Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP ENTREPRENEUR DALAM KERANGKA MARKETING


KEPERAWATAN

OLEH :
HASNIATIN HUSNI

1909200414201012

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
PRODI S1 ILMU - ILMU KEPERAWATAN
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esah, karena atas
rahmat dan tuntunan-nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Entrepreneursip
dengan judul “Konsep Entrepreneur Dalam Kerangka Marketing Keperawatan”
dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Mengingat
banyaknya kekurangan yang penulis miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun
penulisan itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pendapat,
saran dan kritik yang membangun dami kesempurnaan makalah ini, semoga
makalah ini dapat menjadi impirasi dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Kendari, 4 februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengatar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan
B. Pengertian Entrepreneur
C. Pengertian Nurse Enterpreneur
D. Motivasi Berwirausaha
E. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan
hak-haknya di muka hukum, terbentuknya era pasar bebas, meningkatnya
persaingan nasyonal dan internasyonal, dan peningkatan kualitas
Pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia
keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi perawat
yang baik seharusnya sudah mulai di tinggalkan. Saat ini dunia telah mulai
bergerak ke arah entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus
memulai menjual kreatifitas dan kemampuan yang di milikinya.
Oleh karena itu pengembangan entrepreneurship perlu ditanamkan
agar kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual
dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai
untuk terjun ke dunia kerja.
Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk
menghasilkan uang tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak
tertentu. Mungkin pernyataan tersebut membuat Sebagian orang berfikir
tentang perdagangan. Lebih dari itu, sederhananya entrepreneurship tidak
hanyak berbicara soal penjual, pembeli. Namun kea rah pengembangan
kreatifitas dalam membuka peluang baru untuk mencuptakan lapangan
kerja sendiri, menjual ide baru, mengembangan ide-ide dan peristiwa
sehari-hari dan mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi ssesuatu yang
luar biasa dan memiliki selling point and value yang lebih tinggi dari
sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Pengertian Keperawatan
2. Apakah pengertian Pengertian Entrepreneur
3. Apakah Pengertian nurse entrepreneur
4. Bagaimana Motivasi berwirausaha
5. Bagaiman Prinsip-prinsip kewirausahaan

C. Tujuan
1. Dapat Menjelaskan Pengertian Keperawatan
2. Dapat Menjelaskan Pengertian Entrepreneur
3. Dapat Menjelaskan Pengertian Nurse Entrepreneur
4. Dapat Menjelaskan Motivasi Berwirausaha
5. Dapat Mejelaskan Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan (Nursing)


Salah satu definisi keperawatan menurut virginia Henderson:
fungsi unik dari perawat adalah membantu individu baik sehat maupun
sakit dalam kegiatan yang menunjang Kesehatan serta serta penyembuhan
atau membimbing klien agar meninggak dunia dengan tenang. Segala yang
dilakukan perawat adalah untuk membantu meningkatkan dan
menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak.
Bergantung pada bantuan orang lain. Kata kanci dari definisi tersebut
adalah menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak
bergantung pada bantuan orang lain.
Perawat secara empiris cenderung didasarkan pada kepribadian tipe
sosial, hal ini terutama dipengaruhi tokoh keperawatan dunia sejak
zamannya florence nightingale. tipe sosial (senang membantu atau bekerja
dengan orang lain menyenagi kegiatan yang melibatkan kemampuan
berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi
umumnya kurang dalam kemapuan mekanikal dan sains. Tidak seperti
perawat Indonesia, Florence tidak mengalami mahalnya tarip dasar listrik,
tingginya harga BBM tanpa subsidi, mahalnya Pendidikan anak
berkualitas. Keperawatan, hal ini telah menyebabkan banyakan perawat
kurag cerdas secara finansial dan kurang dihargai.
Berdasarkan konsep king yang diliengkapi dengan konsep john L
Holland, saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian tipe
usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung mempunyai kemampuan
verbal atau kemunikasi yang baik dan menggunakan untuk memimpin
orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau
gagasan. Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial,
klien akan sehat dan terpenuhi kebutuhan dasarnya.
B. Pengertian Entrepreneurship
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari Bahasa prancis yang
bermakna seseorang yang melakukan dan mengoprasikan kegiatan
interprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang di hubungkan dengan
pengambilan resiko kegiatan. Secara umum entrepreneur selalu dikaitkan
dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu demikian.
Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau
membentuk pelayanan gasa/produk dalam market baru, baik itu besifat
profit atau pun non profit. Seorang Entrepreneur adalah pembuka
cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market
baru.
Entreprenur adalah seorang yang menerima tanggung jawab dan
resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik denagan
menggunakan talenta,keterampilan dan energi serta menerapkan proses
perencanaan srategi untuk menstransfer peluang tersebut menjadi
pelayanan atau produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan
bahwa entrepreneurship sangat berkaitan dengan semangat imaginatif dan
kreatif serta keberanian mengembangkan ide ide baru yang inovatif.jadi
seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan keperawatan yang
berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan
langsung,Pendidikan,penelitian, administratif,atau memberikan
konsultalsi.

C. Nurse Entrepreneur
Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),
bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan
jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun
melalui subkontrak yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi
sektor swasta. Sedangkan nurse intrapreneur adalah perawat yang digaji
karena mengembangkan, mempromosikan dan memberikan program
kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan pengembangan di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan tertentu.
Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat
pemangku kepentingan utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi profesi
dan masyarakat. Tiap pemangku kepentingan ini mempengaruhi evolusi
entrepreneurship dalam keperawatan pada kisaran hak, tanggung jawab
dan harapan. Konsumer menuntut asuhan yang lebih individual dan
efektif. Perawat menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan
menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam
asuhan keperawatan dan memberikan kepuasan kerja.
Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan lebih
cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi
di dalam lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang
berkualitas, mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi penting
bagi kesejahteraan masyarakat. Perawat/ners professional dalam
entrepreneurship memberikan bantuan bagi mereka yang mengalami
kelemahan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan
untuk hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari.
Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan utama dalam
upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan
untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang produktif.
Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan
oleh john G. Burch, entrepreneur memiliki sifat :
1. Berhasrat mencapai prestasi
2. Seorang pekerja kertas
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas beroriantasi kepada reward dan kesempurnaan
5. Optimis
6. Berorganisasi
7. Berorientasi kepada keuntungan
D. Langkah perawat menjadi nurse preneur {perawat pengusaha}
Isu kesehjateraan perawat saat ini masih gencar di hembuskan
selain isu profesionalisme. Kesehjateraan perawat yang berbanding lurus
dengan gaji perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja
perawat mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak
mungkin {tampak pada ketidak jelasan RUU keperawatan} karena saat ini
perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata
pemerintah.
Ada satu yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi
perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu lima langkah.
Lima langkah itu adalah bagian dari proses keperawatan yhang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses
keperawatan itu akan menjadi lima langkah awal untuk menjadi perawat
pengusaha atau perawat pebisnis:
1. Pengkajian: langka pertama untuk memulai berbisnis adalah kita
melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin
dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis,
kitabharus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling
berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (marker).
2. Diagnosa : langka kedua setelah melakukan pengkajian dalah
menetapkan diagnose. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui
kebutuhan pasar maka yang selanjutnya adalah memetakan potensi
yang bis akita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan
potensi itu dalam langka ini adalah tahap diagnosa
3. Perencanaan : setelah kita mengetahui potensi pasar yang bis akita
masuki, maka langka selanjutnya adalah Menyusun rencana untuk bisa
masuk kedalam pasar. Tahap perencanaan ini merupakan tahap Ketika
kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi : langka ini adalah tahap bagi kita untuk take take action.
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap
ini merupakan tahap yang paling intin dalam proses berbisnis dan tentu
saja merupakan tahap yang paling sulit semua orang bisa punya ide,
namun tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi : dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting
dan tidak boleh telupakan. Dari evaluasi ini, kitab isa mengetahui
apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak, sama
dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita
apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak jika
berhasil, maka kitab isa lakukan penigkatan, namun jika tidak
perubahan dan rencana dan strategi bisa dilakukan.

