NIM : 101222013
2. Ahmad Hidayat
3. Maharani Humairah
II. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
1. Mampu menggunakan dan memahami alat-alat ukur dasar
Pengukuran Panjang
Untuk mengukur sebuah panjang kita dapat menggunakan alat ukur yang bernama penggaris,
jangka sorong, dan juga mikrometer sekrup. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
a) Penggaris
Penggaris merupakan sebuah alat ukur yang digunakan sebagai pengukuran panjang suatu
benda. Penggaris memiliki skala terkecil 0,1 cm, sehingga penggunaan pengukuran penggaris hanya
sampai 0,1 cm.
b) Jangka sorong
Jangka sorong sebuah alat ukur yang memiliki banyak fungsi. Alat ukur ini juga bisa
digunakan untuk mengukur besaran panjang, diantaranya pengukuran panjang, lebar, tinggi,
diameter dalam dan luas suatu benda yang diukur. Alat ini memiliki tingkat ketelitian yang beragam
mulai dari 0,5 mm hingga 0,1 mm.
c) Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan
jangka sorong, tetapi mikrometer memiliki tingkat ketelitian yang lebih teliti karena memiliki tingkat
ketelitian hingga 0,01 mm. Beriku bagian-bagian dari mikrometer sekrup:
3. Batang ulir
4. Pengunci
7. Roda gigi
Pengukuran Massa
Untuk mengukur massa kita akan menggunakan alat ukur yang benama neraca. Biasanya
neraca digunakan untuk mengukur massa suatu benda contohnya neraca sama lengan, neraca sama
pegas dan lainnya. Proses pengukuran ini dilakukan dengan cara membandingkan berat benda
dengan berat massa standart waktu neraca seimbang, karena percepatan gravitasi dari suatu benda
yang dialami benda dan massa standart sama, maka massa benda dengan massa standar yang
digunakan. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian 0,1 gram
Menentukan Nilai Skala Terkecil (NST)
Dalam menentukan suatu nilai skala terkecil pada alat ukur yang digunakan pasti akan
menjadi penyebab adanya ketidakpastian pada hasil pengukuran. Nilai Sala Terkecil (NST) adalah nilai
yang sudah tidak dapat lagi dibagi pada suatu alat ukur.
Gambar 1.1. Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0,25 satuan
Skala Nonius
Skala nonius adalah skala yang dapat meningkatkan ketelitian pembacaan suatu alat ukur.
Ketidakpastian Pengukuran
a) Ketidakpastian mutlak
Ketidakpastian mutlak dapat menunjukkan hasil yang berbeda untuk pengukuran tunggal ata
u pengukuran berulang. Dalam pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umum digunakan adalah se
tengah dari NST. Untuk besaran X, ketidakpastian mutlaknya adalah :
(1.1)
dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai berikut :
(1.2)
b) Ketidakpastian relatif
Ketidakpastian relatif adalah ukuran yang diperoleh dari perbandingan antara ketidakpastian
mutlak dengan hasil pengukuran. Sedangkan yang disebut ketidakpastian relatif adalah:
(1.3)
dilibatkan
Penjumlahan
Pengurangan
Perkalian
Pembagian
Pangkat
PANJANG (mm)
NAMA
NO p rata-
BENDA I II III KTP (mm)
rata(mm)
1 Balok 1 28,3 28,4 28,05 28,25 0,18 28,25 ± 0,18
2 Balok 2 29,90 29,80 29,85 29,85 0,004 28,85± 0,004
3 Balok 3 31,9 31,7 31,9 31,83 0,009 31,83± 0,009
4 Balok 4 92,2 92,15 92,2 92,18 0,003 92,18± 0,003
LEBAR (mm)
NAMA
NO l rata-rata
BENDA I II III KTP (mm)
(mm)
1 Balok 1 20 20 20 20 0 20± 0
2 Balok 2 20 20 20 20 0 20 ± 0
3 Balok 3 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
4 Balok 4 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
TINGGI (mm)
t rata-rata
NAMA I II III KTP (mm)
NO (mm)
BENDA
1 Balok 1 20 20 20 20 0 20 ± 0
2 Balok 2 20 20 20 20 0 20 ± 0
3 Balok 3 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
4 Balok 4 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
NAMA BENDA
NO
b) Penggaris
Tabel 1.5 Pengukuran panjang balok menggunakan penggaris
c) Mirometer Sekrup
Tabel 1.6 Pengukuran diameter dan volume bola menggunakan mikrometer sekrup
DIAMETER (mm)
NO NAMA BENDA
I II III d rata-rata KTP
→
p=p1+p2+p3
3
→
p=29,90+29,80+29,85
3
→
p=29,85
KTP
√
2 2 2
∆ p= ( 1
d − d ) +( d 2 − d ) + ( d 3 − d )
3 −1
√
2 2 2
∆ p= ( 29,90 − 29,85 ) + ( 29,80 −29,85 ) + ( 29,85 −29,85 )
2
∆ p=0,004 cm
IV. PEMBAHASAN
Data fisis laboratorium penting untuk diukur dan dicatat karena data fisis yang telah diuku
r dan dicatat pada laporan hasil percobaan dapat menjadikan lebih mudah dalam menhitung massa, v
olume, massa jenis dan lain sebagainya. Sebab itu, ketelitian analisis dan mencatat dalam pengukura
n sangat penting. Data fisis yang berpengaruh contohnya yaitu suhu ruangan. Suhu dapat membuat
sebuah benda memuai ataupun menyusut pada suhu ruangan tertentu yang diikuti pada suatu tekanan
tertentu, maka dari itu suhu dan tekanan sangat mempengaruhi suatu benda dalam pengukuran data fi
sis.
Dalam sebuah pengukuran pasti akan memperoleh hasil yang memilki nilai bukan
sebenarnya. Pada saat pengukuran kita hanya mendapatkan nilai terbaik atau mendekati hasil
sesungguhnya, nilai yang sebenarnya tidak akan kita peroleh karena adanya keterbatasan skala
terkecil dari alat ukur.
Dalam setiap melakukan pengukuran pasti kita akan melakukan pengukuran perhitungan
ketidakpastian, karena pada saat kita melakukan pengukuran kita tidak akan mendapatkan hasil yang
sebenarnya karena dipengaruhi beberapa faktor terutama faktor dari alat ukur.
Untuk menentukan ketidakpastian dari suatu alat ukur harus dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran secara berulang-ulang terhadap suatu benda yang ingin diukur. Biasanya
untuk menentukan ketidakpastian dari sebuah alat ukur kita harus melakukan pengukuran secara
berulang sebanyak tiga kali terhadap sampel yang sama.
V. KESIMPULAN
1. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui dan memahami cara
menggunakan alat ukur yang benar dan baik. Contohnya, menggunakan jangka sorong untuk
mengukur dimensi benda.
2. Hasil dari pengukuran pada neraca ukur, kita dapat menentukan massa dari suatu benda yang
diukur.
3. Dari pengukuran Panjang, lebar dan tinggi kita dapat menentukan volume dari suatu benda.
Volume benda juga dapat ditentukan dari pengukuran gelas ukur yang diisi dengan air denga
n menerapkan Hukum Archimedes.
VI. REFERENSI
[1] Faradiba, S.Si., M.Sc. 2020. Buku Materi Pembelajaran Metode Pengukuran Fisika. Jakarta:
Universitas Kristen Indonesia
[2] Ahmad, D., dkk. 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar 1 2022/2023. Jakarta: Universitas Pert
amina.
[3] Dr. Bebeh Wahid Nuryadin, M.Si. 2020. Panduan Pengolahan Data Fisis. Bandung: UIN Su
nan Gunung Djati.
VII. LAMPIRAN