(PERCOBAAN-ME1)
NIM : 205090301111010
Fak/Jurusan : MIPA/Fisika
ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
NIM. : 205090301111010
Fak/Jurusan : MIPA/FISIKA
Kelompok :V
Catatan :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Ilmu fisika yang kita ketahui tidak sepenuhnya merupakan hukum alam.
Semakin berkembangnya teknologi kita semua sepakat bahwa ilmu fisika adalah
ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian tak hidup secara kuantatif. Kuantatif
berarti bisa diukur atau hitung. Hal-hal yang dapat dihitung pasti melibatkan sebuah
angka. Maka dari itu untuk mendapatkan sebuah angka, kita membutuhkan sebuah
pengukuran. (Jati, 2013)
Pengukuran merupakan aspek penting dalam ilmu fisika karena ilmu tersebut
melibatkan besaran atau kuantitas, diantaranya ada besaran Panjang, waktu, massa,
suhu, tekanan, dan arus listrik. Semua pengukuran memiliki standar yang dimana hal
itu sudah disepakati oleh para ilmuan yang dimisalkan bahwa besaran Panjang adalah
meter (m). Jarak 1 meter bisa kita artikan jarak yang ditempuh oleh cahaya selama
sepersekian detik, lalu dipekuat dengan pembuktian-pembuktian lain dengan berupa
percobaan yang akhirnya kita dapat sepakat akan standar besaran tersebut. (Halliday
dkk, 2014).
Langkah diatas diulang untuk beberapa benda uji yang telah disediakan
.2.4 Benda berbentuk tak beraturan
Bola dicelupkan pada gelas yang telah diisi air dan dilihat perubahan
pada volume yang terdapat pada gelas ukur
3.2 Perhitungan
3.2.1 Silinder
d́=
∑d
n
=
0,01256
6667 m 2
(besar) ∑ |d−d́|
=√ 2
= ( n−1 ) d́
0,00316
8,2x10-8 m (besar)
V=π ()
2
L
6667= m
= 1.2x10-7 m (kecil)
(kecil) = 3.1x10-5 L (besar)
d = ( d́ ± δd) = 1.1x10 -6
δd L (kecil)
Kr d = x 100 %
= 0,012566667 ± 8,2x10-8 m (besar) d
= 0,003166667 ± 1.2x10-8 m (kecil) = 6,5x10-6 % (besar)
= 3.5x10-5 % (kecil)
3.2.2 Bola
d́=
∑d
n
=
0,02226
6667 m
2
(besar) ∑ |d−d́| 3
=√ 4 d́
=
0,00503
( n−1 ) V= π()
3 2
-8
3334 m= 5,2x10 m (besar) = 5,8x10-6 L (besar)
-8
(kecil) = 3,2x10 m (kecil) = 6.7x10 -8
δd L (kecil)
Kr d = x 100 %
d = ( d́ ± δd) d
= 0,022266667± 5,2x10-8 m (besar) = 2.3x10-6 % (besar)
= 0,005033334 ± 3,2x10-8 m (kecil) = 6.3x10-6 % (kecil)
3.2.3 Batu
V́ =
∑v V = ( V́ ± δV )
n
= 0,000016 ± 5x10-13 m3 ( besar)
= 0,000016 m3 (besar) = 1,2x105 ± 1.2x10-12 m3 (kecil)
= 1,2x10-5 m3 (kecil)
δV =√
∑ ¿V −V́ ∨²
(n−1)
= 5x10-13 m3 ( besar)
= 1.2x10-12 m3 (kecil)
δv
Kr V = x 100 %
V́
= 3.12x10-8 % (besar)
= 1x10-7 % (kecil)
3.2.4 Silinder Besar
2
No d (m) |d −d́|(m)
1 0,012566667 ± 8,2x10-8 m 1,3x10 m -7
.1 Kesimpulan
Dalam melakukan sebuah pengukuran, alat ukur dan ketelitian praktikan
merupakan faktor terpenting. Maka dari itu, setelah menjalani praktikum, praktikan
diwajibkan mampu menggunakan alat-alat ukur untuk pengukuran pajang, massa, dan
volume suatu benda dengan baik dan benar dan menerapkan teori ralat dalam
menyatakan hasil pengukuran.
.2 Saran
Sebelum menggunakan alat laboratium seperti neraca ohaus, praktikan harus
teliti dalam menggunakannya dengan mengkalibrasi terlebih dahulu sebelum
menggunakan neraca ohaus. Praktikan juga harus siap secara jasmani dan rohani agar
pada saat proses praktikum tetap fokus dan memahami. Kesehatan tetap harus dijaga
karena praktikum membutuhkan sebuah ketelitian apalagi dalam membaca sebuah
pengukuran. Ketelitian dibutuhkan fokus dan keseriusan yang tinggi. Maka dari itu
sekali lagi, praktikan harus mempersiapkan diri sebelum praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSAKA
Giancoli, D.C. 2014. Physics Principles with Applications. Pearson Education, In. Glenview.
Halliday, D., J. Walker, & R. Resnick. 2014. Fundamental of Physics Extended, 10th Edition.
John Wiley & Sons, Inc. Hoboken
Jati, B.M.E. 2013. Pengantar Fisika 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
LAMPIRAN
Referensi
(Jati, 2013)
1. Pengukuran adalah membandingkan besaran fisik yang meliputi Panjang, waktu, gaya,
energi, dan suhu dengan satuan yang dimana hal itu adalah aspek penting dalam fisika (Salim
& Taib, 2018).
Ralat adalah sebuah ketidakpastian yang selalu ada pada sebuah pengukuran dikarekan
sebuah keterbatasan karena faktor alat, benda maupun pemakainya (Jati, 2020).
2. Jangka Sorong :
1. Rahang Dalam :
Terdiri dari 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam
berfungsi mengukur diameter luar serta ketebalan benda.
2. Rahang Luar :
Sama seperti rahang dalam, fungsi rahang luar untuk mengukur diameter
dalam suatu benda.
3. Depth probe :
Digunakan untuk mengukur kedalaman dari objek.
4. Skala Utama (cm) :
Untuk menyataan hasil dari sebuah benda yang diukur dalam satuan centimeter
5. Skala Utama (inch) :
Untuk menyataan hasil dari sebuah benda yang diukur dalam satuan Inchi
6. Skala Nonius (1/10 mm) :
Ada berbagai macam ukuran pada skala nonius tergantung dengan jangka
sorong yang dipakai
7. Skala Nonius (Inchi) :
Untuk menunjukan skala pengukuran inchi
8. Tombol pengunci :
Berfungsi untuk mengunci bagian yang mudah bergerak agar pemakai bisa
lebih mudah membaca pengukuran.
Mikrometer Sekrup :
1. Frame :
Bagian Mikrometer Sekrup yang berbentuk seperti C dan terbuat dari logam
tahan panas agar tidak terjadi pemuaian yang dapat mengganggu proses
pengukuran
2. Anvil :
Untuk menahan benda yang ingin diukur dengan posisi poros tetap
3. Spindel :
Untuk menahan benda yang ingin diukur namun dapat digerakan untuk
menyesuaikan dengan besar benda
4. Lock Nut :
Untuk mengunci Spindel agar tidak bergerak dan mudah dibaca oleh pemakai
5. Slive :
Tempat skala utama berada dengan satuan Milimeter
6. Thimbel :
Tempat Skala nonius berada atau skala putar
7. Rachet Knob :
Bagian untuk memutar Spindle dan menjadi gagang dari Mikrometer Sekrup
3. Sebelum menggunakan Neraca Ohaus, kita harus mengkalibrasi terlebih dahulu dengan
cara berikut :
1. Kita letakan benda yang mau kita timbang
2. Gunakan skala yang dimulai dari paling besar atau ratusan terlebih dahulu
sampai ke yang paling kecil dengan cara digeser-geser.
3. Perhatikan garis yang berada pada skala agar sama atau sejajar dengan garis
yang ada pada ujung Neraca Ohaus
4. Jika dua garis tersebut sudah sejajar maka kita baru bisa mulai untuk membaca
pengukuran tersebut
4.Menurut saya, hal yang paling penting adalah untuk mempersiapkan alat ukur,
mempersiapkan diri sebelum praktikum, dan melakukan pengukuran secara berulang agar
dapat mendapatkan tingkat kebenaran yang tinggi.
Tugas Postest