Anda di halaman 1dari 35

PENUNTUN PRATIKUM

FISIKA

HANYA BERLAKU DI LINGKUNGAN


UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

UNES

DISUSUN OLEH
Dosen Pembimbing,
Merry Thressia, S.Si, M.Si

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
TAHUN 2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM

KEWAJIBAN PRAKTIKAN:
1. Setiap praktikan datang 5 menit sebelum pelaksanaan praktikum
2. Memakai pakaian rapi, Jas Laboratorium dan sepatu pada saat praktikum
3. Sebelum praktikum, pratikan harus melaksanakan response pada setiapobjek.
4. Sebelum praktikum, praktikan mengumpulkan laporan tugas pratikum minggu
sebelumnya.
5. Setiap praktikan merapikan dan menyerahkan peralatan yang selesai dipinjam pada
petugas laboratorium.
6. Sebelum meninggalkan ruangan Laboratorium, kelompok yang bertugas (piket)
menyapu/ membersihkan Laboratorium.

SANKSI PELANGGARAN:
1. Prakikan yang terlambat harus melapor pada dosen pembimbing untuk mendapat ijin
praktikum
2. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan surat ijin tidak masuk
3. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang merusakkan peralatan wajib mengganti sesuai alat yang dirusak.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum secara keseluruhan dinyatakan tidak
lulus praktikum fisika.

Padang, …. Mai 2019


Dosen Pembimbing,

Merry Thressia, S.Si, M.Si

Catatan:
Tugas pendahuluan dan laporan ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4cm,
atas, kanan dan bawah masing-masing 3cm.
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Penutun Praktikum Fisika untuk mahasiswa/i Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian dan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Ekasakti Padang dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Penutun praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan


praktikum Fisika yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Fisika Terapan pada
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Ekasakti Padang. Penutun praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam
mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan baik, terarah, dan terencana. Pada
setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus
dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa/i mengenai materi/ objek yang dibahas.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Penutun Praktikum Fisika Terapan


ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Padang,…. Mai 2019

Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
TEORI RALAT ........................................................................................................ 4
OBJEK I : DENSITAS ................................................................................ 4
OBJEK II : HUKUM ARCHIMEDES ................................................... 6
OBJEK III : DIFRAKSI SINAR ................................................................. 8
OBJEK IV : GERAK PADA BIDANG MIRING .................................. 12
OBJEK V : VISKOSITAS ZAT CAIR .................................................... 15
OBJEK VI : VENTURIMETER ................................................................. 18
TEORI RALAT

Ralat merupakan simpangan dari nilai rata-rata yang diperoleh pada suatu
eksperimen dalam pengukuran untuk menentukan besaran fisika. Faktor yang berhubungan
dengan ralat:
a. Objek yang diukur
b. Alat ukur yang digunakan
c. Hubungan dengan teoritis

Klasifikasi Ralat
1. Ralat Sistematik, adalah ralat yang timbul dalam serentetan pengukuran dengan
cara yang sama. Suatu eksperimen dikatakan teliti, jika ralat sistematiknya kecil.
Yang termasuk Ralat Sistematik adalah :
1. Kesalahan kalibasi alat
2. Kesalahan perorangan yang disebabkan pengamatan (paralak dalam melihat
skala)
3. Kondisi percobaan. Jika suatu alat digunakan dalam kondisi percobaan yang
berbeda dengan kondisi alat itu dikalibrasikan, maka muncullah ralat sistematik.
Hal ini dapat dikoreksi dengan melakukan kalibrasi.
2. Ralat Eksperimen (Kebetulan/Random eror), adalah ralat kebetulan, dimana suatu
ekperimen dianggap seksama jika eror/kesalahannya kecil.
Yang termasuk Ralat Eksperimen adalah :
1. Kesalahan menaksir, yang disebabkan oleh tidak tepatnya dalam melakukan
pembagian skala yang telah ada antara dua garis skala.
2. Kondisi yang berfluktuasi, kondisi ini dapat berubah-ubah menurut temperature,
tekanan dan beda potensial listrik.
3. Gangguan, terjadi karena adanya getaran mekanik, getaran mobil, gempa dan
benda jatuh, getaran trafo, storing udara (petir/ kilat), terdeteksinya getaran
sinyal palsu.
4. Kesalahan definisi, walaupun pengukuran besar sudah sempurna, masih ada
ditemukan kebocoran, sebab besaran tersebut tidak dilakukan dengan teliti.
3. Ralat yang disebabkan adanya kekeliruan tindakan
1. Kekeliruan timbul dalam hal:
a. Membaca skala alat
b. Melakukan perhitungan dengan sistematik
2. Kesalahan dalam menggunakan alat hitung
a. Daftar logaritma
b. Kalkulator
c. Mistar
d. Skala yang macet/ radiasi

PERHITUNGAN RALAT
Untuk sebuah variable x yang telah dilakukan pengukurannya dalam k kali, maka:
x1 + x 2 + x 3 + ... + x n kx

1. Nilai rata-rata : X =
k
∑x
n =1
n

X =
∑x
k
2. Deviasi, deviasi mutlak adalah selisih antara nilai-nilai yang terukur dengan

X ⇒ xd = xn − x
3. Ralat mutlak, adalah deviasi standar dari variable x yang telah terukur sebanyak k
kali.
k k

∑ (x d ) ∑ (x )
2
Sx = Sx = d
2

n =1 k −1
k −1

4. Ralat nisbi (Ralat Relatif), adalah hasil bagi ralat mutlak dengan rata-rata disebut
dengan deviasi standar fraksional atau relative yang dinyatakan dengan % (persen).
Sx
Rn = S x % = x100%
x
5. Hasil pengukuran (Hasil sebenarnya) dari variable x.

x = x + Sx atau x = x + Sx %
Contoh :
Mengukur panjang sepotong logam 10 kali (satuan cm).
Berapa hasil pengukuran harga sebenarnya?
Penyelesaian :
Buat daftar yang menunjukkan harga-harga dari :
a. Variable
b. Nilai terukur Xn Deviasi Xd
c. Deviasi kuadrat (Xd)2

NILAI DEVIASI DEVIASI


PENGUKURAN
x d = x1 − x KUADRAT (x d )
2
TERUKUR X1
1 47,51 +0,02 0,0004
2 47,49 0,00 0,0000
3 47,48 -0,01 0,0001
4 47,50 +0,01 0,0001
5 47,47 -0,02 0,0004
6 47,49 0,00 0,0000
7 47,48 -0,01 0,0001
8 47,46 -0,03 0,0009
9 47,53 +0,04 0,0016
10 47,49 0,00 0,0000
K=10 479,90 0,00 0,0039
10 10

∑ ∑
10


n =1 n =1 n =1

479,90
x= = 47,49
10
0,0039
Ralat Mutlak : = 0,02
10 − 1

sx 0,02
Ralat Nisbi : Sx % = x100 % = 0,04%
x 47 ,49
Hasil pengukuran yang diperoleh adalah :

x = x + Sx

x = (47,49 ± 0,02) atau x = (47,49 ± 0,04%)


RAMBATAN RALAT
Jika diketahui di dalam suatu persamaan bahwa besaran yang dicari tergantung dari
besaran lain (x, y, z, ….) yang akan diamati, maka:

2 2
S  S  S 
S v =  v S x  +  v S y  +  v S z 
 
 Sx   Sy   Sz 
Untuk hal yang khusus dapat ditulis sebagai berikut:

Jika V = X m .Y n ,maka S v = m 2 .s x2 − n 2 .s 2y

Jika X ±Y ,maka S x = s x2 + s 2y

ax
Jika V = axy ,atau V= , maka S x = s x2 + s 2y
y
OBJEK I
DENSITAS

I. Tujuan
1. Menentukan densitas suatu benda.
2. Menentukan kesalahan relative yang terjadi.

II. Alat dan Bahan


1. Sampel
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer Skrup
4. Neraca Ohauss

III. Teori Dasar


Densistas (Kerapatan/ Massa jenis) adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi densitas suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Densitas rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya.
Densitas berfungsi untuk menentukan massa suatu zat. Setiap zat memiliki densitas
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
densitas yang sama. Rumus untuk menentukan densitas adalah:

Dengan:
ρ = Densitas (kg/m3),
m = massa (kg),
V = volume (m3).
Berikut contoh densitas beberapa material:

