Anda di halaman 1dari 9

Modul I

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Nama Praktikan : A. M. Alvin Perdana Putra

NIM : 104120075

Kelas : CV 1A

Tanggal Praktikum : 12 Oktober 2020

Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul


I. INTISARI

Praktikum Modul 1 yang berjudul Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian bertujuan


untuk menggunakan alat ukur dengan baik sebagai dasar percobaan lainnya , serta
menentukan angka ketidakpastian dan angka berarti pada hasil pengukuran. Praktikum ini
dilakukan dengan menggunakan sebuah alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer
sekrup, neraca serta penggaris untuk mengukur dimensi serta massa benda. Alat ukur
yang terdapat suatu nilai skala yang tidak bisa dibagi, maka digunakan NST atau disebut
dengan Nilai Skala Terkecil. Data yang tidak mungkin kita ketahui nilai yang sebenarnya
dapat dituliskan menggunakan standar deviasi, yang kemudian standar penulisannya

menjadi ×= x˙ ± Sx. Alat ukur adalah perangkat yang digunakan untuk menentukan
nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variabel fisis. Hasil pengukuran
menggunakan alat ukut memiliki nilai ketidakpastian yang harus dicantumkan pada hasil
pengukuran. Karena suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian. Kemampuan
pembacaan skala pada alat ukur juga menjadi peranan penting untuk menentukan
ketidakpastian pada proses pengukuran. Dan ketelitian alat ukur bergantung pada NST
atau nilai skala terkecil.
Kata kunci : Alat ukur, KTP, Nilai skala terkecil, Serabut kawat
II. PENDAHULUAN
II.1. Tujuan
I. Menggunakan alat ukur dengan baik sebagai dasar percobaan laiinya.
II. Menentukan angka ketidakpastian dan angka berarti pada hasil pengukuran.
II.2. Dasar Teori
Alat Ukur Dasar
Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas atau variabel fisis. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakpastian
tersebut antara lain adanya:

1. Faktor alat.
2. Faktor kemampuan si pengukur.
3. Faktor pada saat proses pengukuran.
4. Faktor benda yang diukur.
5. Faktor lingkungan.
Pada beberapa alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup terdapat
dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Pada skala tersebut ada yang disebut
Nilai Skala Terkecil (NST). NST merupakan suatu nilai skala yang tidak dapat
dibagi lagi.
Nilai Skala Terkecil
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi lagi,
inilah yang disebut Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung
pada NST ini. Pada Gambar 1.1 di bawah ini tampak bahwa NST dari alat ukur
sebesar 0,25 satuan.

Gambar 1. Skala Utama Suatu Alat Ukur dengan NST = 0,25 Satuan

Skala Nonius
Skala nonius merupakan skala yang akan meningkatkan ketelitian pembacaan
alat ukur. Cara membaca skala nonius yaitu membaca angka pada skala nonius
yang berhimpit dengan angka pada skala utama.
Tabel 1. Contoh Perambatan Ketidak Pastian
Variabel Operasi Hasil Ketidakpastiaan
Penjumlahan p=a+b Δp = Δa + Δb
Pengurangan q=a-b Δq = Δa + Δb
Δr Δ a Δb
Perkalian r=a×b = +
a ± Δa r a b
b ± Δb a Δ s Δa Δ b
Pembagian s= = +
b s a b
Δt Δa
Pangkat t = an =n
t a

2.3. Daftar Peralatan


Tabel 2. Alat-alat percobaan.
No
Alat dan Bahan Fungsi
.
1. Mikrometer sekrup Pengukuran dimensi benda
2. Jangka sorong Pengukuran dimensi benda
3. Neraca Pengukuran massa benda
4. Penggaris Pengukuran dimensi benda
5. Termometer Pengukuran data fisis laboratorium
6. Barometer leboratorium Pengukuran data fisis laboratorium
7. Gelas ukur Pengukuran volume benda
8. Benda tidak beraturan Bahan pengukuran volume benda
9. Bola besi Bahan pengukuran volume benda
10. Balok kuningan/alumunium Bahan pengukuran volume benda
11. Serabut kawat Bahan pengukuran volume benda

