Anda di halaman 1dari 16

MANFAAT BERPIKIR KRITIS

OLEH

KELOMPOK 3

SEPTIA MALIKI (2121005)

SRI YUSRA KONE (2121007)

ZHADIAN WARDANI ABDULLAH (2121016)

APRIANUS AJAY ARIANTO BAU (2121021)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga
tugas Makalah “Berpikir Kritis” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas mata Metodologi Keperawatan.

Kami berharap semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Kami menyadari Makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulismengharapkan saran dan
kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnyaMakalah ini dapat dikembangkan lagi lebih
lanjut. Amiin.

Makassar, 16 maret 2022


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.3 Ruang Lingkup Penulisan ............................................................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 5
BAB II TEORITIS
2.1 Pengertian Berfikir Kritis .............................................................................................. 6
2.2 Ciri-Ciri Berfikir Kritis ...................................................................................................
2.3 Karakteristik dan Indikator Berfikir Kritis ..................................................................... 9
2.4 Tahapan Berfikir Kritis ................................................................................................... 10
2.5 Perbedaan Antara Pemikir Kritis dan Bukan Pemikir Kritis .......................................... 12
2.6 Manfaat Berfikir Kritis ................................................................................................... 12
BAB III KASUS
3.1 Kasus .............................................................................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................... 14BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 205.2
Saran ............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

4
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untukkehidupan, pekerjaan, dan
berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikirkritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan
dalam sepuluh tahun terakhir ini(Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para
ahli.Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikirkritis menyebabkan
adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa.
Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikansebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan
masalah merupakan sebagiandari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1.2.1 Tujuan Umum

Membahas lebih dalam tentang berpikir kritis1.2.2 Tujuan Khusus


Mengetahui definisi berfikir kritis


Mengetahui ciri-ciri seseorang berfikir kritis


Mengetahui apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis


Mengetahui tahapan berfikir kritis


Mengetahui perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis


Mengetahui manfaat berfikir kritis



Mengetahui contoh kasus yang menerapkan berpikir kritis

Mengetahui pembahasan mengenai kasus tersebut

5
1.3 Ruang Lingkup Penulisan
Dalam makalah ini ditulis dengan batasan informasi yang didapat tentang Berpikir KritisDalam Keperawatan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 Bab utama. Bab I Pendahuluan, Bab IITeoritis, Bab III
Pengkajian, Bab IV Pembahasan, Bab V Penutup

6
BAB IITEORITIS2.1

Pengertian Berfikir Kritis


Proses belajar diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yangdipelajari. Dalam proses
belajar terdapat pengaruh perkembangan mental yang digunakandalam berpikir atau perkembangan kognitif
dan konsep yang digunakan dalam belajar.Beberapa pengertian mengenai keterampilan berpikir kritis
diantaranya:1. Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir kritis adalah sebuah cara berpikirdisiplin yang
digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan- penyataan, ide-
ide, argumen, dan penelitian)’
2. Menurut Screven dan Paul serta Angelo (Filsaime, 2008: 56) memandang berpikirkritis sebagai proses
disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesisdan evaluasi aktif dan berketerampilan yang
dikumpulkan dari, atau dihasilkan olehobservasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai
sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi.3. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008: 57) berpendapat
bahwa berpikir kritis adalahsebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang
logisdan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan prosedur untuk menganalisis,menguji dan
mengevaluasi.4. Menurut Halpern (Rud
d et al, 2003 : 128) mendefinisikan critical thingking as ‘...the
use of cognitive skills or strategies that increase the probability of desirable
outcome.’

5. Sedangkan menurut Ennis (1996). “Berpikir kritis adalah sebuah proses yang dalam
mengungkapakan tujuan yang dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu
kepercayaan dan kegiatan yang telah dilakukan.”
Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan memiliki
banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis. Seorang pemikir kritismampu menyimpulkan dari apa yang
diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkaninformasi untuk memecahkan masalah, and mencari
sumber-sumber informasi yang relevanuntuk dirinya

7
Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain.Berpikir kritis bersifat netral,
objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapatdigunakanuntuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-
alasan yang buruk, berpikir kritis dapatmemainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang
benar maupunmelakukan tugas konstruktif. Pemikir kritis mampu melkukan introspeksi tentangkemungkinan
bias dalam alasan yang dikemukakannyaBerdasarkan pengertian-pengertian keterampilan berpikir kritis di
atas maka dapatdikatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir
yangmelibatkan proses kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan.
2.2

Ciri-Ciri Berfikir Kritis


1.

Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadapkondisi yang ada.2.

Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dankonsekuensi yang logis.3.

Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kompleks.Berpikir kritis merupakan
cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin,terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu
saja membutuhkankemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah serta komitmenuntuk
mengubah paradigma egosentris dan sosiosentris kita.Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal
yang perlu kita perhatikan disini, yaitu:a.

Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk jawaban dari pertanyaan
tersebut. b.

Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa.c.

Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas.d.

Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.e.

Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan.f.

Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.g.

Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yangmaksimal

8
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis ini adalahkejelasan (clarity),
tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision) relevansi(relevance), logika berpikir yang digunakan
(logic), keluasan sudut pandang (breadth),kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan
informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).Kriteria-
kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemen-elemen penyusunkerangka berpikir suatu gagasan atau
ide. Sebuah gagasan/ide harus menjawab beberapa halsebagai berikut. Tujuan dari sebuah gagasan/ide.1.

Pertanyaan dari suatu masalah terhadap gagasan/ide.2.

Sudut pandang dari gagasan/ide.3.

Informasi yang muncul dari gagasan/ide.4.

Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul.5.

Konsep pemikiran dari gagasan/ide tersebut.6.

Implikasi dan konsekuensi.7.

Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut.Dasar-dasar ini yang pada prinsipnya
perlu dikembangkan untuk melatih kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana
menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu yang sistemik dan mempunyai
dasar atau nilaiilmiah yang kuat. Selain itu, kita juga perlu memperhitungkan aspek alamiah yang
terdapatdalam diri manusia karena hasil pemikiran kita tidak lepas dari hal-hal yang kita
pikirkan.Sebagaimana fitrahnya, manusia adalah subjek dalam kehidupan ini. Artinya manusiaakan
cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris
menjadi hal utama yang harus kita hindari. Apalagi bila kita berada dalamsebuah tim yang membutuhkan
kerjasama yang baik. Egosentris akan membuat pemikirankita menjadi tertutup sehingga sulit mendapatkan
inovasi-inovasi baru yang dapat hadir. Padaakhirnya, sikap egosentris ini akan membawa manusia ke dalam
komunitas individualistisyang tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya
menjadi penambah masalah. Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita akansemakin
berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namun jugasebagai pemecah masalah
yang ada di lingkungan

9
2.3

Karakteristik dan Indikator Berfikir Kritis


Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:1. kegiatan merumuskan
pertanyaan,2. membatasi permasalahan,3. menguji data-data,4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,5.
menghindari pertimbangan yang sangat emosional,6. menghindari penyederhanaan berlebihan,7.
mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan8. mentoleransi ambiguitas.Karakteristik lain yang
berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical
Thinking, yaitu:a. WatakSeseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikapskeptis,
sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagaidata dan pendapat, respek terhadap
kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan- pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. b. KriteriaDalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah
kriteria atau patokan. Untuksampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan
ataudipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan
mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akanmenerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan
kepada relevansi, keakuratanfakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari
logikayang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.c. ArgumenArgumen adalah
pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan
pengenalan, penilaian, danmenyusun argumen.

10
d. Pertimbangan atau pemikiranYaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.e. Sudut
pandang (point of view)Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang
akanmenentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akanmemandang sebuah
fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.f. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying
criteria)Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedurtersebut akan meliputi
merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yangakan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-
perkiraan.Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 : 54)dikembangkan menjadi
indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari limakelompok besar yaitu:1.

Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).2.

Membangun keterampilandasar (basic support).3.

Menyimpulkan (interference).4.

Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).5.

Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).


2.4

Tahapan Berfikir Kritis


1.

Keterampilan MenganalisisKeterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah


strukturke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut .
Dalamketerampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan
caramenguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil danterperinci.
Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan
dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan(Harjasujana, 1987: 44).Kata-kata operasional
yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis,diantaranya: menguraikan, membuat diagram,
mengidentifikasi, menggambarkan,menghubungkan, memerinci, dan sebagainya.
. Keterampilan MensintesisKeterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan
denganketeramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-
bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesismenuntut pembaca untuk
menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-
ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit didalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi
kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol(Harjasujana, 1987: 44).3. Keterampilan Mengenal dan
Memecahkan MasalahKeterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa
pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehingasetelah
kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,sehingga mampu
mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembacamampu memahami dan
menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruanglingkup baru (Walker, 2001:15).4.
Keterampilan MenyimpulkanKeterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan
(kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampumenguraikan dan memahami berbagai aspek secara
bertahap agar sampai kepada suatuformula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu
sendiri, dapat menempuhdua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses
berpikiryang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau
pengetahuan yang baru.5. Keterampilan Mengevaluasi atau MenilaiKeterampilan ini menuntut pemikiran
yang matang dalam menentukan nilai sesuatudengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai
menghendaki pembaca agarmemberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar
tertentu(Harjasujana,1987:44). Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan
mengevaluasimerupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa ituntut agar
iamampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep

12
2.5

Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis


Pemikir kritis

Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasiyang irelevan


Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah ataumengambil keputusan, dan jika perlu
mencari informasi tambahan yang relevan

Bukan pemikir kritis


Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya


Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.


2.6

Manfaat berfikir kritis


1.

Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen2.

Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas3.


Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif4.

Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yangkuat5.

Membiasakan berpikiran terbuka6.

Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya

13
BAB IIIKASUS
Kebanyakan cedera terjadi sebagai hasil keadaan yang tidak diperkirakan ataukecelakaan. Sebagian besar
orang biasanya tidak segera siap dengan kotak P3K. Jika begini,kita harus merawat luka atau cedera dengan
apa pun yang ada hingga bisa pergi ke apotekuntuk membeli plester dan perlengkapan lain, atau ke rumah
sakit untuk merawat trauma yanglebih serius. Demi memenuhi kebutuhan pertolongan pertama mendasar,
yaitu denganmenstabilkan fungsi-fungsi vital tubuh, mencegah infeksi, mengontrol perdarahan,
sertamenahan gerakan semua bagian yang mungkin retak, Anda harus "berpikir kritis" danmemanfaatkan
benda-benda yang tersedia atau ada di dekat Anda. Anda juga harusmempertimbangkan meningkatkan
pengetahuan P3K dengan mengikuti kelas-kelas pelatihanini serta CPR/pernapasan buatan dari lembaga
kesehatan/sosial setempat.
3.1

Kasus
Seorang perawat berada dalam situasi ketika pasien mengalami luka atau cedera dan diaingin menolong
pasien. Tetapi tidak adanya peralatan yang lengkap, namun perawat tersebutharus tetap memenuhi
kebutuhan pertolongan dengan berpikir kritis.

14
BAB IVPEMBAHASAN
Demi memenuhi kebutuhan pertolongan pertama mendasar, seorang perawat melakukanyaitu dengan
menstabilkan fungsi-fungsi vital tubuh, mencegah infeksi, mengontrol perdarahan, serta menahan gerakan
semua bagian yang mungkin retak dan memanfaatkan benda-benda yang tersedia atau ada di dekat perawat.
Perawat juga harus mempertimbangkanmeningkatkan pengetahuan P3K dengan mengikuti kelas-kelas
pelatihan ini sertaCPR/pernapasan buatan dari lembaga kesehatan/sosial setempat.
Memeriksa Tanda-Tanda Vital
1.

Evaluasi fungsi-fungsi vital tubuh.Ini termasuk ABC: Airway (jalur udara), Breathing (kemampuan bernapas),
danCirculation (sirkulasi). Baringkan pasien secara telentang dan dekatkan diri ke kepala sertalehernya untuk
mengevaluasi fungsi-fungsi vital ini.

Jika pasien berada dalam keadaan sadar, mulailah bekerja, namun pastikan perawat juga berbicara
dengannya agar ia tenang dan detak jantungnya lebih lambat. Jikamemungkinkan, jauhkan pandangan mata
pasien agar ia tidak bisa melihat lukanya.2.

Periksa jalur udaraJika seseorang tidak sadar dan ia kemungkinan mengalami cedera leher atau tulang
belakang, letakkan satu tangan di dahinya dan tangan satunya di bawah dagu orang tersebut.Tekan dahi
dengan lembut dan angkat sedikit dagunya agar saluran udara orang ini terbuka.Pastikan ia selalu berada
dalam keadaan seperti ini, periksa bagian dalam mulut untukmenyingkirkan halangan.

Jika korban berada dalam keadaan sadar, ia mungkin bisa menunjukkan apakah jalur udaranya terblokir atau
tidak.

Jika Anda mencurigai adanya cedera leher atau tulang belakang, gunakan metode penarikan rahang. Sesuai
namanya, Anda akan menarik rahang pasien di kedua sisiuntuk membuka jalur udara tanpa membahayakan
leher atau tulang belakangnya.
Mencegah Infeksi
1.

Bersihkan lukanya.Bersihkan luka dengan air apa pun yang Anda punya. Air minum adalah pilihan
pertamakarena aman untuk dikonsumsi sehingga juga cocok untuk kegunaan lainnya. Jika tidak ada

15
stok air segar, Anda juga bisa menggunakan minuman berkarbonasi seperti Coca Cola. JikaAnda punya
pembersih tangan, bersihkan luka dengan menggunakan zat tersebut.

Jangan pakai apa pun yang mungkin meningkatkan risiko infeksi, misalnya jus,minyak, atau susu, begitu juga
dengan air dari kolam yang terlihat kotor atau airdari sumber-sumber sungai. Jika Anda berada di dekat
pantai, bilaslah luka di laut.Air laut yang mengandung garam bisa berfungsi sebagai larutan saline
untukmengatasi luka
.
2.

Siram luka dengan air mengalir.Melakukan hal ini disarankan sebagai salah satu langkah terbaik untuk
mencegahinfeksi.

Jika ada air segar yang tersedia, cobalah mengalirkannya di atas luka selama beberapa menit. Gunakan
sekitar 2 liter air, yaitu kira-kira seukuran botol soda besar.3.

Ketuk-ketuk area yang cedera hingga kering.Cari sesuatu untuk mengeringkannya, misalnya sehelai kain,
handuk, atau bahan lembutlainnya. Hindari apa pun yang menggumpal dan bisa meninggalkan fragmen atau
tersangkut pada luka.4.

Bersihkan debu dari luka.Jika Anda tidak punya air atau cairan, atau sedang berada di area gurun, gunakan
bagiankecil dari pakaian untuk menggosok debu dari luka Anda. Cobalah mencari area kaus ataucelana yang
paling bersih untuk digunakan.
Mengontrol Perdarahan
1.
Inspeksi lukanya.Cari tahu berapa banyak darah yang keluar. Segera setelah membersihkan luka,
periksakedalamannya dan tanda-tanda kerusakan pembuluh, misalnya darah memuncrat ataumengalir dalam
pola tertentu. Rata-rata manusia memiliki sekitar delapan liter darah yangterus tersirkulasi; kehilangan 10
persen di antaranya bisa menyebabkan konsekuensi serius,termasuk hilang kesadaran dan kekurangan suplai
darah pada organ-organ vital
Ambil peluang ini untuk mengevaluasi tingkat kedalaman luka, karena lukasedalam satu sentimeter atau
lebih biasanya memerlukan penjahitan setelah pertolongan pertama.

Jangan keluarkan suatu objek jika tertanam pada luka. Biarkan tetap berada didalamnya, objek tersebut bisa
berfungsi sebagai penghalang perdarahan.Mengangkatnya malah akan meningkatkan aliran darah yang
keluar. Para tenagamedis profesional lebih mampu melakukan ini tanpa merusak organ internal
ataumengakibatkan kehilangan darah dalam jumlah yang besar.2.

Hentikan perdarahan.Karena Anda tidak punya perban atau plester, tekanlah luka secara perlahan
denganmemanfaatkan material bersih dan mudah menyerap, misalnya kaus, handuk, atau kaus kaki.Jika
benda ini dipenuhi darah, jangan lepaskan terlebih dahulu atau gumpalan-gumpalandarah yang mulai
terbentuk akan terganggu. Akan tetapi, letakkan material lainnya di atasyang sudah bergelimang darah dan
tetaplah menekan bagian luka.

Jika masih ada objek di dalam luka, tekanlah area sekitarnya untuk membantumemperlambat aliran darah.

Jika luka melebar dan perdarahan terus terjadi, cobalah mengganjalnya denganhanduk atau selimut, atau
tampon jika tersedia, kemudian tekan. Saat ini, yangterpenting adalah menghentikan perdarahan, bukan
mencegah infeksi.

Beberapa jenis latihan P3K menyarankan menggunakan pinggiran kartu kredituntuk "menyegel" luka. Kartu
kredit merupakan benda berguna yang dimiliki oleh banyak orang. Hal ini bukan saja akan membantu aliran
darah, tetapi juga dapatmencegah kerusakan paru-paru (dengan mencegah udara tidak mengenai luka)
bilacedera terjadi di bagian dada.

Jika luka terus berdarah, tekanlah pembuluh arteri besar yang tersambung keareanya. Gunakan tangan Anda
yang lain untuk menekan luka. Area-area inidisebut "titik tekan". Sebagai contoh, untuk memperlambat
perdarahan di lengan,tekan bagian dalamnya, tepat di atas siku atau di bawah ketiak. Jika luka berada di
betis, tekan tepat di belakang lutut atau selangkangan.

Dalam beberapa situasi, Anda mungkin harus menggunakan turniket. Turnikethanya boleh dipakai pada
tangan atau kaki dan jika seseorang mengalami kondisiyang mengancam kelumpuhan serta tidak bisa
ditangani dengan tekanan biasa

17
Atau, ia mengalami cedera yang mengancam nyawa pada tangan/kaki, misalnyakarena terpotong atau
berubah bentuk.3.

Atur ulang posisi korban agar luka berada di area yang lebih tinggi dari jantungnya.Dengan begini,
perdarahan bisa ditekan. Jika korban tidak dapat duduk, minta ia bergerak untuk setegak mungkin, kemudian
bantulah jika memungkinkan.

Pastikan pasien tidak berjalan. Berjalan, terutama berlari, bisa menjadi pompakedua bagi sistem sirkulasi,
sehingga membebani jantung.4.

Selubungi lapisannya.Karena Anda tidak punya perban atau plester, gunakan sepotong pakaian (kaus,
mantel,kaus kaki, dll.) atau material lainnya (misalnya dari tenda, rakit, dst.) untuk menyelubungiluka setelah
perdarahannya berhenti atau melambat. Sebagai alternatif, Anda juga bisamenggunakan tanaman hidup.
Carilah yang memiliki daun cukup besar untuk menutupi luka.Tergantung pada keadaan flora dan fauna di
wilayah Anda, mungkin ada beberapa tanamanyang memiliki manfaat medis, misalnya Comfrey atau Ki.

Hindari kertas tisu atau tisu toilet. Kedua jenis material ini cukup rapuh danmungkin mengontaminasi luka
dengan robekannya. Semua kain yang bisamenyerap darah bisa digunakan untuk menekan secara efektif.

Jangan angkat atau membuang lapisan karena hal ini akan mengganggu formasi penggumpalan darah dan
kembali memicu perdarahan. Jika lapisan ini terendamterlalu parah, tambahkan material kain lain di atasnya.

Berhati-hatilah pada luka dada. Selubungi dengan sesuatu seperti lembaran dapur,kantung plastik atau
pelapis transparan. Tutupi hanya tiga sisi pada luka dada dan biarkan salah satunya tidak dibalut. Udara harus
bisa keluar dari sisi luka agar tidakmasuk ke dalam saluran pleural dalam dada. Jika ini terjadi, paru-paru bisa
rusak.5.

Kencangkan balutan.Gunakan tali, selotip, tambang, atau potongan-potongan pakaian untuk


mengikatnya.Jangan mengikat terlalu kencang sehingga aliran darah ke area yang luka terpotong.

Jika Anda tidak punya material apa pun untuk mengencangkan balutan, teruslahmenekan. Dengan begini,
penggumpalan darah akan terbantu

18
Menahan Gerakan pada Area yang Mungkin Mengalami Keretakan
1.

Buat umban.Jika area yang cedera berada di bagian atas tubuh, misalnya lengan, buatlah umban bahudengan
kaus. Gerakkan lengan yang tidak cedera agar keluar dari lengan baju korban secara berhati-hati dan
pertahankan kausnya di sekitar leher. Tarik dalam posisi siku yang ditekuk 90derajat dan sangga siku di ujung
kaus yang terangkat. Dengan begini, keretakan pada bahu,siku, lengan depan, dan pergelangan tangan akan
dijaga.

Anda juga bisa membuat umban yang lebih tradisional menggunakan kaus atau kainlainnya, misalnya sarung
bantal jika Anda punya gunting, atau peralatan memasak.Potong kain menjadi sebentuk persegi besar
(sekitar 100 cm) kemudian lipat secaradiagonal hingga membentuk segitiga. Salah satu ujungnya harus
menggantung diatas bahu yang cedera serta melalui lengan di bawahnya, sementara ujung lainnyaharus
melewati bahu pada sisi tubuh yang berlawanan. Ikatkan kedua ujungnya di belakang leher.

Umban bukan saja akan meredakan rasa sakit secara signifikan, tetapi jugamencegah fragmen-fragmen
tulang berpindah tempat.2.

Belat lengan atau betis yang patah untuk menyangganya.Jangan coba-coba meratakan tulangnya. Untuk
membuat belat, Anda bisa menggunakanmaterial yang tersedia secara langsung atau berada di dekat Anda.
Carilah bahan kuat untukmembuat belat, misalnya papan, tongkat, koran yang digulung, dsb.

Atur posisi belat agar melewati sendi di atas serta di bawahnya. Misalnya, jika betis bagian bawah patah,
belat harus melewati lutut serta pergelangan kaki.

Kardus merupakan pilihan yang baik untuk menahan gerakan pada tubuh bagian bawah, misalnya di betis.
Anda harus menyesuaikannya dengan merobek ataumemotong sisi-sisinya agar pas dengan area yang
terluka. Letakkan kotak di permukaan dan selipkan di balik betis. Selubungi seluruh sisi betis dengan
kardusini. Amankan posisinya dengan selotip, tali, atau potongan pakaian. Pastikan Andamelipat ujung kotak
di bagian bawah untuk menyangga sendi pergelangan kaki agartidak bergerak bebas dan mengayun. Jika
tidak, korban bisa kesakitan. Jangan

19
mencoba menggerakkan bagian yang cedera. Biarkan bagian ini tetap berada di posisi yang paling membuat
korban merasa nyaman.3.

Siapkan bantalan pada bidai.Gunakan pakaian, handuk, selimut, bantal, atau benda lainnya yang empuk.
Pasang bidai pada area cedera. Gunakan sabuk, tali, tali sepatu, atau apa pun yang berguna
untukmempertahankan posisi bidai. Berhati-hatilah agar Anda tidak menyebabkan cedera lebihlanjut. Pasang
bidai dengan baik agar tidak memberikan tekanan tambahan pada area yangcedera, melainkan hanya
membatasi gerakannya4.

Minimalkan pembengkakan.Jika ada es, misalnya dari kotak atau pak es, gunakan pada area yang cedera
untukmeminimalkan pembengkakan. Anda bisa menggunakan apa pun yang dingin, misalnyakaleng minuman
soda

20
BAB VPENUTUP5.1

Kesimpulan
keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang melibatkan proseskognitif dan mengajak
siswa untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan.Ciri-ciri berfikir kritis :1.

Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap kondisiyang ada2.

Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dankonsekuensi yang logis.3.

Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang kompleks.Wade (1995)
mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:1. kegiatan merumuskan pertanyaan,2.
membatasi permasalahan,3. menguji data-data,4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,5. menghindari
pertimbangan yang sangat emosional,6. menghindari penyederhanaan berlebihan,7. mempertimbangkan
berbagai interpretasi, dan8. mentoleransi ambiguitas.Tahapan berfikir kritis meliputi :1.

Keterampilan menganalisis2.

Keterampian mensintesis3.

Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah4.

Keterampilan menyimpulkan5.

Keterampilan mengevaluasi dan menilaiKeterampilan berfikir kritis meliputi : interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, penjelasan, regulasi diri, Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan,
Mendeteksiinkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan, serta
Mengidentifikasi,mengkontruksi, dan mengevaluasi argument, dll

21

Pemikir kritis

Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasiyang irelevan


Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah ataumengambil keputusan, dan jika perlu
mencari informasi tambahan yangrelevan

Bukan pemikir kritis


Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya


Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.Manfaat berfikir kritis adalah :1.
Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen2.

Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas3.

Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif4.

Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat5.

Membiasakan berpikiran terbuka6.

Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya


5.2

Saran
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang berjuduBerfikir Kritis ini berguna
untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi pembaca, terlebihlagi sebagai bekal untuk melakukan
proses pembelajaran sebagai calon guru. Selain itu jugadiharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa
ingin tahu hasil dari kegiatan yang telahdilakukan.

22
DAFTAR PUSTAKA
http://rhanoanakke3.blogspot.com/2012/11/konsep-berfikir-kritis.html
http://muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/01/16/konsep-berfikir-kritis-dalam-keperawatan/
http://yadnoyahoocom.blogspot.com/2011/10/berfikir-kritis-dalam-keperawatan.html
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-berpikir-kritis-menurut-para-ahli/ Maryam, Siti
R.2008.Buku Ajar Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan.Jakarta:PenerbitBuku KedokteranPerry dan
Potter.2005.fundamental keperawatan.Jakarta.EGC.

Anda mungkin juga menyukai