• Penyebab :
1. Permeabilitas formasi terlalu tinggi ( fracture ) sehingga lumpur akan
masuk formasi tsb sehingga vol. lumpur berkurang.
2. Pore pressure yang rendah. Bila Ph > tek pori, maka lumpur akan masuk
ke formasi.
3. Karakteristik lumpur yang jelek : BJ terlalu tinggi, visc terlalu tinggi
4. Pecahnya formasi akibat pergerakan pipa yang cepat
• Akibat nya :
1. Pemakaian lumpur akan bertambah banyak dan mahal
2. Kehilangan lapisan produktif
3. Kehilangan lapisan untuk di bor lagi
4. Terjadi kebakaran akibat blowout
Pencegahan :
1. Melakukan training untuk crew
2. Membuat program lumpur yang baik
3. Melakukan study sumur di dalam area
• Cara mengatasi :
Drilling blind adalah pemboran yang dilakukan secara membabi buta, dimana
sirkulasi lumpur tidak ada karena semua lumpur hilang ke formasi.
Fluida umumnya membawa cutting masuk ke dalam zona loss, sehingga cutting
ini dapat menutup formasi.
Drilling blind sangat bahaya karena cutting yang tidak terangkat kepermukaan
dapat menjepit pipa/stuck. Disamping itu , tidak diperolehnya cutting di
permukaan menyebabkan log sample batuan tidak bisa dilakukan. Setelah zona
lost dilalui, perlu dipasang casing untuk menghindari terjadinya lost lebih lanjut.
Metode drilling blind biasanya dilakukan bila tekanan normal, dan air tersedia
dalam jumlah yang banyak.
Pengaruh loss circulation :
1. Berkurangnya tinggi kolom lumpur di anulus shg Ph lumpur < Pformasi
2. Naiknya cost pemakaian LCM
3. Kehilangan data lithologi batuan. Ini sebagai akibat tidak naiknya cutting ke
permukaan
4. Terjadi stuck pipe sehingga membesarnya cost krn dilakukannya fishing
operasi
5. Mengurangi produktivitas sumur. Ini akibat dimasukkannya LCM ke dalam
pay zone.
6. Side tracking harus dilakukan untuk menghindari lapisan loss
7. Kemungkinan kehilangan lapisan.
Type Lost Circulation Zones