Densitas Densitas
Nama Zat Nama Zat
( gr/ cm3) ( gr/ cm3)
Aluminium 2,700 Seng 7,400
Besi 7,900 Kuningan 8,400
Tembaga 8,930 Timbal 11,340
Emas 19,300 Batu Bara 0,833
Perak 10,500 Kayu 0,300 – 0,900
IV. Prosedur Kerja
1. Persiapkan peralatan praktikum sesuai dengan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Lakukan pengukuran pada sampel yang telah disediakan.
3. Tentukan Volume dan Densitas dari sampel.
4. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan dan tentukan nama zat
dari bahan dengan membandingkan nilai densitas berdasarkan tabel di atas.

V. Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan massa jenis?
2. Jelaskan fungsi dan kegunaan dari Neraca Lengan Ohaus?

VI. Tabel Hasil Pengamatan


Volume Massa Densitas
No Sampel Benda Nama Zat
(cm3) (gr) ( gr/ cm3)
1

1 Kubus 3

2 Balok 3

3 Kelereng 3

5
OBJEK II
HUKUM ARCHIMEDES

I. Tujuan
1. Menentukan gaya Archimedes (gaya ke atas) pada benda dalam zat cair.
2. Mengetahui cara membuat alat ukur massa jenis zat cair secara sederhana
dengan menggunakan Hukum Archimedes.

II. Teori
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota
Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes
dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan. Ia menemukan hukum
pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi,
“jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu”.
Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam
air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda
seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut
gaya Archimedes.
= . .
Dimana :
= Gaya Archimedes ( dyne )
= Massa jenis zat cair (gr/cm3)
= Volume zat cair yang dipindahkan (cm3)
= Percepatan gravitasi (cm/s2)

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
No. Alat dan Bahan Jumlah Kode

1 Beban bergantung 1 unit

2 Neraca Pegas 1 buah


3 Gelas ukur 1 buah

4 Batang Statis 1 buah

IV. Prosedur Kerja


1. Susunlah Neraca Pegas pada batang statis.
2. Gantung beban pada neraca pegas dan catat massa beban yang ditunjukkan
neraca.
3. Isi gelas ukur dengan air dengan volume tertentu.
4. Celupkan beban yang tergantung ke dalam gelas ukur
5. Amatilah perubahan volume air dan perubahan massa beban yang ditunjukkan
neraca.

V. Pertanyaan
1. Jelaskan kenapa benda bila berada di dalam air terasa lebih ringan daripada
sebelum dimasukkan ke dalam air?
2. Jelaskan prinsip Hukum Archimedes!
3. Jelaskan penggunaan Hidrometer dalam mengukur massa jenis zat cair!

VI. Tabel Hasil Pengamatan


Percapatan gravitasi (g) : 980 cm/s2
Massa jenis air ( ) : 1 gr/cm3
Massa
Volume Volume
Massa Beban Volume Awal Beban Gaya
Zat Cair zat cair yg
Awal Zat Cair dalam Archimedes
No dengan beban dipindahkan
( gr ) ( ml ) Zat Cair ( dyne )
( ml ) ( ml )
( gr )
OBJEK III
DIFRAKSI SINAR

I. Tujuan
1. Menentukan intesitas dan karakteristik dari sinar
2. Mempelajari sifat-sifat difraksi sinar.
3. Menentukan panjang gelombang sinar monokromatik dengan peristiwa difraksi

II. Teori
Metode difraksi sinar-X adalah salah satu cara untuk mempelajari keteraturan atom
atau molekul dalam suatu struktur tertentu. Jika struktur atom atau molekul tertata secara
teratur membentuk kisi, maka radiasi elektromagnetik pada kondisi eksperimen tertentu
akan mengalami penguatan. Pengetahuan tentang kondisi eksperimen itu dapat
memberikan informasi yang sangat berharga tentang penataan atom atau molekul dalam
suatu struktur (Dunitz, 1995).
Sinar-X dapat terbentuk bila suatu logam sasaran ditembaki dengan berkas elektron
berenergi tinggi. Dalam eksperimen digunakan sinar-X yang monokromatis. Kristal akan
memberikan hamburan yang kuat jika arah bidang kristal terhadap berkas sinar-X (sudut θ)
memenuhi persamaan Bragg, seperti ditunjukkan dalam persamaan berikut (Callister,
2003).
2d . sin θ = nλ
Dimana :
d = jarak antar bidang dalam kristal
θ = sudut deviasi
n = orde (0,1,2,3,…..)
λ = panjang gelombang

