Anda di halaman 1dari 3

TUGAS III MATAKULIAH SEJARAH FISIKA

Topik : Sejarah dan Filsafat Konsep Snellius


Nama : JUMATRE
Nim : E1Q020027
Kelas : PENDIDIKAN FISIKA 3A
Semester :3

SEJARAH DAN FILSAFAT KONSEP SNELLIUS

Kajian Sejarah Fisika Tentang Hukum Snellius

Willebrord Snell (1580-1626 ) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda dalam


bidang astronomi dan matematika, Snell lahir di kota Leiden, Belanda pada tahun 1580. Setelah
perjalanan pendidikan yang panjang ia akhirnya menjadi professor di Universitas Leiden
menggantikan ayahnya Rudolf (1546-1613) yang sebelumnya menjadi professor matematika pertama
di sana. Willebrord Snell sangat terkenal dengan hukum pembiasan yang dikenal juga dengan Hukum
Snellius.

Kajian Filsafat pada Konsep Hukum Snellius

Dasar Ontologi

Ontologi mempermasalahkan apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini terbentuk dari satu
unsur atau lebih yang akan menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai
apa dan bagaimana manifestasi dari kebenaran yang kita cari. Hukum Snellius diambil dari nama
matematikawan Belanda yaitu Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum
ini juga dikenal sebagai hukum Descartes atau hukum Pembiasan. Bunyi hukum Snellius yaitu
Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada bidang batas dua medium (susilawati 2004). Hal ini
menyatakan bahwa gelombang yang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai
perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil
atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari
sudut kritisnya. Berikut persamaan hukum Snellius :
Dasar Epistemologi

Epistemologi menunjukkan proses mendapatkan materi pengetahuan ilmiah, struktunya, metodenya


dan validitasnya dan menyusunnya menjadi batang tubuh pengetahuan. Hukum Snellius dapat
digunakan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu bahan. Pada sekitar tahun 1621,
Willbrord Snell melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut
bias. Hasil eksperimen tersebut dikenal dengan nama hukum Snell yang kedua yang berbunyi:

a. sinar datang, garis normal, dan sinar bias


terletak pada satu bidang datar.
b. Perbandingan sinus sudut datang (i)
dengan sinus sudut sinar bias (r) selalu
konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks
bias (n).

Sebagai gelombang elektromagnetik, sinar atau cahaya akan dipantulkan atau dibiaskan saat melewati
bidang batas antara dua medium. Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya,
sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan, dan sisanya lewat ke medium yang baru.
Cahaya yang melalui bidang batas antara dua medium yang berbeda akan mengalami perubahan arah
rambat atau pembelokkan. Peristiwa tersebut pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan kecepatan
merambat cahaya pada satu medium ke medium yang lain. Peristiwa inilah yang disebut sebagai
pembiasan cahaya.

Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam air juga


akan mengalami peristiwa pembiasan. Udara memiliki
kerapatan optik lebih kecil daripada air. Sehingga sudut
yang dibentuk oleh berkas cahaya terhadap garis normal
pada kedua medium tersebut menjadi berbeda. Sudut yang
dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal disebut
sebagai sudut bias (r). Terbentuknya warna pelangi
dikarenakan sinar yang jatuh pada titik air hujan polikromatik yaitu sinar putih, warnanya jadi terurai.
Terurainya sinar putih dikarenakan tiap-tiap warna memiliki indeks bias yang berbeda-beda.
Dasar Aksiologi

Aksiologi menunjukkan manfaat ilmu atau nilai ilmu untuk kemaslahatan manusia, sebagai
sarana untuk meningkatkan taraf hidup dengan memperhatikan kodrat dan martabat manusia
serta kelestarian alam. Aksiologi ini menjawab untuk apa hukum Snellius yang berupa ilmu
itu digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan memudahkan
kehidupan manusia. Dalam hukum Snellius ini menjawab bagaimana peristiwa-peristiwa
pembiasan atau pemantulan yang terjadi. Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung
sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu
bahan. Hukum Snellius ini juga dapat diterapkan untuk menentukan kedalaman semu dan
sesungguhnya benda di dalam air.

Referensi

Adjie, Habib. (2014). Filsafat Ilmu-Ilmu Hukum . Jurnal Hukum Pro Justitia, Oktober 2006, 24(4)
diakses pada 10 september 2021, from https://media.neliti.com/media/publications/13129-ID-filsafat-
ilmu-ilmu-hukum.pdf

Susilawati. (2004). Seismik Refraksi (Dasar Teori & Akuisisi Data). USU Digital Library.

Sutadi, Novitasari. (2013). Pembuktian Hukum Snellius Tentang Pembiasan Cahaya pada Medium
Udara-Air Menggunakan Logger Pro, Jurnal Seminar Fisika dan Pendidikan fisika. Diakses pada
10 september 2021 from http://hmps.pf.uad.ac.id/wp-
content/uploads/Prosiding_Semnas_Quantum_2013.pdf#page=72

Anda mungkin juga menyukai