2. Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit
sehingga gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah. Difraksi dapat diamati pada celah
tunggal maupun pada kisi.
• Interferensi cahaya adalah perpaduan dari dua gelombang cahaya yang datang bersama pada
suatu tempat. Jika kedua gelombang cahaya bersifat koheren (frekuensi dan amplitudo sama
serta beda fase tetap), maka akan menghasilkan pola yang teratur sebagai garis terang
(inerferensi maksimum) dan garis gelap (interferensi minimum).
• Refraksi atau pembiasan adalah peristiwa membeloknya arah rambat cahaya yang mengenai
bidang batas dua medium.
• Dispersi adalah peristiwa terurainya cahaya putih yang melewati sebuah prisma menjadi
spektrum warna akibat perbedaan indeks bias masing-masing warna cahaya.
• Polarisasi cahaya adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya
tinggal memiliki satu arah getar saja atau terpolarisasi.
Pembahasan
Berikut syarat yang harus dipenuhi oleh dua sumber cahaya agar
menghasilkan interferensi yang dapat diamati:
• Kedua sumber cahaya bersifat koheren, yaitu memiliki beda fase yang selalu tetap dan
frekuensi yang sama.
• Kedua gelombang cahaya harus mempunyai amplitudo yang hampir sama.
___________
Pada peristiwa dispersi, sinar putih yang dilewatkan prisma akan terurai menjadi komponen-
komponen warnanya, yaitu: Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, dan Ungu
(Mejikuhibiniu).
• Sinar putih disebut sinar polikromatik.
• Warna-warna hasil dispersi (seperti merah, kuning, dan lain-lain) disebut sinar monokromatik.
• Komponen-komponen warna yang terjadi disebut spektrum.
• Sifat-sifat yang ditemui saat diurutkan dari spektrum warna merah hingga ungu, adalah
sebagai berikut: sudut deviasi, indeks bias, dan frekuensi semakin besar, sedangkan panjang
gelombang semakin kecil.
• Cahaya dapat terpolarisasi karena lima peristiwa berikut: pemantulan, pembiasan dan pemantulan,
pembiasan ganda (bias kembar), absorbsi (penyerapan) selektif, hamburan. Polarisasi hanya dapat
dialami oleh gelombang transversal, sehingga cahaya merupakan gelombang transversa.
3. Ada pun bunyi Hukum Coulomb adalah : " besar gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik antara
dua benda bermuatan listrik, berbanding lurus dengan besar masing-masing muatan listrik dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda bermuatan.
Bila dinyatakan dalam rumus gaya Coulomb memiliki rumus:
F = k q1 q2/r^2
Dimana F adalah gaya tolak menolak atau gaya tarik menarik, k adalah konstanta Coulomb
sebesar 8,99 × 10^9 N m2 C−2, q1 dan q2 masing-masing adalah muatan kedua benda, dan r
adalah jarak di antara kedua benda tersebut.
Bila muatan q1 dan q2 berbeda jenis (yang satu bermuatan positif dan yang satu bermuatan
negatif), maka besar gaya akan bertanda negatif, dan akan berupa gaya tarik menarik, karena
gaya negatif akan mengurangi jarak kedua benda bermuatan.
Sebaliknya bila muatan q1 dan q2 sama jenis (sama-sama bermuatan positif atau sama-sama
bermuatan negatif), maka besar gaya akan bertanda positif, dan akan berupa gaya tolak
menolak, karena gaya positif akan menambah jarak kedua benda bermuatan.
Hukum Coulomb ini pertama kali ditemukan pada tahun 1784 oleh fisikawan Prancis,
Charles-Augustin de Coulomb dan sangat penting untuk pengembangan teori
elektromagnetisme. Sebagai hukum kuadrat terbalik, hukum Coulomb ini serupa dengan
kuadrat terbalik dalam hukum gaya gravitasi yang ditemukan oleh Isaac Newton .
4. Siklus hidrologi atau siklus air adalah proses pergerakan molekul air (H2O) yang berlangsung secara
terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi. Pergerakan air laut ke udara, kemudian
jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut
kembali.
Proses terjadinya Siklus hidrologi atau siklus air adalah salah satu konsep dasar dalam biogeokimia.
Siklus hidrologi memiliki beberapa tahapan yaitu; proses penguapan, proses evapotranspirasi, proses
hujan, proses aliran air, proses pengendapan air tanah, dan proses air tanah ke laut.
5. Cekungan dari peta topografi yaitu cekungan dapat diidentifikasi dengan garis yang semakin
ke tengah memiliki jumlah ketinggian yang relatif kecil daripada garis paling tepi.
Cekungan adalah bentuk muka bumi yang lebih rendah dari permukaan bumi di sekelilingnya.
Cekungan dapat pula terjadi di puncak bukit atau gunung yang membentuk semacam kaldera
luas seperti yang terdapat di Gunung Bromo. Bahkan di beberapa tempat, cekungan atau
depresi dapat memiliki ketinggian di bawah permukaan air laut. Pada peta topografi, cekungan
digambarkan dengan garis kontur yang semakin mengecil ke arah dalam, sehingga berlawanan
dengan penggambaran gambar sebuah bukit. Cekungan dapat diidentifikasi dengan garis yang
semakin ke tengah memiliki jumlah ketinggian yang relatif kecil daripada garis paling tepi.