Anda di halaman 1dari 23

WELL CONTR0L-I Page 34

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

III. PENYEBAB KICK DAN PENCEGAHAN KICK.


Kick terjadi karena tekanan hidrostatik lumpur tidak dapat menahan fluida formasi
masuk ke dalam sumur. Hal ini disebabkan tekanan hidrostatik lumpur lebih kecil dari
tekanan formasi.

Kondisi seperti ini terjadi disebabkan oleh :


- terjadi penurunan harga tekanan hidrostatik lumpur
- terjadi kesalahan dalam memperkirakan tekanan formasi yang akan dihadapi.

3.1 Penurunan Tekanan Hidrostatik Lumpur.


Tekanan hidrostatik lumpur di dalam lubang dipengaruhi oleh :
- berat jenis lumpur
- tinggi kolom lumpur

Tekanan hidrostatik lumpur di dalam lubang akan berkurang karena terjadinya penurunan
berat jenis lumpur atau penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang.

3.1.1 Penurunan Berat Jenis Lumpur.


Penurunan berat jenis lumpur terjadi karena terkontaminasi oleh fluida yang
mempunyai berat jenis yang lebih rendah. Misalnya lumpur bercampur dengan gas,
minyak atau air.

Gas merupakan fluida yang mempunyai berat jenis yang paling rendah dari ketiga fluida
yang disebutkan diatas, sehingga gas paling cepat menurunkan berat jenis lumpur.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 35

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Lumpur bisa terkontaminasi oleh fluida formasi terjadi disaat :


- menembus formasi gas
- terjadi swab effect.

3.1.1.1 Menembus Formasi Gas.


Disaat formasi gas berubah menjadi cutting, gas yang ada dalam formasi gas otomatis
masuk kedalam lumpur. Selain dari itu gas yang masih berada di dalam cutting akan
keluar dan masuk ke dalam Lumpur. Hal ini di saat cutting bergerak menuju ke
permukaan. Disaat cuttings berada di dasar lubang, gas belum keluar dari dalam cuttings.
Disaat cuttings sudah bergerak menuju ke permukaan tekanan hindrostatik Lumpur yang
mengelilingi cuttings sudah berkurang. Disaat tekanan hidrostatik sudah tidak dapat
menahan gas keluar dari dalam cuttings gas akan memasuki Lumpur, dan lama kelamaan
akan mengembang. Gambaran masuknya gas ke dalam lumpur dapat dilihat pada gambar
3.1

Gb.3.1 Gambaran Proses Gas Masuk ke Dalam Lumpur.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 36

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Volume gas akan bertambah besar dengan berkurangnya harga tekanan. Dengan
bercampurnya gas dengan lumpur, berat jenis lumpur akan berkurang, dan akibatnya
tekanan hidrostatik lumpur berkurang.

Bila tekanan hidrostatik lumpur sudah lebih kecil dari tekanan formasi, fluida formasi
akan masuk bebas ke dalam lubang sumur.

Untuk mencegah terjadi kick disaat menembus formasi gas, usaha-usaha yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
- tambahkan barite secara periodik
- jalankan de gasser

3.1.1.2 Swab Effect


Swab effect adalah terisapnya fluida formasi ke dalam sumur, akibat :
- mencabut rangkaian terlalu cepat
- viskositas lumpur tinggi
- clearance antara bit dengan dinding lubang kecil

Disebabkan tiga hal yang disebutkan diatas, antara rangkaian bor dengan lubang seperti
pompa isap, ruang yang berada dibawah bit akan vakum, dan fluida formasi terisap
masuk ke dalam lubang. Karena viskositas lumpur tinggi, lumpur yang berada di atas bit
terlambat turun ke bawah. Setelah lumpur bercampur dengan fluida formasi berat jenis
lumpur berkurang, tekanan hidrostatik lumpur berkurang. Bila tekanan hidrostatik lumpur
sudah lebih kecil dari tekanan formasi, fluida formasi akan masuk bebas ke dalam lubang
sumur. Gambaran terjadi swab effect dapat dilihat pada gambar 3.2

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 37

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Cabut

Fakum
Fluida formasi

Gb. 3.2 Swab Effect

Clearance mengecil disebabkan oleh :


- mud cake tebal
- bit balling

Bit balling adalah bit dibalut oleh cuttings. Biasanya terjadi saat menembus formasi shale.

