Anda di halaman 1dari 9

Nama Azharia Safira Putri

Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 4. Pengamatan Jaringan Tanaman

1. Gambarkan hasil pengamatan preparat sel Tanaman dan beri keterangan bagian-
bagiannya secara lengkap

1) Sel parenkim pada kulit pisang Keterangan:

2) Sel kolenkim dan penebalan dindingnya pada tangkai Keterangan:


seledri
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

3) Sel Sklerenkim pada tangkai waru Keterangan:

4) Stomata pada daun Rhoeo discolor Keterangan :


Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

Data Literatur
1) Sel parenkim pada kulit pisang Keterangan:
Ciri-ciri:
- Terdapat bulatan
berwarna hitam gelap dan
berwarna coklat di
pinggir
- Terdapat ruang antar sel
- Berbentuk segi-6
(Lubis, 2013).
2) Sel kolenkim dan penebalan dindingnya pada Keterangan:
tangkai seledri Ciri-ciri:
- Kolenkim bertipe lakuner
- Jaringan kolenkim
terlihat di pinggir
berwarna hijau dan coklat
di tengah
- Berbentuk segi banyak
- Penebalan dinding tidak
merata
- Mempunyai sitoplasma
- Dinding sel tebal dan
plastis (Sari, 2017).
3) Sel Sklerenkim pada tangkai waru Keterangan:
- berwarna hijau
- Berbentuk plastis
- Tidak mempunyai
sitoplasma sehingga sel
mati
- Dinding sel tebal
(Sari, 2017).
4) Stomata pada daun Rhoeo discolor Keterangan:
Ciri-ciri:
- Berbentuk segi 5
- Berwarna ungu (Sari,
2017).

2. Jelaskan perbedaan sel parenkim, sklerenkim dan kolenkim pada tanaman hasil
pengamatan!
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

Berdasarkan data hasil pengamatan, jaringan sel parenkim pada kulit pisang
dengan perbesaran 100x merupakan jenis sel parenkim berbentuk seperti bersisik
dengan warna kuning kecoklatan dimana sel parenkim pada bagian pinggir berwarna
coklat gelap yang merupakan parenkim penimbun. Hal ini telah sesuai dengan literatur
Lubis (2013) yang menunjukkan sel parenkim berwarna hitam gelap berbentuk bulat
dan pada sisi pinggirnya berwarna coklat. Susunan antar sel parenkimnya renggang
berbentuk segi-6 dan berwarna kuning kecoklatan pada ruang antar selnya.
Pengamatan pada sel kolenkim dan penebalan dinding pada seledri dengan perbesaran
100x didapatkan hasil bahwa berbentuk memanjang dan berwarna hijau dan coklat.
Hal ini telah sesuai dengan literatur Sari (2017) yang menjelaskan bahwa kolenkim
yang dimiliki ini bertipe lakuner. Jaringan sel kolenkim pada daun seledri terlihat di
bagian pinggir dan memiliki warna hijau gelap di bagian tengah. Bentuknya pun
bersegi banyak dengan penebalan dinding tidak merata. Kolenkim terdiri dari sel-sel
yang masih hidup karena memiliki sitoplasma, dinding selnya tebal, plastis dan zat
pembentuknya yaitu pektin. Kemudian, pengamatan pada sel jaringan skelerenkim
pada tangkai waru dengan perbesaran 100x sesuai dengan literatur Sari (2017) terlihat
jaringan skelerenkim pada seluruh bagian preparat dengan warna hijau dan berbentuk
plastis. Sklerenkim merupakan kebalikan dari kolenkim dimana, terdiri dari sel-sel
mati karena tidak memiliki sitoplasma, dinding selnya tebal dan zat pembentuknya
yaitu lignin. Pada stomata Rhoe Discolor dengan perbesaran 400x menghasilkan data
bahwa berbentuk segi 5 dan berwarna ungu. Hal ini telah sesuai dengan literatur yang
ada pada Yanti dkk (2017) yang berwarna ungu dan berbentuk segi-5. Dala literatur
tersebut juga di sebutkan bahwa ada bagian bagian seperti dinding sel, kloroplas, celah
stomata, sel penutup dan sel tetangga.
Berdasarkan literature terdapat perbedaan pada sel parenkim, sklerenkim dan
kolenkim, sel jaringan parenkim merupakan jaringan dasar karena hampir terdapat di
setiap bagian tumbuhan. Jaringan parenkim selnya memiliki dinding yang tipis dengan
ruang antar sel yang besar. Fungsi dari jaringan parenkim adalah sebagai penyimpan
cadangan makanan dan air, tempat fotosintes dan pengangkutan makan, tempat
pernapasan dan jaringan penguat karena selnya bersifat turgor. Sel jaringan kolenkim
adalah jaringan penyokong pada organ tubuh muda yang tersusun atas sel-sel
berprotoplas dan selnya bersifat elastik serta bentuknya memanjang. Fungsi dari
jaringan kolenkim adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang
sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba. Sedangkan sel skelerenkim adalah jaringan
yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan
dan perkembangan atau organ yang telah tetap. Skrelenkim tidak mengandung
protoplas sehingga sel-selnya mati, dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan
sekunder yang terdiri atas zat lignin. Fungsi dari jaringan skelerenkim adalah alat
penyokong yang melindungi dan menguatkan bagian dalam sel, memberikan kekuatan
mekanik ke tubuh makanan. sel kolenkim tersusun atas selulosa dan asam pektat
dengan bentuk sel kolenkim adalah silinder dengan penebalannya yang terjadi lebih
banyak disudut sel. Sedangkan sel sklerenkim dari pengamatan diketahui berbentuk
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

