Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPTIK DAN GELOMBANG


PIPA ORGANA
Tanggal Penugasan : 14 November 2022
Tanggal Praktikum : 14 November 2022
Tanggal Pengumpulan : 19 November 2022

Nama : Puput Lismanda Az-Zahra


NIM : 11200163000060
Kelas : Pendidikan Fisika 5B
Kelompok/Pekan : 4 / 5 (Lima)
Nama Anggota :
1. Siti Humairoh (11200163000042)
2. Dwi Rani Syopianis (11200163000045)
3. Nabilah Nur Octavia (11200163000056)
4. Nur Aulyatun Hasanah (11200163000059)
5. Muftia Jihan Irbah (11200163000065)

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
PIPA ORGANA

Puput Lismanda Az-zahra*, Siti Humairoh, Dwi Rani Syopianis, Nabilah Nur Octavia, Nur
Aulyatun Hasanah, Muftia Jihan Irbah

Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

Email: puput.lismanda20@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Gelombang suara merupakan salah satu masuk kedalam gelombang mekanik. Gelombang
mekanik merupakan gelombang yang hanya dapat merambat pada medium. Dalam gelombang
suara termasuk getaran yang merambat dapat digolongkan menjadi gelombang akustik.
Gelombang akustik dikatakan sebagai gelombang suara karena dapat merambar melalui media
transmisi gas, cair, dan padat. Pipa Organa merupakan alat musik yang dapat menghasilkan
suara melalui rongga udara. Pasa saat suara merambat melaui media transmisi gas, suara yang
masuk akan membentuk gelombang. Gelombang suara termasuk kedalam gelombang berdiri
yang mampu menciptakan resonansi. Pipa organa terbagi menjadi 2 jenis yaitu pipa organa
terbuka dan pipa organa tertutup. Pipa organa terbuka merupakan pipa organa yang memiliki
kedua ujung nya terbuka atau membentuk perut, sedangakan pipa organa yang memiliki kedua
ujungnya tertutup dan diawali dengan simpul dinamakan pipa organatertutup. Dalam praktikum
pipa organa ini, memiliki tujuan sebagai berikut Menganalisis proses terjadinya resonansi,
Menganalisis prinsip kerja dari pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup, Membandingkan
frekuensi berdasarkan nada dasarnya, Menentukan variable yang ada pada praktikum. Pada
praktikum diketahui cepat rambat atau kelajuan dari gelombang bunyi sebesar 340 m/s. Hasil
frekuensi percobaan yang diperoleh dari resonansi pipa organ pada senar pertama dan senar
kedua menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi diperoleh bila resonansi terjadi pada panjang
terkecil kolom udara pipa organ, dan semakin panjang. lagi mengubah semakin rendah nilai
frekuensi. . Oleh karena itu, frekuensi resonansi berbanding terbalik dengan panjang gelombang.
Kata Kunci: Gelombang, Resonansi, Gelombang Bunyi, Frekuensi, Panjang Gelombang

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ilmu fisika yang mempelajari tentang dinamika gerak disebut dengan gelombang.
Gelombang suara merupakan salah satu masuk kedalam gelombang mekanik. Gelombang
mekanik merupakan gelombang yang hanya dapat merambat pada medium. Dalam
gelombang suara termasuk getaran yang merambat dapat digolongkan menjadi gelombang
akustik. Gelombang akustik dikatakan sebagai gelombang suara karena dapat merambar
melalui media transmisi gas, cair, dan padat. Pipa Organa merupakan alat musik yang dapat
menghasilkan suara melalui rongga udara. Pasa saat suara merambat melaui media transmisi
gas, suara yang masuk akan membentuk gelombang.
Gelombang memiliki sifat yang berbeda dan berbeda semua jenis Gelombang yang
berbeda berbeda dalam arah getaran, medium, serta amplitudo dan fasenya. Gelombang
didasarkan pada amplitudo dan Fase dibagi menjadi dua jenis, yaitu gelombang stasioner
dan gelombang berjalan. Gelombang berjalan tetap dalam amplitudo dan fase, sedangkan
gelombang tetap statis, amplitudo, dan fase tidak tetap atau berubah di titik mana
pun.Adapun menggunakan gelombang stasioner yaitu senar gitar yang kita mainkan Senar
gitar, terdapat pantulan gelombang di ujung senar diikat pada kedua ujungnya.
Suara merupakan suatu hal yang dapat didengarkan, Akan tetapi tidak dapat
dirasakan atau diraba (disentuh). Hal ini dapat dijadikan bahwa pengertian dari bunyi
tersendiri adalah suatu getaran yang dapat merambat dan menghasilkan beberapa sinyal
analog. Amplitudo disini dapat berubah ubah secara kontinu dari waktu ke waktu. Pada
skema ini suara yang dihasilkan diperoleh dari perambatan suara melalui medium udara
dengan kelajuan 340 m/s

