bahwa kecepatan bunyi pada lapisan udara
atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi
pada lapisan udara bawah. Sehingga
medium pada lapisan atas lebih rapat
daripada medium pada lapisan bawah.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 28


b. Pada malam hari, bunyi petir yang merambat dari
lapisan udara atas (mediumnya kurang rapat)
menuju kelapisan udara bawah (mediumnya
lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis
normal.

Petir

Dapat dilihat pada


gambar di samping
Tanpa
membias
Dibiaskan
mendekati normal

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 29


Sebab pada malam hari :

- udara pada lapisan atas lebih panas


daripada lapisan bawah.
- cepat rambat bunyi pada suhu dingin
lebih kecil dari pada suhu panas, ini
berarti bahwa kecepatan bunyi pada
lapisan udara atas lebih besar daripada
kecepatan bunyi pada lapisan udara
bawah. Sehingga medium pada lapisan
atas kurang rapat daripada medium pada
lapisan bawah.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 30


3. Difraksi Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi mudah mengalami difraksi
sebab gelombang bunyi di udara memiliki
panjang gelombang dalam rentang beberapa
sentimeter sampai dengan beberapa meter, jika
dibandingkan dengan gelombang cahaya.
Gelombang yang  besar lebih mudah didifraksi.
4. Interferensi Gelombang Bunyi
Interferensi bunyi memerlukan dua sumber
bunyi koheren seperti dua pengeras suara yang
dihubungkan dengan sebuah generator sinyal.
Jika pada posisi tertentu terdengar bunyi paling
lemah dan posisi lainnya terdengar bunyi paling
kuat, maka peristiwa ini disebabkan oleh
terjadinya Interferensi bunyi.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 31
a. Bunyi kuat terjadi ketika superposisi
Perhatikan kedua gelombang bunyi di titik P yang
gambar berikut : bertemu sefase sehingga menghasilkan
interferensi konstruktif (saling
P menguatkan.).
S1 L
Bunyi kuat :
P
L S = |S1P – S2P| = n
P
S2 L
b. Bunyi lemah, terjadi ketika superposisi
kedua gelombang bunyi di titik L yang
di mana n  0,1, 2, 3, ...
bertemu berlawanan fase sehingga
n  0, untuk bunyi kuat pertama
menghasilkan interferensi destruktif
atau bunyi lemah pertama
n 1, untuk bunyi kuat kedua
(saling melemahkan).
atau bunyi lemah kedua
Bunyi lemah :
dst... 1
S = |S1L – S2L| = {n + } 
2
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 32
Contoh: A 3,60 m B

1. Pada gambar di samping dua pengeras

2,70 m
suara koheren A dan B dipisahkan pada
jarak 3,60 m. Seorang pendengar berada
sejauh 2,70 m dari pengeras suara B.
C
Segitiga ABC adalah siku-siku. Kedua
pengeras suara mengeluarkan bunyi
dengan frekuensi sama 95 Hz dan cepat
rambat bunyi di udara adalah 342 m/s.
Apakah pendengar mendengar bunyi
kuat atau sama sekali tidak mendengar
bunyi?
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 33
Jawab :Dik : AB  3,6 m f  95 Hz
BC  S 2  2,7 m v  342 m / s
Dit : Apakah pendengar mendengar
bunyi kuat atau lemah ?
Peny :  Menentukan jarak S1 dari pendengar yaitu :
S1  AC  AB 2  BC 2

 3,62  2,7 2  20,25  4,5 m


 Beda li ntasan S  S1  S 2
 4,5 m  2,7 m  1,8 m
v 342
 Panjang gelombang     3,6 m
f 95
1
oleh karena S   atau (n  0), maka terjadilah in terferensi destruktif
2
sehingga pendengar akan mendengar bunyi lemah atau tidak
mendengar bunyi sama sekali.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd
34
2.Dua buah pengeras suara S1 dan S2 seperti gambar,
saling berhadapan dan terpisah sejauh 100 m, Kedua
pengeras suara dihubungkan dengan generator
sinyal yang memberikan sinyal pada frekuensi 110
Hz. Bunyi kuat pertama di dengar di P, jika r1 = r2.
Andi berjalan dari P ke kanan (ketitik Q) sepanjang
garis hubung S1S2, dan dia mendengar bunyi
terlemah untuk pertama kalinya ketika jaraknya
dari Pke Q = 0,75 m. r1 P r2
S1 S2
Q
X = 100 m
a. Berapakah cepat rambat bunyi di udara
b. Dimanakah Andi akan mendengar bunyi paling
kuat untuk kedua kalinya?
c. Dimanakah Andi akan mendengar bunyi paling
lemah untuk kedua kalinya?
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 35
Jawab :
Dik : f 110 Hz
 Bunyi terkuat yang pertama di P, ketika S  S1P  S 2 P  0,
sebab S1P  S 2 P  50 m.
 Bunyi terlemah yang pertama di Q pada jarak 0,75m
di kanan P ( PQ )  0,75 m.
Dit : a. v  ... ?
b. Jarak Andi dari titik P mendengar bunyi paling kuat kedua  ... ?

c. Jarak Andi dari titik P mendengar bunyi paling lemah kedua  ... ?

Peny : a. Dengan menggunakan syarat pelemahan bunyi , maka  dapat ditentukan.


Bunyi terlemah pertama (n  0 ) pada jarak PQ  0,75 m dengan beda
l int asan yaitu :

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 36


r1 P r2
S1 S2
Q
X = 100 m

S  S1Q  S 2 Q

 S1 P  PQ   S 2 P  PQ 
 S1 P  S 2 P   PQ  PQ ,
 0  2 PQ
sehingga  S  2 PQ
 2 0,75 m  1,5 m

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 37


 1 Jadi cepat rambat bunyi di udara adalah :
karena S   n   
 2 v   f
 1  3 m x 110 Hz
 1,5 m   0   
 2
 330 m / s
maka   3 m
b. Misalkan Andi bergerak lagi ke kanan sampai dititik R, maka
jarak Andi mendengar bunyi paling kuat kedua kalinya (n 1)
yakni dengan menggunakan syarat pengua tan bunyi sbb:
Bunyi kuat  S  S1R  S2 R, dengan cara yang sama
seperti di atas, maka diperoleh :
S  2 PR Jadi , Andi mendengar bunyi
 n  2 PR paling kuat kedua ketika berada
 1 x 3 m  2 PR pada jarak 1,5 m di kanan P.
3 atau 48,5 m dari S 2
 PR   1,5 m
2 Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 38
 1
Bunyi lemah  S  S1T  S 2T   n   
 2

dengan cara yang sama seperti di atas, maka diperoleh :

S  2 PT
Jadi , Andi mendengar
 1
  n     2 PT , bunyi paling lemah kedua
 2
 1 ketika berada pada
 1   x 3  2 PT
 2 jarak 2,25 m di kanan P.
9
 PT   2,25 m
4 Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 39
5. Efek Doppler
Secara umum efek Doppler dialami ketika ada
suatu gerak relatif antara sumber gelombang
dengan pengamat yakni:
a. Ketika sumber gelombang dan pengamat saling
mendekati atau salah satunya mendekati, pengamat
akan mendengar frekuensi bunyi yang lebih tinggi dari
frekuensi bunyi yang dipancarkan oleh sumber bunyi
tanpa adanya gerak relatif ( fp > fs ).

b. Ketika sumber gelombang dan pengamat saling


menjauhi atau salah satunya menjauh , pengamat akan
mendengar frekuensi bunyi yang lebih rendah
dari frekuensi bunyi yang dipancarkan oleh
sumber bunyi tanpa adanya gerak relatif ( fp < fs ).
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 40
- Jika kecepatan angin v  vp
diabaikan maka persamaan fp  fs
Efek Doppler: v  vs
- Jika kecepatan angin cukup
(v  va )  v p
berarti, maka persamaan fp  fs
efek Doppler: (v  va )  vs
Keterangan :
fp = frekuensi yang didengar pengamat
fs = frekuensi sumber
v = kecepatan bunyi di udara
vp = kecepatan pengamat
vs = kecepatan sumber
va = kecepatan angin.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 41
+ +
C C
S P V V P S
cc cc
S di kiri P di kanan vv vv S di kanan P di kiri
- -
arah (+) dari S ke P arah (+) dari S ke P

Perlu diperhatikan perjanjian tanda pada persamaan


Efek Doppler di atas yakni:
1. Cepat rambat bunyi selalu bertanda positif (+)
2. Vw akan bertanda positif (+) jika searah dengan
arah dari sumber S ke pendengar P dan
sebaliknya akan bertanda negatif (-) jika
berlawanan arah.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 42
1. Sebuah kereta api bergerak melewati
Contoh: stasiun dengan kecepatan 20m/s sambil
membunyikan sirine
dengan frekuensi 2000 Hz. Jika cepat rambat bunyi di
udara 340 m/s, berapakah frekuensi bunyi yang di
dengar oleh pengamat yang diam di stasiun ketika
kereta itu : a .Mendekati stasiun
b. Menjauhi stasiun.
Jawab :Dik : vs  20 m / s , v  340 m / s
f s  2000 Hz , v p  0
Dit : f p  ... ? jika ke reta :
a. mendekati stasiun
b. menjauhi stasiun
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 43
Peny : a. Pada saat sumber mendekati pendengar
yang diam maka vs ber tan da   sehingga :
v
fp  f s , vs   20 m / s
v  vs
340
 x 2000  2125 Hz.
340  20
b. Pada saat sumber menjauhi pendengar yang
diam (v p  0 ) maka vs ber tan da   sehingga :

sehingga diperoleh :
v 340
fp  f s , vs  20 m / s  x 2000
340  20
v  vs
 1889 Hz
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 44
2. Sebuah sumber bunyi yang mempunyai
frekuensi 600Hz bergerak dengan kecepatan 20
m/s mendekati seorang pengamat yang diam.
Tentukan frekuensi yang di dengar oleh
pengamat jika:
a. tidak ada angin
b. terdapat angin dengan kecepatan 10 m/s
searah dengan sumber bunyi.
c. terdapat angin dengan kecepatan 10 m/s
berlawanan arah dengan sumber bunyi.
Jawab : Dik : f s  600 Hz , v p  o
vs  20 m / s , v  340 m / s
Dit : f p  ... ?
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 45
jika : a. tidak ada angin
b. kecepa tan angin vw 10 m / s searah dengan
arah sumber.
c. kecepa tan angin vw 10 m / s berlawanan
dengan arah sumber.
Peny : a. Jika tidak ada angin, persamaan Efek Dopller
memberikan :
v
fp  fs
v  vs
340
 x 600
340  20
340
 x 600
320
20400
  637,5 Hz
32
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 46
b. Angin searah dengan arah sumber,
persamaan Efek Dopllernya adalah :
(v  vw )
fp  f s , vw  10 m / s
v  vw   vs
(340  10)
 x 600
340 10  20
 636,4 Hz

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 47


c. Angin berlawanan arah dengan arah sumber,
persamaan Efek Dopllernya adalah :
(v  v w )
fp  f s , vw 10 m / s
v  vw   vs
sehingga diperoleh :
(340 10)
 x 600
340 10  20
 638,7 Hz
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 48
6. Pelayangan Gelombang bunyi.
Variasi kuat lemahnya bunyi secara periodik
disebut layangan, dan dihasilkan oleh superposisi
dari dua gelombang bunyi dengan frekuensi
sedikit berbeda.

Misalkan dua gelombang menjalar dalam suatu


medium dengan kecepatan (v) dengan
persamaan gelombang masing-masing adalah :
y1 = A sin 1t dan y2 = A sin 2t dengan
simpangan superposisinya diberikan oleh :

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 49


Dengan simpangan

superposisinya y  2 A cos t sin t
2
diberikan oleh :
dengan  = 1 - 2

dan amplitudo

superposisinya Ap  2 A cos t
2
sebesar :

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 50


karena amplitudo hasil superposisi
mempunyai nilai maksimum dan minimum
yang berulang secara periodik maka terjadi
bunyi keras dan lemah secara periodik pula.
Peristiwa ini disebut dengan pelayangan
bunyi.
Jadi satu layangan didefinisikan sebagai
gejala dua bunyi keras atau dua bunyi lemah
yang terjadi secara berurutan.
Dapat dituliskan di bawah ini yakni :

1 layangan = keras-lemah-keras atau


lemah-keras-lemah.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 51
y keras keras
lemah lemah lemah
t

TL
T
Tampak bahwa periode pelayangan (TL)
adalah setengah dari periode gelombang (T),
sehingga diperoleh : T  1 T  t  1  1
| f1  f 2 |
L
2 nL fL

Frekuensi layangan adalah banyaknya layangan


yang terjadi dalam setiap sekon. Dapat dituliskan:
nL 1
f L  f1  f 2 atau f L  
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd
t TL 52
Contoh:
1. Dua buah gelombang masing-masing dengan
frekuensi 300 Hz dan a Hz dibunyikan pada saat
yang bersamaan. Jika terjadi 10 layangan dalam 2
sekon hitunglah nilai a.
2. Mobil A mendekati pengamat P (diam )dengan
kecepatan 30 m/s sambil membunyikan sirine
berfrekuensi 504 Hz. Saat itu juga mobil B
mendekati P dari arah yang berlawanan dengan
A, pada kecepatan 20 m/s sambil membunyikan
sirine berfrekuensi 518 Hz. Jika cepat rambat
bunyi di udara 300 m/s, tentukan frekuensi
layangan yang di dengar oleh P.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 53
3. Mobil A mendekati pengamat P
(diam )dengan kecepatan 30 m/s
sambil membunyikan sirine
berfrekuensi 504 Hz. Saat itu juga
mobil B menjauhi P pada kecepatan
20 m/s sambil membunyikan sirine
berfrekuensi 518 Hz. Jika cepat
rambat bunyi di udara 300 m/s,
tentukan frekuensi layangan yang di
dengar oleh P.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 54


C. Gelombang Stasioner pada Alat Penghasil Bunyi
Alat penghasil bunyi yang di pelajari adalah senar
( untuk kasus kedua ujungnya terikat atau tetap ) dan
pipa organa (pipa organa terbuka dan tertutup).
1. Gelombang Stasioner Transversal pada senar
a. Cepat rambat gelombang transversal
dalam dawai
Cepat rambat gelombang
transversal dalam dawai adalah
sebanding dengan akar kuadrat
gaya tegangan dawai ( v  F )
dan berbanding terbalik dengan
akar kuadrat massa per panjang
M
dawai ( ) m
v  1 /  , dengan  
L
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 55
Sehingga secara matematis dapat dinyatakan oleh:
F F FL Mg L
v   
u A m m
dengan m  V dan V  AL
Ket : v = cepat rambat gelombang transversal dalam
dawai (m/s)
F = gaya tegangan dawai /tali(N)
µ = massa persatuan panjang dawai (kg/m)
m= massa dawai/tali (kg)
 = massa jenis dawai /tali(kg/m3 )
L = panjang dawai/tali (m)
A = luas penampang dawai (m2)
V = volume dawai (m3)
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 56
Contoh

1. Dalam percobaan Melde dawai yang ditegangkan diantara


kedua jembatan memiliki panjang 1 meter dan massa 25
gram. Jika massa beban yang digantung adalah 250 gram
tentukan cepat rambat gelombang transversal yang
merambat dalam dawai tersebut (ambil g = 10 m/s2)
2. Suatu gelombang berjalan dengan persamaan
y = 5 sin (10t- 4x) dengan y dan x dalam cm, dan t
dalam sekon merambat pada seutas tali yang panjangnya
100 cm. Jika massa tali 800 gram, tentukan gaya tegangan
tali.
3. Sebuah gelombang transversal merambat pada seutas
dawai yang memiliki panjang 2 m dan massa 25 g dengan
cepat rambat 40 m/s. Tentukan besar gaya tegangan pada
dawai.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 57
4. Sebuah balok bermassa m1 digantungkan pada
seutas kawat homogen dengan  = 5,6 g/m. Kawat di
letakkan melalui sebuah katrol lalu diikatkan
kedinding. Kelajuan gelombang transversal pada
kawat mendatar adalah 20 m/s. Jika sebuah balok
lain dengan massa m2 ditambahkan sebagai beban,
kelajuan bertambah menjadi 45 m/s. Tentukan
massa beban m2 tersebut.
m1

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 58


b. Formulasi Frekuensi atau Resonansi pada
Senar
Tampilan gelombang stasioner pada tali,
senar atau dawai yang terdiri dari sejumlah
simpul dan perut sebagai berikut :
 Pola gelombang untuk nada dasar f1
(harmonik pertama).

P 1
S
panjang senar  L  1
S 2
v v
dengan  f1  
L 1 2 L
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 59
Nada dasar ini terjadi ketika panjang senar sama
dengan 1/2 dan terdapat 2 simpul dan 1 perut.

 Pola gelombang untuk nada atas pertama f2 atau


(harmonik kedua).
P P

S S S

panjang senar  L  2
v v v
dengan  f 2   2  2 f1
2 L 2L

Nada atas pertama terjadi ketika panjang senar


sama dengan 2 dan terdapat 3 simpul dan 2 perut.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 60
 Pola gelombang untuk nada atas kedua f3
(harmonik ketiga).
P P P

S S S S

3
panjang senar  L  3
2
v v v
dengan  f 3   3  3 f1
3 2 L 2L
3
Nada atas kedua terjadi ketika panjang senar sama
dengan 3 3 dan terdapat 4 simpul dan 3 perut.
2 Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 61
 Pola gelombang untuk nada atas ketiga f4
(harmonik keempat).
P P P P

S S S S S

panjang senar  L  24


v v v v
dengan  f 4    2 4  4 f1
4 1 L L 2L
2

Nada atas ketiga terjadi ketika panjang senar sama


dengan 24 dan terdapat 5 simpul dan 4 perut.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 62
Perbandingan frekuensi-frekuensi yang
dihasilkan setiap pola gelombang pada senar adalah:
f1 : f 2 : f 3 : f 4 : ... 1: 2 : 3: 4 :...
F
Jika cepat rambat gelombang v 
maka frekuensi nada dasar f1 dapat ditulis 
sebagai : v 1 F 1 F
f1   
2L 2L  2L A
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Marsene,
yang berbunyi bahwa frekuensi senar dengan kedua
ujung terikat adalah:
a. berbanding terbalik dengan panjang senar
b. Berbanding lurus dengan akar kuadrat dari gaya
tegangan senar.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 63
c. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari
massa jenis bahan senar
d. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari
luas penampang senar.

Berikut persamaan umumnya antara lain:

1.  perut  n dan  simpul  n 1


sehingga  simpul   perut  1
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 64
1
2. Panjang senar L  n n
2
3. Frekuensi resonansi senar
v n F
f n  n f1  n 
2L 2L 
dengan  n  1,2,3,4,...

dengan n=1, menyatakan notasi untuk nada dasar,


n=2, notasi untuk nada atas pertama
dan seterusnya.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 65


Contoh

1. Tentukan empat harmonik


pertama dari seutas senar
dengan panjang 2,0 m, jika
massa senar persatuan
panjang adalah 2,5 x 10 -3
kg/m dan senar ditegangkan
oleh gaya 100 N.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 66
2. Pada suatu percobaan sonometer terjadi resonansi
nada dasar senar dengan sebuah garpu tala yang
frekuensinya 440 Hz. Jika panjang senar 20 cm
dan gaya tegangannya 20 N.
a. Hitung cepat rambat gelombang transversal
dalam senar.
b. Jika gaya tegangan tetap, tentukan panjang
senar agar resonansi terjadi pada frekuensi
330 Hz.
c. Tentukan besar gaya tegangan yang harus
diberikan jika diinginkan senar beresonansi
pada frekuensi 528 Hz untuk panjang senar
25 cm.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 67
3. Sepotong dawai yang kedua ujungnya
terikat memiliki panjang 5 m, massa
jenis linear 40 g/m menghasilkan
frekuensi nada dasar 20 Hz.
a. Hitung gaya tegangan dawai
b. Berapa besar frekuensi dan panjang
gelombang pada dawai untuk nada atas
pertama.
c. Tentukan frekuensi dan panjang
gelombang pada dawai untuk nada atas
kedua.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 68


4. Seutas tali yang panjangnya 8 m memiliki massa
1,04 gram. Tali digetarkan sehingga sebuah
gelombang transversal menjalar dengan
persamaan y = 0,003 sin (x + 30t). x dan y dalam
meter, t dalam sekon. Tentukan tegangan tali
tersebut.

2. Gelombang Transversal pada Pipa Organa


Pipa Organa adalah alat yang menggunakan kolom
udara sebagai sumber bunyi.
Frekuensi alami pipa organa bergantung pada
panjang pipa dan keadaan ujung pipa organa :
terbuka atau tertutup.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 69
1. Formulasi Frekuensi Alami Pipa Organa
Terbuka (POB)
Pipa organa dengan kedua ujungnya terbuka
(berhubungan dengan udara luar) disebut pipa
organa terbuka.
 Pola gelombang yang dihasilkan untuk nada
dasar f1 (harmonik pertama).
1
panjang pipa  L  1
L
2
P P v v
S
dengan  f1  
1 2 L
Nada dasar ini terjadi ketika panjang pipa sama
dengan 1/2 dan terdapat 2 perut dan 1 simpul.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 70
 Pola gelombang yang dihasilkan untuk nada
atas pertama f2 (harmonik kedua).
L
panjang pipa  L  2
v vv
P P P dengan  f 2    2  2 f1
S S
2 L 2L

Nada atas pertama terjadi ketika panjang pipa sama


dengan 2 dan terdapat 3 perut dan 2 simpul.
 Pola gelombang yang dihasilkan untuk nada
atas kedua f3 (harmonik ketiga).
3
L panjang pipa  L  3
2
P P P P v v
S S S dengan  f 3   3  3 f1
3 2L
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 71
Nada atas kedua terjadi ketika panjang pipa sama
dengan 3 3 dan terdapat 4 perut dan 3 simpul.
2

Perbandingan frekuensi-frekuensi yang


dihasilkan setiap pola gelombang pada pipa organa
terbuka adalah:
f1 : f 2 : f 3 : ...  1: 2 :3: ...
 dikenal sebagai Hukum I Bernoulli
Tampak bahwa persamaan frekuensi pada pipa
organa terbuka (POB) samadengan persamaan
frekuensi pada senar.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 72
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan
untuk pola gelombang pada pipa organa terbuka
dapat ditulis beberapa hubungan sbb:
1.  perut  n  1 dan  simpul  n
sehingga  perut   simpul  1

1
2. Panjang POB  L  n n
2
3. Frekuensi resonansi POB
v
fn  nf1  n dengan  n 1,2,3,...
2L
dengan n= 1, notasi untuk nada dasar
n=2,notasi untuk nada atas pertama
dan seterusnya.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 73
2. Formulasi Frekuensi Alami Pipa Organa
Tertutup (POT)
Pipa organa dengan ujung salah satunya
terbuka dan ujung lainnya tertutup (udara tidak
bebas bergerak) disebut pipa organa tertutup.
 Pola gelombang yang dihasilkan untuk nada
dasar f1 (harmonik pertama).
1
panjang pipa  L  1
L
4
P S v v
dengan  f1  
1 4 L
Nada dasar ini terjadi ketika panjang pipa L sama
dengan 1/4 dan terdapat 1 perut dan 1 simpul.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 74
 Pola gelombang yang dihasilkan untuk nada
atas pertama f3 (harmonik ketiga).
L 3
panjang pipa  L  3
4
P P v 3v v
S S dengan  f 3   3  3 f1
3 4L 4L

Nada atas pertama terjadi ketika panjang pipa sama


dengan ¾ 3 dan terdapat 2 perut dan 2 simpul.
 Pola gelombang yang dihasilkan untuk nada
atas kedua f5 (harmonik kelima).
5
L
panjang pipa  L  
4 5
P P P v v v
S S S dengan  f   5 5 f
5  4 4 L 1
5 L
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 5 75
Nada atas kedua terjadi ketika panjang pipa sama
dengan 5 5 dan terdapat 3 perut dan 3 simpul.
4
Perbandingan frekuensi-frekuensi yang
dihasilkan setiap pola gelombang pada pipa organa
tertutup adalah:
f1 : f 3 : f 5 : ...  1: 3: 5: ...
 dikenal sebagai Hukum II Bernoulli
Dari uraian diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan untuk pola gelombang pada pipa organa
tertutup dapat ditulis beberapa hubungan sbb:
1.  perut   simpul
1
2. Panjang POT  L  n n
4
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 76
3. Frekuensi resonansi POT
v
f n  nf1  n , dengan  n 1,3,5,...
4L
v
atau  f n  (2n 1) , dengan  n 1,2,3,...
4L
dengan n = 1 menyatakan notasi untuk nada dasar,
n = 3 menyatakan notasi nada atas pertama
dan seterusnya.

Contoh :

1. Sebuah pipa panjangnya 68 cm. Tentukan tiga


frekuensi harmonik pertama (ambil cepat rambat
bunyi di udara 340 m/s) untuk kasus :
Pipa organa tertutup dan pipa organa terbuka.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 77
2. Sebuah pipa organa terbuka yang
panjangnya 2 m menghasilkan dua
frekuensi harmonik berturut-turut
adalah 410 Hz, dan 495 Hz. Berapakah
cepat rambat bunyi pada pipa organa
tersebut.

3. Sebuah pipa organa tertutup memiliki


panjang 50 cm. Jika cepat rambat bunyi
di udara saat itu 340 m/s, tentukan
frekuensi nada dasar, nada atas pertama
dan nada atas kedua.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 78


4. Sebuah pipa organa terbuka yang panjangnya
60 cm menghasilkan bunyi dengan pola
gelombang yang memiliki 3 simpul
didalamnya. Nada pipa organa ini
beresonansi dengan pipa organa lain yang
tertutup serta membentuk 3 simpul juga
Tentukan panjang pipa organa tertutup
tersebut.
5. Pada suatu pipa terbuka (I) dengan panjang
30 cm terjadi 3 buah simpul. Nada pipa
organa ini beresonansi dengan pipa organa
lain yang tertutup (II) serta membentuk dua
buah titik simpul. Berapa panjang pipa
organa yang tertutup?
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 79
D. Taraf Intensitas dan Aplikasi Bunyi

Energi getaran yang dipindahkan oleh suatu


gelombang sebanding dengan kuadrat
amplitudonya ( E  y 2 ) dan juga sebanding dengan
kuadrat frekuensinya ( E  f 2 ). Secara matematis
ditulis :

1 2 1
E  kA  m 2 A2  2 2 mf 2 A2
2 2

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 80


1. Intensitas gelombang Bunyi
Energi yang dipindahkan oleh gelombang
biasanya dinyatakan dengan intensitas gelombang.
Intensitas gelombang bunyi (I)
didefinisikan sebagai daya gelombang yang
dipindahkan melalui bidang seluas satu satuan
tegak lurus pada arah cepat rambat gelombang.
P
Secara matematis ditulis : I
A
dengan:
I = intensitas gelombang bunyi
(W/m2)
P = daya gelombang (W)
A = luas penampang medium (m2)
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 81
 Jika suatu sumber bunyi memancarkan
gelombang kesegala arah, maka gelombang tersebut
merupakan gelombang tiga dimensi, contohnya:
gelombang bunyi yang memancar di udara,
gelombang gempa bumi, dan gelombang cahaya.
 Jika medium yang dilalui gelombang tiga dimensi
tersebut adalah isotropik (sama dalam segala arah ),
maka muka gelombang yang dipancarkannya
adalah berbentuk bola. Muka gelombang bola
yang dipancarkan dari sumber makin meluas dengan
radius r yang makin membesar, tampak pada
gambar berikut:

Sumber
bunyi r1
r2
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 82
 Jadi dengan bertambahnya luas A dengan
radius (r) yang makin jauh dari sumber, maka :
1. Amplitudo gelombang (y) mengecil secara
berbanding terbalik dengan jaraknya dari
sumber  1  .
 r  Secara matematis ditulis : y 2 r1

y1` r2
2. Intensitas gelombang I mengecil secara
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
dari sumber  1 . Secara matematis ditulis :
 2
r  2
dengan: I 2  r1 
 
r1 = jarak (1)sumber bunyi I1  r2 


r2= jarak (2) sumber bunyi
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 83
Jadi apabila jarak pengamat dari sumber
dijadikan dua kali semula maka intensitas
gelombang bunyi menjadi seperempat dari
semula.
Intensitas total (Itot) dari gabungan n buah
sumber bunyi yang identik adalah :

I tot  I1  I 2  I 3  ...  I n  nI

Contoh 1. Jika intensitas gelombang gempa di P


yang jaraknya 100 km dari sumber gempa
adalah 8,0 x 106 W/m2, berapa intensitas
gelombang tersebut pada jarak 400 km
dari sumber.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 84
2. Suatu gelombang gempa terasa di kota
A dengan intensitas 6 x105 W/m2.
Sumber gempa berasal dari suatu
tempat yang berjarak 300 km dari kota
A. Jika jarak antara kota A dan kota B
100 km dan ketiga tempat itu
membentuk segitiga siku-siku dengan
sudut siku-siku di kota A. Tentukan
intensitas gempa yang terasa di kota B.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 85


2. Taraf Intensitas Bunyi
Taraf Intensitas Bunyi adalah tingkat
kebisingan bunyi.
Apa itu intensitas ambang pendengaran ?
Intensitas bunyi terkecil yang masih dapat
didengar oleh telinga manusia yaitu sebesar
(I0 = 10-12 W/m2).

Apa itu intensitas ambang perasaan?


Intensitas bunyi terbesar yang masih dapat
didengar oleh telinga manusia tanpa rasa sakit
yaitu sebesar 1 W/m2 .

