Tekanan hidrostatik lumpur di dalam lubang akan berkurang karena terjadinya penurunan
berat jenis lumpur atau penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang.
Gas merupakan fluida yang mempunyai berat jenis yang paling rendah dari ketiga fluida
yang disebutkan diatas, sehingga gas paling cepat menurunkan berat jenis lumpur.
Volume gas akan bertambah besar dengan berkurangnya harga tekanan. Dengan
bercampurnya gas dengan lumpur, berat jenis lumpur akan berkurang, dan akibatnya
tekanan hidrostatik lumpur berkurang.
Bila tekanan hidrostatik lumpur sudah lebih kecil dari tekanan formasi, fluida formasi
akan masuk bebas ke dalam lubang sumur.
Untuk mencegah terjadi kick disaat menembus formasi gas, usaha-usaha yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
- tambahkan barite secara periodik
- jalankan de gasser
Disebabkan tiga hal yang disebutkan diatas, antara rangkaian bor dengan lubang seperti
pompa isap, ruang yang berada dibawah bit akan vakum, dan fluida formasi terisap
masuk ke dalam lubang. Karena viskositas lumpur tinggi, lumpur yang berada di atas bit
terlambat turun ke bawah. Setelah lumpur bercampur dengan fluida formasi berat jenis
lumpur berkurang, tekanan hidrostatik lumpur berkurang. Bila tekanan hidrostatik lumpur
sudah lebih kecil dari tekanan formasi, fluida formasi akan masuk bebas ke dalam lubang
sumur. Gambaran terjadi swab effect dapat dilihat pada gambar 3.2
Cabut
Fakum
Fluida formasi
Bit balling adalah bit dibalut oleh cuttings. Biasanya terjadi saat menembus formasi shale.
Kick sering terjadi karena swab effect. Untuk mencegah terjadi swab effect, yang perlu
diperhatikan adalah mencabut rangkaian jangan terlalu cepat, terutama disaat bit bergerak
di openhole.
Pada gambar 3.3 dapat dilihat, tinggi kolom lumpur sebelum terjadi loss adalah H1.
Setelah terjadi loss tinggi kolom Lumpur sebelum terjadi loss adalah H2. Tekanan
hidrostatis berkurang dan lumpur tidak dapat menahan tekanan formasi, maka terjadi kick
H1 H2
Formasi
Porous Kick
Loss
ekanan rekah formasi maka formasi akan pecah atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan
yang terjadi, sehingga terjadi mud lost. Akibatnya tinggi kolom lumpur dalam lubang
turun.
Untuk mencegah pecah formasi saat memulai sirkulasi Lumpur, pemompaannya adalah
dengan menaikkan rate pemompaan secara bertahap.
Squeezed Effect.
Squeezed effect terjadi disaat menurunkan rangkaian ke dalam lubang. Bila menurunkan
rangkaian pemboran terlalu cepat, viskositas lumur tinggi, dan clearance bit dengan
dinding lubang sempit, lumpur yang berada di bawah bit susah atau terlambat naik ke atas
bit. Sehingga lumpur yang di bawah bit tertekan dan terdorong ke bawah. Kondisi seperti
ini disebut juga dengan pressure surge.
Bila tekanan lumpur melebihi tekanan rekah formasi maka formasi akan pecah, dan
lumpur masuk ke rekahan yang terjadi, sehingga terjadi mud loss. Akibatnya tinggi
kolom lumpur dalam lubang turun.
Bila tekanan sirkulasi lumpur melebihi tekanan rekah formasi maka formasi akan pecah
atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan yang terjadi, sehingga terjadi mud loss.
Akibatnya tinggi kolom lumpur dalam lubang turun.
Gelstrength Tinggi
Bila gelstrength lumpur tinggi tekanan untuk memulai sirkulasi lumpur tinggi. Bila
tekanan sirkulasi lumpur melebihi tekanan rekah formasi maka formasi akan pecah
atau rekah, dan lumpur masuk ke rekahan yang terjadi, sehingga terjadi mud loss.
Bila gelstrength tinggi, dan untuk mencegah pecah formasi , maka dilakukan break
circulation. Hal ini dilakukan apabila lumpur diam cukup lama. Misalnya setelah
mencabut rangkaian untuk mengganti bit.
Disaat mencabut rangkaian pemboran secara basah (wet pull), lumpur ikut terangkat di
dalam rangkaian yang dicabut. Sehingga saat melepaskan sambungan, lumpur akan
tumpah di atas rotary table. Sedangkan cabut kering (dry pull) adalah disaat mencabut
rangkaian pemboran lumpur tidak ikut terangkat di dalam rangkaian yang dicabut.
Casing
Drill pipe
Lumpur
Untuk menentukan volume displacement rangkaian yang diangkat dan volume lumpur
yang terangkat di dalam rangkaian , lihat gambar 3.6
ODdp
Casing IDdp
Drill pipe
L
Lumpur
IDc
3.6 Cabut Basah
Dimana :
ODdp : Outside diameter drill pipe
IDdp : Inside diameter drill pipe
IDc : Inside diameter casing
L : Panjang rangkaian yang dicabut
Pengurangan volume lumpur di dalam lubang adalah volume displacement drill pipe
yang diangkat ditambah dengan volume lumpur yang terangkat di dalam rangkaian.