Kick sering terjadi karena swab effect. Untuk mencegah terjadi swab effect, yang perlu
diperhatikan adalah mencabut rangkaian jangan terlalu cepat, terutama disaat bit bergerak
di openhole.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 38

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

3.1.2 Tinggi Kolom Lumpur Berkurang.


Tinggi kolom lumpur berkurang disebabkan oleh :
- Lumpur masuk kedalam formasi ( mud loss)
- Lupa atau terlambat mengisi lubang dengan lumpur saat mencabut rangkaian.

3.1.2.1 Mud Loss.


Mud loss yang menurunkan tinggi kolom lumpur adalah lost circulation, Akibat lost
circulation permukaan lumpur dalam lubang turun. Gambarannya dapat dilihat pada
gambar 3.3
Dengan turunnya tinggi kolom lumpur, mengakibatkan turunnya tekanan hidrostatik
lumpur. Bila tekanan hidrostatik lumpur sudah lebih kecil dari tekanan formasi, fluida
formasi akan masuk bebas ke dalam lubang sumur.

Lost circulation terjadi bila :


- formasi pecah
- bit menembus formasi rekahan atau bergoa-goa.

Pada gambar 3.3 dapat dilihat, tinggi kolom lumpur sebelum terjadi loss adalah H1.
Setelah terjadi loss tinggi kolom Lumpur sebelum terjadi loss adalah H2. Tekanan
hidrostatis berkurang dan lumpur tidak dapat menahan tekanan formasi, maka terjadi kick

Pecahnya formasi dapat disebabkan oleh :


- pemompaan lumpur secara mengejut.
- squeeze effect
- berat jenis lumpur tinggi

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 39

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

- viskositas lumpur tinggi


- gelstrength tinggi

H1 H2

Formasi
Porous Kick

Loss

Sebelum Loss Setelah Loss

Gb.3.3 Penurunan Tinggi Kolom Lumpur

Pemompaan Yang Mengejut.


Bila memulai sirkulasi, dimana lumpur semula dalam keadaan diam, diperlukan tekanan
pemompaan yang cukup besar. Bila saat memulai sirkulasi Lumpur dipompakan langsung
sesuai dengan rate yang diinginkan, lumpur di dasar lubang tidak kuat mendorong lumpur
yang di annulus ke atas.
Lumpur akan mendorong ke arah bawah atau ke samping. Bila tekanan lumpur melebihi

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 40

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

ekanan rekah formasi maka formasi akan pecah atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan
yang terjadi, sehingga terjadi mud lost. Akibatnya tinggi kolom lumpur dalam lubang
turun.

Dengan turunnya tinggi kolom lumpur, yang mengakibatkan turunnya tekanan


hidrostatik. Disaat tekanan hidrostatik lumpur sudah lebih kecil dari tekanan formasi,
fluida formasi akan masuk bebas ke dalam lubang sumur.

Untuk mencegah pecah formasi saat memulai sirkulasi Lumpur, pemompaannya adalah
dengan menaikkan rate pemompaan secara bertahap.

Squeezed Effect.
Squeezed effect terjadi disaat menurunkan rangkaian ke dalam lubang. Bila menurunkan
rangkaian pemboran terlalu cepat, viskositas lumur tinggi, dan clearance bit dengan
dinding lubang sempit, lumpur yang berada di bawah bit susah atau terlambat naik ke atas
bit. Sehingga lumpur yang di bawah bit tertekan dan terdorong ke bawah. Kondisi seperti
ini disebut juga dengan pressure surge.

Bila tekanan lumpur melebihi tekanan rekah formasi maka formasi akan pecah, dan
lumpur masuk ke rekahan yang terjadi, sehingga terjadi mud loss. Akibatnya tinggi
kolom lumpur dalam lubang turun.