segienam namun tebal pada setiap bagian selnya. (Karl,2009).

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi penebalan sel kolenkim? Jelaskan mengapa
demikian!
Faktor – faktor yang mempengaruhi penebalan pada sel kolenkim yaitu
kandungan selulosa dan juga pektin yang terdapat dalam sel kolenkim tersebut.
Selulosa dan pektin merupakan zat yang dapat meningkatkan kekuatan jaringan atau
organ yang mengakibatkan sel kolenkim mengalami penebalan. Dengan adanya
penebalan selulosa dan pektin juga dapat membuat jaringan atau organ menjadi lentur.
Kemudian, suhu dimana kolenkim bisa tumbuh saat suhu optimum sehingga
mempercepat proses pertumbuhan demikian pula dengan sel kolenkim. Penebalan
kolenkim juga dipengaruhi banyak sedikitnya meristem karena kolenkim bisa dibuat
dari diferensiasi meristem. Selain itu dipengaruhi oleh usia kolenkim dimana semakin
lama usia kolenkim, semakin tebal dan keras kolenkim itu. Kondisi lingkungan
berpengaruh terhadap penebalan sel kolenkim, nutrisi memberikan efek pertumbuhan
dan penebalan sel jika nutrisinya cocok maka sel akan tumbuh dan terjadi
penebalan,tanaman. Kondisi genetik merupakan bawaan gen dari induknya tergantung
jika induknya memiliki sel kolenkim yang tidak terlalu tebal atau sangat tebal akan
berpengaruh ke anakkanya, Penebalan yang terjadi pada sel kolenkim juga
dipengaruhi oleh letak penebalannya. Pada sel kolenkim sudut penebalan dinding sel
kolenkim terjadi pada sudut-sudut sel atau tempat bertemunya tiga sel atau lebih.Pada
kolenkim lamella, penebalan dinding sel kolenkim terjadi pada dinding tangensial
sel.Pada kolenkim lacuna, penebalan dinding sel kolenkim terjadi pada dinding-
dinding yang berbatasan dengan ruang antar sel.Sedangkan pada kolenkim cincin,
terjadi penebalan dinding sel secara terus-menerus sehingga lumen sel kehilangan
bentuk selnya (Albersheim, 2010)

4. Jelaskan mekanisme terbukanya stomata dan sebutkan faktor yang mempengaruhi


terbukanya stomata pada daun!
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

(Simbolon dkk, 2014).


Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor.
Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi sel
berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel,
semakin besar tekanan dinding sel. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua
sel penjaga meningkat.Peningkatan tekanan turgor sel penjaga ini disebabkan oleh
masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya
akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air
lebih rendah. Tinggirendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang
terlarut (solute)didalam cairan sel tersebut. Saat stomata itu membuka, terjadi
akulumasi ion kalium (K+) pada sel penjaga ion kalium yang berasal dari sel tetangga.
Stomata ini membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembungyang
menyebabkan bagian dalam stomata juga menggembung hingga merapat. Sel penjaga
itu dapat bertambah panjang, terutama dindng luarnya, sehingga mengembang ke arah
luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibil yang
mengakibatkan stomata terbuka. Lalu, stomata itu akan menutup jika selisih
kandungan uap air di udara dan di dalam ruang antar sel melebihi titik kritik. Hal itu
disebabkan gradien uap air tajam mendorong penutupan stomata respon paling cepat
terhadap kelembapan yang rendah terjadi pada saat cahaya rendah dengan suhu 30 – 3
derajad celcius. Hal ini sebagai respon tak langsung tumbuhan terhadap keadaan
rawan air, atau karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun pun juga naik.
Penutupan stomata ini mengaklami ABA (Asam Abisat). Pada daur ABA ini berada
pada tiga bagian sel yang berbeda yaitu sitosol (ABA disintesis), kloroplas (ABA
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

diakumulasikan), dan dinding sel (merangsang penutupan stomata). Jika asam abisat
ini diaplikasikan pada daun tumbuhan pada konsentrasi rendah menyebabkan stomata
tertutup (Fathayati, 2017).
Pembukaan dan penutupan stomata ini dipengaruhi oleh beberap faktor
yaitu faktor internal terdiri dari konsentrasi CO2, asam absisat, dan cahaya matahari,.
Faktor eksternal yakni jam biologis. Pada suatu jenis tamanan tertentu stomata akan
membuka pada saat malam hari, karena salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut
yakni suhu, dan jenis tanaman, dimana suhu yang rendah akan mengakibatkan sel
penjaga yang ada di sekeliling stomata akan kehilangan turgiditas yang menyebabkan
stomata akan menutup. Proses membuka dan menutupnya stomata yaitu adanya
adanya sifat turgorditas pada sel penutup yang menyebabkan bertambah dan
berkurangnya ukuran sel penjaga, adanya konsentrasi CO 2 dimana akan masuk ke
dalam stomata apabila adanya bantuan Ion K+ untuk masuk ke sel penjaga. Pada
dasarnya antara tanaman C3, C4, dan CAM akan dipengaruhi oleh proses pengikatan
atom C. Intesitas cahaya, pada tanaman C3 akan lebih cepat membuka stomata apabila
intensitas cahaya tidak terlalu tinggi, sehingga tanaman dapat mengurangi proses
transpirasi pada saat siang hari. Sedangkan pada tanaman C4, stomata akan membuka
pada kondisi intensitas cahaya yang tinggi. Namun pada kondisi malam hari stomata
akan menutup dan sedikit karena intensitas cahaya yang tidak ada. Tanaman CAM
akan menutup stomata pada siang hari untuk menghindari penguapan, dan akan
membuka stomata pada saat malam hari dengan jumlah stomata yang tidak terlalu
banyak. Adanya hormon Asam Absisat (ABA), keberadaan hormon tersebut akan
bereaksi pada sel penjaga untuk menutup stomata. Suhu, dimana stomata akan
membuka lebih besar jika suhu naik. Potensial air daun, pembukaan celah stomata
biasanya berkurang jika potensial air daun menurun. Kelembaban dimana kenaikan
kelembaban relatif menyebabkan celah stomata mengecil. Angin, kebanyakan tanaman
menaikkan kecepatan angin yang besar dapat menyebabkan stomata menutup. Laju
Fotosintesis, Peranan laju fotositesis akan mengurangi pembukaan stomata dan dengan
demikian menahan air serta meningkat potensial air melalui pengurangan respirasi
Jam biologis, seperti pada saat malam hari, stomata pada tanaman kaktus akan selalu
membuka dan menutup pada siang hari, dan pada tanaman jagung stomata akan
membuka pada saat siang hari dan menutup pada saat malam hari (Simbolon dkk,
2014). .
.
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