E. Motipasi Berwirausaha
Teori 3 Kebutuhan David Mcclelland:
1. N’Ach need for achievement, wirausaha yang memiliki ciri-ciri :
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-
persoalan yang timbul pada dirinya
b. Selalu memerlukan upan balik yang segera untuk dapat mengukur
keberhasilan atau kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d. Berani menghadapi menghadapi resiko dengan penuh penuh
tantangan
e. menyukai tantangan dan melihat tantangan
2. N’pow, need for power, yaitu Hasrat untuk mempengaruhi,
mengendalikan dan menguasai orang lain. Ciri umum adalah senang
bersaing, berorientasi pada status dan menguasai orang lain.
3. N’aff, need for affilitation, yaitu untuk dapat di terima dan disukai oleh
orang lain. Wirausaha yang berfiliasi tinggi lebih menyukai
persahabatan, bekerjasama, dan saling pengertian.
F. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
1. Prinsip wirausaha I
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan start up
terdiri dari tiga macam: peluang, tim dan sumber daya. Proses
kewirausahaan bukan dari ketersediaan uang, strategi, network, tim
ataupun rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang
berpotensi tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar
dari pada ketersedian sumber daya atau tim pada saat itu. Peran
entrepreneur dan tim adalah menjaga keseimbangan antara tiga
kekuatan tersebut dalam lingkungan yang terus berubah. Ketidak
pastian dan resiko menjadi teman sejati para entrepreneur.
Adanya keseimbangan akan menjaga entrepreneur dalam
mencapai keberlanjutan atau sustanbility perusahaan tanpa
harusmerusak lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana bisnis
berfungsi sebagai komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan
pada saat trtentu.
2. Prinsip wirausaha II
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos
perubahan yang konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausaan
berkaitan dengan paradoks.
a. Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal.
Kasus yang biasaanya terjadi adalah, jika perusahaan pertama
gagal, entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian
membentuk perusahaan lagian yang ternyata sangat sukses di masa
depan
b. Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis
menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua kondisi
kompetisi. Hasilya adalah rencana bisnis cepat menjadi uang
begitu ia selesai dicetak. Entrepreneur harus melatih kebiasaan
berencana dan bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika
dan intuisi sampai kebiasaan in menjadi suatu yang refleks.
c. Agar kreativitas dan inovasi berhasil,
Harus ada disiplin ilmu yang mengimbangi. Penemuan-penemuan
produk baru dibarangi dengan ilmu mengenai komersialisasi
teknologi atau produ jika tidak, maka penemuan ini tidak akan
mampu meberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
d. Entrepreneur harus bisa bertindak cepat,
Tetapi juga harus sabar. Sementara competitor bergerak cepat,
entrepreneur harus belajar menentukan kapan ia harus bertintak
dan kapan ia harus bertahan.
e. Semakin besar ukuran dan control terhadap perusahaan,
Semakin rendah kinerja kewirausahaan memerlukan plesibilitas
tinggi dalam strategi dan taktik. Control dan keteraturan yang
berlebih dapat menghambat kemajuan perusahaan.
3. Prinsip wirausaha III
Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya.
Begitupun dengan entrepreneur berikut adalah beberapa resiko yang
umum dihadapi entrepreneur.
a. Resiko finansial
Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan
Sebagian simpananya untuk modal. Uang ataupun aset lain yang
disimpan ini akan hilang jika perusahaan ternyata gagal.
Entrepreneur akan bertanggung jawab menanggung kewajiban
perusahaan yang nilainya mungkin jauh melebihi jumlah simpanan.
Oleh karena itu, entrepreneur beresiko kebangkrutan.
b. Resiko karir
Pertanyaan yang sering ada di benak entrprenur adalah apakah
mereka akan menemukan pekerjaan atau Kembali ke pekerjaanya
yang dulu jika bisnisnya gagal. Resiko ini merupakan
pertimbangan utama bagi menejer yang bekerja perusahaan besar
dengan gajinya yang menarik.
c. Resiko keluarga dan sosial
Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari
entrepreneur konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang akan
di korbankan.Entrepreneur yang sudah menikah, terutama yang
memiliki anak, akan beresiko bisa hadir sepenuhnya untuk
keluarganya. Kehidupan sosialnya mungkin akan terganggu.
d. Resiko Kesehatan
Jam kerja yang Panjang menyebabkan terancamnya Kesehatan
entrepreneur. Uang dapat di gantikan, keluarga dapat beradaptasi,
namun Kesehata yang terganggu lebih sulit untuk di perbaiki.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Entrepreneur sebagai peluang atau “the preneurship of creative
destruction” dan ini merupakan peluang komersial, dan ini ada tiga
pengaruh penting dalam bisnis yaitu (1) diharapkan bekerja sendiri (self
employed), (2) entrepreneurship home care yang pada dasarnya membahas
pengorganisasian, dan (3) adalah dorongan utama dibelakang inovasi
dalam rakyat masyarakat sesuai dengan trend di Indonesia.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pemahaman perawat
mengenai entrepreneurship dalam perspektif keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice
in Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Black, M. 2002. A Handbook on Advocacy – Child Domestic Workers: Finding a


Voice. Anti-Slavery International. Sussex, UK: The Printed Word.

Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park,
CA: Sage. Co, M.J. 2004. The Formal Institutional Framework of
Entrepreneurship in the Philippines: Lessons for Developing Countries.
The Journal of Entrepreneurship.

Cohen, E. 1996. Nurse Case Management in the 21st Century. St. Louis: Mosby-
Year Book. Inc.

Cohen, D., de la Vega, R., & Watson, G. 2001. Advocacy for Social Justice: A
Global Action and Reflection Guide. Bloomfield, CT: Kumarian
Press. Community Health Nurses Association of Canada. 2003.
Canadian community health nursing standards of practice. Ottawa:
Author.

Depkes RI. 2004. Kajian Sistem Pembiayaan, Pendataan dan Kontribusi APBD
untuk Kesinambungan Pelayanan Keluarga Miskin (Exit Strategy).
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www.


promokes.Wida, Musthika, dkk. 2016.  Kewirausahaan.
https://docuri.com/download/nurse preneur_59bf3908f581716e46c3ae5
1_pdf.

Anda mungkin juga menyukai