Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

TELAAH KURIKULUM FISIKA II

Nama : Sulie

NIM : ACB 117 013

Prodi/Fakultas : Pendidikan Fisika/FKIP

Dosen Pengampu : Saulim Dt. Hutahaean, S.Pd, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
Menelaah/mengulas kurikulum untuk SMA kelas X.

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk
dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi
sekolah rintisan.

Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,


Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada
kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk
jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di
Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan
XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah
tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam
materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.,
sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)


disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS)
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri
dengan pendidikan di luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan,


nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013
dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang
sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan
pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun
pelajaran 2019/2020.

Secara singkat terdapat empat poin perubahan yang dimiliki Kurikulum 2013 Revisi
dibandingkan kurikulum asli. Empat poin tersebut terletak dalam:

1. Tanggung Jawab Penilaian Kompetensi Spiritual dan Sosial


Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan
tes dan menilai kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata pelajaran,
maka dalam Kurtilas revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya diampu oleh guru
Agama (Kompetensi Spiritual) dan Budi Pekerti (Kompetensi Sosial). Guru mata
pelajaran cukup mencantumkan laporan pendekatan belajar kompetensi tersebut di dalam
mata pelajaran terkait.
2. Koherensi Kompetensi Inti
Efek berantai dari poin satu adalah Kompetensi Inti menjadi lebih koheren dengan
Kompetensi Dasar mata pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih koheren, kembali
guru mata pelajaran terkait dikurangi bebannya sehingga dapat lebih fokus kepada
penguasaan materi dan kompetensi yang memang sesuai dan berbasis mata pelajaran,
sembari tetap menyisipkan karakter-karakter mulia di dalam praktik pengajaran.
3. Membuka Ruang Kreatif bagi Guru
Rantai efek selanjutnya dari poin satu dan poin dua adalah, guru menjadi lebih
fleksibel, lentur, dan leluasa merancang ragam pendekatan dan materi ajar. Tumpang
tindih antara KD Mata Pelajaran, KI Spiritual dan Sosial, berikut pendekatan 5 M
(mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mencipta) kerap memaksa guru
kembali menghamba kepada buku paket Kurtilas. Diharapkan dengan revisi poin 1 dan
poin 2 membuka keran kreativitas guru dalam merancang pendekatan ajar.
4. Keluasan Taksonomi Kemampuan Peserta Didik
Pada Kurtilas edisi awal taksonomi, yang mengadopsi Bloom dibatasi per jenjang,
hanya sampai memahami untuk SD, menerapkan dan menelaah untuk SMP, dan
mencipta untuk SMA. Kini taksonomi tersebut secara utuh diterapkan di seluruh jenjang.
Jadi sangat dimungkinkan untuk seorang peserta SD dengan potensi dan bimbingan yang
tepat dapat saja mencapai tataran penciptaan di dalam praktik belajar.
a. Aspek penilaian
Sikap dan perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek 60%
[butuh rujukan]). Apabila salah seorang siswa melakukan sikap buruk, maka dianggap
seluruh nilainya kurang[butuh rujukan]. Ada empat aspek penilaian dalam K-13:
 keterampilan (KI-4);
 pengetahuan (KI-3);
 sosial (KI-2); dan
 spiritual (KI-1).
b. Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) /Madrasah
Aliyah atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MA/MAK)

 Kelompok A (Wajib)
o Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
o Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
o Matematika
o Bahasa Indonesia
o Bahasa Inggris
o Sejarah Indonesia
 Kelompok B
o Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
o Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
o Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
 Kelompok C (Peminatan)
o Peminatan di SMA

Matematika dan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Peminatan Keagamaan


Ilmu Pengetahuan Sosial Budaya
Alam (di diatur oleh
Kementerian Agama)
Matematika Sejarah Bahasa dan Sastra Hadis - Ilmu Hadis
Indonesia
Fisika Geografi Bahasa dan Sastra Fikih - Ushul Fikih
Inggris
Biologi Ekonomi Bahasa dan Sastra Tafsir- Ilmu Tafsir
Asing Lain
Kimia Sosiologi Antropologi Bahasa Arab