∆ Vol = Vol disp dp + Vol in dp (3.1)
Dimana :
∆ Vol : Penurunan volume lumpur di dalam lubang
Vol disp dp : Volume displacement drill pipe yang diangkat
Vol in dp : Volume lumpur yang terangkat di dalam rangkaian
Drillpipe Displacement.
Displacement drill pipe adalah volume besi drill pipe per foot. Drill pipe Displacement
adalah :
DP disp = 0.00097 ( OD dp2 - ID dp2) (3.3)
Atau ( OD dp2 - ID dp2)
DP disp =
1029.4
Dimana :
DP disp : Displacement drill pipe, bbl/ft
IDdp : Inside diameter drill pipe,inch
ODdp : Outside diameter drill pipe, inch
ft2 bbl
/4 x Inch2 x ft x x = 0.00097
ft 144 Inch2 5/615 ft3
dan,
1
= 1029.4
0.00097
Casing Capacity.
Kapasitas casing atau casing capacity adalah volume dalam casing per foot. Persamaan
untuk menentukan kapasitas casing adalah :
Cas cap = 0.00097 (ID c2) (3-6)
Dimana :
Cas cap : Kapasitas casing, bbl/ft
IDc : Inside diameter casing, inch
Annular Capacity.
Annular capasity adalah volume annulus antara drill pipe dengan casing, yang tergantung
kepada :
- Inside diameter casing,
- Outside diameter drill pipe.
Dimana :
Dengan memasukkan persamaan (3-4) dan (3-9) kedalaman persamaan (3.1), maka
penurunan volume lumpur di dalam lubang akibat cabut basah adalah :
∆ Vol = Vol disp dp + Vol in dp
∆Vol = 0.00097 ( OD dp2 - ID dp2) x L + 0.00097 (ID dp2) x L
= 0.00097 x L ( OD dp2 ) (3-12)
Dimana :
Dimana :
∆Ph : Penurunan tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang, psi
BJ : Berat jenis lumpur di dalam lubang, ppg
∆H : Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang, ft
Bila tekanan hidrostatik lumpur di dasar lubang sampai lebih kecil dari tekanan formasi ,
maka terjadilah kick.
Soal.
Drill pipe 5”OD, 4.276”ID, 1 stand = 90 ft. Dicabut basah 12 stands. Casing yang sudah
terpasang 9 5/8”OD, 9.1” ID. Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg.
Berapakah :
a. Drill pipe displacement ?
b. Drill pipe capacity ?
c. Casing capacity ?
d. Annular capacity ?
e. Penurunan volume lumpur di dalam lubang ?
f. Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang ?
g. Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dasar lubang ?
Penyelesaian.
a. Drill pipe displacement adalah :
DP disp = 0.00097 (52 - 4.2762)
= 0.0065 bbl/ft
Soal.
Drill pipe 5”OD, 4.276”ID, 1 stand = 90 ft. Dicabut basah .Casing yang sudah terpasang
9 5/8”OD, 9.1” ID. Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg. Bila penurunan
tekanan hidrostatis lumpur di dasar lubang yang diperbolehkan 65 psi.
Berapakah :
a. Penurunan tinggi kolom lumpur maksimum di dalam lubang ?
b. Penurunan volume lumpur maksimum di dalam lubang ?
c. Panjang maksimum drill pipe dicabut sebelum mengisikan lumpur ke dalam
lubang ?
d. Jumlah stands maksimum drill pipe dicabut sebelum mengisikan lumpur ke
dalam lubang ?
Penyelesaian.
a. Penurunan tinggi kolom lumpur maksimum di dalam lubang.
65 = 0.052 x ΔH x 11
ΔH = 113.6 ft
d. Jumlah stands maksimum drill pipe boleh dicabut sebelum mengisikan lumpur ke
dalam lubang .
262.9
L = = 2 stands
90
Soal.
Drill pipe displacement = 0.0065 bbl/ft Drill pipe capacity = 0.0177 bbl/ft , 1 stand = 91
ft. Annular capacity = 0.0561 bbl/ft Drill pipe dicabut basah 10 stand. Berat jenis lumpur
di dalam lubang adalah 11 ppg. Berapakah :
a. Penurunan volume lumpur di dalam lubang ?
b. Penurunan tinggi kolom lumpur di dalam lubang ?
c. Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dalam lubang ?
Penyelesaian :
a. Dengan menggunakan persamaan (3.10), penurunan volume lumpur di dalam
lubang adalah :
/\ Vol = (0.0065 bbl/ft x 10 x 91) + (0.0177 bbl/ft x 10 x 91)
= 22.022 bbl
Soal.
Drill pipe 5”OD, 4.276”ID, 1 stand = 91 ft.. Drill pipe dicabut basah.
Casing yang sudah terpasang 9 5/8”OD,9.1”ID.
Berat jenis lumpur di dalam lubang adalah 11 ppg.
Penurunan tekanan hidrostatis lumpur di dalam lubang diperbolehkan 100 psi.
Berapakah :
a. Penurunan tinggi kolom lumpur maksimum yang diperbolehkan di dalam
lubang ?
b. Penurunan volume lumpur maksimum yang diperbolehkan di dalam lubang ?
c. Panjang pencabutan drill pipe maksimum yang diperbolehkan sebelum lumpur
diisikan ke dalam lubang ?
d. Jumlah stand drill pipe maksimum yang diperbolehkan sebelum lumpur
diisikan ke dalam lubang ?
Penyelesaian.
/\ Vol
174 =
0.00097 ( 9.12 - 52 )