Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

GELOMBANG CAHAYA

Oleh :
HANIN AZ ZAHRO

2019/2020
SMA TARUNA DRA ZULAEHA
A. DISPERSI CAHAYA

I. TUJUAN
Mengamati bagaimana dispersi cahaya di medium air.

II. DASAR TEORI


Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi
cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih
terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda
panjang gelombang.
Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai kemampuan untuk
menguraikan cahaya menjadi warna warna spektralnya. Indeks cahaya suatu
bahan menentukan panjang gelombang cahaya mana yang dapat diuraikan
menjadi komponen komponennya. Untuk cahaya ultraviolet adalah prisma dari
kristal, untuk cahaya putih adalah prisma dari kaca, untuk cahaya infrared adalah
prisma dari garam batu.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya.
Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu
mengalami deviasi terbesar.

III. ALAT DAN BAHAN


- Air
- Kertas putih kosong
- CD bekas
- Mangkuk
- Lampu senter

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan mangkuk
2. Isi mangkuk tersebut dengan air
3. Masukkan CD sepenuhnya ke dalam air
4. Amati pantulan cahaya dari CD yang berada dalam air pada kertas yang
digunakan sebagai layar
5. Buat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

V. HASIL PERCOBAAN

VI. ANALISIS PERCOBAAN


Pada hasil percobaan didapati pantulan pelangi dari CD yang ada di dalam air
pada kertas yang bertindak sebagai layar. Jika air dalam keadaan tenang maka
pantulan pelangi yang terbentuk akan tenang juga.

VII. KESIMPULAN
Warna pelangi pada CD merupakan peristiwa interferensi, sedangkan warna
pelangi yang terbentuk pada kertas merupakan peristiwa disperse (penguraian).
Karena gelombang mengalami perubahan bentuk ketika melewati suatu medium
yang berbeda. Cahaya lampu senter mengalami pengurairan, komponen-
komponen cahayanya berupa cahaya me,ji,ku,hi,bi,ni,u.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


https://youtu.be/k-9-qTcghm4
https://id.wikipedia.org/wiki/Dispersi
B. REFRAKSI CAHAYA

I. TUJUAN
Mengamati bagaimana peristiwa refraksi cahaya pada medium udara dan kaca.

II. DASAR TEORI


Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati
bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak
suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan
perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium
kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara
medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya
menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.
Indeks bias (n)
Indeks bias mutlak satu medium

c = laju cahaya di hampa


v= laju cahaya di medium
λo= panjang gelombang di hampa
λ= panjang gelombang di medium
Indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1

n1 = indeks bias mutlak medium 1


n2 = indeks bias mutlak medium 2
Hukum Pembiasan
sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada suatu bidang datar.
Sesuai dengan hukum Snellius
Illustrasi hukum Snellius untuk n1 < n2, seperti pada antarmuka udara/air. θ1
dan θ2 adalah sudut kritis bias dimana sinar merah merambat menurut prinsip
Fermat dan membentuk jendela Snellius. Pada sudut yang lebih besar
terjadi total internal reflection sedangkan pada sudut yang lebih kecil, cahaya
akan merambat lurus.
Ketika gelombang elektromagnetik menyentuh permukaan medium dielektrik
dari suatu sudut, leading edge gelombang tersebut akan melambat
sementara trailing edgenya tetap melaju normal. Penurunan kecepatan leading
edge disebabkan karena interaksi dengan elektron dalam medium tersebut.
Saat leading edge menumbuk elektron, energi gelombang tersebut akan
diserap dan kemudian di radiasi kembali. Penyerapan dan re-radiasi ini
menimbulkan keterlambatan sepanjang arah perambatan gelombang. Kedua
hal tersebut menyebabkan perubahan arah rambat gelombang yang disebut
refraksi atau pembiasan. Perubahan arah rambat gelombang cahaya dapat
dihitung dari indeks bias berdasarkan hukum Snellius:

dimana:
 θ1 dan θ2 adalah sudut antara normal dengan masing-masing sinar bias
dan sinar insiden
 n1 dan n2 adalah indeks bias masing-masing medium
 v1 dan v2 adalah kecepatan gelombang cahaya dalam masing-masing
medium

III. ALAT DAN BAHAN
- Balok kaca
- Kertas HVS
- Jarum pentul
- Busur derajat
- Styrofoam
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Letakkan kertas HVS diatas styrofoam
2. Jiplaklah balok kaca pada kertas HVS
3. Kemudian, buatlah garis normal pada salah satu sisi jiplakan balok kaca
yang sudah dibuat
4. Buatlah sinar datang sesuai dengan besar sudut datang yang diinginkan
menggunakan busur derajat
5. Lalu, letakkan beberapa jarum pentul di sepanjang garis sinar datang yang
telah dibuat
6. Letakkan balok kaca pada tempat semula atau sesuai pada hasil jiplakan
7. Amati jarum pentul dari sisi lain balok kaca
8. Kemudian tusukkan jarum pentul pada sisi lain balok kaca, perlu
diperhatikan jarum pentul harus dalam posisi sejajar seluruhnya dan ada
pada satu garis lurus
9. Singkirkan balok kaca dan buatlah garis sepanjang jarum yang sudah
ditusukkan sebelumnya
10. Dan buatlah garis normal pada sinar yang keluar

V. DATA PERCOBAAN

No. Sudut datang 1 Sudut bias 1 Sudut datang 2 Sudut bias 2


(i₁) (r₁) (i₂) (r₂)
1. 60° 35° 35° 60°

VI. ANALISIS DATA


Pada percobaan didapati sudut sinar yang menuju balok kaca sama
besarnya dengan sudut sinat yang keluar dari balok kaca tersebut. Besar sudut
datang tidak sama dengan sudut biasnya. Sudut datang dan sudut bias disini
ditentukan oleh sudut datang sang pengamat. Jika pengamat melihat dari arah
kiri, maka sudut datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah, begitu ula
sebaliknya, jika pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang
dibentuk akan mengarah ke kanan bawah. Pergeseran yang terjadi dalam balok
kaca ini merukapan pergeseran yang selalu mendekati garis normal. Hal ini
disebabkan sinar datang dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang
lebih rapat (balok kaca). Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh
dari ketebalan balok kaca.
Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air
atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
maka sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.

VII. KESIMPULAN
1. Sinar datang mengalami pergeseran sehingga sudut datang berbeda dari
sudut biasnya.
2. Pergeseran yang terjadi mendekati garis normal karena sinar datang dari
medium yang renggang ke medium yang lebih rapat.
3. Umumnya, besar sudut datang akan selalu lebih besar dari sudut biasnya.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


https://youtu.be/7Pv_Q1B77vA
http://enungnuryamin.blogspot.com/2011/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai