Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ENTERPRENEUR KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN PRAKTIK


MANDIRI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Enterpreneur Keperawatan Yang Diampu Oleh
Ns. FanyAnitarini M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3:


Dwiky Rizal Mahardika 2018.02.013
Riksmala Ajeng 2018.02.042
Lady Lafinda 2018.02.025
Ayu Dwi Ratnasari 2018.02.007
Candra Dimas F 2018.02.009
Dela Nastasia Yunita 2018.02.011
Faiqkal Ramadhani Y 2018.02.017
Wahyu Dwi Ramadhan 2018.02.048

PROGRAM SUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala.  atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“ENTERPRENEUR KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN PRAKTIK
MANDIRI” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran
atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita
pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat
kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Ns. Fany Anitarini M.Kep dan
juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Banyuwangi, 28 September 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
2.1 Definisi Nursepreneur................................................................................3
2.2 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur...................................................6
2.3 Alat Bantuan Dalam Mengembangkan Kewirausahaan............................8
2.4 Praktik Mandiri Keperawatan..................................................................12
BAB 3.......................................................................................................……….24
3.1 Kesimpulan.................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu
profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji
perawat konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan
pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada
ketidakjelasan ruu keperawatan) karena saat ini perawat di indonesia masih
belum memiliki bargaining position di mata pemerintah. Salah satu solusi yang
bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa perlu
menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi nursepreneur
(perawat pengusaha). Konsep nursepreneur pun sudah lama muncul dalam dunia
keperawatan. Namun, di indonesia konsep ini belum begitu familiar.
Selain itu, saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah entrepreneurship,
dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan
yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh
generasi keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan
penyelenggara pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat
terlihat membedakan keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini
adalah bahwa sampai dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan
bentuk layanan pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan
perawat semata. Oleh karena itu, pengembangan entrepreneurship perlu
ditanamkan agar kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai
jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai
untuk terjun ke dunia kerja.
Untuk mengembangkan kewirausahaan atau entrepreneurship di bidang
keperawatan tentu memerlukan hal-hal yang mendukungnya, salah
satunyaadalah alat bantu yang dapat mengembangkan kewirausahaan di bidang
keperawatan.

1
2 Rumusan Masalah

2.1.1 Apa itu nursepreneur (perawat pengusaha)?

2.1.2 Bagaimana langkah perawat menjadi nursepreneur?

2.1.3 Apa saja alat bantu dalam mengembangkan kewirausahaan dibidang


keperawatan?

3 Tujuan

3.1.1 Mengetahui definisi nursepreneur

3.1.2 Mengetahui bagaimana langkah perawat menjadi nursepreneur?

3.1.3 Mengetahui apa saja alat bantu dalam mengembangkan kewirausahaan di


bidang keperawatan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2 Definisi Nursepreneur

Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan


karir dari peran dan fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat
menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya
manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager
Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun
dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai
pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik
modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji
karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada di Indonesia, misalnya
Saat pembubaran Konas jiwa. Di Bali perawat memiliki balai
Keperawatan yang dipadukan dengan fisioterapi.

Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-


penelitian, sebagai contoh adanya tim riset yang meneliti perawatan
luka, cara ganti balutan efektif, kompres modern, terapi modalitas,
tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari
Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi.
Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat rendah, maka
perawat manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit
yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien. Disamping peran-
peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan
atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan.
Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia, perawat anak
di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan
“Entrepreneur”. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan
Entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian

3
dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G.
Burch, Entreprenuer memiliki sifat :

1. Berhasrat mencapai prestasi

2. Seorang Pekerja keras

3. Ingin bekerja untuk dirinya

4. Mencapai kualitas

5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan

6. Optimis

7. Berorganisasi

8. Berorientasi kepada keuntungan

Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8


aspek sifat Entrepreneur dalam kehidupan sehari-harinya, maka dapat
dikategorikan sebagai Entrepreneur, termasuk seorang perawat.
Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi perawat
di ruangan akan menjadi uang. Karena perawat yang berjiwa
entreperneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan. Sebagai
contoh masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak
terpakai, sisa makanan pasien, cucian keluarga perawat, penunggu
pasien, terpisahnya orang tua yang sakit dengan anak.
Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa
yang dilakukan oleh perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat
Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi Arabia, Qatar dan Kuwait.
Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan
memiliki keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada
keuntungan berupa besarnya gaji yang diperoleh, gaji tersebut
selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi mesin uang.

4
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh


merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.

2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda


saat tak seorang pun memilikinya.

3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan,


mengaktualisasi kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi
kenyataan.

4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama


secara emosional, mental dan fisik.

5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis


mampu menghadapi resiko

Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil


melakukannya (learning by doing), namun harus diingat bahwa
wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan
karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa
tabung gas.

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi


dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras
mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus
pemikiran orang banyak atau kreatif.

Perawat entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat


yang mempunyai jiwa wirausaha. Entrepreneur/wirausaha/pebisnis,
yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat ini diajarkan sebagai
mata kuliah di universitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
ratusan perguruan tinggi mengajarkan itu. Kita sebenarnya dilahirkan

5
sebagai entreperneur. Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya
adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Itu alami, melekat
dalam diri kita, Tinggal masalahnya, buatlah kemampuan itu muncul
dan bekerja optimal . Entrepreneur bagi perawat bisa dipelajari sambil
melakukannya (learning by doing), namun

harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih
tetap sangat diperlukan karena jika tanpa hal itu sama dengan
menyelam ke dasar laut tanpa tabung gas.

Dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income


harian, mingguan, bulanan, tahunan dan “dadakan”, semuanya penting
terpenuhi. Tetapi selain itu kita masih bisa melakukan hal lain, banyak
bisnis/usaha yang bisa dilakukan perawat, jadi sambil bekerja sebagai
perawat, namun memiliki usaha sampingan di bidang wirausaha.
Bekerja di luar negeri bisa menjadi langkah awal menjadi
pebisnis dan investor. Perawat di luar negeri rata-rata mencapai gaji
10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita
memang perlu modal finansial dan modal karakter. Setiap orang, siap
atau tidak, kondisi akan mendorongnya menjadi seorang entrepreneur,
sekarang jaman sudah berubah.

3 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur

Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk
menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5
langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat.
5 langkah itu adalah bagian dari proses – keperawatan yang terdiri dari
(1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan
(5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan nursepreneur, proses keperawatan
itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha
atau perawat pebisnis, yaitu :

6
1. Pengkajian

Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita


melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin
dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita
harus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling
berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian
yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji
kebutuhan pasar. Pasar memerlukan apa? Ada masalah apa?

2. Diagnosa

Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah


menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui
kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar.
Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.

3. Perencanaan

Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki,


maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk
kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan
tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan kepada konsumen? Apa
solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar?

4. Implementasi

Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep
usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini
merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu
saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide,
namun tidak semua orang berani take action.

7
5. Evaluasi

Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan


tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah
implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia
bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah
konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil,
maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi dapat dilakukan.

4 Alat Bantuan Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Di Bidang


Keperawatan

1. Modal

Modal adalah hal utama yang dibutuhkan dalam


pengembangan usaha. Modal bisa didapat melalui pinjaman, mencari
investor, dll.

2. Mampu berpikir untung (think benefit) dan merubah paradigm


berpikir (change thinking paradigm)

Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat


bekerja misalnya macet saat mau dinas ke Rumah sakit, mencuci
baju putih yang gampang kotor, sampah medis yang berserakan,
sulitnya meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan
siang, tidak keburu masak di rumah, mahalnya biaya
berkomunikasi dengan suami.

Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai


berpikir beda dan berpikir untung. Tahap selanjutnya mungkin
muncul gagasan-gagasan segar dan ide – ide kreatif misalnya
perawat menciptakan CD rekaman English for nurse saat macet,
laundry for nursing staf, Re-use machine for waste medical,
katering siap antar bagi perawat atau penitipan bayi bagi perawat.

8
Ide – ide tersebut harus dibiasakan muncul. Seberapa jeleknya ide
itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus dimunculkan. Di luar
negeri justru ide sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan,
misalnya ide tentang alat penjepit kuping anjing jenis tertentu, yang
telinganya menjuntai saat makan dan tercelup pada makanan

3. Inovasi
Kewirausahaan tidak terlepas dari unsur inovasi dan setiap inovasi
selalu mengandung resiko, seringkali wira usaha diartikan memulai
bisnis

baru, kecil dan milik sendiri. Namun demikian tidak setiap bisnis baru
dan kecil akan bersifat wira swasta atau memiliki kewirausahaan.

Seorang wirausaha adalah orang-orang yang mau untuk belajar


dan mempraktekkan inovasi secara sistematis, oleh karena resiko yang
timbul justru berada dalam pengendaliannya. Pada kenyataan
sesungguhnya banyak orang yang mengaku wirausaha, namun sedikit
yang benar-benar tahu apa yang tengah mereka lakukan (tidak tahu
apa maunya).

Selanjutnya inovasi diartikan sebagai suatu mekanisme atau


cara untuk mengubah nilai dan kepuasan yang diperoleh konsumen
dari sumbernya (Drucker, 1985). Inovasi adalah lebih dari sekedar
memiliki sebuah gagasan yang cemerlang (tidak sekedar memiliki
gagasan), tetapi merupakan kombinasi dari keinginan menciptakan
suatu yang cemerlang yang sekaligus disertai dengan kesungguhan
untuk mengembangkan dan mewujudkannya.

Inovasi adalat alat spesifik bagi pebisnis/ wiraswasta, dimana


suatu alat untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi bisnis
yang berbeda atau jasa yang berbeda. Inovasi didefinisikan sebagai
perubahan (ide besar) dalam sekumpulan informasi yang berhubungan
diantara masukan dan luaran. Inovasi membutuhkan perubahan, tetapi
berubah belum tentu berinovasi.

9
Orientasi pasar dapat diukur dengan daya beli yang merupakan
akhir kegiatan usaha., oleh karenanya didalam pemanfaatan teknologi
tepat guna, efektifitas dan efisiensi usaha, inovási dalam usaha
dipandang sebagai langkah tepat dalam penciptaan perubahan. Dengan
terlebih dahulu melihat adanya kesempatan peluang usaha, baik dalam
melakukan perubahan usaha atau usaha baru, para pelaku bisnis/ usaha
akan mengadopsi berbagai masukan dan keluaran guna tampil sebagai
pencipta keunggulan yang spesifik.

Bentuk- bentuk Inovasi:


Untuk melakukan inovasi ada berbagai macam cara bentuk , yang
secara umum dikelompokkan menjadi 4 (empat) type yaitu :

1. Inventation, dengan menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa


produk maupun jasa.

2. Extension, dengan mengembangkan produk atau jasa yang sudah


ada.

3. Duplication, dengan cara membuat duplikat disertai tambahan


usha kreatif untuk bisa menyaingi pesaing yang ditiru.

4. Synthesis, dengan cara menggabungkan bermacam-macam


gagasan yang sudah ada menjadi sesuatu formulasi baru.

Untuk menjadi seorang seorang wirausaha yang handal dan


tangguh, inovasi merupakan alat untuk memperoleh manfaat atau
keuntungan. Karena inovasi merupakan alat yang digunakan untuk
tidak sekedar melakukan perubahan, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk
mengekploitasi suatu perubahan dan mengambil manfaat dari
perubahan tersebut.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perawat dalam


menemukan peluang usaha atau bisnis dalam bidang keperawatan. Hal

10
ini bisa dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
- Langkah pertama
dimana biasanya perawat berkumpul?. Misalnya di Rumah
sakit, Puskesmas, Klinik, Stikes, Akper, Panti, Tempat seminar,
tempat pelatihan, Sanggar
- Langkah kedua
apa yang biasanya dibutuhkan mereka?. Misalnya makanan,
pakaian, angkutan, pulsa, referensi, buku, jaringan internet, mesin
cuci, laptop, printer, alat tulis, kado, buah-buahan dsb.
- Langkah ketiga
dengan siapa mereka berhubungan setiap hari?. Misalnya
dokter, perawat lain, masyarakat, pasien, korban, keluarga,
kelompok khusus, pemerintah.
- Langkah ke lima
barang dan jasa apa yang dibutuhkan dan bisa kita jual bagi
mereka? Misalnya makanan, pakaian, angkutan, pulsa, referensi,
buku, jaringan internet, mesin cuci, laptop, printer, alat tulis, kado,
buah-buahan dsb.
- Langkah ke enam
Jasa apa yang bisa kita tawarkan kepada mereka ?
mencucui, memasak, mengajar, mendengar, mendorong,
membersihkan, menghubungkan.
- Langkah lanjutan
inovasi apa dari produk yang dihasilkan orang lain yang
bisa kita rubah atau kita sempurnakan, misalnya dalam hal ini saya
ingin memberikan contoh norak agar anda terbiasa dengan ide yang
dinggap buruk. Idenya adalah Motor dan laptop menjadi molap,
bicaralah dengan pabrik Honda untuk membuat Molap, kita bisa
membuat motor yang ada laptopnya di tengah jok, sehingga orang
yang dibonceng bisa duduk sambil ngetik atau carilah ide yang
lebih gila dari itu. Bisanya dari 10 ide gila ada satu ide yang
normal.

11
- Langkah terakhir
mulai mencari nama perusahaan yang hoki kalau bisa
dengan sholat istikharah, dengan demikian meskipun perusahaan
kita bangkrut di dunia, tetapi kita akan tetap kaya di akherat karena
banyanya niat baik dan pahala sholat sunat sesuai dengan niat kita
menjadi entreperenur yaitu Rich until hereafter (kaya sampai
akherat). Selanjutnya buatlah kartu nama perusahaan kita agar
mudah berhubungan dengan orang lain. Tuliskan nama kita dan
jabatan kita sebagai presiden direktur merangkap karyawan dan
komisaris pemegang saham. Biasakanlah untuk siap menghadapi
kegagalan makin banyak akan makin bijak menghadapi masa
depan.

5 Praktik Mandiri Keperawatan

2.4.1 Pengertian Praktik Mandiri Keperawatan

Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan, praktek mandiri


perawat adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan
keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan
individu dan berkelompok.

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Pelayanan Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit. Keperawatan dalam bentuk
pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang

12
mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhankebutuhan
dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari
suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.

Jadi dapat disimpulkan praktik mandiri keperawatan adalah


suatu bentuk pelayanan profesional mandiri perawat yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial spriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.

2.4.2 Konsep Enterpreuner Dalam Praktik Mandiri Keperawatan

Enterpreuner merupakan seorang individu yang


mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko menemukan atau
membuat unik kesempatan untuk menggunakan talenta pribadi,
keterampilan dan energi, dan siapa mempekerjakan perencanaan
strategis proses untuk mentransfer pelayanan berharga atau
produk.36 Nurse enterpreuner adalah sebuah pemilik bisnis yang
menawarkan layanan keperawatan langsung perawatan,
pendidikan, penelitian, administratif atau konsultasi alam. Perawat
wiraswasta bertanggung jawab langsung kepada klien, kepada
siapa, atau atas nama siapa, pelayanan keperawatan yang provided.

Adapun Nurse intraprener adalah seorang perawat yang


berkembang, mempromosikan dan memberikan inovasi program
keperawatan kesehatan atau proyek dalam kesehatan yang
diberikan berdasarkan aturan yang ada.

Dalam pengembangannya praktik mandiri keperawatan


tersebut dikembangkan dalam konteks nurse enterpreunership
sebagai berikut:

13
PRINSIP-PRINSIP ENTERPRENEUR
PRINSIP-PRINSIP DALAM KEPERAWATAN

LEGALITAS DAN KONTEK


EKONOMI
 Permintaan pasar
 Sektor publik
 Kombinasi

Enterpreneur nursing

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam


pengembangan konsep nurse enterpreuner dikembangkan
berdasarkan du prinsip utama, yaitu prinsip-prinsip entrepreuner
dan prinsip-prinsip dalam keperawatan. Berawal dari dua prinsip
di atas kemudian dipadukan dengan aspek legalitas dan aspek
ekonomi yang meliputi permintaan pasar, kondisi sektor publik
atau kombinasi keduanya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka praktik perawat


dalam perkembangannya dibedakan menjadi dua hal: 1)
Entrepreunership venture, sebegai contoh praktik mandiri
keperawatan, perawat pemilik rumah perawatan dan layanan
konsultasi. 2) Intrapreunership venture, sebagai contoh perawat
di pusat rehabilitasi, unig gawat darurat, klinik atau pelayanan
konsultasi.

2.4.3 Ruang Lingkup Pengembangan Praktik Mandiri

Perawat adalah seseorang (profesional) yang mempunyai


kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan

14
pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan
keperawatan3 . Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun
2014, yang dimaksud dengan perawat adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi


autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional
keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan
menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu
merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya
tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar,
yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan
yang dirancang untuk kebaikan pasien.38

Menurut International of Council (ICN) , Nurse


enterpreunership merupakan aktivitas perawat sebagai pemilik
dan pemberi pelayanan dalam praktik mandiri keperawatan
sebagai seperti37 ; 1) Pelayanan asuhan keperawatan 2)
Pengembangan, pengkajian dan pelayanan perawatan kesehatan
3) Pelayanan konsultasi 4) Pemberian informasi kesehatan.

Canadian Nurses Asosiation (CNA) , perawat dalam


membuka praktik mandiri memiliki lingkup area sebagai
berikut38 : 1) Asuhan keperawatan Individu, keluarga dan
komunitas 2) Pemberian informasi dan isu kesehatan 3)
Peningkatan kualitas dan keselamatan pasien.

Adapun menurut The College of Registered Psychiatric


Nurses of British Columbia (CRPNBC), perawat dalam
membuka praktik mandiri keperawatan memiliki cakupan
domain sebagai berikut: 1) Praktisi klinik pemberian asuhan
keperawatan 2) Memberikan edukasi atau penyuluhan kesehatan

15
3) Melakukan penelitian dalam pengembangan praktik 4)
Melakukan administrasi pelayanan praktik.

Menurut UU Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014


tentang keperawatan, dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
Asuhan Keperawatan khususnya dalam praktik mandiri
keperawatan, perawat dapat melakukan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.9

Dalam upaya kesehatan perorangan perawat memiliki


wewenang berwenang: 1) Melakukan pengkajian keperawatan
secara holistik; 2) Menetapkan diagnosis keperawatan; 3)
Merencanakan tindakan keperawatan; 4) Melaksanakan tindakan
keperawatan; 5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan; 6)
Melakukan rujukan; 7) Memberikan tindakan pada keadaan
gawat darurat sesuai dengan kompetensi; 8) Memberikan
konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter; 9)
Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan 10)
Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas
terbatas.

Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan


keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat
berwenang:

1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat


di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat;

2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan


masyarakat;

3. Membantu penemuan kasus penyakit;

4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan


masyarakat;

5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan

16
masyarakat;

6. Melakukan rujukan kasus;

7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan


masyarakat;

8. Melakukan pemberdayaan masyarakat;

9. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan


masyarakat;

10.Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan


masyarakat;

11.Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;

12.Mengelola kasus; dan

13.Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer


dan alternatif.

2.4.4 Area Pelayanan Praktik Mandiri Keperawatan

Area pelayanan praktik mandiri keperawatan yang


diberikan dalam beberapa bentuk di bawah ini :

1. Upaya Promotif

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan


dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan. Promotif kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Promotif kesehatan adalah upaya meningkatkan


kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan
secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya

17
setempat yang didukung oleh kebijakan public yang
berwawasan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006
tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan
kesehatan masyarakat, upaya promotif yang dapat
dilakukan oleh perawat adalah:

Penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada


individu, keluarga, kelompok khusus atau masyarakat
berdasarkan identifikasi masalah kesehatan 2) Pemberian
nasihat (konseling) keperawatan 3) Meningkatkan
partisipasi masyarakat melalui kegiatan upaya kesehatan
berbasis masyarakat 4) Memotivasi pembentukan,
mengembangkan dan memantau pengembangan kader
kesehatan 5) Ikut serta melaksanakan kegiatan PHBS.

2. Usaha pencegahan (preventif)

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang


dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu
yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum
atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu.
Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan
sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi
seseorang atau masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006
tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan
kesehatan masyarakat, upaya preventif yang dapat
dilakukan oleh perawat adalah:

18
a. Deteksi dini pada pasien kunjungan

b. Penemuan suspek/kasus kontak serumah

c. Identifikasi keluarga rawan


kesehatan/keluarga miskin dengan masalah
kesehatan di masyarakat

d. Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya


masalah kesehatan di kelompok khusus

e. Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya


masalah kesehatan di suatu daerah

3. Upaya pengobatan (usaha kuratif)

Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan


mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan,
upaya kesehatan yang dapat dilakukan di praktik mandiri
keperawatan adalah sebagai berikut: a) Pengobatan dasar
dengan obat terbatas b) Bantuan kegawat daruratan c)
Pengobatan komplementer d) Bantuan kegawat daruratan
medis sesuai kewenangan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006
tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan
kesehatan masyarakat, upaya promotif yang dapat
dilakukan oleh perawat adalah:

a. Asuhan keperawatan pada pasien kunjungan

b. Melakukan rujukan pasien di pelayanan lebih tinggi

c. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program


pengobatan

d. Kunjungan rumah (home visit/home health

19
nursing) sesuai rencana perawatan

e. Pelayanna keperawatan dasar langsung (direct care)


maupun tidak langsung (indirect care)

4. Usaha rehabilitasi

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi


penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006
tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan
kesehatan masyarakat, upaya promotif yang dapat
dilakukan oleh perawat adalah: 1) Pemantauan
keteraturan berobat sesuai program rehabilitasi 2)
Kunjungan rumah (home visit/home health nursing)
sesuai rencana rehabilitasi 3) Pelayanan keperawatan
dasar rehabilitasi secara langsung (direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).

2.4.5 Ketentuan Praktik Mandiri Keperawatan

Menurut International Council of nursing (ICN) dalam


mengembangkan enterpreuner nursing dalam konteks praktik
mandiri keperawatan maka seorang perawat harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Kualifikasi profesional

a. Pengalaman kerja di keperawatan (3-15 tahun)

b. Memenuhi kualifikasi dasar pendidikan


keperawatan.

c. Memiliki kompetensi dalam komunikasi, negosiasi,


marketing, manajmeen waktu, jejaring dan

20
kemampuan akuntansi.

d. Mengetahui tentang peraturan perundangan, sistem


asuransi dan kebijakan pembayaran.

2. Kualitas Personal

a. Berkarakter kuat dan percaya diri

b. Berani mengambil resiko

c. Kreatif dan inovasi

d. Disiplin diri

e. Memiliki orientasi tujuan jelas

f. Cepat mengambil keputusan

g. Kemampuan organisasi bagus

h. Bisa membuat perencanaan

Canadian Nurses Association (CNA) menetapkan, perawat


dalam melakukan praktik perawat minimal memiliki tiga
kemampuan :

1. Memiliki pengetahuan dan kompetensi sebagai perawat


yang didapatkan dari pendidikan keperawatan secara
berkelanjutan

2. Memiliki fokus area populasi dan isu-isu kesehatan


sebagai area pelayanan

3. Memiliki sikap, nilai dan etika profesional keperawatan

Adapun menurut undang-undang Nomor 38 Tahun 2014


tentang Keperawatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 jo Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat, disebutkan beberapa ketentuan
dalam membuka praktik mandiri keperawatan di indonesia adalah

21
sebagai berikut adalah :

1. Perawat berpendidikan minimal Diploma III (D III)


keperawatan

2. Setiap Perawat yang menjalankan praktik keperawatan di


praktik mandiri wajib memiliki Surat Ijin Praktik Perawat
(SIPP) yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota

3. Satu SIPP yang dikeluarkan tersebut hanya berlaku untuk


1 tempat praktik.

4. Perawat hanya berhak mendapatkan paling banyak 2 (dua)


SIPP yang dikeluarkan.

5. Pengurusan SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,


Perawat harus mengajukan permohonan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:

a. fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi;

b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang


memiliki Surat Izin Praktik;

c. surat pernyataan memiliki tempat di praktik


mandiri atau di fasilitas pelayanan kesehatan di
luar praktik mandiri;

d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak


3 (tiga) lembar;

e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan


kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk; dan

f. rekomendasi dari organisasi profesi.

6. Perawat hanya dapat menjalankan praktik keperawatan


paling banyak di 1 (satu) tempat praktik mandiri dan di 1
(satu) tempat fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik

22
mandiri.

7. Dalam menjalankan praktik mandiri, perawat wajib


memasang papan nama praktik keperawatan.

8. Praktik keperawatan dilaksanakan melalui kegiatan:

a. Pelaksanaan asuhan keperawatan

b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan,


dan pemberdayaan masyarakat.

c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.

9. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan


pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.

23
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawat entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat yang


mempunyai jiwa wirausaha. untuk menjadi seorang Nursepreneur harus
memiliki sifat berhasrat mencapai prestasi, seorang pekerja keras, ingin
bekerja untuk dirinya, mencapai kualitas, berorientasi kepada reward dan
kesempurnaan, optimis, berorganisasi, dan berorientasi kepada keuntungan

Ada 5 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur, yang kelima langkah


ini merupakan bagian proses keperawatan, yakni pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Alat bantu yang dapat digunakan dalam mengembangkan


kewirausahaan di bidang keperawatan yaitu modal, mampu berpikir untun
(think benefit) dan merubah paradigm berpikir (change tinking paradigm,
dan inovasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aryati. D. 2009. Kewirausahaan. Jakarta

Episentrum. 2009. Kreativitas wirausaha

Harti, A. S., Kismanto, J., & Sulisetyawati, S. D. (2016). Peningkatan Dan


Penerapan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa STIKes Kusuma Husada
Surakarta Melalui Program IbK. Jurnal DIANMAS, 5, 91–100.
http://www.jurnaldianmas.org/index.php/Dianmas/article/view/20

25

Anda mungkin juga menyukai