Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBIASAN DAN INDEKS BIAS

Disusun Oleh :

NAMA : SHAKILA KHAIRA ARDIANI

NIM : (4191151009)

KELAS : PENDIDIKAN IPA B 2019

DOSEN PENGAMPU : Dr.Nurdin Siregar, M.Si

MATA KULIAH : GELOMBANG DAN OPTIK

PROGRAM STUDY S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
APRIL 2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembiasan dan Indeks
Bias ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Gelombang Dan Optik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Pembiasan dan Indeks Bias” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Nurdin Siregar, M.Si yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, Aprli 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di udara, cahaya merambat dengan kecepatan 300.000 km/s. Ketika berkas
cahaya melalui kaca, kecepatan berkurang menjadi 200.000 km/s. Pada saat
kecepatannya berkurang atau bertambah, berkas cahaya akan membelok. Pembelokan
atau perubahan arah cahaya ketika memasuki kaca atau benda bening lainnya disebut
pembiasan (refraksi). Pembiasan cahaya terjadi karena dalam zat antara (medium)
yang berbeda, besarnya cepat rambat cahaya juga berbeda.
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang
batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan
adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di
bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium
berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah
perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembiasan cahaya?
2. Apa bunyi hukum pembiasan?
3. Apa yang dimaksud dengan indeks bias?
4. Apa yang dimaksud dengan pemantulan sempurna?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pembiasan cahaya
2. Mengetahui bunyi hukum pembiasan
3. Mengetahui apa itu indeks bias
4. Mengetahui apa itu pemantulan sempurna
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembiasan Cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi
ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan
terjadi apabila  sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus
terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala
arah dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380–
750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Jadi, Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya
melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak
suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan
cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua
medium berbeda.
Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama ialah
perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.

Gambar 1.1 Cahaya dibiaskan di air.

Ketika cahaya mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda
kerapatan (misalnya, udara dengan air) maka cahaya akan dibelokkan seperti pada
Gambar 1.1 Peristiwa pembelokan cahaya inilah yang disebut pembiasan cahaya.
Pada peristiwa pembiasan ini berlaku dua hukum pembiasan yang dirumuskan
oleh matematikawan Belanda, Willebrord Snellius (1580-1626). Oleh karena itu,
kedua hukum pembiasan ini populer dengan sebutan hukum I Snellius dan hukum II
Snellius.
Hukum I Snellius : Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar.
Hukum II Snellius : Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat (misalnya dari udara ke kaca), maka sinar
dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari
medium lebih rapat ke medium kurang rapat (misalnya dari kaca ke
udara), maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal.

B. Indeks Bias
Pembiasan cahaya dapat terjadi  dikarenakan perbedaan laju cahaya pada
kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan
dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens
(1629-1695) : “Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya
dalam suatu zat dinamakan indeks bias.”
Secara matematis dapat dirumuskan :

dimana :

 n = indeks bias


 c = laju cahaya dalam ruang hampa

          ( 3 x 108 m/s)

 v = laju cahaya dalam zat


 Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1), dan nilainya untuk beberapa
zat ditampilkan pada tabel disamping.
Ketika seberkas cahaya datang bergerak dari suatu medium dengan sudut
datang i, cahaya dibiaskan dengan sudut bias r ketika melalui medium yang lain.
Dari percobaan ternyata diketahui bahwa sin i berbanding lurus dengan sin r, atau
secara matematis

sin 𝑖 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛𝑥 sin 𝑟 atau


Tetapan ini merupakan sifat khas suatu medium yang disebut indeks bias
(dilambangkan n). Jadi, indeks bias mutlak n untuk cahaya yang merambat dari
vakum (atau udara) menuju ke suatu medium tertentu dinyatakan dengan
persamaan:

Persamaan ini dikenal dengan persamaan Snellius.

Gambar 1.2 Cahaya datang dari kaca menuju air melalui lapisan udara

Kemudian, persamaan Snellius tersebut dapat dipakai untuk meramalkan apa


yang terjadi jika cahaya datang dari kaca menuju air. Anggap ada lapisan udara
antara permukaan kaca dan air seperti pada Gambar 1.2
Pertama, sinar datang dari kaca (sudut datang = θk) dibiaskan ketika masuk ke udara
(sudut bias = θu). Sesuai persamaan Snellius, atau sin θ𝑢=
𝑛𝑘sin θ𝑘… . (∗)

Kedua, sinar datang dari udara (sudut datang = iu) dibiaskan ketika masuk ke
air (sudut bias = ia). Sesuai persamaan Snellius,

atau sin θ𝑢= 𝑛𝑎sin θ𝑎… . (∗∗)


Sin iu pada persamaan (*) dan persamaan (**) adalah sama, sehingga diperoleh

𝑛𝑘sin θ𝑘= 𝑛𝑎sin θ𝑎


Secara umum, untuk dua medium (medium 1 dan medium 2) persamaan
Snellius berbentuk :

dengan,
n1 = indeks bias mutlak medium 1, θ2 = sudut datang dalam medium 2,
n2 n21 = indeks bias medium 2 relatif terhadap
= indeks bias mutlak medium 2,
θ1 medium 1.
= sudut datang dalam medium
1,

Ternyata, cepat rambat cahaya dalam kedua medium yang berbeda


kerapatan pun berbeda. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut,

atau 𝑣1𝑛1 = 𝑣2𝑛2


Ketika cahaya melewati dari suatu medium ke medium lainnya, ternyata
frekuensi cahaya tidak berubah, sehingga f1 = f2 = f. Karena hubungan v = λf
berlaku untuk kedua medium maka,

𝑣1 = 𝑓𝜆1𝑑𝑎𝑛𝑣2 = 𝑓𝜆2
sehingga

𝜆1𝑛1 = 𝜆2𝑛2

C. Pemantulan Sempurna
Bila sudut datang terus diperbesar, maka suatu saat sinar bias akan sejajar
dengan bidang yang berarti besar sudut biasnya (r) 90°. Tidak ada lagi cahaya yang
dibiaskan, seluruhnya akan dipantulkan. Sudut datang pada saat sudut biasnya
mencapai 90° ini disebut sudut kritis atau sudut batas. Pemantulan yang terjadi
disebut pemantulan total atau pemantulan sempurna.

Gambar 1.3 Sudut Kritis

Pada saat cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik
kurang rapat dengan sudut datang tertentu, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Artinya sudut bias akan selalu lebih besar dibandingkan sudut datang. Bila
sudut datang terus diperbesar, maka suatu saat sinar bias akan sejajar dengan bidang
yang berarti besar sudut biasnya (r) 90°. Tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan,
seluruhnya akan dipantulkan. Sudut datang pada saat sudut biasnya mencapai 90°
ini disebut sudut kritis atau sudut batas.

Pemantulan yang terjadi disebut pemantulan total atau pemantulan sempurna.

Besarnya sudut kritis dapat dirumuskan sebagai berikut:

n1 sin θ1 = n2 sin θ2

n1 sin ik = n2 sin 90o

n1 sin ik = n2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi
ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan
terjadi apabila  sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak
tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90 O) terhadap bidang
batas.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala
arah dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380–
750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Jadi, Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya
melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak
suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan
cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias
dua medium berbeda.
Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama ialah
perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://fisika79.wordpress.com/2011/04/09/pemantulan-sempurna/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pembiasan-cahaya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Snellius
https://www.berpendidikan.com/2015/12/bunyi-hukum-pemantulan-dan-pembiasan-
cahaya-hukum-snellius-serta-rumus-indeks-bias-cahaya.html

Anda mungkin juga menyukai