Difraksi sinar-X dapat memberikan informasi tentang struktur polimer, termasuk


tentang keadaan amorf dan kristalin polimer. Polimer dapat mengandung daerah kristalin
yang secara acak bercampur dengan daerah amorf. Difraktogram sinar-X polimer kristalin
menghasilkan puncak-puncak yang tajam, sedangkan polimer amorf cenderung
menghasilkan puncak yang melebar.
Panjang gelombang sinar monokromatik dapat ditentukan dengan persamaan difraksi
pada kisi, yaitu :
m.λ = d . sin θ
Dimana :
d = konstanta kisi
θ = sudut antara sinar yang difraksikan dengan garis normal pada kisi
m = orde bayangan hasil difraksi (m= 1,2,3,…..)
λ = panjang gelombang sinar dari cahaya yang diamati

III. Alat dan Bahan


1. Kisi difraksi
2. Sumber cahaya (cahaya putih dari lampu)
3. Layar tempat jatuhnya spekrum cahaya
4. Rol
5. Standar tempat kisi difraksi

IV. Prosedur Kerja


1. Susunlah alat sesuai skema.
2. Hidupkan lampu dan amati letak spektrum cahaya yang ada pada layar.
3. Pilih sebuah warna dilayar (yang akan ditentukan panjang gelombangnya).
4. Tentukan besar sudut θ dengan system tangent, yakni:
Tg θ = …….
Dimana : x = jarak lampu ke kisi difraksi
y = jarak titik tempat jatuh sinar (yang diinginkan) ke lampu
5. Tentukan panjang gelombang sinar dengan persamaan difraksi di atas, dengan
menvariabelkan jarak x dan y.
V. Pertanyaan
1. Jelaskan tentang interferensi dan difraksi!
2. Jelaskan tentang difraksi sinar-x dan azas dragg?
3. Jelaskan bagaimana menentukan panjang gelombang sinar dari suatu jenis
sinar dibidang pertanian?
1. Jelaskan gars Fraunhofer!
2. Jelaskan sinar matahari yang baik untuk proses assimilasi, merusak titik
tumbuh pada tumbuh-tumbuhan dan selalu memberikan sinar panas.(Jelaskan
dengan menuliskan panjang gelombangnya.)
3. Kenapa warna langit saat magrib dan saat fajar berwarna kemerah-merahan,
dan kapan warna tersebut menghilang?

VI. Tabel Hasil Pengamatan


Sinar
yang X Y θ m λ1 λrata-rata
diamati
Panjang Gelombang sinar yang didapat :
1. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
2. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
3. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
4. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
OBJEK 1V
GERAK PADA BIDANG MIRING

I. Tujuan
1. Mengetahui nilai percepatan efektif benda pada bidang miring.
2. Menentukan nilai koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis pada
permukaan benda dan bidang miring.

II. Teori
Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan
sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Penerapan bidang miring dapat
mengatasi hambatan besar dengan menerapkan gaya yang relatif lebih kecil melalui jarak
yang lebih jauh, jika beban itu diangkat vertikal. Dalam istilah teknik
sipil, kemiringan (rasio tinggi dan jarak) disebut dengan gradien.
Sebuah benda bergerak pada suatu permukaan, pada benda bekerja gaya gesekan
kinetik yang melawan arah gerak benda. Besar gaya kinetik bergantung pada sifat antara
dua permukaanm yang bersentuhan. Untuk dua permukaan benda tertentu, gaya gesekan
kinetik sebanding dengan gaya normal. Gaya gesekan tidak bergantung pada luas
permukaan yang bersentuhan. Sifat kasar dan licinnya permukaan dua bidang yang
bersentuhan dinyatakan dengan koefiesien gesekan.
w.h
F=
s
Dimana : F = Gaya (N)
w = Berat beban (N)
h = Tinggi penyangga (m)
s = Jarak Lintasan (m)

Bila gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan,
maka benda tersebut belum bergerak/ diam. Gaya gesek statis maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak,
gaya gesekan antara dua permukaan akan berkurang, sehingga diperlukan gaya yang lebih
kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan
masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut.
Pada dasarnya setiap benda memiliki sifat inertia, artinya bila tidak ada gangguan
dari luar, benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Dalam hokum Newton
Pertama, menjelaskan bahwa keadaan gerak disebut kecepatan benda. Bila resultan dari
pengaruh luar sama dengan nol, maka kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus
beraturan dan diam. Karena kecepatan adalah besaran relatif, artinya kecepatan tergantung
pada kerangka acuan yang dipakai, maka pernyataan bahwa kecepatan benda berubah
tergantung pada kerangka acuan. Dalam penalaran Newton I berlaku berlaku acuan
Inersia.
Dalam kerangka Inersia, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan, kecuali jika ia terpaksa mengubah keadaan tersebut oleh gaya-gaya dari
lingkungan tempat benda berada.
Dasar dalam menyelesaikan persoalan Dinamika Partikel adalah Hukum Newton I, II
dan III. yakni:
Hukum Newton I : ∑F = 0
Hukum Newton II : ∑F = m.a
Hukum Newton III : F aksi = - F reaksi

III. Alat dan Bahan


1. Papan kaca
2. Papan karet
3. Beban
4. Busur
5. Rol

IV. Prosedur Kerja


1. Letakkan papan kaca dengan penyangga sesuai gambar!

Lintasan

Penyangga

θ
2. Atur sudut kemiringan 45o.
3. Ukur tinggi penyangga (h).
4. Letakkan beban dibagian ujung papan dan biarkan bergerak, kemudian ukur
panjang papan yag dilalui benda.
5. Ulangi langkah di atas sebanyak 3 kali
6. Lakukan hal yang sama dengan mengganti papan berbahan karet

V. Pertanyaan
1. Jelaskan tentang gesekan dan gaya gesekan!
2. Jelaskan sifat Inersia suatu benda?
3. Buktikan bahwa nilai percepatan gravitasi bernilai konstan.
4. Jelaskan apa itu bidang miring pada percobaan yang telah Saudara lakukan!

VI. Tabel Hasil Pengamatan


Kayu Aluminium
No θ
……..cm ……..cm ……..cm ……..cm

5
OBJEK V
VISIKOSITAS ZAT CAIR

I. Tujuan
1. Menentukan hasil pengamatan dalam percobaan viskositas zat cair yang telah
dilakukan sebelumnya.

II. Alat dan Bahan


1. Perangkat viskositas zat cair
2. Oli
3. Minyak goreng
4. Parafin cair
5. Bola besi berbagai ukuran
6. Mistar panjang
7. Stopwatch
8. Neraca Ohauss
9. Mikrometer Skrup

III. Teori Dasar


Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan disebut
sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin
susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang
berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul–molekul cairan satu
dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk
sudut fluida tertentu, maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan
dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air
mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida
yang mempunyai viskositas yang lebih besar. Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan
gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran
tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit
fluida itu mengalir. Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan
alir cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder.
Untuk benda homogeny yang dicelupkan ke dalam zat cair ada tiga kemungkinan,
yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Karena itu, dalam percobaan ini dilakukan agar
pratikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair, karena semakin besar nilai
viskositas dari larutan, maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

.r .g (ρ b − ρ f )
2 2
η= 9
v

Dimana : v = kecepatan bola (m/dt)


r = jari-jari bola (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ρb = massa jenis bola (gram/cm3)
ρf = massa jenis zat cair (gram/cm3)
η = viskositas fluida zat cair

IV. Prosedur Kerja


1. Persiapakan alat dan bahan!
2. Ambil dua bola yang berbeda ukurannya!
3. Timbang masing-masing bola dengan neraca Ohauss
4. Ukur masing-masing diameter bola dengan micrometer skrup. Hitung jari-jari
dan volume kedua bola.
5. Masukkan bola 1 ke dalam parafin cair, hitung waktunya saat kecepatan
konstan dengan stopwatch dan hitung juga jarak saat kecepatan konstan.
6. Masukkan bola 2 ke dalam parafin cair, hitung waktu dan jarak saat kecepatan
konstan
7. Lakukan langkah (5) dan (6) sampai 3 kali
8. Masukkan bola 1 ke dalam minyak goreng, hitung waktu dan jarak saat
kecepatan konstan
9. Masukkan bola 2 ke dalam minyak goreng, hitung waktu dan jarak saat
kecepatan konstan
10. Lakukan langkah (8) dan (9) sampai 3 kali
11. Tulis data-data yang diperoleh pada Tabel.

V. Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi transformeter?
2. Jelaskan bagian – bagian transformeter ?

VI. Tabel Hasil Pengamatan


1. Pengukuran Bola
Massa : ……………….. (gr)
Diameter : ……………….. (m)
Volume : ……………….. (cm3)
Massa Jenis : ……………….. (gr/cm3)

2. Pengukuran Viskositas Zat Cair (Minyak Goreng)


No h (m) t (s) v (m/s)

3
OBJEK VI
VENTURIMETER

I. Tujuan
1. Menentukan debit teoritis dari zat alir yang mengalir lewat pipa.
2. Menentukan koefisien pengaliran pada Venturimeter.
3. Menentukan pengaruh perubahan penampang terhadap tinggi garis hidraulik
pada masing-masing manometer

II. Alat dan Bahan


1. Manometer (pipa U yang berisi air raksa)
2. Bejana tempat zat cair
3. Bejana penampungan
4. Pipa saluran
5. Gelas ukur
6. Jangka sorong
7. Rol/ Mistar
8. Stopwatvh

III. Teori Dasar


Asas Bernoulli adalah tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil
daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah . Jadi semakin besar kecepatan fluida
dalam suatu pipa, maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya, makin kecil kecepatan
fluida dalam suatu pipa, maka semakin besar tekanannya.
Kecepatan dan debit yang dimiliki oleh fluida yang mengalir dapat dicari dengan
menggunakan Venturimeter. Dari perubahan ketinggian fluida tersebut pada Venturimeter
dapat dicari berapa debit dan kecepatan fluida dengan menggunakan persamaan Bernoulli,
persamaan kontinuitas dan perhitungan yang didapat dari Venturimeter:
Sebuah venturimeter dibuat atas dasar prinsip persamaan Bernoilli yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini yang digunakan untuk mengukur laju alira di
dalam pipa.
Gambar 1. Venturimeter
Persamaan Bernoulli:
1 1
P1 + ρ .g.h1 + ρ .v12 = P2 + ρ .g .h2 + ρ .v22
2 2 .................... (1)
1
(
P1 − P2 = ρ v22 − v12
2
)
Persamaan Kontinuitas
A1 .v1 = A2 .v 2 .................... (2)

Berdasarkan persamaan (1) dan (2), kecepatan pengaliran fluida pada venturimeter di titik
1 adalah :

v1 =
(
2.g .h ρ ' − ρ )
 A 2 
ρ   1  − 1
  A2  
 
Dengan A1 dan A2 adalah diameter mulut dan leher venturimeter.
Debit teoritis fluida mengalir adalah :

2.g.h
Qt = A1
 A 
2

ρ   1  − 1
  A2  
 
dengan
 wg 
h = x − 1
 w 
Dengan x adalah beda ketinggian zat yang terdapat pada manometer sewaktu fluida
mengalir, wg merupa2kan berat jenis zat cair yang terdapat pada manometer, dan w adalah
berat jenis fluida yang mengalir.
Debit sebenarnya merupakan volume sesungguhnya dari fluida yang mengalir dalam
selang waktu tertentu,
πr 2 .h
Qs =
t
Dengan r merupakan jari-jari bejana dan h adalah tinggi air yang mneyusut pada bejana.
Perbandingan antara debit sebenarnya dan debit teoritis disebut koefisien pengaliran dari
venturimeter (C).

