Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

NAMA : Muh Firghy Fahrezy

NIM : 101222013

PRODI : Teknik Geologi

TANGGAL PRAKTIKUM : Senin, 17 Oktober 2022

TANGGAL PENGUMPULAN : Senin, 24 Oktober 2022

NAMA PIMPINAN PRAKTIKUM : Rendy Elmianto

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. Muh Firghy Fahrezy

2. Ahmad Hidayat

3. Maharani Humairah

4. Abraham Stiv Lawa

5. Faith Rejoice Lumban Gaol

6. Ratu Naila Catleya Zabrina


I. INTISARI
Modul Praktikum 01 yang berjudul DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN, bertujuan
untuk menentukan besarnya ketidakpastian, massa, volume, dan massa jenis benda beraturan dan tidak
beraturan dalam hasil pengukuran serta bertujuan untuk mengetahui cara pengukuran yang tepat dalam
penggunaan alat ukur. Praktikum ini dilakukan dengan cara menggunakan alat ukur seperti jangka sorong,
penggaris, dan mikrometer sekrup untuk mengetahui panjang, lebar, tinggi balok dan bola. Hasil
pengukuran yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai ketidakpastian, dimensi, volume,
dan densitas dari benda yang beraturan hingga benda yang tidak beratuan, seta mendapatkan nilai KTP dari
masing-masing benda. Nilai pada balok dan bola selama pengukuran memilikin nilai ketidakpastian karena
nilai skala terkecil (NST).

Kata Kunci : Pengukuran, ketidakpastian, nilai skala terkecil (NST).

II. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
1. Mampu menggunakan dan memahami alat-alat ukur dasar

2. Menghitung massa benda beraturan dan benda tidak beraturan

3. Menghitung volume benda beraturan dan benda tidak beraturan

II.2 Dasar Teori


Suatu Pengukuran dapat didefinisikan sebagai Suatu proses yang membandingkan suatu
besaran dengan besaran yang lain atau sejenis yang dipakai sebagai satuan. Satuan merupakan
pembanding didalam suatu pengukuran. Kata pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Didalam pengukuran kita menggunakan alat ukur yang digunakan sebagai
pengukuran seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, voltmeter, neraca, dan banyak lagi. Dalam
menggunakan suatu alat ukur pasti akan memiliki tingkat ketelitian yang berbeda, ketelitian alat
ukur ini ditentukan oleh nilai skala terkecil yang terdapat pada sebuah alat ukur yang digunakan.

Pengukuran Panjang

Untuk mengukur sebuah panjang kita dapat menggunakan alat ukur yang bernama penggaris,
jangka sorong, dan juga mikrometer sekrup. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
a) Penggaris

Penggaris merupakan sebuah alat ukur yang digunakan sebagai pengukuran panjang suatu
benda. Penggaris memiliki skala terkecil 0,1 cm, sehingga penggunaan pengukuran penggaris hanya
sampai 0,1 cm.

b) Jangka sorong

Jangka sorong sebuah alat ukur yang memiliki banyak fungsi. Alat ukur ini juga bisa
digunakan untuk mengukur besaran panjang, diantaranya pengukuran panjang, lebar, tinggi,
diameter dalam dan luas suatu benda yang diukur. Alat ini memiliki tingkat ketelitian yang beragam
mulai dari 0,5 mm hingga 0,1 mm.

c) Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan
jangka sorong, tetapi mikrometer memiliki tingkat ketelitian yang lebih teliti karena memiliki tingkat
ketelitian hingga 0,01 mm. Beriku bagian-bagian dari mikrometer sekrup:

1. Landasan penjepit bahan uji

2. Permukaan batang ulir penjepit bahan uji

3. Batang ulir

4. Pengunci

5. Selubung berisi skala utama

6. Selongsor putar penggerak batang ulir yang berisi skla nonius

7. Roda gigi

Pengukuran Massa

Untuk mengukur massa kita akan menggunakan alat ukur yang benama neraca. Biasanya
neraca digunakan untuk mengukur massa suatu benda contohnya neraca sama lengan, neraca sama
pegas dan lainnya. Proses pengukuran ini dilakukan dengan cara membandingkan berat benda
dengan berat massa standart waktu neraca seimbang, karena percepatan gravitasi dari suatu benda
yang dialami benda dan massa standart sama, maka massa benda dengan massa standar yang
digunakan. Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian 0,1 gram
Menentukan Nilai Skala Terkecil (NST)
Dalam menentukan suatu nilai skala terkecil pada alat ukur yang digunakan pasti akan
menjadi penyebab adanya ketidakpastian pada hasil pengukuran. Nilai Sala Terkecil (NST) adalah nilai
yang sudah tidak dapat lagi dibagi pada suatu alat ukur.

Gambar 1.1. Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0,25 satuan

Skala Nonius
Skala nonius adalah skala yang dapat meningkatkan ketelitian pembacaan suatu alat ukur.

Gambar 1.2. Skala utama dan nonius pada jangka sorong

Ketidakpastian Pengukuran
a) Ketidakpastian mutlak
Ketidakpastian mutlak dapat menunjukkan hasil yang berbeda untuk pengukuran tunggal ata
u pengukuran berulang. Dalam pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umum digunakan adalah se
tengah dari NST. Untuk besaran X, ketidakpastian mutlaknya adalah :

(1.1)
dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai berikut :
(1.2)
b) Ketidakpastian relatif
Ketidakpastian relatif adalah ukuran yang diperoleh dari perbandingan antara ketidakpastian
mutlak dengan hasil pengukuran. Sedangkan yang disebut ketidakpastian relatif adalah:
(1.3)

Jika menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran adalah :


(1.4)
Ketidakpastian pada fungsi variabel (perambatan ketidakpastian)
Apabila pada suatu variabel merupakan fungsi dari suatu variabel lain yang disertai oleh
ketidakpastian, maka variabel ini juga akan disertai oleh sebuah ketidakpastian. Hal ini disebut
sebagai perambatan ketidakpastian.
Tabel 1.1 Contoh Perambatan Ketidakpastian
Variabel yang Operasi Hasil Ketidakpastian

dilibatkan
Penjumlahan

Pengurangan

Perkalian

Pembagian

Pangkat

II.3 Daftar Peralatan


Tabel 1.2 Alat dan bahan

No. Alat dan Bahan Fungsi


1. Mikrometer sekrup Pengukuran dimensi benda
2. Jangka sorong Pengukuran dimensi benda
3. Neraca Pengukuran massa benda
4. Penggaris Pengukuran dimensi benda
5. Termometer Pengukuran data fisis laboratorium
6. Barometer laboratorium Pengukuran data fisis laboratorium
7. Gelas ukur Pengukuran volume benda
8. Benda tidak beraturan (sekrup dan Bahan pengukuran volume benda
cincin sekrup)
9. Bola besi Bahan pengukuran volume benda
10. Balok (Besi, Tembaga, Kuningan) Bahan pengukuran volume benda
11. Serabut kawat Bahan pengukuran volume benda
II.4 Prosedur Percobaan
II.4.1 Benda Beraturan
1. Panjang, lebar, dan tinggi dari tiga benda beraturan berbentuk balok yang sudah disediaka
n yang kemudian diukur sebanyak tiga kali menggunakan jangka sorong dan penggaris.
2. Diameter benda beraturan berbentuk bola besi yang disediakan yang kemudian diukur seb
anyak tiga kali pada sisi yang berbeda menggunakan mikrometer sekrup.
3. Massa benda beraturan yang berbentuk balok dan bola diukur sebanyak satu kali menggun
akan neraca ukur.
II.4.2 Benda Tidak Beraturan
1. Volume benda tidak beraturan berupa sekrup dan cincin sekrup diukur satu kali mengguna
kan gelas ukur yang telah diisi dengan zar cair berupa air.
2. Massa benda tidak beraturan berupa sekrup dan cincin sekrup diukur satu kali menggunak
an neraca.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