Dengan turunnya tinggi kolom lumpur, yang mengakibatkan turunnya tekanan


hidrostatik. Bila tekanan hidrostatik lumpur sudah lebih kecil dari tekanan formasi, fluida
formasi akan masuk bebas ke dalam lubang sumur. Squeeze effect disebut juga dengan
pressure surge. Gambaran dari squeezed effect dapat dilihat pada gambar 3.4

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 41

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Gb.3.4 Squeezed Effect

Untuk mencegah terjadinya squeezed effect, menurunkan rangkaian ke dasar lubang


supaya tidak terlalu cepat, terutama disaat bit bergerak di open hole.

Berat Jenis Lumpur Tinggi


Berat jenis lumpur tinggi menyebabkan tekanan hidrostatik lumpur tinggi. Tekanan
sirkulasi lumpur adalah tekanan hidrostatis ditambah dengan pressure loss .

Bila tekanan sirkulasi lumpur melebihi tekanan rekah formasi maka formasi akan pecah
atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan yang terjadi, sehingga terjadi mud loss.
Akibatnya tinggi kolom lumpur dalam lubang turun.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 42

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Viskositas Lumpur Tinggi


Viskositas lumpur yang tinggi menyebabkan pressure loss tinggi. Tekanan sirkulasi
lumpur aaakan tinggi juga.Bila tekanan sirkulasi lumpur melebihi tekanan rekah formasi
maka formasi akan pecah atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan yang terjadi,
sehingga terjadi mud loss.

Gelstrength Tinggi
Bila gelstrength lumpur tinggi tekanan untuk memulai sirkulasi lumpur tinggi. Bila
tekanan sirkulasi lumpur melebihi tekanan rekah formasi maka formasi akan pecah
atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan yang terjadi, sehingga terjadi mud loss.

Bila gelstrength tinggi, dan untuk mencegah pecah formasi , maka dilakukan break
circulation. Hal ini dilakukan apabila lumpur diam cukup lama. Misalnya setelah
mencabut rangkaian untuk mengganti bit.

Langkah-langkah break circulation adalah sebagai berikut :


a. Turunkan rangkaian sampai bit berada di casing shoe.
b. Putar rangkaian untuk memecahkan gel lumpur
c. Sirkulasikan lumpur secara bertahap
d. Setelah gel lumpur pecah dan sirkulasi lancar, kecilkkan stroke pemompakan, dan
selanjutnya matikan pompa.
e. Turunkan raaangkaian sampai bit berada di dasar lubang
f. Ulangi langkaaah b dan c.
Dengan dilakukan break circulation diharapkan dapat dicegah pecah formasi.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 43

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Bit Menembus Formasi Rekahan (bergoa-goa)


Bila bit menembus formasi rekahan atau bergoa-goa (covernous formation), lumpur akan
masuk ke dalam formasi yang mempunyai rekahan atau goa-goa tersebut. Goa-goa
sering terdapat pada formasi karbonat atau gamping atau limestone. Akibatlumpur masuk
kedalam goa-goa tersebut, tinggi kolom lumpur berkurang, sehingga tekanan hidrostatik
lumpur berkurang.

3.1.2.2 Lupa Atau Terlambat Mengisi lubang saat Mencabut rangkaian.


Disaat mencabut rangkaian, lumpur akan mengisi ruang yang ditinggalkan oleh pipa yang
dicabut. Bila lupa atau terlambat mengisikan lumpur ke dalam lubang, volume lumpur
dalam lubang akan berkurang, tinggi kolom lumpur di dalam lubang akan berkurang, dan
tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang berkurang..

Dalam mencabut rangkaian pemboran dikenal dua istilah, yaitu :


- Cabut basah
- Cabut kering

Disaat mencabut rangkaian pemboran secara basah (wet pull), lumpur ikut terangkat di
dalam rangkaian yang dicabut. Sehingga saat melepaskan sambungan, lumpur akan
tumpah di atas rotary table. Sedangkan cabut kering (dry pull) adalah disaat mencabut
rangkaian pemboran lumpur tidak ikut terangkat di dalam rangkaian yang dicabut.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 44

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

3.1.2.2.1 Cabut Basah.


Gambaran cabut basah adalah seperti pada gambar 3.5

Casing
Drill pipe
Lumpur

Gb.3.5 Gambaran Cabut Basah.

Cabut basah terjadi apabila :


- rangkaian memakai dp float yang dipasang di atas bit
- bit mempunyai ukuran nozzle yang kecil

Saat cabut basah :


- Lumpur di dalam rangkaian yang di cabut ikut terangkat ke permukaan
- Lumpur di annulus turun.

Pengurangan Volume Lumpur.


Saat cabut basah, terjadi penurunan volume lumpur di dalam lubang. Penurunan volume
lumpur di dalam lubang disebabkan oleh :
- volume displacement drill pipe yang diangkat atau dicabut
- volume lumpur yang terangkat di dalam rangkaian.

Untuk menentukan volume displacement rangkaian yang diangkat dan volume lumpur
yang terangkat di dalam rangkaian , lihat gambar 3.6

ODdp

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 45

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Casing IDdp
Drill pipe

L
Lumpur

IDc
3.6 Cabut Basah

Dimana :
ODdp : Outside diameter drill pipe
IDdp : Inside diameter drill pipe
IDc : Inside diameter casing
L : Panjang rangkaian yang dicabut

Pengurangan volume lumpur di dalam lubang adalah volume displacement drill pipe
yang diangkat ditambah dengan volume lumpur yang terangkat di dalam rangkaian.
∆ Vol = Vol disp dp + Vol in dp (3.1)
Dimana :
∆ Vol : Penurunan volume lumpur di dalam lubang
Vol disp dp : Volume displacement drill pipe yang diangkat
Vol in dp : Volume lumpur yang terangkat di dalam rangkaian

Volume Displacement Drill Pipe.


Volume displacement rangkaian drill pipe yang diangkat adalah :

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 46

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Vol disp dp = DP disp x L (3.2)


Dimana :
Vol disp dp : Volume displacement drill pipe yang diangkat, bbl
L : Panjang drill pipe yang diangkat, ft
DP disp : Displacement drill pipe, bbl/ft

Drillpipe Displacement.
Displacement drill pipe adalah volume besi drill pipe per foot. Drill pipe Displacement
adalah :
DP disp = 0.00097 ( OD dp2 - ID dp2) (3.3)
Atau ( OD dp2 - ID dp2)
DP disp =
1029.4
Dimana :
DP disp : Displacement drill pipe, bbl/ft
IDdp : Inside diameter drill pipe,inch
ODdp : Outside diameter drill pipe, inch
ft2 bbl
/4 x Inch2 x ft x x = 0.00097
ft 144 Inch2 5/615 ft3
dan,
1
= 1029.4
0.00097

Dengan memasukkan persamaan (3-2) kedalam (3.2), maka

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 47

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Vol disp dp = 0.00097 ( OD dp2 - ID dp2) x L (3.4)

Volume lumpur yang terangkat saat mencabut drill pipe adalah :


Vol in dp = 0.00097 (ID dp2) x L

Drill pipe displacement dapat juga dihitung dengan persamaan berikut :


DP disp = Cas cap - An cap - DP cap (3-5)
Dimana :
DP disp : Displacement drill pipe, bbl/ft
Cas cap : Kapasitas casing, bbl/ft
DP cap : Drill pipe capacity, bbl/ft
An cap : Annular capacity, bbl/ft

Casing Capacity.
Kapasitas casing atau casing capacity adalah volume dalam casing per foot. Persamaan
untuk menentukan kapasitas casing adalah :
Cas cap = 0.00097 (ID c2) (3-6)
Dimana :
Cas cap : Kapasitas casing, bbl/ft
IDc : Inside diameter casing, inch

Annular Capacity.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 48

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Annular capasity adalah volume annulus antara drill pipe dengan casing, yang tergantung
kepada :
- Inside diameter casing,
- Outside diameter drill pipe.

Annular capacity dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :


An cap = 0.00097 ( IDc2 - ODdp2 ) (3-7)
Dimana :
An cap : Annular capacity, bbl/ft
ID c : Inside diameter casing, inch
OD dp : Outside diameter drill pipe.inch.

Drill pipe Capacity.


Kapasitas drill pipe atau drill pipe capacity adalah volume dalam drill pipe per foot.
Persamaan untuk menentukan kapasitas drill pipe adalah :
DP cap = 0.00097 (ID dp2) (3-8)
Dimana :
DP cap : Displacement drill pipe, bbl/ft
IDdp : Inside diameter drill pipe, inch

Dengan menggabungkan persamaan (3-5) kedalam persamaan (3-6), maka Volume


lumpur yang terangkat saat drill pipe dicabut adalah :
Vol in dp = 0.00097 (ID dp2) x L (3-9)

Dimana :

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 49

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Vol in dp : Volume displacement drill pipe yang diangkat , bbl


L : Panjang drill pipe dicabut, ft
IDdp : Inside diameter drill pipe, inch

Volume lumpur yang terangkat saat drill pipe dicabut adalah :


Vol in dp = DP cap x L (3-10)
Dimana :
Vol in dp : Volume displacement drill pipe yang diangkat , bbl
DP cap : Kapasitas drill pipe, bbl/ft
L : Panjang drill pipe dicabut, ft

Penurunan volume lumpur di dalam lubang akibat cabut basah adalah :


∆ Vol = (DP disp x L) + (DP cap x L) (3-11)
Dimana :
∆ Vol : Penurunan volume lumpur di dalam lubang, bbl
L : Panjang rangkaian yang di cabut, ft
DP cap : Kapasitas drill pipe, bbl/ft
DP disp : Displacement drill pipe, bbl/ft

Dengan memasukkan persamaan (3-4) dan (3-9) kedalaman persamaan (3.1), maka
penurunan volume lumpur di dalam lubang akibat cabut basah adalah :
∆ Vol = Vol disp dp + Vol in dp
∆Vol = 0.00097 ( OD dp2 - ID dp2) x L + 0.00097 (ID dp2) x L
= 0.00097 x L ( OD dp2 ) (3-12)

Dimana :

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 50

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

∆ Vol : Penurunan volume lumpur di dalam lubang, bbl


L : Panjang rangkaian yang di cabut, ft
ODdp : Outside diameter drill pipe, inch

Penurunan Tinggi Kolom Lumpur Dalam Lubang.


Pada cabut basah lumpur yang turun adalah di annulus rangkaian pemboran dengan
casing. Sehingga penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang adalah :
∆ Vol
∆H = (3-13)
An cap
Dimana :
∆H : Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang,ft
An cap : Annular capacity, bbl/ft.
∆ Vol : Penurunan volume lumpur di dalam lubang, bbl

Penurunan Tekanan Hidrostatis di dasar lubang.


Akibat penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang, terjadi penurunan tekanan
hidrostatik di dasar lubang. Penurunan tekanan hidrostatik di dasar lubang adalah :
∆ Ph = 0.052 x BJ x ∆ H (3-14)

Dimana :
∆Ph : Penurunan tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang, psi
BJ : Berat jenis lumpur di dalam lubang, ppg
∆H : Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang, ft

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 51

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Bila tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang sampai lebih kecil dari tekanan formasi ,
maka terjadilah kick.

Soal.
Drill pipe 5”OD, 4.276”ID, 1 stand = 90 ft. Dicabut basah 12 stands. Casing yang sudah
terpasang 9 5/8”OD, 9.1” ID. Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg.
Berapakah :
a. Drill pipe displacement ?
b. Drill pipe capacity ?
c. Casing capacity ?
d. Annular capacity ?
e. Penurunan volume lumpur di dalam lubang ?
f. Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang ?
g. Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dasar lubang ?
Penyelesaian.
a. Drill pipe displacement adalah :
DP disp = 0.00097 (52 - 4.2762)
= 0.0065 bbl/ft

b. Drill pipe capacity adalah :


DP cap = 0.00097 (4.2762)
= 0.0177 bbl/ft

c. Casing capacity adalah :


Cas cap = 0.00097 (9.12)
= 0.0803 bbl/ft

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 52

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

d. Annular capacity adalah :


An cap = 0.00097 (9.12 - 52)
= 0.0561 bbl/ft

e. Penurunan volume lumpur di dalam lubang adalah :


ΔVol = 0.00097 ( 52) x 12 x 90
= 26.19 bbl

f. Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang adalah :


26.19
ΔH =
0.0561
= 466.845 ft

g. Penurunan tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang adalah :


Δ Ph = 0.052 x 466.845 x 11
= 267 psi ( berbahaya)

Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dasar lubang yang diperbolehkan umumnya


berkisar 50 s/d 100 psi.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 53

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

Soal.
Drill pipe 5”OD, 4.276”ID, 1 stand = 90 ft. Dicabut basah .Casing yang sudah terpasang
9 5/8”OD, 9.1” ID. Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg. Bila penurunan
tekanan hidrostatis lumpur di dasar lubang yang diperbolehkan 65 psi.

