Jawaban :
1. Pipa organa adalah instrumen yang digunakan dalam eksperimen akustik untuk
memahami sifat gelombang suara. Terdapat dua konfigurasi utama pipa organa: terbuka
dan tertutup. Pipa organa terbuka memiliki satu ujung yang terbuka dan satu ujung yang
tertutup. Dalam pipa organa terbuka, gelombang suara yang dihasilkan dipantulkan pada
ujung tertutupnya, menciptakan pola resonansi tertentu. Mahasiswa dan peneliti sering
mengubah panjang pipa atau variasi frekuensi untuk mengidentifikasi frekuensi resonansi
dan memahami hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi suara pada pipa organa
terbuka.(Anwar,2017)
Sebaliknya, pipa organa tertutup memiliki kedua ujungnya tertutup. Dalam pipa ini,
gelombang suara dipantulkan pada kedua ujung, menciptakan pola resonansi yang berbeda
dari pipa organa terbuka. Eksperimen dengan pipa organa tertutup juga melibatkan
pengubahan panjang pipa atau variasi frekuensi untuk mengidentifikasi frekuensi resonansi
tertentu. Pemahaman perbedaan antara pipa organa terbuka dan tertutup memberikan
wawasan mendalam tentang sifat akustik dan prinsip gelombang suara, yang dapat
diterapkan dalam berbagai konteks fisika dan teknik. (Anwar,2017)
2. Beberapa jenis pipa organa termasuk pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Pipa
organa terbuka memiliki satu ujung yang terbuka dan satu ujung yang tertutup. Gelombang
suara yang dihasilkan dipantulkan pada ujung tertutupnya, menciptakan pola resonansi
tertentu. Eksperimen dengan pipa organa terbuka membantu memahami sifat resonansi,
panjang gelombang, dan frekuensi suara.(Aslamiah,2023)
Pipa organa tertutup, di sisi lain, memiliki kedua ujungnya tertutup. Dalam pipa organa
tertutup, gelombang suara dipantulkan pada kedua ujung tabung, menciptakan pola
resonansi yang berbeda dari pipa organa terbuka. Eksperimen dengan pipa organa tertutup
juga melibatkan pengubahan panjang pipa atau variasi frekuensi untuk mengidentifikasi
frekuensi resonansi tertentu. (Aslamiah,2023)
3.
Gambar 1. Frekuensi Pipa Organa Terbuka Nada Dasar, Nada Atas Pertama, Nada Atas
Kedua, . . dan Penurunannya
Salah satu contoh penerapan pipa organa terbuka adalah seruling, angklung, shakuhachi,
botol kaca berisi air yang dipukul dibagian tengahnya, dll. Tetapi dalam penerapan ada
yang sedikit berbeda. Alat musik di atas memanfaatkan kolom udara yang panjangnya
berbeda-neda untuk menghasilkan frekuensi yang diinginkan. Sedangkan, pembahasan kita
kolom udaranya sama tetapi frekuensinya dibuat berbeda. Perbandingan frekuensi, panjang
λ, persamaan λn, fn, pada pipa organa terbuka sama dengan senar. Mereka hanya dibedakan
pada bentuk gelombangnya saja.
λn = 2L/(n+1)
fn = v/ λn = (n+1)v/2L
Gambar 2. Frekuensi Pipa Organa Tertutup Nada Dasar, Nada Atas Pertama, Nada Atas
Kedua, . . dan Penurunannya
Salah satu contoh penerapan pipa organa tertutup adalah klarinet, terompet, pan-pipes, botol kaca
berisi air yang ditiup mulut botol-nya, atau gelas wine yang digesek pada bagian bibi gelas-nya,
dll. Alat musik di atas memanfaatkan kolom udara yang panjangnya berbeda-neda untuk
menghasilkan frekuensi yang diinginkan. Sedangkan, pembahasan kita kolom udaranya sama
tetapi frekuensinya dibuat berbeda.
PERSAMAAN N UNTUK λn DAN fn PADA PIPA ORGANA TERTUTUP
λn = 4L/(2n+1)
fn = v/ λn = (2n+1)v/4L
Gambar 3. Frekuensi Pipa Organa Terbuka Tertutup Nada Dasar, Nada Atas Pertama,
Nada Atas Kedua, . . dan Penurunannya
Daftar Pustaka
Anwar, K. (2018). Kontribusi Sains (Fisika) dalam Melestarikan Budaya Seni Musik Tradisional di Indonesia.
Aslamiah, R. (2023). Pengembangan Modul Fisika Berbasis Student Team Achievement Division Tingkat
SMA/MA (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Bektiarso, S., Mahardika, I. K., Fikri, M., Putri, I. M. A. Z., Fatimah, U., & Najah, S. (2023). Analisis Konsep
Fisika Pada Alat Musik Rebana. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(2), 569-574.