Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OPTIKA GEOMETRI

Disusun Oleh :

NAMA : SHAKILA KHAIRA ARDIANI

NIM : (4191151009)

KELAS : PENDIDIKAN IPA B 2019

DOSEN PENGAMPU : Dr.Nurdin Siregar, M.Si

MATA KULIAH : GELOMBANG DAN OPTIK

PROGRAM STUDY S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
APRIL 2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Optika Geometri ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Gelombang Dan Optik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Optika Geometri” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Nurdin Siregar, M.Si yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, Aprlit 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apabila seseorang melihat sesuatu atau benda, maka mata harus menangkap
beberapa dari sinar cahaya yang menyebar dari benda tersebut dan kemudian
diarahkan kembali ke dalam retina di bagian belakang mata. Sistem penglihatan
manusia, dimulai dengan retina dan berakhir dengan korteks penglihatan si bagian
belakang otak, secara otomatis dan secara bawah sadar memproses informasi yang
diberikan oleh cahaya. Sisitem ini mengidentifikasikan sisi, arah, tekstur, bentuk,
dan warna, kemudian secara cepat membawa ke alam sadar seseorang ke sebuah
bayangan (reproduksi yang diturunkan dari cahaya) dari benda. Sehingga, seseorang
dapat mengenali benda berada dalam arah di mana sinar cahaya datang dan pada
jarak yang tepat.
Sistem penglihatan manusia berjalan melalui proses dan pengenalan ini
meskipun sinar cahaya tidak datang secara tidak langsung dari benda, tetapi sebagai
gantinya memantul menuju ke mata dari cermin atau membias dari lensa di dalam
sepasang teropong. Tetapi, benda yang dilihat seseorang dalam arah di mana sinar
cahaya datang setelah dipantulkan atau sibiaskan, dan jarak yang dirasakanakan
sedikit berbeda dari jarak benda yang sebenarnya.
Apabila sinar cahaya dipantulkan kepada seseorang dari cermin datar standar,
benda tampak berada di belakang sermin karena sinar-sinar yang seseorang tangkap
berasal dari arah itu. Tetapi tentu benda tidak berada di belakang. Jenis bayangan
ini, yang disebut bayabgan maya, yang sebenarnya hanya ada di dalam pikiran,
meskipun begitu dikatakan ada di lokasi yang dirasakan.
Berbeda dengan bayangan maya, bayangan nyata berbeda dalam hal bahwa
bayangan itu dapat dibentuk pada suatu permukaan, seperti sebuah kartu atau layar
film. Keberadaan dari bayangan tidak bergantungpada bagaimana seseorang
melihatnya dan dbayangan itu ada meskipun tidak dilihatnya.
Dalam makalah ini, dibahas beberapa cara pembentukan bayangan melalui
pemantulan dan pembiasan pada cermin datar, cermin bola dan lensa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa bunyi hukum pemantulan cahaya?
2. Apa yang dimaksud dengan cermin datar?
3. Apa yang dimaksud dengan cermin lengkung?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hukum pemantulan cahaya
2. Untuk mengetahui apa itu cermin datar
3. Untuk mengetahui apa itu cermin lengkung
4. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah gelombang dan optik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum Pemantulan Cahaya


Seorang ahli matematika berkebangsaan belanda yang bernama Willebrod
Snellius (1591 – 1626) dalam penelitiannya ia berhasil menemukan hukum
pemantulan cahaya yang berbunyi :
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.

Gambar 1. Diagram pemantulan


cahaya, dengan keterangan (1) garis
normal, (2) sinar

datang, dan (3) sinar pantul. Sudut b


adalah sudut datang, sudut c adalah sudut pantul.
Secara garis besar pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur (pemantulan difus). Pemantulan teratur terjadi jika
berkas sinar sejajar jatuh pada permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan
dipantulkan sejajar dan searah, sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar sejajar
jatuh pada permukaan yang kasar sehingga sinar tersebut akan dipantulkan ke segala
arah.
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan
membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat
membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan
teraturatau pemantulan biasa .
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya
mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang
pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan
seperti ini disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur ini manusia dapat
melihat benda dari berbagai arah. Misalnya pada kain atau kertas yang disinari
lampu sorot di dalam ruang gelap, dapat terlihat apa yang ada pada kain atau kertas
tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel
debu di udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.

B. Pemantulan Pada Cermin Datar


Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Di rumah kita
pasti memiliki cermin datar yang digunakan setiap hari untuk bercermin. Saat
kita mencoba untuk bercermin didepan cermin akan terbentuk bayangan.
Besarnya bayangan yang ada di cermin tidak berubah sama sekali masih sama
dengan besar yang sesungguhnya, demikian juga jarak ke cermin juga sama
dengan jarak bayangan ke cermin. Namun ketika kita mencoba menghadapkan
sebuah koran dicermin maka akan timbul kesan bahwa tulisan tersebut terbalik
seolah-olah posisi sebelah kanan menjadi kiri.
Dari percobaan ini dapat kita simpulkan bahwa cermin datar akan
membentuk bayangan dengan sifat-sifat maya, sama tegak dengan benda aslinya
dan sama besar dengan benda aslinya.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sama persis dengan ukuran bendanya.