Berapakah :
a. Penurunan tinggi kolom lumpur maksimum di dalam lubang ?
b. Penurunan volume lumpur maksimum di dalam lubang ?
c. Panjang maksimum drill pipe dicabut sebelum mengisikan lumpur ke dalam
lubang ?
d. Jumlah stands maksimum drill pipe dicabut sebelum mengisikan lumpur ke
dalam lubang ?

Penyelesaian.
a. Penurunan tinggi kolom lumpur maksimum di dalam lubang.
65 = 0.052 x ΔH x 11
ΔH = 113.6 ft

b. Penurunan volume lumpur maksimum di dalam lubang.


Δvol
113.6 =
0.0561
Δvol = 6.375 bbl

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 54

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

c. Panjang maksimum drill pipe dicabut sebelum mengisikan lumpur ke dalam


lubang .
6.375 = 0.00097 ( 52) x L
L = 262.9 ft

d. Jumlah stands maksimum drill pipe boleh dicabut sebelum mengisikan lumpur ke
dalam lubang .
262.9
L = = 2 stands
90
Soal.
Drill pipe displacement = 0.0065 bbl/ft Drill pipe capacity = 0.0177 bbl/ft , 1 stand = 91
ft. Annular capacity = 0.0561 bbl/ft Drill pipe dicabut basah 10 stand. Berat jenis lumpur
di dalam lubang adalah 11 ppg. Berapakah :
a. Penurunan volume lumpur di dalam lubang ?
b. Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang ?
c. Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dalam lubang ?

Penyelesaian :
a. Dengan menggunakan persamaan (3.10), penurunan volume lumpur di dalam
lubang adalah :
/\ Vol = (0.0065 bbl/ft x 10 x 91) + (0.0177 bbl/ft x 10 x 91)
= 22.022 bbl

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 55

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

b. Dengan menggunakan persamaan (3.12), penurunan penurunan tinggi kolom


lumpur di dalam lubang adalah :
22.022 bbl
/\ H =
0.0561 bbl/ft
= 393ft

c. Dengan menggunakan persamaan (3.14), penurunan tekanan hidrostatik di


dasar lubang adalah :
/\ Ph = 0.052 x 11 x 393
= 225 psi.

Soal.
Drill pipe 5”OD, 4.276”ID, 1 stand = 91 ft.. Drill pipe dicabut basah.
Casing yang sudah terpasang 9 5/8”OD,9.1”ID.
Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg.
Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dalam lubang diperbolehkan 100 psi.
Berapakah :
a. Penurunan tinggi kolom lumpur maksimum yang diperbolehkan di dalam
lubang ?
b. Penurunan volume lumpur maksimum yang diperbolehkan di dalam lubang ?
c. Panjang pencabutan drill pipe maksimum yang diperbolehkan sebelum lumpur
diisikan ke dalam lubang ?
d. Jumlah stand drill pipe maksimum yang diperbolehkan sebelum lumpur
diisikan ke dalam lubang ?

Penyelesaian.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.


WELL CONTR0L-I Page 56

III. PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KICK Revisi : 1

a. Dengan menggunakan persamaan (3.14),


100 = 0.052 x 11 x ∆H
100
∆H =
0.052 x 11
= 174 ft

b. Dengan menggunakan persamaan (3.13),


/\ Vol
/\ H =
An cap

/\ Vol
174 =
0.00097 ( 9.12 - 52 )

/\ Vol = 174 x 0.00097 ( 9.12 - 52 )


= 9.75 bbl

c. Dengan menggunakan persamaan (3.11),


9.75 = 0.00097 x L ( 52 )
Lmax = 402 ft
Karena 1 stand DP = 91 ft, maksimum drill pipe boleh dicabut adalah = 4 stands.

Ir. Kaswir Badu Desember 2006.

Anda mungkin juga menyukai