Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Pengukuran dan Ralat)

(PERCOBAAN-ME1)

Nama : Mukhammad Alwi Haswanto

NIM : 215090800111004

Fak/Jurusan : MIPA/Fisika-Instrumentasi

Kelompok : 8 (Delapan)

Tgl.Praktikum : 16 September 2021

Nama Asisten : Ruth Leisya Andhia Gulton

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Pengukuran dan Ralat)

Nama : Mukhammad Alwi Haswanto

NIM : 215090800111004

Fak/Jurusan : MIPA/Fisika-Instrumentasi

Kelompok : 8 (Delapan)

Tgl. Praktikum : 16 September 2021

Nama Asisten : Ruth Leisya Andhika Gulton

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah didapatkannya pemahaman dalam penggunaan alat-alat ukur untuk
pengukuran pajang, massa, dan volume suatu benda dengan baik dan benar. Serta penerapan penggunaan
teori ralat dalam hasil pengukuran.

1.2 Dasar Teori

Pengukuran, kegiatan menentukan nilai kuantitas tertentu. Definisi pengukuran adalah penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Selain itu, pengukuran
juga dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang
dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati.
Mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah
pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak
lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran aslinya. (Kurotul Aniyah,2018)

Gambar 1.1 Mistar

Pengukuran adalah tindakan yang bertujuan untuk menentukan kuantitas dimensi suatu besaran pada
suatu sistem, dengan cara membandingkannya dengan satu satuan dimensi besaran tersebut, menggunakan
alat ukur yang telah terkalibrasi dengan baik. Hasil pengukuran berupa angka-angka yang diteruskan ke
khalayak untuk keperluan ilmiah atau sekedar keperluan praktis saja.

Nilai pada bentuk adalah ketidakpastian mutlak (absolut) yang memiliki satuan sama dengan . Cara
lain untuk melaporkan hasil pengukuran adalah dengan menuliskan ketidakpastian relatif yaitu yang tidak
bersatuan atau dinyatakan dalam persentase dengan cara . Cara seperti ini memberi informasi lebih daripada
penulisan ketidakpastian mutlaknya. Ketelitian (precision) hasil eksperimen dicerminkan oleh banyak digit
bilangan hasil perhitungan. Teknologi kalkulator memungkinkan perhitungan dengan banyak angka
dibelakang desimal dapat dilakukan dengan mudah. Namun hal tersebut tidaklah berarti ketelitian dapat
ditentukan sembarang. (Galih dan Endah,2015)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah jangka sorong, mikrometer, penggaris,
gelas ukur, timbangan,Selain alat-alat tersebut juga ada bahan yang digunakan yaitu beberapa benda-
benda ukur berbentuk bola, silinder dan tak beraturan.

2.2 Tata Laksana Percobaan


A. Benda berbentuk bola

Pengukuran diameter suatu benda dengan digunakannya alat ukur


panjang yang sesuai

Pengukuran beberapa kali (minimal 3x) di tempat yang berbeda untuk


didapatkan variasi data.

Penimbangan benda tersebut untuk didapatkan nilai massanya.

Pengulangan langkah di atas untuk beberapa benda uji yang telah


disediakan.

B. Benda berbentuk silinder

Pengukuran diameter benda, dengan digunakannya alat ukur panjang


yang sesuai

Pengukuran beberapa kali (minimal 3x) di tempat yang berbeda untuk


didapatkan variasi data.

Pengukuran panjang dengan alat ukur yang sesuai.

Penimbangan benda tersebut untuk didapatkan massanya.


Pengulangan langkah di atas untuk beberapa benda uji yang telah
disediakan

C. Benda berbentuk tak beraturan

.Penimbangan benda-benda tersebut untuk didapatkan massanya

Pengukuran volume benda-benda tersebut dengan cara dicelupkan ke


dalam gelas ukur yang telah berisi air.

Pengulangan langkah di atas untuk beberapa benda yang telah


disediakan
(ketentuan pada asisten)
BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


a. Benda Uji : Silinder (Jangka Sorong)
Panjang Diameter (cm)
No Ukuran Benda Massa (gr)
(cm) d1 d2 d3
1 Besar 226,72 25 1,28 1,21 1,22
2 Kecil 8,7 15 0,27 0,31 0,37

b. Benda Uji : Bola (Mikrometer)


Diameter (cm)
No Ukuran Benda Massa (gr)
d1 d2 d3
1 Besar 19 2,24 2,27 2,30
2 Kecil 4,5 0,82 0,85 0,92

c. Benda Uji : Batu (Gelas Ukur)


Awal Volume (ml) Akhir
No Benda Massa (gr)

26 260 265
1 (Batu Besar) 26,1 265 270
26,2 268 275
15,5 240 242
2 (Batu Kecil) 15,7 246 250
15,9 250 257

3.2 Perhitungan
3.2.1 Silinder Besar
No d (mm) ̅ |𝟐 (mm)
|𝒅 − 𝒅
1 1,28 mm 0.001878 mm

2 1,21 mm 0.000676 mm

3 1,22 mm 0.000256 mm

∑(𝑑−𝑑′ )2
𝛿𝑑= √ = 0.037482 mm
𝑛−1

𝐾𝑟 𝑑 = 𝛿𝑑/d × 100% = 3,03%

𝑑 = (𝑑̅ ± 𝛿𝑑) = -1.19918 / 1,27 mm

V = 29,98 m3
3.2.2 Silinder Kecil
No d (mm) ̅ |𝟐 (mm)
|𝒅 − 𝒅
1 0,27 mm 0.002178 mm

2 0,31 mm 3.6E-05 mm

3 0,37 mm 0.002916 mm

∑(𝑑−𝑑′ )2
𝛿𝑑= √ = 0.050645 mm
𝑛−1

𝐾𝑟 𝑑 = 𝛿𝑑/d × 100% = 16%

𝑑 = (𝑑̅ ± 𝛿𝑑) = -0.26602 /0,36 mm

V = 1,17 m3

3.2.3 Bola Besar


No d (mm) ̅ |𝟐 (mm)
|𝒅 − 𝒅
1 2,24 mm 0.0009 mm

2 2,27 mm 0 mm

3 2,30 mm 0.0009 mm

∑(𝑑−𝑑′ )2
𝛿𝑑= √ = 0.03 mm
𝑛−1

𝐾𝑟 𝑑 = 𝛿𝑑/d × 100% = 1,3%

𝑑 = (𝑑̅ ± 𝛿𝑑) = -2.24 / 2,3 mm

V = 6,06 m3

3.2.4 Bola Kecil


No d (mm) ̅ |𝟐 (mm)
|𝒅 − 𝒅
1 0,82 mm 0.001878 mm

2 0,85 mm 0.000177 mm
3 0,92 mm 0.003215 mm

∑(𝑑−𝑑′ )2
𝛿𝑑= √ = 0.05133 mm
𝑛−1

𝐾𝑟 𝑑 = 𝛿𝑑/d × 100% = 5,9%

𝑑 = (𝑑̅ ± 𝛿𝑑) = -0.812 / 0,91 mm

V = 0,33 m3

3.2.5 Batu Besar


No 𝑽 (ml) ̅ |𝟐 (ml)
|𝑽 − 𝑽
1 5 ml 0.444444 ml

2 5 ml 0.443556 ml

3 7 ml 1.779556 ml

∑(𝑑−𝑑′ )2
𝛿v= √ = 1.154893 ml
𝑛−1

𝐾𝑟 v = 𝛿𝑑/d × 100% = 20%

V = (𝑑̅ ± 𝛿𝑑) = -4.51177/ 6,821 ml

3.2.6 Batu Kecil


No 𝑽 (ml) ̅ |𝟐 (ml)
|𝑽 − 𝑽
1 2 ml 5.444444 ml

2 4 ml 0.1089 ml

3 7 ml 7.1289 ml

∑(𝑑−𝑑′ )2
𝛿v= √ = 2.518158 ml
𝑛−1
𝐾𝑟 v = 𝛿𝑑/d × 100% = 58%

V = (𝑑̅ ± 𝛿𝑑) = -1.81517 / 6,851 ml

3.3 Analisa
3.3.1 Analisa Prosedur
Dalam praktikum ini kita butuhkan suatu alat yang digunakan dalam praktikum ini pertama
adalah jangka sorong untuk mengukur suatu benda, mikrometer juga digunakan untuk pengukuran
dengan rincian sangat kecil, penggaris/mistar juga digunakan untuk pengukuran suatu benda , gelas
ukur untuk ketahui volume benda, timbangan untuk suatu penghitungan berat benda, Selain alat-alat
tersebut juga ada bahan yang digunakan yaitu beberapa benda-benda ukur berbentuk bola, silinder dan
tak beraturan.
Dari bahan-bahan dan alat tersebut juga dibutuhkan langkah-langkah dari praktikum ini, setiap
percobaan demi percobaan langkah awal pasti disiapkan bahan dan alat, jangan lupa juga harus
dikalibrasi agar keakuratan dari praktikum tersebut jauh dari kata gagal atau tidak benar. Setelah
kalibrasi alat dilakukan pengukuran dengan alat yang ada seperti jangka sorong, mikrometer, penggaris
dalam pengukuran ini beberapa bahan tidak hanya diukur penjang atau diameter akan tetapi juga nilai
berat dan volume suatu benda seperti bola yang dicari diameter dan berat, serta silinder juga diukur
panjang dan ada benda tak beraturan yang diukur volume dan panjang pastinya.

3.3.2 Analisa Hasil

Praktikum kali ini berisi suatu materi tentang dasar yang harus dipelajari dalam ilmu fisika yaitu
pentingnya peran penghitungan dan paham alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini, dari hal
ni kita dapatkan berbagai nilai yang dihasilkan yang diawali dengan penghitungan silinder-bola-batu
yang semuanya punyai nilai panjang berat dan juga suatu benda yang ada di sekitar kita.

Dalam praktikum didapatkan sebanyak 6 hasil data percobaan dari percobaan itu didapatkan
berbagai nilai yang sangatlah berbeda dalam pengukuran dan untuk kerincian yang paling akurat adalah
nilai dari pencarian nilai dari bola kecil maupun besar dimana nilai krdnya adalah 1,3% yang nilai ini
punyai nilai maksimal yaitu 7% untuk dinilai suatu pengukuran dibilang bagus dan jauh dari kesalahan.
Nilai dari praktikum kali ini yang punyai nilai keakuratan yang buruk adalah suatu batu dimana adanya
perbedaan volume juga yang terjadi didalam pengukuran ini. Pengukuran yang telah dilaksanakan ini
hasilkan berbagai nilai dalam suatu bendanya untuk dapatkan suatu keakuratan yang maksimal dalam
suatu benda.

Akurasi adalah ukuran kemampuan instrumen untuk mengatakan yang sebenarnya, sementara
pengulangan adalah ukuran dari kemampuannya kemampuan untuk menunjukkan nilai yang sama dari
kuantitas yang diukur. Presisi adalah kemampuan instrumen untuk menunjukkan nilai stimulus terkecil.
(Faradiba, 2020)

Mistar atau penggaris dimiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm dan punya ketelitian setengah
dari skala terkecil yaitu 0,5 mm. Pengukuran dengan mistar adalah pandangan harus tegak lurus dengan
skala pada mistar dan benda yang diukur sehingga tidak disebabkan kesalahan dalam pengukurannya.
Jangka sorong punya beberapa bagian, yaitu skala utama, skala vemier (nonius), rahang tetap, rahang
gerak, kunci peluncur, kunci penggerak halus, dan ruler (ekor). Prinsip kerja jangka sorong dengan
dikendurkan baut yang berguna sebagai pengunci dan digeser rahang geser yang terdapat pada jangka
sorong, jangka harus berada pada angka nol lalu rahang janga ditutup sehingga bagian benda yang akan
diukur bisa terapit dan skala yang ditampilkan pada jangka sorong dapat dilihat sebagai hasil ukur.
Mikrometer sekrup terdapat bagian poros tetap, poros geser, pengunci, frame, skala utama, skala
nonius, pemutar, dan rachet. Prinsip kerja pada mikrometer sekrup adalah benda yang akan diukur
ketebalannya diletakkan diantara landasan dan sumbu, kemudiang gagang pemutar diatur sehingga
benda dapat terjepit dengan kuat dan tidak terjadi pergeseran, lalu ditentukan besar pengukurannya
dengan cara pembacaan skala tetap dengan satuan milimeter yang berada tepat di depan gagang
pemutar. Gelas ukur terdapat skala yang mengukur volume cairan atau larutan yang akan diukur.
Prinsip kerja gelas ukur adalah pengukuran larutan kimia secara tidak teliti (tidak diperlukan ketelitian
yang tinggi) dan tidak masuk dalam perhitungan. Gelas ukur tidak boleh dipanaskan yang akan
timbulnya akibat ketelitian dari gelas ukur berkurang. Cara penggunaan gelas ukur, jika yang diukur
volume dari larutan yang tidak berwarna, dengan diperhatikan batas meniskus cekung bagian bawah
dan gelas ukur harus diletakkan pada daerah yang datar dan meniskus dibaca dengan mata sejajar,
sedangkan jika mengukur larutan raksa, perlu diperhatikan batas meniscus cembung serta gelas harus
diletakkan pada daerah yang datar dan dibaca dengan mata sejajar.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat dimengertinya maksud dari akurasi dan presisi pada penggunaan maupun penerapan alat ukur
yang dipakai praktikan dalam praktikum Dapat paham dalam penggunaan alat-alat ukur untuk pengukuran
pajang, massa, dan volume suatu benda dengan baik dan benar yaitu mistar, jangka sorong, mikrometer
skrup, dan gelas ukur. Serta penerapan penggunaan teori ralat dalam hasil pengukuran dengan baik dan
benar. Didapatkan pula suatu pembelajaran tentang alat-alat fisika yang digunakan untuk praktikum
mendatang. Dapat diketahuinya bagian-bagian, prinsip kerja maupun tatacara penggunaan alat ukur.

4.2 Saran

Secara keseluruhan cukup baik dan dapat dipenuhinya syarat dalam pembuatan laporan maupun
penerapan dalam praktikum. Dibutuhkannya peningkatan dalam pembuatan laporan maupun kemampuan
praktikan dalam praktikum yang dijalani.
DAFTAR PUSTAKA

K, Aniyah. 2018. Bedah Fisika Dasar.. Sleman : Deepublish.

Valentinus, Endah P. Galih. 2015. Pengantar Eksperimen Fisika. Yogyakarta : Cv. Mulya Jaya.

Rizal, Muhammad. 2020. Pengukuran Teknik: Dasar dan Aplikasi. Aceh : Syiah Kuala University
Press.

Faradiba. 2020. Metode Pengukuran Fisika. Jakarta.

Chusni, Muhammad Minan. 2017. Pengenalan Alat Ukur. Bandung.


LAMPIRAN

(Kurotul Aniyah,2018)

(Galih dan Endah,2015)


(Rizal,2020)
DHP

Anda mungkin juga menyukai