Kesimpulan
Pengamatan jaringan tanaman yang telah dilakukan, pada prinsipnya yaitu
mengambil bagian tertentu dari jaringan tanaman yang kemudian dijadikan preparat untuk
diamati dengan mikroskop dengan perbesaran tertentu. Pengamatan jaringan tanaman ini
sendiri mempunyai tujuan yaitu agar mampu mengamati struktur jaringan dari berbagai jenis
tanaman serta mampu menggambar jaringan dari beberapa jenis tanaman. Berdasarkan data
hasil pengamatan, jaringan sel parenkim pada kulit pisang dengan perbesaran 100x
merupakan jenis sel parenkim berbentuk seperti bersisik dengan warna kuning kecoklatan.
Sel parenkim pada bagian pinggir berwarna coklat gelap yang merupakan parenkim
penimbun atau berwarna hitam gelap berbentuk bulat. Susunan antar sel parenkimnya
renggang berbentuk segi-6 dan berwarna kuning kecoklatan pada ruang antar selnya.
Pengamatan pada sel kolenkim dan penebalan dinding pada seledri dengan perbesaran 100x
didapatkan hasil bahwa berbentuk memanjang dan berwarna hijau dan coklat dimana sesuai
dengan literatur yang menjelaskan bahwa kolenkim yang dimiliki ini bertipe lakuner.
Jaringan sel kolenkim pada daun seledri terlihat di bagian pinggir dan memiliki warna hijau
gelap di bagian tengah. Bentuknya pun bersegi banyak dengan penebalan dinding tidak
merata. Kolenkim terdiri dari sel-sel yang masih hidup karena memiliki sitoplasma, dinding
selnya tebal, plastis dan zat pembentuknya yaitu pektin. Kemudian, pengamatan pada sel
jaringan skelerenkim pada tangkai waru dengan perbesaran 100x sesuai dengan literatur
terlihat jaringan skelerenkim pada seluruh bagian preparat dengan warna hijau dan
berbentuk plastis. Sklerenkim merupakan kebalikan dari kolenkim dimana, terdiri dari sel-
sel mati karena tidak memiliki sitoplasma, dinding selnya tebal dan zat pembentuknya yaitu
lignin. Pada stomata Rhoe Discolor dengan perbesaran 400x menghasilkan data yang sesuai
dengan literatur bahwa berbentuk segi 5 dan berwarna ungu. Dalam literatur tersebut juga di
sebutkan bahwa ada bagian bagian seperti dinding sel, kloroplas, celah stomata, sel penutup
dan sel tetangga.
Nama Azharia Safira Putri
Nim 185100101111023
Jurusan THP
Kelas A
Kelompok A3

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Albersheim, Peter, dkk. 2010. Plant Cell Walls. Abingdon: Garland Science.

Fathayati, Siti. 2017. Perbedaan Kerapatan stomata daun tukbuhan alang-alang


(Imperata cylindrica L.) di tempat terang dan tempat teduh. Fakultas tabiyah
dan keguruan. Universitas islam negeri raden intan. Lampung.

Karl, Gerald. 2009. Cell and Molecular Biology : Concept and Experiments. Washington,
D.C: The Blankiston Company.

Lubis, Maju. 2013. Histologi. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Sari, Anjar. 2017. Histologi II. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.

Simbolon, Yoko, dkk. 2014. Pengukuran Kerapatan Stomata pada Berbagai Jenis
Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Jember. Jember.

Yanti, Aulia Fuji, Dkk. 2017. Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dengan Ukuran
Stomata Daun Nanas Kerang (Rhoeo Discolor) Mini Riset. Fakultas
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai