OBSTRUKSI INTESTINAL
Kelompok 4
Obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial yang
menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan
Pengertian atau gangguan usus disepanjang saluran usus dan
memerlukan pertolongan atau tindakan.
Terdapat 2 Tipe Obstruksi :
Mekanis (Ileus Obstruktif)
Penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena
adanya daya mekanik yang bekerja atau mem-
pengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan atau penyumbatan lumen usus
pasase lumen terganggu
01 02 03
Volvulus
Adhesi Intusepsi
Usus besar yang
Lengkung usus menjadi Salah satu bagian usus
mempunyai mesocolon
melekat pada area yang menyusup kedalam bagian
dapat terpuntir sendiri
sembuh secara lambat atau lain yang ada dibawahnya
pada jaringan parut setelah dengan demikian
akibat penyempitan usus.
menimbulkan penyumbatan.
pembedahan abdomen.
Etiologi
04 05 06
Hernia Tumor / Polip Kelainan Kongenital
Prostusi usus melalui area Tumor yang ada dalam
yang lemah dalam usus dinding usus meluas
atau dinding dan otot kelumen usus dan
abdomen menyebabkan tekanan pada
usus.
Anatomi Fisiologi
Usus Halus
Panjangnya sekitar 6 meter.
Merupakan saluran pencernaan paling panjang
dari tempat proses pencernaan dan absorpsi
pencernaan.
Fungsi Usus Halus
1. Menyekresi cairan usus
2. Menerima cairan empedu dan pankreas
3. Mencerna makanan
4. Absorpsi
Usus Besar
Merupakan saluran pencernaan usus
berpenampang luas/berdiameter besar.
1 2 3
Foto
Pemeriksaan Polos CT- Scan
Lab Abnomen
Dapat Memperlihatkan
Dilakukan untuk
memperlihatkan lebih teliti adanya
mengetahui kondisi
dilatasi lengkung usus kelainan pada
kesehatan secara
halus terutama pada dinding usus halus.
keseluruhan termasuk
mendeteksi penyakit. obstruksi bagian distal.
Diagnostik/Data Penunjang
4 5 6 5
Radiologi
dengan USG MRI Angiografi
Barium
Enama
Dapat digunakan
Memperlihatkan Dilakukan untuk
jika suatu obstruksi Digunakan untuk
gambaran dan mengevaluasi
letak rendah tidak mrndiagnosis adanya
penyebab dari ischemia mesentris
didapat saat hernia internal,
obstruksi. kronis.
pemeriksaan foto intususepsi, volvulus,
polos abnomen. malrotation dan
adhesi.
Penatalaksanaan
Ileus Obstruktif
Tujuan utama : Dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi
Tujuan kedua : menghilangkan penyebab
a. Pipa lambung dipasang untuk mengurangi muntah,
mencegah aspirasi dan mengurangi distensi abnomen
b. Bila ada strangulasi lakukan tindakan pembedahan.
Operasi dilakukan bila orang-organ vital berfungsi
dengan baik.
c. Pasca bedah. Pengobatan pasca bedah penting
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit lain
timbul.
Ileus Paralitik
Tindakan yang dilakukan dekompresi, menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa atau
penyakit primer dan pemberian nutrisi yang adekuat.
Komplikasi
1 2 3 4
5 6 7 8
Syok Abses Gangguan
Pneumonia
Elektrolit
Asuhan Keperawatan
01 PENGKAJIAN
02 DIAGNOSA
03 INTERVENSI/PERENCANAAN
04 IMPLEMENTASI
05 EVALUASI
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
B. RIWAYAT KESEHATAN
C. PEMERIKSAAN FISIK
F. DATA PENGETAHUAN
G. DATA PENUNJANG
A. Identitas
a. Identitas Klien
Kaji nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama,
penddikan, pekerjaan, golongan darah, diagnosa medis,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
alamat, dan nomor medrek klien.
PENGKAJIAN
B. Riwayat Kesehatan
G. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Foto Polos Abnomen
Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan Radiologi dengan Barium Enema
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
PENGKAJIAN Pemeriksaan Magnetik Resonansi Imaging (MRI)
Pemeriksaan Angiografi
PENGKAJIAN
Data Etiologi Masalah
DS: Hilangnya kontraksi usus dan p Gangguan
1. klien mengeluh asase usus
rasa
nyeri pada daerah
abdomen.
nyaman
Tersumbatanya saluran usus nyeri
DO:
1. kilen tampak m
eringis. Penekanan pada dinding usus
eningkat, suhu me
ningkat.
Impuls di sampaikan ke SSP ba
gian korteks serebri
Nyeri dipersepsikan
PENGKAJIAN
DS: Obstruksi usus
Kekurangan
1. klien mengat volume
Cairan, gas dan udara berkum
akan sering mu pul di belakang obstruksi cairan
ntah.
Peristaltic meningkat sementar
a waktu, dalam upaya memak
DO:
sa isi usus mendorong sumbat
1. adanya munt an
ah.
Distensi bertambah
2. intake cairan
2. ANALISA DATA
kurang dari keb Distensi menghalangi pasokan
utuhan. darah ke dalam usus
Dehidrasi
DO : Pola eliminasi
1. bising usu terganggu
s melemah.
PENGKAJIAN
DS : Nyeri Gangguan
1. klien men pola tidur
gatakan bah RAS teraktivasi
wa tidurnya
tidak nyeny REM menurun
ak. 2. ANALISA DATA
DO : Klien terjaga
1. klien tidur
kurang dari Pola tidur terganggu
kebutuhan
(sesuai usia
nya).
PENGKAJIAN
DS : Nyeri Ansietas
1. klien me
ngatakan b Perubahan status
ahwa saat i kesehatan
ni ia cemas
2. ANALISA DATA
. Respon psikologis
DO : Koping tidak
1. klien tam efektif
pak gelisah
. Cemas
PENGKAJIAN
DS : Obstruksi usus Resiko terjadi
1. klien mengat nya syok
akan sering mu Akumulasi gas & cairan hipovolemik
ntah. di dalam lumen sebelah
proksimal obstruksi
DO :
1. adanya munt Kehilangan H2O & elekt
ah. rolit 2. ANALISA DATA
2. intake cairan
kurang dari keb
utuhan. Volume ECF menurun
Kurang informasi
Kurangnya
pengetahuan
DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses obstruksi
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan
berlebihan
3. Ganggaun pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d perubahan proses pencernaan
4. Gangguan pola eliminasi b.d konstipasi
5. Gangguan pola tidur b.d rasa nyeri
6. Ansietas b.d kondisi yang memburuk
7. Resiko terjadinya syok hipovolemik b.d kurangnya
volume cairan tubuh
8. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi
INTERVENSI
Diagnosa Perencanaan
No
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 2
a. Agar mengetahui seberapa berat ras
4 jam, gangguan rasa nya
a. Kaji tingkat nyeri a nyeri yang dirasakan dan mengeta
Gangguan rasa nyaman ; Nyeri b.d pros man; nyeri dapat teratasi d
. hui pemberian terapi sesuai indikasi.
es obstruksi d.d: engan Kriteria hasil:
DS: a. Nyeri berkurang sa
b. Berikan posisi senyaman mungkin b. Posisi yang nyaman akan mengurangi
1. Klien mengeluh nyeri pada daera mpai hilang.
. rasa nyeri dan memberikan kenyamanan.
h abdomen. b. Ekspresi wajah rilek
1.
DO: s.
c. Berikan lingkungan yang nyaman. c. Lingkungan yang nyaman akan
1. Klien tampak meringis. c. TTV dalam batas no
mendukung tindakan yang telah
2. Skala nyeri >3 (1-5). rmal.
diberikan guna mengurangi rasa nyeri.
3. Tekanan darah meningkat, nadi TD : 120/80 mmHg.
d. Kolaborasi dalam pemberian d. Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri.
meningkat dan suhu meningkat. Nadi : 80-90x/menit
terapi analgetik sesuai indikasi.
Suhu : 36,5-37,5 °C
a. Skala nyeri 3-0.
INTERVENSI
2. Kekurangan volume cair Setelah dilakukan tindakan ke a. Kaji TTV. a) Hipotensi, takikardia, dan demam da
an b.d kehilangan cairan perawatan selama 1 x 24 jam pat menunjukkan respons terhadap e
berlebihan d.d: , kekurangan volume cairan d fek kehilangan cairan.
DS: apat teratasi dengan Kriteria b. Pertahankan cairan parental b) Pemenuhan cairan dalam tubuh terja
1. Klien mengatakan ser hasil : dan elektrolit. di keseimbangan asam basa.
ing muntah. a. Tidak ada muntah lagi. c. Pertahankan puasa. c) Puasa dapat mengurangi beban usus
DO: b. Klien mendapat cairan y sehingga kontraksi tidak hiperaktif.
1. Adanya muntah. ang cukup untuk mengg d. Pantau intake dan output. d) Mengetahui keseimbangan cairan da
2. Intake cairan kurang anti cairan yang hilang. n control penyakit usus merupakan p
dari kebutuhan. edoman untuk pengganti cairan.
e. Pertahankan pembatasan per e) Kolon diistirahatkan untuk penyembu
oral, tirah baring, dan hindari ke han dan menghilangkan atau menuru
rja. nkan penghilangan cairan usus.
f. Kolaborasi dengan dokter dal f) Mempertahankan istriahat usus akan
am pemberian cairan parental d memerlukan penggantian cairan untu
an obat-obatan, seperti entimeti k menurunkan kehilangan usus, men
k, elektrolit. gontrol muntah-muntah.
INTERVENSI
Gangguan pemenuhan ke Setelah dilakukan tindakan kepe a. Kaji keluhan mual, sakit menela a) Mengkaji keluhan dapat mengetahui apa
butuhan nutrisi kurang dari rawatan selama 2 x 24 jam, gan n dan muntah. yang mengganggu pemenuhan kebutuh
kebutuhan b.d perubahan gguan pemenuhan kebutuhan nu an nutrisi.
proses pencernaan d.d: trisi dapat teratasi dengan Kriteri b. Kolaborasi pemberian obat antie b) Antacid dapat membantu mengurangi ra
DS: a hasil: metic (antacid) sa mual dan muntah.
1. Klien mengatakan tidak a. Nafsu makan klien bertam
nafsu makan. bah.
DO: b. Pasien tidak mengalami m
1. Adanya mual dan munta ual muntah.
h.
Gangguan pola eliminasi b Setelah dilakukan tindakan kepe a. Kaji dan catat frekuen a) Mengkaji feses dapat mengetahui ada at
.d konstipasi d.d: rawatan selama 2 x 24 jam, gan si, warna, serta konsis au tidaknya kelainan yang terjadi pada el
DS: gguan pola eliminasi dapat terat tensi feses. iminasi fecal.
1. Klien mengatakan bahw asi dengan Kriteria hasil: b. b. Auskultasi bising us b) Frekuensi bising usus dapat mengetahui
a belum BAB selama di R a. Pola eliminasi BAB normal. us. normal atau tidaknya pergerakan usus.
S (pola BAB berubah). b. Bising usus dalam batas nor c) Minum air yang banyak dapat merangsa
DO: mal 8-12x/mnt. c. Anjurkan klien untuk minum ng pengeluaran feses.
1. Bising usus melemah. banyak.
INTERVENSI
5. Gangguan pola tidur b.d rasa Setelah dilakukan tindakan keperaw a. Kaji pola tidur atau istiraha a) Mengkaji pla tidur dapat menentukan kelaina
nyeri d.d: atan selama 3 x 24 jam, gangguan t normal klien. n pada pola tidur klien.
DS: pola tidur dapat teratasi dengan krit b. Beri lingkungan yang nya b) Lingkungan yang nyaman dapat mendukung
1. Klien mengatakan bahwa ti eria hasil: man. pemenuhan kebutuhan tidur klien.
durnya tidak nyenyak. c. Batasi pengunjung selama peri c) Pengunjung yang terbatas dapat membantu
a. Kuantitas tidur menjadi normal (7-
DO: ode istirahat. kualitas dan kuantitas tidur klien lebih baik.
8 jam/hari)
1. Klien tidur kurang dari keb d. Pertahankan tempat tidur yang d) Tempat tidur yang bersih akan membuat klie
utuhan (sesuai usianya) b. kualitas tidur baik (nyenyak) bersih dan nyaman. n tidur dengan nyaman.
6. Ansietas b.d kondisi yang me Setelah dilakukan tindakan keperaw a. Kaji rasa cemas a) Mengkaji rasa cemas dapat mengetahui ting
mburuk d.d: atan selama 3 x 24 jam, kecemasan kat kecemasan klien.
DS: dapat teratasi dengan kriteria hasil: b. Bina trust dengan klien dan keluarg b) Terbinanya hubungan saling percaya antara
1. Klien mengatakan bahwa s a. Klien mengatakan sudah tidak ce a keluarga dan klien.
aat ini ia cemas. mas lagi. c. Berikan penjelasan tentang setiap p c) Agar pasien mengetahui tujuan dari tindaka
DO: b. Klien tampak tenang. rosedur yang dilakukan terhadap klien n yang dilakukan pada klien.
1. Klien tampak gelisah. .
INTERVENSI
7. Resiko terjadinya syok hi Setelah dilakukan tindakan kep a) Monitor keadaan umum. a) Menetapkan data dasar pasien untuk men
povolemik b.d kurangnya erawatan selama 2 x 24 jam, di gatahui penyimpangan dari keadaan nor
volume cairan tubuh d.d: harapkan syok hipovolemik tid malnya.
DS: ak terjadi dengan kriteria hasil:
1. Klien mengatakan seri a. TTV dalam batas normal.
ng muntah. TD : 120/80 mmHg.
DO: Nadi : 80-90x/menit
1. Adanya muntah. Suhu : 36,5-37,5 °C
2. Intake cairan kurang d b. Intake cairan terpenuhi.
c. Tidak ada muntah.
ari kebutuhan.
8. Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan kep a) Berikan Pendidikan keseh a) Klien dapat mengetahui mengenai pe
tentang proses penyakit, erawatan selama 3 x 24 jam, di atan mengenai penyakit kl nyakitnya dan mendapatkan informasi
diet, dan perawatan b.d k harapkan pengetahuan klien m ien. yang akurat.
urangnya informasi d.d: eningkat dengan kriteria hasil: b) Berikan waktu untuk men b) Klien dapat mengungkapkan perasaa
DS: a) Klien mengatakan suda dengarkan emosi dan per nnya pada perawat.
1. Klien mengatakan tida h mengerti dengan apa asaan klien.
k mengetahui tentang pe yang disampaikan oleh
nyakitnya. perawat.
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada
tahap perencanaan. (Setiadi, 2012). Implementasi yang
dilakukan kemudian dicatat
(didokumentasikan).
EVALUASI