1.2 Tujuan Praktikum


Dalam praktikum pipa organa ini, memiliki tujuan sebagai berikut Menganalisis
proses terjadinya resonansi, Menganalisis prinsip kerja dari pipa organa terbuka dan pipa
organa tertutup, Membandingkan frekuensi berdasarkan nada dasarnya, Menentukan
variable yang ada pada praktikum.

Kajian Teori

Alat yang dapat mengeluarkan bunyi dikenal sebagai pipa organa. Pipa organa
merupakan alat yang memiliki sumber bunyinya berasal dari kolom udara. Kolom udara ini
berada di dalam tabung dan menghasilkan bunyi dari getaran gelombang berdiri.
Singkatnya, tabung organa merupakan elemen yang menghasilkan bunyi. Produksi suara
dalam tabung organ disebut peristiwa resonansi. (Alim, 2017)

Resonansi dikatakan terjadi pada saat benda lain tidak hanya bergetar tetapi juga
memiliki frekuensi yang sama, fenomena ini disebut resonansi. Resonansi dalam kolom
udara juga memiliki beberapa syarat yang dianggap sebagai resonansi, yaitu di permukaan
air harus terbentuk gelombang dan perut gelombang terletak di ujung tabung. Resonansi ini
juga dapat terjadi selama osilasi paksa.(Giancoli, 2014)

Getaran merupakan gerak bolak balik pada daerah disekitar titik atau yang dikenal
sebagai daerah kesetimbangan. Getaran merambat melalui beberapa medium zat yaitu zat
padat, zat cair, dan zat gas. Syarat yang harus dipenuhi supaya dapat benda tersebut dapat
dikatakan sebagai getaran yaitu benda harus melintasi lintasan yang sama dan memiliki
frekuensi dan periode yang konstan. Pada kehidupan sehari-hari fenomena getaran terjadi
pada gempa bumi. Gempa bumi disebabkanoleh getaran yang dipengaruhi oleh pergeseran
lempeng lempeng. (Permana, 2014 : 10-12)

Gelombang memiliki beberapa fenomena didalam kehidupan sehari-hari seperti


kita melihat riak air, suara musik, dan gelombang tali. Gelombang terjadi karena adanya
sebuah system yang terganggu dari keseimbangannya dan kemudian rambatannya dapat dari
suatu system ke daerah lain. Gelombang yang merambat membawa energi. Gelombang pada
percobaan tali yang digetarkan menghasilkan gelombang yang berbentuk sinusoidal.
Gelombang tersebut dapat dipengaruhi olehmassa jenis dari tali. Pada dasarnya gelombang
sinusoidal merupakan gelombang yang arah rambatnya berulang. Misalnya pada sebuah
dawai Ketika memainkan alat music seperti memetik senar gitar hal ini mengakibatkan
gelombang bergerak kearah yang berlawanan sehingga dengan nama lain interferensi.
(Freedman, 2008 :487)

Interferensi merupakan gelombang mengacu kepada dua gelombang yang


merambat pada bagian yang sama dan didalam ruang yang sama juga. Perhatikan gambar
1.1 Dua buah pulsa gelombang yang dapat menyebabkan interferensi gelombang. Pada
bagian gambar a dapat kita sebut dengan interferensi desrtuktif karena kedua gelombang
secara berlawanan Ketika saling melewati. Sedangkan pada bagian gambar b terjadi
interferensi konstruktif karena simpangan dari resultan lebih besar dari pada pulsa yang
dihasilkannya.(Giancoli, 2004 : 391)

Gambar 1.1 interferensi gelombang

Sumber : Buku Giancoli Hal.


391

Pipa Organa (PO) adalah suatu elemen atau dapat dikatakan alat (instrumental)
yang dapat menghasilkam suara. Saat suara tersebut akan beresonansi atau mengeluarkan
suara yang tinggi, pada nada tertentu. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh
dari aliran udara yang dihasilkan oleh alat tersebut pada tekanan tertentu. Menyebabkan
udara dalam pipa tabung bergetar dengan frekuensi yang tidak konstan. Namun, hanya
terdapat satu frekuensi tertentu saja yang dapatbertahan, yaitu yang berkaitan dengan
gelombang berdiri, dan udara yang bergetar di dalam pipa tabung tersebut berbentuk
gelombang berdiri longitudinal. (Sucahyo, 2021)

Pipa Organa (PO) secara garis besar terbagi menjadi dua jenis, yaitu pipa organa
terbuka dan pipa organa tertutup. Pipa organa terbuka merupakan suatu jenis pipa organa dimana
kedua ujungnya berada dalam keadaan terbuka. Contoh dari pipa organa jenis ini adalah alat
music tiup, seperti seruling, dan perompet. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar 1 berikut
ini.

Gambar 1.2 Pipa organa terbuka


𝑣
Panjang pipa 𝑙 = 1 2 𝜆 sehingga diperoleh rumus nada dasar 𝑓0 = 2𝑙. Selanjutnya pada gambar

di tengah terdapat 3 perut dan 2 simpul dan pada gambar terakhir memiliki 4 perut serta 3
1 𝑣
simpul. Hal tersebut menghasilkan 𝑙 = 2 λ dengan nada pertama 𝑓2 = = 2𝑓0 . Terakhir
2 𝑙
1 𝑣
harmonik atau nada ketiga dengan 𝑙 = 3 2 λ dengan nada kedua 𝑓2 = 3 2𝑙. Dan untuk setiap
𝑣
frekuensi pipa organa memenuhi persamaan 𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1) 2𝑙 dengan n = 1, 2, 3, … (Serway &

JR. John W, 2010)


Jenis kedua adalah pipa organa tertutup yaitu pipa organa yang terdapat simpangan
simpul tertutup ( karena udara tidak dapat bergerak bebas) dan simpul terbuka diujung pipa
terbuka ( karena udara dapat bergerak secara bebas) karena jarak antara simpul tertutup dan
1
terbuka yang terdekat adalah 𝜆. Jika pada pipa organa ini ditiup akan menghasilkan pola
4

gelombang stasioner, dimana ujung tertutup menjadi titik simpul gelombang ( Giancoli, 2001).

Gambar 1.3 Pipa organa tertutup


λ 𝑣
Panjang pipa 𝑙 = 4 sehingga diperoleh rumus nada dasar 𝑓0 = . Gambar di tengah
4 4𝑙
𝜆 𝑣
menghasilkan 𝑙 = 3 dengan nada pertama 𝑓1 = 3 4𝑙 . Terakhir harmonik ketiga dengan 𝑙 =
4
𝜆 𝑣
5 4 dengan nada kedua 𝑓2 = 5 4𝑙. Dan untuk setiap frekuensi pipa organa memnuhi persamaan
𝑣
𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1) 4𝑙 dengan 𝑛 = 1, 2, 3, … getaran udara yang ada di dalam pipa organa

menghasilkan simpangan getaran udara selalu maksimum di bagian ujung yang terbuka
sedangkan mengasilkan simpangan getaran udara nol pada ujung yang tertutup (Abdullah, 2017)
METODE

Praktikum Pipa Organa(PO) ini dilakukan di Laboratorium Fisika Gelombang dan


Optik, Program Studi Tadris Fisika,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari senin,tanggal 14 November 2022, pukul 13.30 –
15.00 WIB. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pipa organa kali ini, antara lain
adalah satu set alat pipa resonansi, audio generator berjumlah satu buah, digital SLM (Sound
Level Meter) berjumlah satu buah, dan kabel penghubung secukupnya.