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 86


Logaritma perbandingan antara intensitas
bunyi dengan intensitas ambang pendengaran
disebut dengan taraf intensitas bunyi atau
intensitas relatif. I
Secara matematis ditulis : TI  10 log
Io
dengan :
TI  taraf intensitasbunyi (dB)
1
1 desibel (dB)  satuan bel (untuk mengha rgai nama
10
penemu telpon Alexander Graham Bell )
I  in tensitas bunyi W / m 2
I o  intensitas ambang pendengaran 10 12 W / m 2
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 87
Jika terdapat n buah sumber bunyi yang
identik yang memiliki taraf intensitas TI, maka
taraf intensitas total (TI2 ) adalah dengan
persamaan: TI  TI  10 log n
2 1

Jika taraf intensitas bunyi di suatu titik


yang berjarak r1 dari sumber bunyi adalah TI1
dan yang berjarak r2 adalah TI2 , maka :
2
r 
TI 2  TI1  10 log  1 
 r2 
 r1 
atau TI 2  TI1  20 log  
 r2 
 r2 
atau TI 2  TI1  20 log  
 r1 
88
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd
Tabel. Taraf intensitas berbagai sumber bunyi

Intensitas x 10 -12 Tingkat Intensitas


No Sumber Bunyi
W/m2 Bunyi (dB)
1 Pesawat Jet 1012 120
2 Disco 1011 110
3 Guntur 109 – 1010 90 – 100
4 Kereta Api 107 – 108 70 – 80
5 Tabrakan 105 – 106 50 – 60
6 Berbicara 104 40
7 Berbisik 102 20
8 Bernafas 1 - 10 0 – 10

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 89


Contoh

1. Sebuah sumber bunyi bergetar dengan daya 10


watt. Tentukan intensitas bunyi dan taraf
intensitas bunyi pada jarak 10 cm dari sumber
bunyi tersebut, (log 2 = 0,3010).

2. Sebuah jendela yang luasnya 1,5 m2 dalam keadaan


terbuka pada suatu tempat dekat jalan raya. Jika taraf
intensitas bunyi di tempat tersebut 80 dB, tentukan
daya akustik yang masuk lewat jendela.

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 90


3. Aplikasi Gelombang Bunyi
Aplikasi gelombang bunyi diantaranya yaitu :
a. Pada bidang industri.
Teknik SONAR (Sound Navigation and Ranging)
yaitu suatu teknik pantulan bunyi ultrasonik
diantaranya adalah:
 mengukur kedalaman laut.
 mendeteksi retak-retak pada struktur logam.
 kamera dan perlengkapan mobil.
 kacamata tunanetra.
 survei geofisika.
 mencuci benda dengan ultrasonik.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 91
b. Pada bidang kedokteran
Dalam tubuh manusia, pulsa-pulsa ultrasonik
dipantulkan oleh jaringan-jaringan, tulang-tulang,
dan cairan-cairan tubuh dengan massa jenis yang
berbeda.
Pemeriksaan untuk melihat bagian tubuh
manusia dengan menggunakan pulsa-pulsa
ultrasonik dinamakan pemeriksaan USG
(ultrasonografi).

Pengujian ultrasonik dinamakan juga sebagai


pengujian tak merusak (non destructive testing
disingkat NDT ).
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 92
Keunggulan ultrasonik dibandingkan dengan
sinar X dalam penerapannya dibidang kedokteran
sebagai berikut :
1. Utrasonik jauh lebih aman digunakan untuk
melihat janin dalam perut ibu dari sinar X, yang
dikenal dapat merusak sel karena ionisasi.
2. Ultrasonik dapat digunakan terus-menerus
untuk melihat pergerakan sebuah janin atau
lever seseorang, tanpa melukai atau
menimbulkan resiko terhadap pasien.
3. Ultrasonik dapat mengukur kedalaman suatu
benda di bawah permukaan kulit dari selang
waktu pulsa pergi pulang, sementara gambar
yang dihasilkan oleh sinar X adalah datar tanpa
ada petunjuk tentang kedalaman.
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 93
4. Ultrasonik dapat mendeteksi perbedaan antara
jaringan-jaringan lunak dalam tubuh manusia,
misalnya mampu menemukan tumor atau
gumpalan didalam tubuh manusia yang tidak
dapat dilakukan oleh sinar X.

Dalam bidang kedokteran juga


menggunakan Efek Doppler untuk mengukur
kelajuan aliran darah dalam mendeteksi
trombosit (penyempitan pembuluh darah).

Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 94


Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 95
Fis.3 Gelombang Bunyi, Bahan Ajar Arifin, S.Pd 96

Anda mungkin juga menyukai