IV. Prosedur Kerja


1. Susun alat sesui dengan gambar!
2. Tentukan berat jenis zat cair yang akan digunakan!.
3. Tentukan nilai m dengan mengukur diameter mulut (A1) dan diameter
tenggorokan (A2) venturimeter.
4. Isilah bejana dengan zat cair sampai pada ketinggian tertentu.
5. Alirkan zat cair tersebut melalui mulut venturimeter.dengan menggunakan
pompa yang telah disiapkan.
6. Setelah beberapa saat mengalir, amatilah ketinggian turunya zat cair pada
bejana dan catat waktunya. Dengan variable ini di dapat ditentukan nilai debit
zat cair sesungguhnya (Qs).
7. Dalam keadaan yang sama, catat perbedaan ketinggian air raksa dalam
manometer. Dengan variable ini dapat ditentukan debit teoritisnya.

V. Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip kerja Bernoulli?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Aliran Tak-Termampatkan?
3. Jelaskan penggunaan venturimeter.dalam bidang pertanian, kedokteran, teknik,
peternakan, teknologi industry dan aplikasi sains lainnya.
4. Jelaskan cara kerja sprayer?
5. Jika tabung venturimeter diletakkan miring dengan sudut θ terhadap bidang
datar, tentukan rumus Bernoulli untuk keadaan ini.
6. Apa yang dimaksud dengan zat alir kompresible, zat alir tak venturimeter.,
tuliskan persamaan kontinuitas untuk kedua macam zat alir tersebut.
7. Jelaskan perbedaan manometer dan barometer!.
VI. Tabel Hasil Pengamatan
Menentukan debit zat alir
Jenis zat alir : ……………………………….
Jenis zat dalam manometer : ……………………………….
Diameter tabung (d) : ……………………………….
Diameter mulut (A1) : ……………………………….
Diameter tenggorokan (A2) : ……………………………….
Tebal pipa : ……………………………….
1. Variasi Waktu
No t (s) h (cm) x (cm)

2. Variasi Volume/ tinggi air dalam tabung


No t (s) h (cm) x (cm)

3
JURNAL
JURNAL
DENSITAS
I. Tabel Hasil Pengamatan
Volume Massa Densitas
No Sampel Benda Nama Zat
(cm3) (gr) ( gr/ cm3)
1

1 Kubus 3

2 Balok 3

3 Kelereng 3

Padang,
Asisten, Praktikan,

(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
HUKUM ARCHIMEDES

Tabel Hasil Pengamatan


Percapatan gravitasi (g) : 980 cm/s2
Massa jenis air ( ) : 1 gr/cm3
Massa
Volume Volume
Massa Beban Volume Awal Beban Gaya
Zat Cair zat cair yg
Awal Zat Cair dalam Archimedes
No dengan beban dipindahkan
( gr ) ( ml ) Zat Cair ( dyne )
( ml ) ( ml )
( gr )

Padang,
Asisten, Praktikan,

(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
DIFRAKSI SINAR

Tabel Hasil Pengamatan

Sinar yang X Y θ m λ1 λrata-rata


diamati
Panjang Gelombang sinar yang didapat :
5. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
6. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
7. Sinar ………………….. = …………….. + ……………
8. Sinar ………………….. = …………….. + ……………

Padang,
Asisten, Praktikan,

(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
GERAK PADA BIDANG MIRING

Tabel Hasil Pengamatan


Kayu Aluminium
No θ
……..cm ……..cm ……..cm ……..cm

Padang,
Asisten, Praktikan,

(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
VISIKOSITAS ZAT CAIR

Tabel Hasil Pengamatan


3. Pengukuran Bola
Massa : ……………….. (gr)
Diameter : ……………….. (m)
Volume : ……………….. (cm3)
Massa Jenis : ……………….. (gr/cm3)

4. Pengukuran Viskositas Zat Cair (Minyak Goreng)


No h (m) t (s) v (m/s)

Padang,
Asisten, Praktikan,

(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
VENTURIMETER

Tabel Hasil Pengamatan


Menentukan debit zat alir
Jenis zat alir : ……………………………….
Jenis zat dalam manometer : ……………………………….
Diameter tabung (d) : ……………………………….
Diameter mulut (A1) : ……………………………….
Diameter tenggorokan (A2) : ……………………………….
Tebal pipa : ……………………………….
3. Variasi Waktu
No t (s) h (cm) x (cm)

4. Variasi Volume/ tinggi air dalam tabung


No t (s) h (cm) x (cm)

2
3

Padang,
Asisten, Praktikan,

(………………..……………..) (………………..……………..)

Anda mungkin juga menyukai