Praktikum ini dilakukan dengan beberapa langkah-langkah. Pertama,


menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum (Gambar 3).

Gambar 1.4 Alat dan Bahan

Kedua, Menghubungkan adaptor dari audiogenerator pada sumber listrik yang ada (stop
kontak). Ketiga, Menghubungkan pipa resonansi dengan audio generator menggunakan kabel
penghubung dengan kabel merah di hubungkan dengan sekrup merah dan kabel hitam
hubungkan pada sekrup hitam.Keempat, Mengatur level dan frekuensi audio generator padaskala
angka 5. Kelima, Menghidupkan audio generator dengan menekan tombol on/off. Keenam,
Memastikanbahwa piston berada pada jarak 0 dalam pipa resonansi, kemudian menggesernya
secara perlahan. Ketujuh, Mendengarkan atau memastikam suara berada pada nada tinggi (relatif
lebih kencang) dan membaca nilai terbesar dari LCD digital SLM.Kedelapan, mencatat jarak
tempat piston berada pada saatterdengar resonansi pertama kali. Kesepuluh, Melanjutkan
menarik piston secara perlahan dan ulangi hal tersebut sampai piston keluar dari pipa resonansi.
Kesebelas dan yangterakhir, Menghitung besar nilai frekuensi dengan menggunakan rumus yang
sesuaidengan praktikum pipa organa.

HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan

Nada ke- Cepat rambat bunyi (m/s) Panjang Pipa (m)


0 340 0,092 ± 0,1
1 340 0,13 ± 0,1
2 340 0,18 ± 0,1

Tabel 1. Rumus yang digunakan

Frekuensi resonansi 𝑉
Nada Pertama (𝜆 = 4𝑙): 𝑓 = 4𝑙
4 3𝑉
Nada Kedua (𝜆 = 𝑙) : 𝑓 =
3 4𝑙
4 5𝑉
- Nada Ketiga (𝜆 = 𝑙) : 𝑓 =
5 4𝑙

Ketidakpastian pengukuran 𝜕𝑓 𝜕𝑓
∆𝑓𝑛 = | | ∆𝑙 + | | ∆𝑉
𝜕𝑙 𝜕𝑉

Kesalahan relatif ∆f
KR = × 100
fn

Tabel 2. Pengolahan data mencari frekuensi resonansi

No Nada ke- Persamaan Frekuensi Resonansi


𝜆 = 4𝑙
340 340
1 Pertama 𝑉 𝑓 = 4(0,092) = 0,368 = 923,9 Hz
𝑓=
4𝑙
4
𝜆 = 𝑙
3 3(340) 1.020
2 Kedua 𝑓 = 4(0,13 ) = = 1,961 Hz
0,52
3𝑉
𝑓=
4𝑙
4 5(340) 1.700
3 Ketiga 𝜆 = 𝑙 𝑓 = 4(0,18) = = 2,361 Hz
5 0,72
5𝑉
𝑓=
4𝑙

Tabel 3. Ketidakpastian Pengukuran

∆𝑙 = 0,001 & ∆𝑉 = 0
No Nada ke- Persamaan Ketidakpastian Pengukuran
(2𝑛 − 1)𝑉 1
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + ( ) 0
4𝑙 4𝑙
(2(1) − 1)340 1
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + ( )0
𝜕𝑓 𝜕𝑓 4(0,092) 4(0,092)
1 Pertama ∆𝑓𝑛 = | | ∆𝑙 + | | ∆𝑉
𝜕𝑙 𝜕𝑉 (340)
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + 0
4(0,092)
340
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 = 0,9329 𝐻𝑧
0.368
(2𝑛 − 1)𝑉 1
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + ( ) 0
4𝑙 4𝑙
(2(2) − 1)340 1
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + ( )0
𝜕𝑓 𝜕𝑓 4(0,13) 4(0,13)
2 Kedua ∆𝑓𝑛 = | | ∆𝑙 + | | ∆𝑉
𝜕𝑙 𝜕𝑉 3(340)
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + 0
4(0,13)
1.020
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 = 1.961 𝐻𝑧
0,52
𝜕𝑓 𝜕𝑓 (2𝑛 − 1)𝑉 1
∆𝑓𝑛 = | | ∆𝑙 + | | ∆𝑉 ∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + ( ) 0
𝜕𝑙 𝜕𝑉 4𝑙 4𝑙
(2(3) − 1)340 1
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + ( )0
4(0,18) 4(0,18)
3 Ketiga
5(340)
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 + 0
4(0,18)
1.700
∆𝑓𝑛 = ( ) 0,001 = 2,361 𝐻𝑧
0,72
Tabel 4. Kesalahan reatif

No Nada ke- Persamaan Kesalahan Relatif


0,9329
𝐾𝑅 = × 100%
1 Pertama 923,9
= 0,001%
1,961
∆𝑓 𝐾𝑅 = × 100%
2 Kedua 𝐾𝑅 = × 100% 1961
𝑓𝑛
= 0,001%
2,361
𝐾𝑅 = × 100%
3 Ketiga 2361
= 0,001%

TUGAS PASCA PRAKTIKUM

Soal :
1. Bagaimanakah pengaruh panjang pipa terhadap nada yang dihasilkan?
2. Berdasarkan data dari tabel, deret apakah yang dibentuk oleh
perbandingan antara frekuensi atas dan frekuensi dasar pipa? Sesuaikan
deret tersebut dengan deret harmonik untuk pipa tertutup! Jelaskan!
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesesuaian atau
ketidaksesuaian antara teoridengan hasil data praktikum diatas!
4. Pada hari yang sangat dingin. Matthew meniup seruling mainan yang
menyebabkan gelombang beresonansi. Jikacepat rambat bunyi melalui
kolom udaraadalah 336 m/s dan panjang udara kolom adalah 36 cm.
Hitung frekuensi harmonik pertama, kedua dan ketiga!

Jawaban :

1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pada pipa organ tertutup


pengaruh panjang pipa terhadap nada yang dihasilkannya adalah
semakin kecil panjang pipanyamaka akan semakin besar frekuensi nada
yang dihasilkan. Dan pada panjang pipa tertentu pasti akan
menghasilkan suara nada tinggi pada alat pipa organa.
2. Berdasarkan data dari tabel, deret yang dibentuk oleh perbandingan antara frekuensi
atas dan frekuensi dasar pipa adalah deret bilangan bulat (n = 1, 2, 3, 4, 5,…) atau
biasa disebut dengan resonansi harmonik, baik ganjil maupun genap. Berdasarkan
data, deret tersebut dengan derat harmonik pada pipa organa tertutup adalah sesuai
dengan teori yang ada karenapada n ke 0 atau nada dasar itu dibilangkandengan nilai
angka dimulai dari angka 1 dan seterusnya, sampai nada tertinggi atau dalam
praktikum yang dilakukan adalah nada ke dua.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara teori


dengan hasil data praktikum, antara lainadalah adanya human error dan juga ketidak
akuratan dari alat yang digunakan. Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan
bersama, terdapat beberapa human error yang terjadi, di antaranya adalah saat
memastikan panjang pipa. Saat melakukan hal tersebut kami harus sangat teliti.
Sebenarnya ada hal lain juga yang mempengaruhinya salah satunya juga dari alat
tersebut dimana pada ujung piston bulatannya cukup besar sehingga sedikit bimbag
saat menentukan kira-kira berada pada panjang berapakah pipa tersebut beresonansi,
kemudian diperkuat juga dengan adanya pengukuran atau perhitungan
ketidakpastian pengukuran dan kesalahan relatif. Sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap praktikum pasti terdapat beberapa kesalahan walaupun itu sekecil
0,1%, karena terdapat yang namanya batas alat dan juga ketidakakuratan alat dalam
melakukan uji coba.