2.4. Prosedur Percobaan


Pada percobaan ini pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran volume dan
massa benda beraturan dan benda tidak beraturan. Dengan menggunakan data
pengukuran tersebut kemudian dihitung densitas dari dua jenis benda tersebut.
Pengukuran dan perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan angka KTP.
Sebelum melakukan pengukuran pada benda beraturan dan tidak beraturan, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran terhadap kondisi fisis laboratorium. Hal ini perlu
dilakukan karena seperti dijelaskan sebelumnya hasil pengukuran.
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1. Data Fisis Laboratorium

Suhu Ruangan (T) = 25 °C NST = 1° C

Tekanan ruangan (P) = 760 mmHg NST = 1 mmHg

1
KTP = NST
2
Pengukuran Dimensi
Nama Diameter (mm)
No
Benda
d́ KTP (mm) d = d́ ± KTP mm
I II III
1 Bola 1 5.06 5.04 5.04 5.04 0.011 5.04±0.011
2 Bola 2 7.46 7.44 7.46 7.45 0.011 7.45±0.011
3 Bola 3 20.02 20.03 20.03 20.03 0.005 20.03±0.005
Penghitungan Volum
Nama
No Volum (mm3 ) KTP (mm3 ) V = ¿ ± KTP) mm3
Benda
1 Bola 1 67.2 0.46 67.2±0.46

2 Bola 2 216.6 1 216.6±1

3 Bola 3 4203.4 3.63 4203.4±3.63

III.2. Pengukuran Dimensi dan Volum Benda Beraturan (Mikrometer Sekup)


Tabel 3. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume benda beraturan (mikrometer
sekrup).
Tabel 4. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume benda beraturan (jangka
sorong)
Pengukuran Dimensi

No Nama Panjang (mm)


  ṕ (mm) KTP (mm) p=¿ ± KTP) mm
. Benda I II III

1 Balok 1 28.2 28.2 28.15  28.18 0.028 28.18

2 Balok 2 29.85 29.8 29.8  29.81 0.028 29.82

3 Balok 3 31.8 31.75 31.75  31.76 0.028 31.77

4 Balok 4 92.1 92.15 92.1  92.11 0.028 92.12

No Nama Lebar (mm)


ĺ (mm) KTP (mm) l=¿ ± KTP) mm
. Benda I II III

1 Balok 1 20.9 20.95 20.9  20.91 0.028 20.92

2 Balok 2 19.8 19.8 19.85  19.81 0.028 19.82

3 Balok 3 20.05 20.1 20.05  20.06 0.028 20.07

4 Balok 4 20.05 20.1 20.05  20.06 0.028 20.07

No Nama Tinggi (mm)


t́ (mm) KTP (mm) t=¿ KTP) mm
. Benda I II III

1 Balok 1 20.9 20.95 20.9  20.91 0.028 20.92

2 Balok 2 19.8 19.85 19.8  19.81 0.028 19.82

3 Balok 3 20.1 20.05 20.05  20.06 0.028 20.07

4 Balok 4 20.05 20.1 20.05  20.06 0.028 20.07

Perhitungan Volume

No Nama
 V́ (mm3 ) KTP (mm3 ) V =¿ KTP) mm3
. Benda

1 Balok 1 12332.88 48.5 12332.88±48.5


2 Balok 2 11714.26 47.25 11714.26±47.25

3 Balok 3 12797.11 50.34 12797.11±50.34

4 Balok 4 37106.39 123.02 37106.39±123.02

Tabel 5. Pengukuran dimensi benda beraturan (penggaris)


No Nama p(mm) P= p ± KTP mm
KTP (mm)
Benda
1 Balok 1 2.8 0.05 2.8±0.05
2 Balok 2 2.9 0.05 2.9±0.05
3 Balok 3 3.1 0.05 3.1±0.05
4 Balok 4 9.1 0.05 9.1±0.05

Tabel 6. Pengukuran massa dan perhitungan massa jenis benda beraturan


Pengukuran Massa
N Nama
m (g) KTP (g) M = (m± KTP) g
o Benda
1 Balok 1 107,06 0.05 107,06±0.05
2 Balok 2 107,1 0.05 107,1±0.05
3 Balok 3 107,58 0.05 107,58±0.05
4 Balok 4 107,15 0.05 107,15±0.05
5 Bola 1 7,3 0.05 7,3±0.05
6 Bola 2 7,6 0.05 7,6±0.05
7 Bola 3 35,25 0.05 35,25±0.05
Perhitungan Massa Jenis
N Nama 𝝆 = (𝜌 ± KTP) (g/mm3 )
3 3
𝜌 (𝑔/mm ) KTP (𝑔/mm )
o Benda
1 Balok 1 0.008 3.4 0.008±3.4
2 Balok 2 0.009 3.7 0.009±3.7
3 Balok 3 0.008 3.3 0.008±3.3
4 Balok 4 0.002 9.7 0.002±9.7
5 Bola 1 0.108 0.0008 0.108±0.0008
6 Bola 2 0.03 0.0001 0.03±0.0001
7 Bola 3 0.008 8.4 0.008±8.4
Tabel 7. Pengukuran volume benda tidak beraturan
N Nama
V (ml) KTP (g) V = V±KTP (g)
o Benda
1 Benda 1 16 0.01 16±0.01
2 Benda 2 30 0.01 30±0.01

Tabel 8. Pengukuran massa benda tidak beraturan


N Nama
m (g) KTP (g) 𝒎 = 𝑚 ± 𝐾𝑇𝑃 (g)
o Benda
1 Benda 1 60 0.005 60±0.005
2 Benda 2 110 0.005 110±0.005

Tabel 9. Pengukuran massa jenis benda tidak beraturan


N Nama Benda
𝜌 (g/ml) KTP (g/ml) ρ = (ρ ± KTP) (g/ml)
o
1 Benda 1 3.75 0.002 3.75±0.002
2 Benda 2 3.66 0.001 3.66±0.001

IV. PEMBAHASAN
Ketidakpastian dibagi menjadi menjadi dua, yaitu ketidakpastiaan mutlak dan
ketidakpastian relative. Ketidakpastian multak disebabkan karena disetiap alat ukur
memiliki keterbatasan yang berbeda yang disebabkan oleh skalanya yang tidak dapat di
bagi lagi. Ketidakpastian relatif adalah ukuran ketidakpastian yang diperoleh dari
perbandingan antara ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukurannya.
Ketidakpastian dalam pengukuran tunggal, yaitu:
1
∆ x= NST
2
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai:
X =x ±( KTP relatif x 100 %)
V. KESIMPULAN
1. Dalam pengukuran terdapat angka atau nilai ketidakpastian dari hasil pengukuran
dengan dasar ketidakpastian setengah dari Nilai Skala Terkecil (NST).
2. Dalam melakukan pengukuran alat ukur yang digunakan sangat berpengaruh
dengan hasil perhitungannya.
3. Dalam kegiatan pengukuran, semakin kecil skala alat ukur yang digunakan maka
semakin akurat nilai yang didpatkan dan semakin kecil angka ketidakpastiannya.
Sebaliknya, semakin besar skala ukuran yang digunakan maka ketelitian atau
keakuratan dari alat ukur tersebut semakin kecil dan nilai ketidakpastiannya pun
semakin besar.
VI. REFERENSI
[1] Miftahul, Rizky., dkk.2020. Modul 1-Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian
Fisika Dasar 1 2020/2021. Jakarta: Universitas Pertamina.
[2] Herman, asisten LFD. 2014. Penentuan Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar:
Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika DMIPA UNM

Anda mungkin juga menyukai