Anda di halaman 1dari 11

ANALISA KEWIRAUSAHAAN &

FACTOR-FACTOR KEWIRAUSAHAAN

KELOMPOK II

FLAVIANUS ALBERT 2121022


MILDA DJAFAR 2121006
ZHADIAN WARDANI ABDULLAH 2121016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan ini, saya telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus saya
sampaikan terima kasih.
Dalam penyusunan ini, saya menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatau permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain
isuprofesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan
gajiperawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan
pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada
ketidakjelasan ruu keperawatan) karena saat ini perawat diindonesia masih belum
memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat
tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi
nursepreneur (perawat pengusaha). Konsep nursepreneur pun sudah lama muncul
dalam dunia keperawatan. Namun, di indonesia konsep ini belum begitu familiar.
Selain itu, saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah entrepreneurship, dimana
setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan yang
dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh generasi
keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara
pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan
keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai
dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang
hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata. Oleh karena itu,
pengembangan entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku
keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi
pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja. Untuk
mengembangkan kewirausahaan atau entrepreneurship di bidang keperawatan
tentu memerlukan hal-hal yang mendukungnya, salah satunya adalah alat bantu
yang dapat mengembangkan kewirausahaan di bidang keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisa Kewirausahaan ?
2. Apa saja Factor-factor Kewirausahaan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALISA KEWIRAUSAHAAN
a. Definisi Kewirausahaan Dalam Keperawatan
Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi
dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta
mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan
merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu
terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu
membawa bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong
terciptanya inovasi selain perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah
kesadaran akan adanya celah antara apa yang ada dan apa yang seharunya
ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah
ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).  Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat.
Hal ini bisa dicapai melalui kegiatan bisnis yang dilakukan dengan
menerapkan konsep kewirausahaan sosial. Konsep kewirausahaan sosial telah
menjadi konsep yang popular di berbagai Negara. Berbagai kalangan mulai
memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam
menyelesaikan permasalahan sosial. Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi
permasalahan bersama sehingga penanggulangannya membutuhkan sinergi dari
semua pihak.
Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya
untuk menangani masalah sosial dan bekerjasama dengan berbagai Negara
asing di seluruh dunia. Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu
dibutuhkan individu-individu atau lembaga- lembaga yang dapat melihat peluang
dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk menyeleaikan permasalahan-
permasalahan sosial tersebut. Hal inilah yang pada akhirnya melahirkan individu
atau lembaga yang disebut sebagai wirausaha sosial. Dimana tujuan
kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang lebih
baik ata positif dan memecahkan masala sosial untuk kepentingan masyarakat.
Nursepreneur adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri
dalam memberikanpelayanan keperawatan meliputi perawatan langsung,
pendidikan, penelitian, administratife atau konsultasi dalam menciptakan bisnis/
usahanya. Perawat tersebut sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik
saham, atau owner yang mampu menggaji karyawannya, meskipun dalam
pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana. Ketika
seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling
berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang semakin sempit, seorang
nursepreneur justru berpikir untuk menciptakan suatu usaha yang dapat
menghasilkan secara ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi sesamanya
Entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya tidak lepas dari modal. Modal
tidak selamanya identik dengan uang ataupun barang (tangible). Sebuah ide
sudah termasuk modal yang luar biasa karena ide merupakan modal utama yang
akan membentuk dan mendukung modal lainnya berkembang menjadi besar dan
mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.
Beberapa modal yang termasuk ke dalam modal tidak berwujud (intangible)
antara lain :
1. Modal Intelektual
Modal Intelektual didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya-
sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang membolehkan organisasi
mentransformasi sebuah bundelan material, keuangan dan sumberdaya
manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder
value (Cut Zurnali , 2008).
2. Modal Sosial dan Moral
Modal sosial dan moral yang dapat disebut sebagai suatu integritas
merupakan suatu hal penting yang membentuk sebuah citra terhadap
kepribadian. Anda sebagai seorang wirausaha. Pada saat menjalankan bisnis,
ada etika wirausaha yang tidak boleh Anda langgar.
3. Modal Mental
Mental wirausaha harus ditaman sejak dini. Karena modal mental merupakan
kesiapan sejak dini kemudian diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk
menghadapi risiko dan tantangan.
b. Keperawatan Dalam Kewirausahaan
Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan
fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan
yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi
dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.
Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang
mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan
dengan berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik
yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit
bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan
untuk membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-
psi ko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan masyarakat.
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan adalah memberikan
pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu
seni, sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya
dengan hasrat dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit
maupun yang sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui
intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan
kepada kliennya. Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan,
yang dirangkum dalam 3 pola yaitu kebutuhan, fisik, sosial dan emosional
pasien; kubungan interpersonal antara perawat dan pasien dan unsur biasa dari
perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik.
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus
menciptakaan atau memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga
mengatakan bahwa bila reaksi perawat terhadap klien bersikap bermusuhan atau
negative maka keseluruhan lingkungan klien akan terpengaruh menjadi menjadi
negatif juga. Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana
emosional klien. Suasana emosional klien akan mempengaruhi kekebalan
tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi penyembuhannya. Suasana
emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi keuangan perawat. Perawat-
perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih emosional, reaktif
dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya
sendiri belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya
asset yang dimiliki, sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang
sebenarnya mempertengkarkan gaji, honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya
energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada kliennya
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain
(Ricky, 2012): 
1. Pengkajian
Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek
klinis serta mengkaji kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa.
Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah
tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus
memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang
paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling
sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take
action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang
kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan
memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan
berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun
jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.