4. Dapat diketahui bahwa Matthew meniup seruling, yang mana alat tersebut termasuk
kedalam pipa organa terbuka. Maka dapat diketahui bahwa :
a. Frekuensi nada dasar (f0)
𝑉
𝑓₀ = (2𝑛 + 1) 4𝐿

b. Frekuensi nada kedua (f1)


𝑉
𝑓₁ = (2𝑛 + 1) 4𝐿

c. Frekuensi nada ke tiga (f₂)

𝑉
𝑓₂ = (2𝑛 + 1) 4𝐿
Pembahasan

Praktikum kali ini, membahas mengenai pipa organa. Pipa Organa (PO) merupakan sebuah
elemen atau dapat dikatakan alat yang menghasilkan bunyi. Pipa organa ini terbagi menjadi dua
jenis, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Praktikum kali ini melakukan beberapa
percobaan kepada jenis pipa organa tertutup. Pipa organa tertutup karena salah satu ujungnya berada
dalam keadaan terbuka dan ujung satunya berada dalam keadaan tertutup. Praktikum dilakukan
dengan menarik batang piston dari ujung pipa tertutup, sampai piston tersebut keluar dari pipa
resonansi. Besar nilai cepat rambat bunyi (V) dalam praktikum pipa organa ini adalah konstan, yaitu
sebesar 340 m/s.
Praktikum pipa organa dilakukan dengan maksud tujuan untuk menghitung besar frekuensi
resonansi dan mencari hubungannya dengan panjang pipa. Semua data percobaan sudah diubah ke
satuan internasional yaitu meter (m). Kegiatan pertama dilakukan untuk mencari panjang pipa untuk
nada dasar dengan level frekuensi audio generator berskala 5 Hz. Pada pencarian nada dasar
didapatkan panjang pipa sebesar 0,092 ± 0,001 m. percobaan kedua yaitu mencari panjang pipa untuk
nada pertama. Ketika eksperimen dasar telah menemukan panjangnya, kita dapat menarik kembali batang
aluminium ke dalam tabung. Setelah volume maksimal, saat nada dasar suara mengalami penurunan atau
pelemahan suara, yang dinaikkan lagi hingga mencapai volume maksimal. Nada maksimum kedua ini adalah
nada pertama dari pipa organa. Pada percobaan pencarian panjang pipa pada nada pertama
menghasilkan panjang sebesar 0,13 ± 0,001 m. Percobaan ketiga juga dilakukan sama seperti
percobaan kedua dengan menarik lagi batang aluminium, saat bunyi mencapai batas maksimum maka
inilah nada kedua dari pipa organa tersebut didapatkan data sebesar 0,18 ± 0,001 m.

Setelah didapatkan hasil data panjang pipa, selanjutkan melakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai frekuensi resonansi dari masing-masing nada pipa resonansi. Nilai frekuensi
𝑣
resonansi didapatkan dengan persamaan umum dari pipa organa yaitu 𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1) 4𝑙 Setelah

menganalisi data, dapat disimpulkan bahwa praktikum sudah sesuai dengan teori yang bertuliskan
“panjang pipa berbanding terbalik dengan frekuensi resonansi, artinya semakin pendek panjang pipa
maka frekuensi resonansi yang dihasilkan semakin besar begitu juga sebaliknya, semakin panjang
pipa maka frekuensi resonansi yang dihasilkan akan semakin mengecil”.

Hasil dari percobaan pipa organa terbuka-tertutup ini mendapatkan panjang pipa yang akan
menjadi pembagi pada persamaan frekuensi resonansi. Jika cepat rambat udara di anggap konstan
pada 340 m/s, maka secara teori semakin panjang pipa akan membuat nilai frekuensi resonansi yang
terhitung semakin kecil. Artinya panjang pipa dan frekuensi resonansi memiliki hubungan
berbanding terbalik. Frekuensi resonansi pada nada ke-0 akan selalu lebih besar nilainya dari pada
1
nada atas kelipatan berikutnya. Karena nilai n pada persamaan mempengaruhi perkaliannya dengan
cepat rambat, kemudian di bagi oleh panjang pipanya. Meskipun nada semakin tinggi ke atas, dan n
pengali cepat rambat menjadi semakin besar, namun tidak akan membuat frekuensi nada tinggi atas
ikut besar perhitungannya. Hal tersebut dikarenakan oleh nilai pembaginya, yaitu panjang pipa yang
juga semakin besar nilainya.

Selain berdampak pada pengdengaran kita, besar sumber frekuensi sumber bunyi memberikan
pengaruh terhadap panjang pipa yang dihasilkan dengan tingkatan nada. Seperti yang sudah
dipaparkan di atas, maka semakin besar frekuensi sumber bunyi panjang pipa yang dihasilkan akan
lebih pendek dari pada besar frekuensi sumber bunyi yang digunakan yaitu 5 Hz.

Pencantuman ketidakpastian dilakukan sebagai penanda bahwa pengukuran yang dilakukan


belum tentu benar. Ketidakakuratan hasil praktikum bisa terjadi karena banyak faktor, seperti
kesiapan alat untuk digunakan dalam praktikum dan bisa juga terjadi karena kelalaian praktikan
membaca serta menghitung hasil pengukuran. Dalam data praktikum, nilai ketidakpastian dan
kesalahan relatif semakin kecil sehingga bisa dikatakan alat dalam kondisi yang cukup baik dan tepat
untuk digunakan dalam praktikum. Selain itu pencantuman ketidakpastian akan mendukung data
praktikum yang ada.

Kesimpulan
Alat yang dapat mengeluarkan bunyi dikenal sebagai pipa organa. Pipa organa merupakan
alat yang memiliki sumber bunyinya berasal dari kolom udara. Kolom udara ini berada di dalam
tabung dan menghasilkan bunyi dari getaran gelombang berdiri. Singkatnya, tabung organa
merupakan elemen yang menghasilkan bunyi. Pencantuman ketidakpastian dilakukan sebagai
penanda bahwa pengukuran yang dilakukan belum tentu benar. Ketidakakuratan hasil praktikum
bisa terjadi karena banyak faktor, seperti kesiapan alat untuk digunakan dalam praktikum dan bisa
juga terjadi karena kelalaian praktikan membaca serta menghitung hasil pengukuran. Dalam data
praktikum, nilai ketidakpastian dan kesalahan relatif semakin kecil sehingga bisa dikatakan alat
dalam kondisi yang cukup baik dan tepat untuk digunakan dalam praktikum. Selain itu
pencantuman ketidakpastian akan mendukung data praktikum yang ada.

Ucapan Terima kasih


Pertama saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Dwi Nanto sudah menjadi dosen
pengampu mata kuliah praktikum gelombang dan optik. Kakak Asisten Laboratorium yang bernama
Kak Anggie yang telah membimbing kami dalam praktikum Pipa Organa tertutup, cermin cembung
, cermin datar dan balok setengah lingkaran. Yang saya sayangi, orang tua saya yang mendukung
saya selalu dimanapun dan kapanpun. Serta yang turut membantu dalam memberikan saran dan
masukan Kak Isep Bambang sudah mau berbagi ilmunya dengan saya dan memberikan saya
pengetahuan baru mengenai optik. Serta rekan rekan sejawat semuanya yang saya sayangi sudah
memberikan semangat untuk mengerjakan laporan praktikumnya Terima kasih untuk diri saya sendiri
yang sudah menurunkan rasa malas dan jangan lupa makan love your self. Sekali lagi, mau bilang
terima kasih dengan semua pihak yang terlibat.

2
Daftar Rujukan

Abdullah, Mikrajuddin. (2017) . Fisika Dasar II . Bandung : Institut Teknologi Bandung. hal : 664–
665.

Alim, M. I. W. I. S. P. (2017) . Kisi Difraksi. Hal : 35.


Freedman, H. D. (2003). Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, D. C. (2001). Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, D. C. (2004). Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, D. C. (2014). Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 1 Jakarta: Erlangga.
Serway, R. A. & JR. John W. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika.
Suwarna, I. P. (2010). Optik . Bogor : Duta Grafika.
Qadar, dkk. (2019). Optika . Samarinda : Universitas Mulawarman Press.
Tripler, P. A. (1991). Physics for Scientists and Engineers. Jakarta: Erlangga.
Dessitasari, L. & Sucahyo, I. 2021. Pengembangan Pipa Organa Menggunakan Aplikasi Physics
Toolbox Suite Untuk Menentukan Cepat Rambat Bunyi Di Udara Sebagai Media
Pembelajaran Pada Materi Gelombang Bunyi Lucky Dessitasari, Imam Sucahyo. 10(1), 8–
13.

3
Lampiran
Laporan Praktikum Sementara Pipa Organa

4
Lampiran Turnitin

Anda mungkin juga menyukai