3.1 Data fisis laboratorium
Tabel 1.3 Data fisis laboratorium suhu dan tekanan ruangan
No. Data fisis KTP
1 Suhu ruangan (T) = 30°C 3,33°C
2 Tekanan ruangan (P) = 760 mmHg 0,50 mmHg

III.2 Pengukuran Dimensi dan Volume Benda Beraturan


a) Jangka Sorong
Tabel 1.4 Pengukuran dimensi dan volume balok menggunakan jangka sorong

PANJANG (mm)
NAMA
NO p rata-
BENDA I II III KTP (mm)
rata(mm)
1 Balok 1 28,3 28,4 28,05 28,25 0,18 28,25 ± 0,18
2 Balok 2 29,90 29,80 29,85 29,85 0,004 28,85± 0,004
3 Balok 3 31,9 31,7 31,9 31,83 0,009 31,83± 0,009
4 Balok 4 92,2 92,15 92,2 92,18 0,003 92,18± 0,003
LEBAR (mm)
NAMA
NO l rata-rata
BENDA I II III KTP (mm)
(mm)
1 Balok 1 20 20 20 20 0 20± 0
2 Balok 2 20 20 20 20 0 20 ± 0
3 Balok 3 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
4 Balok 4 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
TINGGI (mm)
t rata-rata
NAMA I II III KTP (mm)
NO (mm)
BENDA
1 Balok 1 20 20 20 20 0 20 ± 0
2 Balok 2 20 20 20 20 0 20 ± 0
3 Balok 3 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0
4 Balok 4 20,15 20,15 20,15 20,15 0 20,15 ± 0

NAMA BENDA
NO

1 Balok 1 11,3 101,7 11,3± 101,7


2 Balok 2 11,94 109,48 11,94 ± 109,48
3 Balok 3 12,923 116,31 12,923 ± 116,31
4 Balok 4 37,427 235,427 37,42 ± 235,427

b) Penggaris
Tabel 1.5 Pengukuran panjang balok menggunakan penggaris

NO NAMA BENDA PANJANG (cm) KTP (cm)

1 Balok 1 2,7 0,05 2,7 ± 0,05

2 Balok 2 2,9 0,05 2,9 ± 0,05

3 Balok 3 3,1 0,05 3,1± 0,05

4 Balok 4 9,2 0,05 9,22 ± 0,05

c) Mirometer Sekrup
Tabel 1.6 Pengukuran diameter dan volume bola menggunakan mikrometer sekrup

DIAMETER (mm)
NO NAMA BENDA
I II III d rata-rata KTP

1 Bola 1 4,95 4,95 4,95 4,95 0 4,95 ± 0

2 Bola 2 6,99 6,99 6,99 6,99 0 6,99 ± 0

3 Bola 3 18,51 18,53 18,53 18,523 0,016 18,523 ± 0,016

NAMA BENDA KTP


NO
(mm^3)

1 Bola 1 63,47373 571,26357 63,47373 ± 571,26357

2 Bola 2 178,73513 1608,61617 178,73513 ± 1608,61617


3 Bola 3 3325,92444 29933,85863 3325,92444 ± 29933,85863

d) Pengukuran massa benda beraturan


Tabel 1.7 Pengukuran massa benda dan massa jenis benda

NO NAMA BENDA MASSA (g) KTP (g)

1 Balok 1 99,8 0,005 99,8 ± 0,005

2 Balok 2 99,82 0,005 99,82 ± 0,005

3 Balok 3 99,77 0,005 99,77 ± 0,005

4 Balok 4 100,09 0,005 100,09 ± 0,005

5 Bola 1 0,26 0,005 0,26 ± 0,005

6 Bola 2 0,47 0,005 0,47 ± 0,005

7 Bola 3 2,81 0,005 2,81± 0,005


NO NAMA BENDA MASSA JENIS KTP
(g/mm^3)
1 Balok 1 8,83 0 8,83± 0
2 Balok 2 8,36 0 8,36± 0
3 Balok 3 7,72 0 7,72 ± 0
4 Balok 4 2,67 0 2,67± 0
5 Bola 1 2,6737 0 2,6737 ± 0
6 Bola 2 0,00409618 0 0,00409618 ± 0
7 Bola 3 0,002409618 0 0,002409618± 0

III.3 Pengukuran Volume dan Massa Benda Tidak Beraturan


Tabel 1.8 Pengukuran volume benda tidak beraturan
VOLUME BENDA TIDAK BERATURAN

N NAMA BENDA VOLUME KTP


O (ml) (ml)
1 Benda 1 6 1 6±1
2 Benda 2
Tabel 1.9 Pengukuran massa benda tidak beraturan
MASSA BENDA TIDAK BERATURAN

N NAMA BENDA MASSA KTP


O (g) (g)
1 Benda 1 53,8 0.005 53,8 ± 0,005
2 Benda 2

Sampel Balok 2 Tabel 1.4


p=p1+p2+p3
3

p=29,90+29,80+29,85
3

p=29,85
KTP


2 2 2
∆ p= ( 1
d − d ) +( d 2 − d ) + ( d 3 − d )
3 −1


2 2 2
∆ p= ( 29,90 − 29,85 ) + ( 29,80 −29,85 ) + ( 29,85 −29,85 )
2
∆ p=0,004 cm

IV. PEMBAHASAN
Data fisis laboratorium penting untuk diukur dan dicatat karena data fisis yang telah diuku
r dan dicatat pada laporan hasil percobaan dapat menjadikan lebih mudah dalam menhitung massa, v
olume, massa jenis dan lain sebagainya. Sebab itu, ketelitian analisis dan mencatat dalam pengukura
n sangat penting. Data fisis yang berpengaruh contohnya yaitu suhu ruangan. Suhu dapat membuat
sebuah benda memuai ataupun menyusut pada suhu ruangan tertentu yang diikuti pada suatu tekanan
tertentu, maka dari itu suhu dan tekanan sangat mempengaruhi suatu benda dalam pengukuran data fi
sis.
Dalam sebuah pengukuran pasti akan memperoleh hasil yang memilki nilai bukan
sebenarnya. Pada saat pengukuran kita hanya mendapatkan nilai terbaik atau mendekati hasil
sesungguhnya, nilai yang sebenarnya tidak akan kita peroleh karena adanya keterbatasan skala
terkecil dari alat ukur.
Dalam setiap melakukan pengukuran pasti kita akan melakukan pengukuran perhitungan
ketidakpastian, karena pada saat kita melakukan pengukuran kita tidak akan mendapatkan hasil yang
sebenarnya karena dipengaruhi beberapa faktor terutama faktor dari alat ukur.
Untuk menentukan ketidakpastian dari suatu alat ukur harus dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran secara berulang-ulang terhadap suatu benda yang ingin diukur. Biasanya
untuk menentukan ketidakpastian dari sebuah alat ukur kita harus melakukan pengukuran secara
berulang sebanyak tiga kali terhadap sampel yang sama.

V. KESIMPULAN
1. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui dan memahami cara
menggunakan alat ukur yang benar dan baik. Contohnya, menggunakan jangka sorong untuk
mengukur dimensi benda.
2. Hasil dari pengukuran pada neraca ukur, kita dapat menentukan massa dari suatu benda yang
diukur.
3. Dari pengukuran Panjang, lebar dan tinggi kita dapat menentukan volume dari suatu benda.
Volume benda juga dapat ditentukan dari pengukuran gelas ukur yang diisi dengan air denga
n menerapkan Hukum Archimedes.

VI. REFERENSI
[1] Faradiba, S.Si., M.Sc. 2020. Buku Materi Pembelajaran Metode Pengukuran Fisika. Jakarta:
Universitas Kristen Indonesia

[2] Ahmad, D., dkk. 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar 1 2022/2023. Jakarta: Universitas Pert
amina.

[3] Dr. Bebeh Wahid Nuryadin, M.Si. 2020. Panduan Pengolahan Data Fisis. Bandung: UIN Su
nan Gunung Djati.
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai