FISIKA
UNES
DISUSUN OLEH
Dosen Pembimbing,
Merry Thressia, S.Si, M.Si
KEWAJIBAN PRAKTIKAN:
1. Setiap praktikan datang 5 menit sebelum pelaksanaan praktikum
2. Memakai pakaian rapi, Jas Laboratorium dan sepatu pada saat praktikum
3. Sebelum praktikum, pratikan harus melaksanakan response pada setiapobjek.
4. Sebelum praktikum, praktikan mengumpulkan laporan tugas pratikum minggu
sebelumnya.
5. Setiap praktikan merapikan dan menyerahkan peralatan yang selesai dipinjam pada
petugas laboratorium.
6. Sebelum meninggalkan ruangan Laboratorium, kelompok yang bertugas (piket)
menyapu/ membersihkan Laboratorium.
SANKSI PELANGGARAN:
1. Prakikan yang terlambat harus melapor pada dosen pembimbing untuk mendapat ijin
praktikum
2. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan surat ijin tidak masuk
3. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang merusakkan peralatan wajib mengganti sesuai alat yang dirusak.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum secara keseluruhan dinyatakan tidak
lulus praktikum fisika.
Catatan:
Tugas pendahuluan dan laporan ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4cm,
atas, kanan dan bawah masing-masing 3cm.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Penutun Praktikum Fisika untuk mahasiswa/i Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian dan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Ekasakti Padang dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
Ralat merupakan simpangan dari nilai rata-rata yang diperoleh pada suatu
eksperimen dalam pengukuran untuk menentukan besaran fisika. Faktor yang berhubungan
dengan ralat:
a. Objek yang diukur
b. Alat ukur yang digunakan
c. Hubungan dengan teoritis
Klasifikasi Ralat
1. Ralat Sistematik, adalah ralat yang timbul dalam serentetan pengukuran dengan
cara yang sama. Suatu eksperimen dikatakan teliti, jika ralat sistematiknya kecil.
Yang termasuk Ralat Sistematik adalah :
1. Kesalahan kalibasi alat
2. Kesalahan perorangan yang disebabkan pengamatan (paralak dalam melihat
skala)
3. Kondisi percobaan. Jika suatu alat digunakan dalam kondisi percobaan yang
berbeda dengan kondisi alat itu dikalibrasikan, maka muncullah ralat sistematik.
Hal ini dapat dikoreksi dengan melakukan kalibrasi.
2. Ralat Eksperimen (Kebetulan/Random eror), adalah ralat kebetulan, dimana suatu
ekperimen dianggap seksama jika eror/kesalahannya kecil.
Yang termasuk Ralat Eksperimen adalah :
1. Kesalahan menaksir, yang disebabkan oleh tidak tepatnya dalam melakukan
pembagian skala yang telah ada antara dua garis skala.
2. Kondisi yang berfluktuasi, kondisi ini dapat berubah-ubah menurut temperature,
tekanan dan beda potensial listrik.
3. Gangguan, terjadi karena adanya getaran mekanik, getaran mobil, gempa dan
benda jatuh, getaran trafo, storing udara (petir/ kilat), terdeteksinya getaran
sinyal palsu.
4. Kesalahan definisi, walaupun pengukuran besar sudah sempurna, masih ada
ditemukan kebocoran, sebab besaran tersebut tidak dilakukan dengan teliti.
3. Ralat yang disebabkan adanya kekeliruan tindakan
1. Kekeliruan timbul dalam hal:
a. Membaca skala alat
b. Melakukan perhitungan dengan sistematik
2. Kesalahan dalam menggunakan alat hitung
a. Daftar logaritma
b. Kalkulator
c. Mistar
d. Skala yang macet/ radiasi
PERHITUNGAN RALAT
Untuk sebuah variable x yang telah dilakukan pengukurannya dalam k kali, maka:
x1 + x 2 + x 3 + ... + x n kx
1. Nilai rata-rata : X =
k
∑x
n =1
n
X =
∑x
k
2. Deviasi, deviasi mutlak adalah selisih antara nilai-nilai yang terukur dengan
X ⇒ xd = xn − x
3. Ralat mutlak, adalah deviasi standar dari variable x yang telah terukur sebanyak k
kali.
k k
∑ (x d ) ∑ (x )
2
Sx = Sx = d
2
n =1 k −1
k −1
4. Ralat nisbi (Ralat Relatif), adalah hasil bagi ralat mutlak dengan rata-rata disebut
dengan deviasi standar fraksional atau relative yang dinyatakan dengan % (persen).