B. FACTOR-FACTOR KEWIRAUSAHAAN
Faktor-faktor kewirausahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu itu sendiri
sedangkan faktor eksternal merupakan hasil interaksi individu dengan
lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa wirausaha antara lain:
1) Faktor internal, meliputi
a. Kebutuhan berprestasi (need for achievement)
Kebutuhan berprestasi mendorong individu untuk menghasilkan yang terbaik.
Tujuan yang ingin dicapai seorang wirausahawan dipengaruhi oleh
kebutuhan akan berprestasinya yang mendorong individu untuk
menghasilkan yang terbaik dan biasanya memiliki inisiatif serta keinginan
yang kuat untuk mengungkapkan ide-ide dalam pikirannya, menyampaikan
gagasan demi mencapai suatu kesuksesan.
b. Manajemen pribadi (Internal locus of control)
Individu yang memiliki manajemen pribadi (internal locus of control)
mempercayai bahwa kegagalan dan kesuksesan yang dialami ditentukan dari
usaha yang dilakukan. Individu yakin akan kemampuan yang dimiliki dan
berusaha keras dalam mencapai tujuan.
c. Kebutuhan akan kebebasan (need for independence)
Hisrich dan Peters menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang wirausahawan
diharuskan untuk melakukan sesuatu berdasarkan caranya sendiri, sehingga
memiliki kebutuhan akan kebebasan yang tinggi. Kebutuhan akan kebebasan
berarti kebutuhan individu untuk mengambil keputusan sendiri, menentukan
tujuan sendiri serta melakukan tindakan untuk mencapai tujuan dengan
caranya sendiri.
d. Nilai-nilai pribadi (Personal values)
Nilai-nilai pribadi sangat penting bagi para wirausahawan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa wirausaha mempunyai sifat dasar mengenai
proses manajemen dan bisnis secara umum yang membantu individu
menciptakan dan mempertahankan bisnis yang dirintis. Sifat dasar meliputi
nilai kemenangan bagi individu yang berarti berhasil mengaktualisasikan
dirinya. Nilai-nilai pribadi diterangkan lebih lanjut oleh Durkin yang
menyatakan bahwa nilai pribadi akan menjadi dasar bagi individu pada saat
mengambil keputusan dalam membuat perencanaan untuk mencapai
kesuksesan.
e. Pengalaman (Experience)
Pengalaman diartikan sebagai pengalaman kerja individu sebelum
memutuskan kewirausahaan sebagai pilihan karir. Pengalaman kerja
mempengaruhi individu dalam menyusun rencana dan melakukan langkah-
langkah selanjutnya. Pengalaman memberikan pengaruh terhadap
keberhasilan usaha. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian Kim
adalah keterlibatan langsung dalam suatu kegiatan usaha.
2) Faktor eksternal, meliputi
a. Keteladanan (Role Model)
Keteladanan merupakan faktor penting yang mempengaruhi individu dalam
memilih kewirausahaan sebagai karir. Orang tua, saudara, guru atau
wirausahaan lain dapat menjadi bentuk peranan (role model) bagi individu.
Individu membutuhkan dukungan dan nasehat dalam setiap tahapan dalam
merintis usaha, bentuk peranan (role model) berperan juga akan meniru
perilaku yang dimunculkan oleh bentuk peranan (role model).
b. Dukungan dari luar (Eksternal Support)
Dukungan dari orang dekat akan mempermudah individu sekaligus menjadi
sumber kekuatan ketika menghadapi permasalahan dukungan dari
lingkungan terdekat akan membuat individu mampu bertahan menghadapi
permasalahan yang terjadi.
c. Pendidikan (Education)
Pendidikan formal berperan penting dalam kewirausahaan karena memberi
bekal pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengelola usaha terutama ketika
menghadapi suatu permasalahan. Sekolah atau Universitas sebagai tempat.
berlangsungnya pendidikan formal yang mendukung kewirausahaan akan
mendorong individu untuk menjadi seorang wirausahawan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi
sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Kata kunci dari kewirausahaan
adalah: pengambilan resiko; menjalankan usaha sendiri; memanfaatkan peluang-
peluang; menciptakan usaha baru; pendekatan yang inovatif dan mandiri (misal;
tidak bergatung pada bantuan pemerintah).
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan masyarakat. Enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia antara
lain: tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvesional, tipe usaha dan tipe
artistik. Nursepreneur (perawat pengusaha) adalah seorang perawat, biasanya
dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis terkait, melakukan
penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani sebagai penasihat atau
konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau bisnis. Secara konseptual
nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut pengerahan diri, pengasuhan diri,
orientasi pada tindakan, energi tingkat tinggi dan toleransi atas ketidakmenentuan.
Lima langkah perawat menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kepada mahasiswa ataupun pembaca tentang kewirausahaan terutama dalam
bidang keperawatan. Sehingga dapat mengaplikasikannya sewaktu membangun
usaha sendiri.

Anda mungkin juga menyukai