PETUNJUK :
(1). Bila jawaban A, B, C, D dan E , Pilihlah salah satu yang menurut anda paling BENAR.
(2). Bila Jawaban :
A. Bila point 1,2 dan 3 yang benar
B. Bila point 2 dan 4 yang benar
C. Bila point 1 dan 3 yang benar
D. Bila point 4 saja yang benar
E. Bila point 1,2,3,4 benar semua
A. OBJEKTIF
1. Prosedur skrining di IGD adalah sebagai berikut, kecuali..
(1). Skrining dilakukan di bagian pendaftaran rawat jalan dan atau poliklinik setelah pasien
diperiksa oleh dokter spesialis yang di tuju
(2). Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh
RS.
(3). Skrining terlebih dahulu dilakukan oleh security dilanjutkan ke petugas pendaftaran dan
selanjutnya ditentukan oleh dokter di IGD saat dilakukan anemnesa oleh dokter jaga.
(4). Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
7. Suatu pengakuan yang diberikan pemerintah kepada Rumah Sakit karena telah memenuhi
standar yang ditentukan adalah definisi dari
A. Legislasi D. Standarisasi
B. Akreditasi E. Semua Salah
C. Legalisasi
15. Berikut ini keadaan yang bisa menjadikan alasan untuk melepaskan gelang identitas yaitu,.....
(1). Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
(2). Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap
pasien selama dirumah sakit
(3). Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan
(4). Pasien akan dilakukan operasi yang bisa mengganggu aktifitas pasien selama operasi
16. Berikut ini yang termasuk faktor instrinsik dan ekstrinsik risiko jatuh yang dapat diperkirakan
adalah sebagai berikut :
(1).Faktor ekstrinsik yaitu Riwayat jatuh sebelumnya, Inkontinensia, Gangguan
kognitif/psikologis, Gangguan keseimbangan/mobilitas, Usia > 65 tahun,
Osteoporosis, Status kesehatan yang buruk dan Gangguan moskuloskeletal
(2).Faktor intrinsik yaitu Riwayat jatuh sebelumnya, Inkontinensia, Gangguan
kognitif/psikologis, Gangguan keseimbangan/mobilitas, Usia > 65 tahun,
Osteoporosis, Status kesehatan yang buruk dan Gangguan moskuloskeletal
(3).Faktor intrinsik yaitu Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang,
kabel longgar/lepas, Alas kaki tidak pas, Dudukan toilet yang rendah, Kursi atau
tempat tidur beroda, Rawat inap berkepanjangan, Peralatan yang tidak aman,
Peralatan rusak dan Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi
(4).Faktor ekstrinsik yaitu Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang,
kabel longgar/lepas, Alas kaki tidak pas, Dudukan toilet yang rendah, Kursi atau
tempat tidur beroda, Rawat inap berkepanjangan, Peralatan yang tidak aman,
Peralatan rusak dan Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi
17. Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas akan mengidentifikasi dan
menerapkan Prosedur Pencegahan Jatuh, berdasarkan pada:
(1). Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
(2). Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
(3). Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
(4). Semua Salah
19. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu:
(1).Lampu panggilan berada dalam jangkauan
(2).Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
(3).Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
(4).Pencahayaan yang adekuat
22. Berikut ini adalah pihak pihak yang bisa mengambil keputusan saat dibutuhkan untuk
informed consent..
(1).Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
(2).Bagi pasien dibawah umur 17 tahun, persetujuan atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak mulai dari Ayah / Ibu Kandung dan
saudara-saudara kandung
(3).Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
menurut hak mulai dari ayah / Ibu adopsi, saudara-saudara Kandung dan Induk
Semang
(4).Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu kandung, wali yang
sah dan saudara-saudara kandung
23. Suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
kecelakaan.
A. Koma D. Kematian
B. Sakaratul Maut E. Penyakit Menahun
C. Keadaan Terminal
24. Berikut ini tahapan tahapan pasien menjelang ajal adalah sebagai berikut :
A. Menolak, menawar, marah, kemurungan, dan menerima
B. Menolak, marah, menawar, kemurungan, dan menerima
B. Menolak, marah, kemurungan, menawar, dan menerima
C. Menolak, marah, menawar, menerima, dan kemurungan
D. Menolak, menerima, menawar, kemurungan, dan marah
26. Rumah sakit melindungi pasien dari kekerasan fisik antara lain dengan
(1). Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual,
pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh
penunggu pengunjung pasien maupun petugas.
(2). Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti
pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
(3). Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.
(4). Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda
pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.
27. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau
pengobatan yang diberikan?
(1). Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di Rekam medis pasien dan di formulir
DO Not Resuscitate (DNR).
(2). Tidak harus dilakukan pencatatan di Rekam Medis karena sudah dibuatkan persetujuan DNR
(3). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
(4). Keputusan tidak harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek
perawatan pasien.
B. ESSAY :
1. Pasien Ny. B 49 tahun, dengan CHF Grade III dan DM Tipe II dirawat oleh dr. Irwan SpJP.
Kondisi saat ini pasien keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, GCS 15, napas spontan,
RR 28x/menit, suara napas vesiculer, ronchi ada, whezzing tidak ada, pasien tampak tiduran
dengan menggunakan 3 bantal, IVFD Ringer Asetat 500ml/24 jam, oedema kaki ada, capillary
refile > 5 detik, Urine 100 cc/7 jam.
Cairan intake 1500cc/24 jam. BP 90/60 mmHg, HR 68x/mnt. Hari ini sudah dilakukan visite oleh
dr. Irwan SpJP. GD 350 mg/dl.
Belum mendapatkan obat DM dan belum dikonsulkan ke dokter lainnya. Buatlah laporan ke dr.
Irwan SpJP, dimana menggunakan teknik komunikasi efektif SBAR !.
2. Pasien Tn. B usia 79 tahun, dengan diagnosa medis GGK/CKD di IGD akan dirawat di ICU.
Keadaan umum somnolen, memiliki alergi obat amoxicillin 500mg, pernah jatuh 2 bulan yang
lalu dari kamar mandi. Dari informasi keluarga (adik kandung pasien) terdekat pasien ini
meminta untuk tidak dilakukan resusitasi saat sesuatu terjadi kondisi perburukan, tetapi dari Istri
pasien dan anak-anaknya meminta untuk maksimal dengan berbagai cara. Sebagai kepala
ruangan/pjt bagaimana anda mensikapi kasus tersebut ? dan apa yang harus dilakukan ditinjau
dari 6 sasaran keselamatan pasien ?
3. Untuk pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, hal apa saja yang harus dilakukan
pemantauan dan laporan pada setiap bulannya sehingga risiko infeksi tidak tinggi atau bahkan
tidak terjadi ?
7. Ada pasien di ruangan perawatan umum, yang temasuk pasien beresikomkarena dia korban
KDRT, Bagaimana kita melakukan implementasi terkait pasien beresiko tersebut? Dengan apa
dan caranya bagaimana?
12. Apa saja yang termasuk sampah medis dan non medis