Anda di halaman 1dari 5

DASAR PENGUKURAN FISIKA

(M1)

Machmul Ibnu Siregara, Gusri Alfianb,Muhammad Irfanb, Alfin Prima Adjieb

a
Teknik Pertanian,Teknologi Pertanian, Senin Shift I dan Selasa Shift I , Universitas Andalas
b
LaboratoriumFisika Dasar, Universitas Andalas

e-mail: machmulibnul@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163

ABSTRAK

Pelaksanaan percobaan di laboratorium fisika membahas mengenai dasar-dasar pengukuran


fisika. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mampu melakukan pengukuran, dapat
membedakan penggunaan berbagai alat ukur, serta mampu menghitung densitas zat padat dan
zat cair. Hasil percobaan menunjukkan pengukuran dengan menggunakan mikrometer memiliki
hasil pengukuran yang lebih teliti dibandingkan menggunakan penggaris dan jangka sorong.
Hal tersebut dikarenakan mikrometer memiliki angka ketelitian yang lebih tinggi yaitu 0.01 mm.
Sedangkan jangka sorong memiliki angka ketelitian 0.05 mm dan penggaris hanya memiliki
ketelitian 1 mm. Penggunaan angka penting sangat dibutuhkan dalam penulisan data penelitian
yang memiliki nilai sesatan yang disebabkan oleh ketidakpastian dalam pengukuran. Pada
penentuan massa jenis air didapat bahwa semakin besar volume suatu benda maka akan
semakin besar massa jenisnya. Densitas atau massa jenis air didapatkan 1 gr/cm 3 dimana massa
jenis adalahmassa benda persatuan volume. Sedangkan pada massa jenis zat padat dipengaruhi
oleh gaya gravitasi bumi, volume, dan massa benda.

Kata kunci: pengukuran, angka penting, massa jenis, berat jenis.

I. PENDAHULUAN mengetahui jumlah baik secara sebagian


maupun keseluruhan dengan cara numerik.
Pengertian pengukuran adalah suatu teknik Berikut beberapa alat yang digunakan untuk
untuk mengaitkan suatu bilangan pada suatu melakukan pengukuran, yakni mistar, jangka
sifat fisis dengan membandingkannya dengan sorong, dan mikrometer sekrup.
suatu besaran standar yang telah diterima
sebagai suatu satuan, sedangkan
ketidakpastian adalah ketidakpastian suatu
besaran fisis memungkinkan kita untuk
mendefinisikan jumlah angka yang
Gambar 1. Mistar
menentukan keterkaitannya dengan besaran.
Data pengukuran adalah memberikan nilai Cara membaca penggaris atau mistar yaitu:
atau simbol tentang karakteristik suatu objek, tempatkan satu ujung mistar tepat sejajar
nilai itulah yang disebut dengan data. Jadi, dengan salah satu ujung benda yang akan
data pengukuran adalah hasil dari melakukan diukur, dan baca skala pada mistar yang
pengukuran terhadap variabel, sedangkan data berhimpitan dengan ujung kedua benda. Skala
perhitungan adalah suatu target untuk tersebut mengungkapkan panjang benda yang
diukur, skala terkecil mistar atau penggaris
adalah 1mm.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka
bukan nol termasuk angka penting.
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari
satu, maka angka nol setelah angka bukan nol
termasuk angka penting.
4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari
satu, angka nol sebelum angka bukan nol tidak
Gambar 2. Jangka Sorong termasuk angka penting.
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan
Selanjutnya, cara membaca skala jangka sorong dan seterusnya yang memiliki angka nol harus
sebagai berikut, amati berapa nilai terkecil ditulis dalam notasi ilmiah.Angka–angka pada
skala nonius, amati skala utama yang dilewati notasi ilmiah merupakan angka penting.
skala nol nonius, tentukan skala nonius ke
berapa yang tepat berhimpit dengan skala Densitas atau massa jenis didefenisikan
utama, hitung kelebihan panjang yang sebagai massa benda persatuan volume.
dinyatakan oleh skala nonius, panjang benda Homogen artinya benda yang memiliki
komposisi atau struktur yang sama untuk
yang diukur adalah panjang yang ditunjukan
seluruh volumenya, sedangkan heterogen
skala utama dan kelebihan panjang yang
memiliki kerapatan yang berubah-ubah dari
ditunjukan skala nonius, amati skala utama
satu tempat ke tempat lain. Dengan demikian
yang tepat dilewati penggeser nonius, amati
benda yang memiliki massa (m) dan volume
jumlah skala jarum. Satu lingkaran penuh (v) mempunyai kerapatan :
sama dengan panjang skala terkecil gagang ρ = m/v
utama. Keterangan : ρ = densitas (kg/m3)
m = massa (kg)
v = volume (ml)

II. METODE PENELITIAN

2.1. Alat dan Bahan


Gambar 3. Mikrometer Sekrup Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang di
gunakan ialah jangka sorong, berfungsi untuk
Kemudian cara membaca mikrometer sekrup mengukur panjang (jarak) dengan ukuran
amati skala tetap yang telah dilewati oleh kecil, mikrometer digunakan untuk mengukur
silinder putar, amati skala pada silinder putar ketebalan, penggaris digunakan untuk
yang tepat berhimpit dengan garis horizontal mengukur panjang suatu benda yang tidak
pada batang tetap, skala ke-28 pada silinder terlalu memerlukan keakuratan, neraca
putar berhimpit dengan garis horizontal skala digunakan untuk mengukur berat dari suatu
tetap. Pertambahan panjang yang ditunjukkan benda, plat digunakan sebagai bahan uji, gelas
oleh skala silinder putar adalah 28 x 0.01 mm = ukur digunakan untuk mengukur suatu zat
0.28 mm. cair, air digunakan sebagai bahan uji , dan bola
Angka penting adalah semua angka yang digunakan sebagai bahan uji.
diperoleh dari hasil pengukuran. Angka
2.2. Prosedur Percobaan
penting terdiri dari angka pasti dan angka
Adapun prosedur yang digunakan dalam
taksiran (angka yang diragukan) sesuai dengan
praktikum kali ini yaitu:
alat ukur yang digunakan.
Ambil alat ukur jangka sorong, mistar dan
mikrometer. Lalu diambil juga plat sebagai
Aturan Angka Penting bahan uji, setelah itu ukurlah plat tersebut
1. Semua angka bukan nol adalah angka menggunakan alat ukur jangka sorong, mistar,
penting. dan mikrometer secara bergantian. Tentukan
skala pada alat ukur tersebut. Lalu dicatat hasil relatif. Hal lain yang mempengaruhi adalah
yang diperoleh. dari ketelitian alat ukur, ketiga alat ukur
memiliki ketelitian yang berbeda-beda, Jadi
Timbang gelas ukur dalam kondisi kosong. dari pengukuran menggunakan ketiga alat
Dimasukkan air kedalam gelas ukur hingga tersebut dapat disimpulkan bahwa mikrometer
volume (V) tertentu, kemudian timbanglah sekrup memiliki ketilitian yang lebih tinggi
massa air ( M) dengan mengurangi massa gelas yaitu 0.01 mm.
ukur berisi air dengan massa gelas ukur
kosong. lalu, tambahkan atau kurangi air di B. Penentuan Massa Jenis Air
dalam gelas ukur sehingga memiliki volume
yang berbeda dengan langkah kedua. Setelah
Tabel 3. Hasil Pengukuran
semuanya di timbang, catat hasil yang
diperoleh. Volume V ( Cm³) Massa m (g)

Ambillah alat ukur jangka sorong dan bola 75 71,4


sebagai bahan uji. Tentukan skala utamanya. 100 96,8
Setelah itu, ukurlah diameter bola tersebut dan 125 122,5
timbang lah masa jenis tersebut. Lalu, tentukan 150 145,6
dan catat hasil yang diperoleh. 175 170
200 192,8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 225 220,9