 Kelompok D (Lintas Minat/Pendalaman Minat)

o Peminatan di SMK
 Peminatan Bidang Teknologi dan Rekayasa;
 Peminatan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi;
 Peminatan Bidang Kesehatan;
 Peminatan Bidang Agrobisnis dan Agroteknologi;
 Peminatan Bidang Perikanan dan Kelautan;
 Peminatan Bidang Bisnis dan Manajemen;
 Peminatan Bidang Pariwisata;
 Peminatan Bidang Seni Pertunjukan; dan
 Peminatan Bidang Seni Rupa dan Kriya;
c. SMA Kelas X

Hal yang dibahas disini adalah tentang Struktur Kurikulum jenjang SMA/MA mulai dari
Kompetensi Inti (KI), Mata Pelajaran, Beban Belajar dan Kompetensi Dasar.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk SMA/MA ini didasarkan pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 SMA/MA.
1). Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) SMA/MA merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMA/MA pada
setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas.
Melalui kompetensi inti, singkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antar mata
pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu, singkronisasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga
pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut :
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti Sikap Spritual,
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti Sikap Sosial,
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti Pengetahuan, dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti Keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti (KI) untuk jenjang SMA/MA dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel Kompetensi Inti SMA/MA

No Kompetensi Inti (KI)


Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 Menghayati dan Menghayati dan Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya
2 Menghayati dan Menghayati dan Menghayati dan
mengamalkan prilaku jujur, mengamalkan prilaku jujur, mengamalkan prilaku jujur,
disiplin, bertanggung jawab, disiplin, bertanggung jawab, disiplin, bertanggung jawab,
peduli (gotong-royong, peduli (gotong-royong, peduli (gotong-royong,
kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan aktif dan menunjukkan aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari sikap sebagai bagian dari sikap sebagai bagian dari
solusi atas permasalahan solusi atas permasalahan solusi atas permasalahan
dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia pergaulan dunia pergaulan dunia
3 Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan menganalisis pengetahuan menganalisis, dan
faktual, konseptual, faktual, konseptual, mengevaluasi pengetahuan
prosedural berdasarkan rasa prosedural, dan faktual, konseptual,
ingin tahunya tentang ilmu metakognitif berdasarkan prosedural, dan metakognitif
pengetahuan, teknologi, rasa ingin tahunya tentang berdasarkan rasa ingin
seni, budaya, dan humaniora ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu
dengan wawasan teknologi, seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi,
kemanusiaan, kebangsaan, humaniora dengan wawasan seni, budaya, dan humaniora
kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, dengan wawasan
terkait penyebab fenomena kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan,
dan kejadian, serta terkait penyebab fenomena kenegaraan, dan peradaban
menerapkan pengetahuan dan kejadian, serta terkait penyebab fenomena
prosedural pada bidang menerapkan pengetahuan dan kejadian, serta
kajian yang spesifik sesuai prosedural pada bidang menerapkan pengetahuan
dengan bakat dan minatnya kajian yang spesifik sesuai prosedural pada bidang
untuk memecahkan masalah dengan bakat dan minatnya kajian yang spesifik sesuai
untuk memecahkan masalah dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
4 Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkrit dan ranah abstrak konkrit dan ranah abstrak dalam ranah konkrit dan
terkait dengan terkait dengan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang pengembangan dari yang pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu secara mandiri, bertindak secara mandiri, serta
menggunakan metoda secara efektif dan kreatif bertindak secara efektif dan
sesuai kaidah keilmuan serta mampu menggunakan kreatif, dan mampu
metoda sesuai kaidah menggunakan metoda sesuai
keilmuan kaidah keilmuan

2). Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas :


 Mata Pelajaran Umum Kelompok A.
 Mata Pelajaran Umum Kelompok B, dan
 Mata Pelajaran Peminatan Akademik Kelompok C.
Untuk Mata Pelajaran Peminatan Akademik Kelompok C dikelompokkan lagi atas mata
pelajaran peminatan :

1. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


2. Ilmu Pengetahuan Sosial,
3. Bahasa dan Budaya

Khusus untuk Madrasah Aliyah (MA) pada Kementerian Agama dapat ditambah dengan
mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.

Berikut ini adalah tabel Alokasi Waktu Mata Pelajaran pada Kurikulum SMA/MA :
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA

No Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelas X Kelas XI Kelas XII
I KELOMPOK A (UMUM)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indoensia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
II KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B 24 24 24
III KELOMPOK C (PEMINATAN)
a Mata Pelajaran Peminatan Akademik 9 atau 12 12 atau 16 12 atau 16
b Mata Pelajaran Pilihan 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
Jumlah jam pelajaran Kelompok A, B, dan C 42 44 44
Keterangan :
a. mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
c. mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. muatan lokal dapat memuat bahasa daerah.
e. satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f. beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan pemerintah
maksimal 2 jam/minggu.
h. untuk mata pelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari
4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang
disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
i. khusus untuk MA struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas;

 Pendidikan Kepramukaan (wajib),


 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
 Palang Merah Remaja (PMR), 
 dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan
pendidikan.

(1) Mata Pelajaran Umum, 


Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Mata Pelajaran Peminatan Akademik, 
Mata pelajaran peminatan akademik Kelompok C merupakan program kurikuler
yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan
akademik dalam kelompok mata pelajaran keilmuan.
Berikut ini adalah tabel mata pelajaran peminatan akademik SMA/MA :

Mata Pelajaran Peminatan Akademik SMA/MA

No Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelas X Kelas XI Kelas XII
I Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III Peminatan Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing lain (Arab, Mandarin, 3 4 4
Jepang, Korea, Jerman, Prancis)
IV Mata Pelajaran Pilihan *)
Lintas minat dan/atau pendalaman minat 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
dan/atau informatika

(3) Mata Pelajaran Pilihan,


Mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dikembangkan
berdasarkan kebutuhan dan perkembangan keilmuan, teknologi, dan seni yang memiliki
tingkat urgensi yang tinggi dan memiliki manfaat jangka panjang bagi bangsa Indonesia.
Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar berdasarkan minat mereka. Peserta didik diperkenankan memilih: 

 Mata Pelajaran Listas Minat,


 Pendalaman Minat, 
 Mata Pelajaran Informatika. 

Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman
Minat

Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMA/MA


berdasarkan nilai raport SMP/MTs atau yang sederajat, atau Nilai Ujian Nasional (NUN)
SMP/MTs atau yang sederajat, dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor di SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan
(placement test) ketika mendaftar di SMA/MA, atau tes bakat dan minat oleh psikolog.
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal Semester
Kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan
hasil pembelajaran berjalan pada Semester Pertama dan rekomendasi Guru BK, peserta
didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata pelajaran yang
belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.

Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang
terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya
dialihkan ke mata pelajaran lintas minat. 

Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya, setiap peserta


didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman
minat. 

Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya,
maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 9 jam
pelajaran (3 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 8 pelajaran (2 mata pelajaran) di
Kelas XI dan Kelas XII.

Sedangkan bila peserta didik mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang
dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat
sebanyak 6 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 4 jam pelajaran (1
mata pelajaran) di Kelas XI dan Kelas XII. Peserta didik yang mengambil peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, lintas
minatnya harus diluar peminatan yang dipilihnya.
Sedangkan peserta didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya, 
3). Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam 1
Minggu. 1 Semester, dan 1 Tahun Pembelajaran.
Berikut ini adalah tabel minimal beban belajar SMA/MA Kurikulum 2013 :

Beban Belajar SMA/MA Kurikulum 2013


No Uraian Beban Belajar
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 Beban Belajar 1 Minggu 42 jam 44 jam 44 jam
2 Beban Belajar 1 Semester 18 minggu 18 minggu -
3 Beban Belajar Semester Ganjil 18 minggu
4 Beban Belajar Semester Genap 14 minggu

Keterangan :

1.  Beban belajar dihitung minimal,


2. Untuk SMA/MA yang menyelenggarakan Sistem Kredit Semester (SKS) diatur dalam
pedoman SKS.

4). Kelebihan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sudah diteliti oleh para pakar pendidikan. Sehingga, harapannya
kurikulum ini akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Oleh karena
itu, ada beberapa kelebihan dari kurikulum 2013 ini yang dinilai dari para ahli pendidikan.
Berikut rincian dari kelebihan tersebut.

(1). Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter

Kelebihan pertama dari kurikulum 2013 adalah adanya kesempatan bagi lembaga
pendidikan untuk lebih maksimal dalam membentuk karakter peserta didik. Menariknya,
upaya pembangunan karakter dan juga budi pekerti luhur ini ditekankan pada semua program
studi yang ada. Sehingga, memungkinkan karakter anak bangsa semakin terbentuk.

(2). Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif

Selain memudahkan proses pembentukan karakter, kurikulum 2013 juga memiliki


keunggulan dari sisi mendorong siswa untuk lebih aktif. Karena kurikulum ini didesain
secara khusus agar siswa lebih inovatif dan kreatif di dalam berbagai hal. Khususnya dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapi saat proses pembelajaran.

(3). Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada


Tidak hanya itu, kelebihan lain dari kurikulum 2013 adalah dapat menjadikan siswa yang
responsif dalam berbagai hal. Peserta didik akan diajari untuk lebih mandiri dan tanggap
dalam berbagai fenomena sosial. Baik di tingkat lokal, daerah ataupun nasional. Hal ini
sangat penting dalam rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan masa depan bangsa.

(4). Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek

Keunggulan menarik lainnya dari kurikulum 2013 adalah adanya proses penilaian yang
komprehensif. Jika pada kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi
intelektual siswa, maka kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator penilaian dari
aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan karakter, sosial
bahkan aspek religius.

(5). Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat

Selain beberapa kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada juga kelebihan lain dari
kurikulum ini yang wajib Anda ketahui. Yaitu adanya pendampingan dan arahan langsung
dari pemerintah pusat. Sehingga, konsepnya pun lebih mudah dan memungkinkan adanya
koordinasi yang baik dengan pihak pusat. Pihak pusat pun juga akan memberikan arahan
secara langsung kepada lembaga.

(6). Mendorong Guru untuk Semakin Kreatif Sebagai Fasilitator Pembelajaran

Kurikulum 2013 ini juga mendorong guru agar semakin kreatif di dalam memberikan
pengajaran kepada para siswa. Dimana, inovasi dan keahlian guru diperlukan agar materi
yang dimaksud dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami siswa. Dalam hal ini,
penting bagi seorang guru untuk terbuka dan selalu berupaya mengembangkan diri menjadi
lebih baik.

(7). Penyediaan Fasilitas Belajar Semakin Efisien

Dengan adanya kurikulum 2013, berbagai fasilitas belajar dapat diperoleh dengan baik
dan efisien. Misalnya mengenai buku ajar dan berbagai fasilitas yang lain. Dalam hal ini,
sekolah sudah tidak perlu kebingungan mencari fasilitas pembelajaran yang tepat. Karena
kurikulum 2013 sudah dilengkapi dengan perangkat dan fasilitas belajar yang sesuai dengan
kurikulumnya.

5). Kekurangan Kurikulum 2013

Meskipun ada berbagai kelebihan kurikulum 2013, tentu saja tidak lepas dari kelemahan.
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh kurikulum ini. Kelemahan-kelemahan tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor kurangnya kompetensi guru, faktor materi
pembelajaran untuk siswa hingga faktor lembaga sekolah dan pemerintahan. Berikut adalah
beberapa di antara kelemahan kurikulum ini.

(1). Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013

Kelemahan yang pertama adalah pihak guru yang cenderung tidak dilibatkan dalam
proses pembuatan kurikulum. Sementara guru adalah pihak yang berinteraksi secara
langsung dengan para peserta didik. Sehingga, alangkah lebih baiknya juga kurikulum yang
disusun melibatkan peran guru. Dengan demikian, hasilnya pun akan maksimal sesuai
dengan kondisi lapangan.

(2). Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional

Selain itu, kelemahan dari kurikulum 2013 ini adalah masih banyaknya sekolah atau
lembaga pendidikan yang menerapkan kegiatan belajar mengajar konvensional. Sedangkan
KBM konvensional harusnya sudah tidak diterapkan dalam kurikulum ini. Kurikulum 2013
menghendaki adanya metode dan konsep belajar yang baru dan inovatif seiring dengan
berkembangnya zaman.

(3). Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental

Kelemahan lain dari kurikulum ini adalah banyaknya guru yang sebenarnya masih belum
siap mental menghadapi kurikulum baru ini. Salah satu sebabnya adalah karena kurangnya
kompetensi dan kapasitas guru dalam memberikan pengajaran. Sehingga, capaian dari
kurikulum inipun menjadi terhambat. Maka, dibutuhkan pelatihan dan bimbingan khusus
kepada semua guru.

(4). Guru Banyak Salah Faham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan


Selain beberapa kelemahan yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi kelemahan
berikutnya yang membutuhkan evaluasi dan perbaikan. Yaitu banyaknya guru kurang tepat
dalam memahami konsep kurikulum ini. Sehingga, guru kurang memberikan penjelasan
materi karena terlalu fokus kepada konsep pembelajaran aktif dan mandiri yang ditawarkan
oleh kurikulum ini.

(5). Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif

Berikutnya, kelemahan kurikulum ini juga ditandai dengan masih banyaknya guru yang
kurang kreatif di dalam penyusunan RPP. Padahal, RPP di sini sangat mempengaruhi hasil
pembelajaran. Semakin baik RPP yang dibuat, maka hasil pembelajarannya juga akan
semakin maksimal. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena kemampuan dan kualitas guru yang
masih kurang.

(6). Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak

Kelemahan berikutnya yang dimiliki oleh kurikulum 2013 adalah terlalu banyaknya
materi yang diberikan kepada siswa. Bahkan, banyak yang menganggap bahwa ada beberapa
materi belajar yang terlalu berat untuk usia sekian. Sehingga, beban belajar siswa menjadi
semakin besar dan berat. Dan ini akan berdampak pada terlalu tertinggalnya siswa yang
berkemampuan rendah.

(7). Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada

Di samping itu, kurikulum 2013 juga memiliki kelemahan tersendiri dari sisi kemandirian
lembaga. Jika pada kurikulum yang sebelumnya sekolah sangat independen dan dapat
menentukan kurikulum sendiri, maka pada kurikulum 2013 ini semua materi ajar dan
kurikulumnya harus mengikuti pusat. Hal ini menyebabkan sekolah kurang dapat aktif
membentuk ciri khas lembaga.

Beberapa kekurangan kurikulum 2013 di atas menunjukkan bahwa ada banyak sisi yang
perlu diperbaiki dari kurikulum ini. Sehingga, dari tahun ke tahun akan semakin baik dan
efektif. Lembaga harus aktif dalam melakukan kreasi dan inovasi agar sekolahnya semakin
maju dan tidak tertinggal.
Selain terdapat berbagai kelebihan kurikulum 2013, ternyata masih banyak kekurangan-
kekurangan dari kurikulum baru ini yang membutuhkan perbaikan. Selain itu, yang
terpenting adalah bagaimana kompetensi dan kemampuan guru ditingkatkan agar konsep
kurikulum 2013 ini berjalan dengan maksimal. Sebagai contoh dalam hal pelaksanaan Field
Trip / Study Tour. Ada baiknya pihak sekolah menggunakan jasa pihak ketiga yang memang
profesional dibidang penangan pelaksanaan wisata edukasi agar kwalitas kegiatan tetap
terjaga.

Anda mungkin juga menyukai