Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I
“Pemakaian Alat Ukur Dasar”

Tanggal Penugasan : 22 September 2023


Tanggal Pengumpulan : 27 September 2023
Waktu Praktikum : 15.30– 17.10 WIB

Nama : Riandra Izazi


NIM : 11230163000008
Kelas : Tadris Fisika 1B
Kelompok : 5 (Gerakan Statis Kinetis)
Anggota Kelompok : Fadzil Ainun Najib (11230163000028)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TDRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
“Pemakaian Alat Ukur Dasar”

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi penggunaan alat-alat ukur dasar fisika dengan benar serta sesuai standar.
2. Menganalisis prinsip kerja alat ukur dasar fisika.
3. Mengidentifikasi pengukuran benda dengan alat ukur yang sesuai.
B. Dasar Teori
Pengukuran adalah penentuan suatu satuan, ukuran, atau kapasitas, biasanya berkaitan
dengan suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai penomoran
orang, benda, atau atribut atau ciri-ciri tertentu dari suatu benda menurut kaidah atau kata-kata
yang tegas atau disepakati bersama. (Irwansyah, 2021).
Dalam mempelajari fisika, kita tidak hanya harus menguasai konsep-konsep fisika teoretis,
tetapi juga harus mampu menggunakan metode ilmiah untuk membuktikan konsep-konsep fisika
yang diperoleh dari teori. Praktek laboratorium merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Saat ini hampir seluruh dasar-dasar fisika yang diajarkan berdasar pada uji
coba/eksperimen, dimana eksperimen memerlukan pengukuran yang selalu mengandung
ketidakpastian (Fauzi & Budiawanti, 2013).
Didalam setiap kegiatan praktikum, praktikan melakukan pengukuran dan harus menganalisis
data mereka untuk membuat suatu kesimpulan. Oleh karena itu pengajaran analisis ketidakpastian
menjadi sangat penting. Menurut Taylor (1997) kemampuan dan pengertian mahasiswa mengenai
analisis ketidakpastian sangatlah minim. Menurut Taylor minimnya kemampuan dan pengertian
mahasiswa dikarenakan banyak mahasiswa meremehkan analisis ketidakpastian. (Darmawan, 1984)
Pada dasarnya pengukuran bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sifat-sifat fisik,
kimia dan biologi dari suatu benda atau suatu keadaan/proses, atau untuk mengatur sesuai dengan
informasi yang diinginkan. Bantuan alat atau dalam hal ini alat ukur dan instrument diperlukan untuk
mentransformasikan informasi tersebut secara kualitatif dan kuantitatif untuk ditanggapi oleh indera
manusia. Alat ukur adalah alat untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel. Prinsip
kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan dengan cermat dan sesuai dengan
pemakaian yang telah direncanakan (Miharja, Santosa, & Adrial, 2022).
Alat ukur panjang yang bisa digunakan untuk mengukur suatu benda yaitu mistar, rol meter,
jangka sorong (vernier caliper) dan mikrometer sekrup. Pemakaian jenis alat ukur disesuaikan
dengan jenis benda yang akan diukur. Mistar dan rol meter memiliki ketelitian yang kurang tinggi.
Jangka sorong dan mikrometer sekrup adalah alat-alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda
dengan ukuran yang kecil. Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter dalam, luar,
kedalaman, ketebalan, panjang dan lebar suatu benda. Diameter luar dan ketebalan suatu benda kecil
di bawah 200 mm dapat diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup (Fatiatun, Septyana, Naja,
& Anisa, 2022).
C. Alat dan Bahan
No Gambar Nama Alat Jumlah

Mikrometer
1. 1 buah
Sekrup

2. Mistar 1 buah

Uang Logam
3. 1 buah
500

Uang Logam
4. 1 buah
1000

D. Langkah Kerja
No Gambar Langkah Kerja

Diukur diameter dan ketebalan diameter dan


1.
ketebalan uang logam 500 sebanyak 3 kali
2. Dicatat hasil pengukuran uang logam 500

3. Pengenolan alat ukur dan disimpan kembali

Diukur diameter uang logam 1000 sebanyak 3


4.
kali

5. Dicatat hasil pengukuran uang logam 1000

E. Data Percobaan
Percobaan I : Pengukuran Dengan Mikrometer Sekrup

Alat
Nilai Skala Terkecil (NST) Skala Maksimum (SM)
ukur

Mikrometer sekrup

Diameter Uang Logam 500 (m) Ketebalan Uang Logam 500 (m)
Ulangan
SU SN x NST Diameter SU SN x NST Tebal

1 24 mm 11x0,01 mm 21,11mm 2 mm 5 x0,01 mm -0,95 mm

2 24 mm 10 x0,01 mm 21,1 mm 2 mm 0 x0,01 mm -1 mm


3 24mm 12 x0,01 mm 21,12 mm 2 mm 9 x0,01 mm -0,91 mm

Rata-rata 24mm 0,44 mm 21,11 mm 2 mm 0,04 mm -0,96 mm

Percobaan II : Pengukuran Dengan Jangka Sorong

Alat
Nilai Skala Terkecil (NST) Skala Maksimum (SM)
ukur

Jangka Sorong

Diameter Dalam Tutup Diameter Luar Tutup


Kedalamaan Botol (m)
Ulangan Botol (m) Botol (m)
SU + (SN x NST) SU + (SN X NST) SU + (SNx NST)
2,1 +(9 x0,02) 3,1 +(5 x0,02) 1,2 +(9,4 x0,02)
1
= 2,28 mm = 3,2 mm = 1,388 mm
2,3 +(1 x0,02) 3,1 +(6 x0,02) 1,1 +(3 x0,02)
2
=3,32 mm =3,22 mm =1,16 mm
2,3 +(5 x0,02) 3,1 +(4 x0,02) 1,1 +(9,4 x0,02)
3
=2,40 mm =3,18 mm =1,288 mm
Rata-rata 3,2 mm 2,33 mm 1,28 mm

Percobaan ke III: Pengukuran Dengan Neraca 4 Lengan

Alat
Nilai Skala Terkecil (NST) Skala Maksimum (SM)
Ukur
Neraca 4 Lengan

Ulangan Massa Uang Logam 1000 (kg) Massa Uang Logam 500 (kg)

1 10,41 g 13,56 g

2 12,66 g 13,54 g

3 14,52 g 13,39 g

Rata-rata 12,53 g 13,44 g

Percobaan IV: Pengukuran Dengan Multimeter Digital

Alat
Nilai Skala Terkecil (NST) Skala Maksimum (SM)
Ukur
Multimeter Digital

Ulangan Tegangan (V) Kuat Arus (A)

1 6,64 V 0,23 A

2 6,66 V 0,23 A

3 6,66 V 0,23 A

Rata-rata 6.65 V 0,23 A

Percobaaa V : Pengukuran Dengan Multimeter Analog

Alat
Nilai Skala Terkecil (NST) Skala Maksimum (SM)
Ukur

Multimeter Analog

Percobaan T.
Ulangan Tegangan (V) Kuat Arus (A)
Input

1 3V 1,2 V 0,12 A

2 6V 1V 2,5 A

3 9V 1,5 V 2,5 A

Rata-rata 1,23 V 1,71 A

Percobaan VI: Pengukuran dengan Mistar

Alat
Nilai Skala Terkecil (NST) Skala Maksimum (SM)
Ukur
Mistar

Ulangan Diameter Uang Logam Rp 1000,00

1 2,3 cm

2 2,3 cm

3
2,3 cm
Rata-rata 2,3 cm

F. Pengolahan data
1. Menghitung Rata-rata Mikrometer Sekrup
 Menghitung Diameter Uang Logam 500

Rumus : SU +(SN × NST )


Percobaan 1 : 24 + (11 ×0,01) = 24,11 mm – 3 mm (Kesalahan Alat Ukur) = 21,11 mm
Percobaan 2 : 24 + (10 ×0,01) = 24,1 mm – 3 mm (Kesalahan Alat Ukur) = 21,1 mm
Percobaan 3 : 24 + (12 ×0,01) = 24,12 mm – 3 mm (Kesalahan Alat Ukur) = 21,12 mm
 Menghitung Rata-rata Diameter Uang Logam 500

21 ,11+ 21, 1+21 ,12


=21 , 11mm=0,02111m
3

 Menghitung Ketebalam Uang Logam 500

Rumus : SU +(SN × NST )


Percobaan 1 : 2 + (5 ×0,01) = 2,05 mm – 3 mm (Kesalahan Alat Ukur) = -0,95 mm
Percobaan 2 : 2 + (0 ×0,01) = 0 mm – 3 mm (Kesalahan Alat Ukur) = -1 mm
Percobaan 3 : 2 + (9 ×0,01) = 2,09 mm – 3 mm (Kesalahan Alat Ukur) = -0,91 mm

 Menghitung Rata-rata Ketebalan Uang Logam 500

−0 , 95+ (−1 ) +(−0 , 91)


=−0 ,96 mm=−0,00096 m
3

2. Menghitung Rata-rata Jangka Sorong


 Menghitung Diameter Dalam Tutup Botol
Rumus : SU +(SN × NST )
Percobaan 1 : 2,1 + (9 ×0,02) = 2,28 mm
Percobaan 2 : 2,3 + (1 ×0,02) = 3,32 mm
Percobaan 3 : 2,3 + (5 ×0,02) = 2,40 mm

 Menghitung Rata-rata Diameter Dalam Tutup Botol

2 ,28+3 , 32+2 , 40
=3 , 2 mm=0,0032m
3
 Menghitung Diameter Luar Tutup Botol
Rumus : SU +(SN × NST )
Percobaan 1 : 3,1 + (5 ×0,02) = 3,2 mm
Percobaan 2 : 3,1 + (6 ×0,02) = 3,22 mm
Percobaan 3 : 3,1 + (4 ×0,02) = 3,18 mm

 Menghitung Rata-rata Diameter Luar Tutup Botol


3 ,2+3 , 22+3 , 18
=3 , 2mm=0,0032 m
3
 Menghitung Kedalaman Tutup Botol
Rumus : SU +(SN × NST )
Percobaan 1 : 1,2 + (9,4 ×0,02) = 1,388 mm
Percobaan 2 : 1,1 + (3 ×0,02) = 1,16 mm
Percobaan 3 : 1,1 + (9,4 ×0,02) = 1,288 mm

 Menghitung Rata-rata Kedalaman Tutup Botol

1,388+1 ,16+ 1,288


=1 ,28 mm=0,00128 m
3

3. Menghitung Rata-rata Neraca 4 Lengan


 Menghitung Rata-rata Massa Uang 500 Logam

10 , 41+12 ,66+ 14 , 52
=12, 53 gram=0,01253 m
3
 Menghitung Rata-rata Massa Uang 1000 Logam

13 ,56+ 13 ,54 +13 ,39


=13 , 44 gram=0,01344 m
3

4. Menghitung Rata-rata Multimeter Digital


 Menghitung Rata-rata Tegangan

6 , 64+6 , 66+ 6 , 66
=6 , 65 V
6 , 65
 Menghitung Rata-rata Kuat Arus

0 ,23 +0 , 23+0 , 23
=0 , 23 A
3

5. Menghitung Rata-rata Multimeter Analog


 Menghitung Tegangan

skala yang ditunjuk


× skala selektor
skala maksimum
6
Percobaan 1 : 3 Volt = ×10=1 ,2 V
50
1
Percobaan 1 : 6 Volt = ×50=1V
50
0 ,3
Percobaan 1 : 9 Volt = ×250=1 ,5 V
50
 Menghitung Rata-rata Tegangan
1, 2+1+1 , 5
=1 ,23 V
3
 Menghitung Tegangan

skala yang ditunjuk


× skala selektor
skala maksimum
24
Percobaan 1 : 3 Ampere = × 0 , 25=0 , 12 A
50
50
Percobaan 1 : 6 Ampere = ×25=25 A
50
50
Percobaan 1 : 9 Ampere = ×2 , 5=2 , 5 A
50
 Menghitung Rata-rata Kuat Arus

0 ,12+2 , 5+2 , 5
=1 ,71 A
3
6. Menghitung Rata-rata Mistar
 Menghitung Diameter Uang Logam 1000

2 ,3+2 , 3+2 , 3
=2 ,3 mm=0,0023 m
3
G. Pembahasan
Penggunaan alat ukur dasar merupakan bagian penting dalam berbagai bidang seperti
industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat ukur dasar digunakan untuk mengukur berbagai
parameter seperti panjang, massa, suhu dan waktu. Penggunaan alat ukur dasar yang benar penting
dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Selain itu pemilihan alat dalam
pengukuran seperti menggunakan alat ukur yang sesuai harus diperhatikan.
Alat ukur yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikrometer sekrup dan mistar.
Sedangkan objek pengukuran atau benda yang diukur adalah uang logam 500 dan uang logam
1000. Pengukuran pertama yang dilakukan menggunakan mikrometer sekrup, dimana mikrometer
sekrup yang digunakan kali ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Dalam penggunaan mikrometer
sekrup kita cukup memutar thimble berlawanan arah jarum jam untuk merenggangkan spindle.
Setelah spindle merenggang atau terbuka kita bisa meletakkan objek pengukuran diantara spindle
dan anvil. kemudian spindle dirapatkan kembali dengan memutar kembali thimble searah jarum
jam sampai spindle benar-benar rapat. Akan tetapi ketika spindle sudah terasa rapat maka jangan
terlalu kencang memutar thimble ,lalu untuk menjaga objek agar tidak bergeser kita bisa mengunci
pengukurannya dengan memutar lock mut.
Alat ukur yang digunakan selanjutnya adalah mistar. Mistar merupakan alat ukur yang
paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari khususnya para pelajar. Penggunaan mistar
tidaklah terlalu rumit, akan tetapi mistar memiliki ketelitian yang lebih rendah daripada alat ukur
panjang yang lain karena nilai skala terkecilnya hanya 1 mm atau 0,1 cm. untuk mengukur
menggunakan mistar kita cukup meletakkan objek pengukuran pada garis 0 pada skala mistar.
Setiap alat ukur memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti halnya
mikrometer memiliki keunggulan atau kelebihan dalam hal ketelitian, karena mikrometer sendiri
memilliki ketelitian hingga 0,005 mm dibandingkan mistar yang hanya memiliki ketelitian 1 mm.
kekurangan dari mikrometer sendiri ialah pengukuran yang dilakukan terbatas, karena hanya
mampu mengukur benda yang tidak terlalu tebal. Sedangkan mistar sendiri memiliki keunggulan
mampu mengukur objek yang sangat panjang, akan tetapi kurang cocok untuk mengukur diameter
suatu benda. Hal ini menandakan bahwa alat ukur panjang juga memiliki fungsi yang berbeda-beda
seperti dalam pengukuran ketebalan maka digunakan alat ukur mikrometer sekrup sedangkan
mengukur luas tanah maka digunakan mistar.
Pengukuran yang dilakukan kali ini memiliki sedikit permasalahan yaitu terkait dengan
kesalahan kalibrasi alat. Karena mikrometer yang digunakan ketelitiannya minus 3 mm. Sehingga
setiap hasil dari pengukuran harus dikurangkan dengan kesalahan kalibrasi alat tersebut. Maka dari
itu sebelum kita menggunakan alat ukur kita perlu memerhatikan apakah alat tersebut kalibrasinya
masih sesuai atau tidak walaupun sebenarnya alat tersebut masih bisa digunakan untuk mengukur.

H. Tugas Pasca Praktikum


Soal :
1. Tentukan Standar Deviasi masing – masing percobaan!
2. Sebutkan contoh tragedi yang diakibatkan oleh kesalahan dalam pengukuran!
Jawab :
1.

2. Kesalahan dalam pengukuran memiliki konsekuensi serius, terutama dalam berbagai bidang
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun beberapa contoh tragedi atau kejadian yang
diakibatkan oleh kesalahan dalam pengukuran adalah sebagai berikut :
 Insiden Challenger (1986): Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kegagalan
peluncuran wahana antariksa Space Shuttle Challenger pada tahun 1986. Kesalahan
dalam perhitungan suhu di luar ruang yang disebabkan oleh perubahan metode
pengukuran menyebabkan pelepasan O-ring di tangki bahan bakar, yang pada gilirannya
mengakibatkan ledakan dan kematian tujuh astronot
 Kecelakaan pesawat: Kesalahan dalam perhitungan navigasi atau pengukuran instrumen
pesawat terbang dapat mengakibatkan tragedi di udara. Salah satu contoh adalah
kecelakaan Korean Air Flight 007 pada tahun 1983, di mana pesawat yang salah
mengukur posisinya masuk ke wilayah Soviet dan ditembak jatuh oleh militer Soviet.
Kesalahan dalam pengukuran adalah sesuatu yang harus dihindari dan diperbaiki dengan
ketelitian, pelatihan, dan teknologi yang tepat, karena kesalahan semacam itu dapat memiliki
dampak yang cukup merugikan.
I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Penggunaan alat ukur dasar tidak bisa digunakan secara sembarangan karena memiliki teknik dan
prosedur dalam penggunaannya, sehingga alat ukur harus digunakan secara baik dan benar.
2. Prinsip kerja dari setiap alat ukur berbeda-beda sesuai dengan alat ukur yang digunakan, karena
setiap alat ukur didesain sedemikian rupa dengan cermat untuk meminimalkan kesalahan dan
memastikan ketetapan pengukuran.
3. Pengukuran setiap benda atau objek harus menggunakan alat ukur yang sesuai, karena apabila
mengukur sesuatu objek tetapi tidak menyesuaikan alat ukurnya maka hasil pengukurannya salah

J. Komentar
1. Saran : Setiap diakhir praktikum para aslab sebaiknya menanyakan rating praktikum hari itu
2. Kritik : Untuk praktikum kelas B kali ini mengalami kesulitan dalam pengambilan
dokumentasi karena tidak diizinkan menggunakan handphone
Daftar Pustaka
Darmawan, D. (1984). Teori Ketidakpastian. Bandung: ITB.
Fatiatun, Septyana, A. L., Naja, F. N., & Anisa, R. (2022). PENGEMBANGAN LARGE SIZE VERNIER
CALIPER UNTUK PENGUKURAN BENDA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. Jurnal Al-
Qalam, 23(01), 47-51.
Fauzi, A., & Budiawanti, E. S. (2013). PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM FISIKA BERBASIS
ANALISIS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 3(2),
27-32.
Irwansyah. (2021). EFEKTIVITAS PENERAPAN ALAT PERAGA AKTUAL TERHADAP HASIL
BELAJAR FIFIKA PADA MATERI PENGUKURAN. jurnal FST UNPRI, 46-52.
Miharja, J., Santosa, H., & Adrial, H. (2022). TRAINING ON THE USE OF MEASURING TOOLS AND
READING ERRORS IN STUDENTS OF SMK PUSTEK KECAMATAN SERPONG UTARA
TANGERANG SELATAN - BANTEN. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 03(01), 46-51.

Anda mungkin juga menyukai