Sx
Rn = S x % = x100%
x
5. Hasil pengukuran (Hasil sebenarnya) dari variable x.
x = x + Sx atau x = x + Sx %
Contoh :
Mengukur panjang sepotong logam 10 kali (satuan cm).
Berapa hasil pengukuran harga sebenarnya?
Penyelesaian :
Buat daftar yang menunjukkan harga-harga dari :
a. Variable
b. Nilai terukur Xn Deviasi Xd
c. Deviasi kuadrat (Xd)2
∑ ∑
10
∑
n =1 n =1 n =1
479,90
x= = 47,49
10
0,0039
Ralat Mutlak : = 0,02
10 − 1
sx 0,02
Ralat Nisbi : Sx % = x100 % = 0,04%
x 47 ,49
Hasil pengukuran yang diperoleh adalah :
x = x + Sx
2 2
S S S
S v = v S x + v S y + v S z
Sx Sy Sz
Untuk hal yang khusus dapat ditulis sebagai berikut:
Jika V = X m .Y n ,maka S v = m 2 .s x2 − n 2 .s 2y
Jika X ±Y ,maka S x = s x2 + s 2y
ax
Jika V = axy ,atau V= , maka S x = s x2 + s 2y
y
OBJEK I
DENSITAS
I. Tujuan
1. Menentukan densitas suatu benda.
2. Menentukan kesalahan relative yang terjadi.
Dengan:
ρ = Densitas (kg/m3),
m = massa (kg),
V = volume (m3).
Berikut contoh densitas beberapa material:
Densitas Densitas
Nama Zat Nama Zat
( gr/ cm3) ( gr/ cm3)
Aluminium 2,700 Seng 7,400
Besi 7,900 Kuningan 8,400
Tembaga 8,930 Timbal 11,340
Emas 19,300 Batu Bara 0,833
Perak 10,500 Kayu 0,300 – 0,900
IV. Prosedur Kerja
1. Persiapkan peralatan praktikum sesuai dengan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Lakukan pengukuran pada sampel yang telah disediakan.
3. Tentukan Volume dan Densitas dari sampel.
4. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan dan tentukan nama zat
dari bahan dengan membandingkan nilai densitas berdasarkan tabel di atas.
V. Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan massa jenis?
2. Jelaskan fungsi dan kegunaan dari Neraca Lengan Ohaus?
1 Kubus 3
2 Balok 3
3 Kelereng 3
5
OBJEK II
HUKUM ARCHIMEDES
I. Tujuan
1. Menentukan gaya Archimedes (gaya ke atas) pada benda dalam zat cair.
2. Mengetahui cara membuat alat ukur massa jenis zat cair secara sederhana
dengan menggunakan Hukum Archimedes.
II. Teori
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota
Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes
dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan. Ia menemukan hukum
pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi,
“jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu”.
Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam
air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda
seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut
gaya Archimedes.
= . .
Dimana :
= Gaya Archimedes ( dyne )
= Massa jenis zat cair (gr/cm3)
= Volume zat cair yang dipindahkan (cm3)
= Percepatan gravitasi (cm/s2)
V. Pertanyaan
1. Jelaskan kenapa benda bila berada di dalam air terasa lebih ringan daripada
sebelum dimasukkan ke dalam air?
2. Jelaskan prinsip Hukum Archimedes!
3. Jelaskan penggunaan Hidrometer dalam mengukur massa jenis zat cair!
I. Tujuan
1. Menentukan intesitas dan karakteristik dari sinar
2. Mempelajari sifat-sifat difraksi sinar.
3. Menentukan panjang gelombang sinar monokromatik dengan peristiwa difraksi
II. Teori
Metode difraksi sinar-X adalah salah satu cara untuk mempelajari keteraturan atom
atau molekul dalam suatu struktur tertentu. Jika struktur atom atau molekul tertata secara
teratur membentuk kisi, maka radiasi elektromagnetik pada kondisi eksperimen tertentu
akan mengalami penguatan. Pengetahuan tentang kondisi eksperimen itu dapat
memberikan informasi yang sangat berharga tentang penataan atom atau molekul dalam
suatu struktur (Dunitz, 1995).
Sinar-X dapat terbentuk bila suatu logam sasaran ditembaki dengan berkas elektron
berenergi tinggi. Dalam eksperimen digunakan sinar-X yang monokromatis. Kristal akan
memberikan hamburan yang kuat jika arah bidang kristal terhadap berkas sinar-X (sudut θ)
memenuhi persamaan Bragg, seperti ditunjukkan dalam persamaan berikut (Callister,
2003).
2d . sin θ = nλ
Dimana :
d = jarak antar bidang dalam kristal
θ = sudut deviasi
n = orde (0,1,2,3,…..)
λ = panjang gelombang
I. Tujuan
1. Mengetahui nilai percepatan efektif benda pada bidang miring.
2. Menentukan nilai koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis pada
permukaan benda dan bidang miring.
II. Teori
Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan
sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Penerapan bidang miring dapat
mengatasi hambatan besar dengan menerapkan gaya yang relatif lebih kecil melalui jarak
yang lebih jauh, jika beban itu diangkat vertikal. Dalam istilah teknik
sipil, kemiringan (rasio tinggi dan jarak) disebut dengan gradien.
Sebuah benda bergerak pada suatu permukaan, pada benda bekerja gaya gesekan
kinetik yang melawan arah gerak benda. Besar gaya kinetik bergantung pada sifat antara
dua permukaanm yang bersentuhan. Untuk dua permukaan benda tertentu, gaya gesekan
kinetik sebanding dengan gaya normal. Gaya gesekan tidak bergantung pada luas
permukaan yang bersentuhan. Sifat kasar dan licinnya permukaan dua bidang yang
bersentuhan dinyatakan dengan koefiesien gesekan.
w.h
F=
s
Dimana : F = Gaya (N)
w = Berat beban (N)
h = Tinggi penyangga (m)
s = Jarak Lintasan (m)
Bila gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan,
maka benda tersebut belum bergerak/ diam. Gaya gesek statis maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak,
gaya gesekan antara dua permukaan akan berkurang, sehingga diperlukan gaya yang lebih
kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan
masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut.
Pada dasarnya setiap benda memiliki sifat inertia, artinya bila tidak ada gangguan
dari luar, benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Dalam hokum Newton
Pertama, menjelaskan bahwa keadaan gerak disebut kecepatan benda. Bila resultan dari
pengaruh luar sama dengan nol, maka kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus
beraturan dan diam. Karena kecepatan adalah besaran relatif, artinya kecepatan tergantung
pada kerangka acuan yang dipakai, maka pernyataan bahwa kecepatan benda berubah
tergantung pada kerangka acuan. Dalam penalaran Newton I berlaku berlaku acuan
Inersia.
Dalam kerangka Inersia, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan, kecuali jika ia terpaksa mengubah keadaan tersebut oleh gaya-gaya dari
lingkungan tempat benda berada.
Dasar dalam menyelesaikan persoalan Dinamika Partikel adalah Hukum Newton I, II
dan III. yakni:
Hukum Newton I : ∑F = 0
Hukum Newton II : ∑F = m.a
Hukum Newton III : F aksi = - F reaksi
Lintasan
Penyangga
θ
2. Atur sudut kemiringan 45o.
3. Ukur tinggi penyangga (h).
4. Letakkan beban dibagian ujung papan dan biarkan bergerak, kemudian ukur
panjang papan yag dilalui benda.
5. Ulangi langkah di atas sebanyak 3 kali
6. Lakukan hal yang sama dengan mengganti papan berbahan karet
V. Pertanyaan
1. Jelaskan tentang gesekan dan gaya gesekan!
2. Jelaskan sifat Inersia suatu benda?
3. Buktikan bahwa nilai percepatan gravitasi bernilai konstan.
4. Jelaskan apa itu bidang miring pada percobaan yang telah Saudara lakukan!
5
OBJEK V
VISIKOSITAS ZAT CAIR
I. Tujuan
1. Menentukan hasil pengamatan dalam percobaan viskositas zat cair yang telah
dilakukan sebelumnya.
.r .g (ρ b − ρ f )
2 2
η= 9
v
V. Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi transformeter?
2. Jelaskan bagian – bagian transformeter ?
3
OBJEK VI
VENTURIMETER
I. Tujuan
1. Menentukan debit teoritis dari zat alir yang mengalir lewat pipa.
2. Menentukan koefisien pengaliran pada Venturimeter.
3. Menentukan pengaruh perubahan penampang terhadap tinggi garis hidraulik
pada masing-masing manometer
Berdasarkan persamaan (1) dan (2), kecepatan pengaliran fluida pada venturimeter di titik
1 adalah :
v1 =
(
2.g .h ρ ' − ρ )
A 2
ρ 1 − 1
A2
Dengan A1 dan A2 adalah diameter mulut dan leher venturimeter.
Debit teoritis fluida mengalir adalah :
2.g.h
Qt = A1
A
2
ρ 1 − 1
A2
dengan
wg
h = x − 1
w
Dengan x adalah beda ketinggian zat yang terdapat pada manometer sewaktu fluida
mengalir, wg merupa2kan berat jenis zat cair yang terdapat pada manometer, dan w adalah
berat jenis fluida yang mengalir.
Debit sebenarnya merupakan volume sesungguhnya dari fluida yang mengalir dalam
selang waktu tertentu,
πr 2 .h
Qs =
t
Dengan r merupakan jari-jari bejana dan h adalah tinggi air yang mneyusut pada bejana.
Perbandingan antara debit sebenarnya dan debit teoritis disebut koefisien pengaliran dari
venturimeter (C).
V. Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip kerja Bernoulli?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Aliran Tak-Termampatkan?
3. Jelaskan penggunaan venturimeter.dalam bidang pertanian, kedokteran, teknik,
peternakan, teknologi industry dan aplikasi sains lainnya.
4. Jelaskan cara kerja sprayer?
5. Jika tabung venturimeter diletakkan miring dengan sudut θ terhadap bidang
datar, tentukan rumus Bernoulli untuk keadaan ini.
6. Apa yang dimaksud dengan zat alir kompresible, zat alir tak venturimeter.,
tuliskan persamaan kontinuitas untuk kedua macam zat alir tersebut.
7. Jelaskan perbedaan manometer dan barometer!.
VI. Tabel Hasil Pengamatan
Menentukan debit zat alir
Jenis zat alir : ……………………………….
Jenis zat dalam manometer : ……………………………….
Diameter tabung (d) : ……………………………….
Diameter mulut (A1) : ……………………………….
Diameter tenggorokan (A2) : ……………………………….
Tebal pipa : ……………………………….
1. Variasi Waktu
No t (s) h (cm) x (cm)
3
JURNAL
JURNAL
DENSITAS
I. Tabel Hasil Pengamatan
Volume Massa Densitas
No Sampel Benda Nama Zat
(cm3) (gr) ( gr/ cm3)
1
1 Kubus 3
2 Balok 3
3 Kelereng 3
Padang,
Asisten, Praktikan,
(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
HUKUM ARCHIMEDES
Padang,
Asisten, Praktikan,
(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
DIFRAKSI SINAR
Padang,
Asisten, Praktikan,
(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
GERAK PADA BIDANG MIRING
Padang,
Asisten, Praktikan,
(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
VISIKOSITAS ZAT CAIR
Padang,
Asisten, Praktikan,
(………………..……………..) (………………..……………..)
JURNAL
VENTURIMETER
2
3
Padang,
Asisten, Praktikan,
(………………..……………..) (………………..……………..)