Gambar 2 Pemantulan pada cermin datar

 Sifat-sifat bayangan pada cermin datar


Lima sifat penting banyangan pada cermin datar yaitu:
1. Bayangan sama besar dengan bendanya
2. Bayanagan tegak
3. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
4. Bayangan bertukar sisinya
5. Bayangan bersifat maya atau semu
 Jumlah banyangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar
Apabila sudut apit dua buah cermin datar α besarnya diubah-ubah, maka secara
empiris jumlah bayangan yang dihasilkan memenuhi hubungan
n= –1
Keterangan:
n = jumlah bayangan
α = sudut apit kedua cermin datar

C. Pemantulan Pada Cermin Lengkung


Cermin lekung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk
lengkung. Cermin lengkung dibedakan menjadi dua, yaitu cermin cekung dan
cermin cembung.
a) Cermin Cekung
Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar yang
datang sejajar sumbu utama akan akan dipantulkan mengumpul pada suatu
titik yang disebut titik fokus (F). Secara geometris dapat dibuktikan bahwa
panjang fokus (f), yaitu jarak cermin ke titik fokus besarnya sama dengan
setengah panjang jari-jari kelengkungan cermin.
f = r/2

Gambar 3 Cermin cekung

Untuk melukis sinar yang berasal dari sebuah benda yang menuju
sebuah cermin, terdapat tiga sinar utama yang berguna untuk menentukan
lokasi bayangan dan sering disebut sinar-sinar istimewa, yaitu:
1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus.
2) Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
3) Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin (C)
dipantulkan melalui titik itu juga.

Gambar 4 Sinar-sinar istimewa

 Rumus umum cermin cekung


Perhatikan Gambar 2.6 untuk menurunkan persamaan matematis yang
menggambar lokasi sebuah bayangan.

Gambar 5 Prinsip kesebangunan geometri untuk menurunkan rumus


umum cermin
Gambar 5 (a) menunjukkan suatu sinar dari puncak benda yang akan
dipantulkan melalui puncak bayangan dengan sudut datang yang sama
dengan sudut pantul. Oleh karena itu, kita dapat melihat dua buah segitiga
yang sama sebangun, sehingga berlaku:
Gambar 5 (b) menunjukkan suatu sinar dari benda melalui titik fokos (F)
yang dipantulkan sejajar dengan sumbu utama melalui bayangan. Oleh
karena itu, kita dapat melihat dua buah segitiga yang sama sebangun,
sehingga berlaku:

Keterangan:
f = jarak fokus cermin
so = jarak benda ke cermin
si = jarak bayangan ke cermin
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
Dari persamaan di atas berlaku untuk cermin cekung maupun cermin
cembung, namun harus memperhatikan perjanjian tanda berikut:
so bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)
so bertanda - jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)
si bertanda + jika bayangan terletak di depan cermin (banyangan nyata)
si bertanda - jika benda terletak di belakang cermin (banyangan maya)
f bertanda + untuk cermin cekung
f bertanda - untuk cermin cekung

Bayangan yang dibentuk cermin dapat lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran bendanya. Untuk menyatakan perpandingan ukuran bayangan
terhadap bendanya digunakan konsep pembesar. Pada pembahasan ini akan
dibahas perbesaran linear. Perbesaran linear didefinisikan sebagai
perbandingan antara tinggi bayangan (jarak bayangan) dengan tinggi benda
(jarak benda). Secara matematis dituliskan:
b) Cermin Cembung
Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Berkas sinar sejajar
sumbu utama dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus (F).
Seperti pada cermincekung, panjang fokus (f) sama dengan setengah jari-jari
kelengkungan cermin.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung
1)   Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus.
2)   Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
3)   Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui
lintasan yang sama.

Gambar 6 Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

 Rumus umum cermin cembung


Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung serta perjanjian
tandanya berlaku juga untuk cermin cembung sehingga dapat dituliskan
ulang sebagai berikut:
   
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang ahli matematika berkebangsaan belanda yang bernama Willebrod
Snellius (1591 – 1626) dalam penelitiannya ia berhasil menemukan hukum
pemantulan cahaya yang berbunyi :
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.

Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Di rumah kita
pasti memiliki cermin datar yang digunakan setiap hari untuk bercermin. Saat
kita mencoba untuk bercermin didepan cermin akan terbentuk bayangan.
Besarnya bayangan yang ada di cermin tidak berubah sama sekali masih sama
dengan besar yang sesungguhnya, demikian juga jarak ke cermin juga sama
dengan jarak bayangan ke cermin. Namun ketika kita mencoba menghadapkan
sebuah koran dicermin maka akan timbul kesan bahwa tulisan tersebut terbalik
seolah-olah posisi sebelah kanan menjadi kiri.
Dari percobaan ini dapat kita simpulkan bahwa cermin datar akan
membentuk bayangan dengan sifat-sifat maya, sama tegak dengan benda aslinya
dan sama besar dengan benda aslinya.
Cermin lekung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk
lengkung. Cermin lengkung dibedakan menjadi dua, yaitu cermin cekung dan
cermin cembung.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar yang datang
sejajar sumbu utama akan akan dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang
disebut titik fokus (F). Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Berkas sinar
sejajar sumbu utama dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus
(F).
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/hukum-pemantulan-cahaya/
https://rumuspintar.com/pemantulan-cahaya/
https://www.gurupendidikan.co.id/tag/makalah-optik-geometri/

Anda mungkin juga menyukai