250 245,6
3.1.1. Analisis Hasil Pengukuran

A. Pengukuran Panjang Massa Jenis Air

Tabel 1. Hasil Pengukuran Panjang plat 1 300


Alat Pengukuran Panjang Tebal 200 f(x) = 0.99 x − 2.38 Massa
R² = 1 Linear
100
Penggaris 59 2 (Massa)
Alat Pengukuran Panjang Tebal
(mm) (mm) 0
Jangka Sorong 58,55 1,5
50 100 150 200 250 300
Penggaris 55 1,5
Mikrometer 58,55 2,21
Jangka Sorong 55,7 2
Dari analisis data massa jenis air dengan
Mikrometer 55,7 2,4 menggunakan gelas ukur mengisi volume air
yang berbeda yaitu 25 perbedaannya disetiap
Tabel 2. Hasil Pengukuran Panjang Plat 2 uji coba volume. Dari delapan volume,
semakin besar volume yang ada didalam gelas
ukur, maka akan semakin besar massanya dan
keakuratan pada ketelitian timbangan cukup
baik.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada
langkah 1 dan 2 menggunakan alat
C. Penentuan Massa Jenis Zat Padat
pengukuran yang berbeda-beda seperti
penggaris, jangka sorong, dan mikrometer
Tabel 5. Hasil pengukuran
telah dilakukan pengukuran dua plat yang
Diameter d (mm) Massa m (g)
berbeda didapatkan pula hasil yang berbeda.
Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor 19,85 32,5
yaitu orang yang mengukur, ketelitian, dan 18,85 27,9
kelayakan fungsi alat. Hal ini juga serupa 18,83 28,2
dengan defenisi bahwa sebuah pengukuran itu 16,84 20,1
15,76 16,5 baik. Pada percobaan ketiga dalam mengukur
15,74 17,0 zat padat didapat ketelitian pada jangka
14,86 12,2 sorong cukup teliti dalam mengukur diameter
9,87 4,0 bola uji. Dari ketiga percobaan, dapat
disimpulkan bahwa pengukuran yang paling
Tabel 6. Pengolahan Data Pengukuran baik adalah menggunakan mikrometer, angka
ketelitian sebesar 0.01 mm, sedangkan pada
d³ m (d³)² d³ penggaris 1 mm dan pada jangka sorong
sebesar 0.05 mm. Saat melakukan percobaan
7821,347 32,5 61173,46 254193,8 diperlukannya ketelitian karena kesalahan
6697,829 27,9 44860,91 186869,4 dalam percobaan diatas adalah kurangnya
6676,532 28,2 44576,08 188278,2 ketelitian dari penguji.
4775,582 20,1 22806,18 95989,18
3914,431 16,5 15322,77 64588,11
V. UCAPAN TERIMA KASIH
3899,547 17 15206,47 66292,3
3281,379 12,2 10767,45 40032,82 Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
961,504 4 924489,9 3846,016 rahmat-Nya sehingga jurnal ini dapat tersusun
Ʃ 38028,15 158,4 1139203 900089,8 hingga sampai dengan selesai akhirnya. Tidak
lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
Massa jenis zat padat Bapak Drs. Ardian Putra M.Si selaku kepala
labor fisika dasar, Alfin Prima Adjie selaku
40
koordinator umum, Muhammad Irfan selaku
30 Massa koordinator alat, Annisa Latulkhaira selaku
f(x) = 2.91 x − 27.68 koordinator jurusan dan Gusri Alfian selaku
20 R² = 0.95 Linear
(Massa) asisten pembimbing yang telah membantu,
10 memberikan dorongan, dan arahannya
sehingga jurnal ini selesai dengan lancar dan
0 seluruh staf laboratorium yang telah
8 10 12 14 16 18 20 22 berpartisipasi dalam pembuatan jurnal ini.
Sehingga jurnal ini dapat diselesaikan
Dari analisis data dan hasil ukur yang sebagaimana mestinya.
digunakan untuk mengukur diameter dan
massa yang berbeda-beda. Ketelitian, yang ada
pada jangka sorong sebesar 0.05 mm. Semakin
besar diameter maka akan semakin besar juga
massa pada bola, dan didasari data gradien
yang dihasilkan dapat hasil 4.75, DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa ketelitian alat yang
digunakan cukup baik. 1. Alonso, Marcelo dan Edward J.Finn.
1992. Dasar-Dasar Fisika. Jakarta :
IV. KESIMPULAN Erlangga.
2. Tipler,Paul A . 1998. Fisika Untuk
Berdasarkan hasil percobaan dasar-dasar
pengukuran fisika, pada percobaan pertama Sains dan Teknik .Jakarta : Erlangga.
didapat mikrometer memiliki angka ketelitian 3. Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar.
yang lebih baik. Percobaan kedua, dalam
Yogyakarta: Universitas Gadjah
menentukan massa jenis air didapat semakin
besar volume yang diberikan maka semakin Mada.
besar massa dan ketelitiannya akan cukup
4. Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika
Dasar 1 ( Edisi Revisi ).Bandung : ITB.
5. Halliday, David dan Robert Resnick.
1985. Fisika (Edisi Ketiga ). Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai