Anda di halaman 1dari 29

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DIAGNOSA MEDIK ILEUS OBSTRUKTIF

I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi Ileus Obstruktif
Ileus obstruktif adalah suatu keadaan dimana isi lumen saluran
cerna tidak dapat disalurkan ke distal karena adanya sumbatan atau
hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding,
dan rongga peritonium (Bernstein & Shelov, 2019)
Ileus obstruktif suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak
dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti hernia
stagulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya,
intusepsi, tumor polipoid, dan neuplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan hernia dan abses. (Huda Nurafif, Amin) 2015
leus atau obstruksi usus merapakan suatu gangguan aliran isi usus.
Obstruksi usus dapat terjadi secara akut ataupun kronik, baik partial
maupun total. Intestinal obstruction terjadi ketika si usus tidak dapat
melewati saluran gastrointestinal (Sari, 2015).
Sehingga dapat disimpulkan ileus obstruktif adalah keadaan isi
lumen saluran cerna tidak dapat dicerna dengan baik hingga sampai ke
distal karena adanya sumbatan yang menghalangi usus.

B. Etiologi Ileus Obstruktif


1. Perlekatan usus
Disebabkan oleh riwayat operasi intra abdominal sebelumnya atau
proses inflamasi inta abdominal. Dapat berupa perlengketan mungkin
dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas.
2. Intusepsi
Disebabkan oleh salah satu bagian usus menyusup kebagian lain
yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus.

3. Hernia
Terjadi karena usus yang masuk kedalam kantung harnia terjepit
oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan) dan
strangulasi usus (sumbatan menyebabkan terhentinya aliran darah ke
usus).
4. Tumor
Terjadi karena tumor yang ada didalam dinding usus meluas ke lumen
usus atau tumor yang berada diluar usus menyebabkan tekanan pada
dinding usus.

C. Patofisiologi / pathway
Ileus mengarah pada akumulasi cairan dan gas pada tekanan
intraluminal yang meningkat, disfungsi mikrosirkulasi dinding usus, dan
gangguan penghalang mukosa, selanjutnya dapat menyebabkan pergeseran
cairan, peritonitis transmigrasi, dan hipovolemia (Vilz , Stoffels , &
Strassburg C, Ileus In Adult., 2017)
Fisiologi normal usus halus terdiri dari pencernaan makanan dan
penyerapan nutrisi. Usus besar turut membantu pencernaan dan
bertanggung jawab untuk sintesis vitamin, penyerapan air, dan pemecahan
bilirubin. Mekanisme obstruksi apapun akan menghalangi komponen
fisiologis ini.
Obstruksi usus halus akut menghasilkan gangguan fisiologis dan
patologis sistemik serta lokal. Obstruksi partial atau komplit yang
signifikan terkait dengan peningkatan insiden migrating clustered
contractions (MCC) dari proksimal ke lokasi obstruksi.
Kontraksi ini berhubungan dengan kram perut. Obstruksi parsial,
MCC mendorong konten intraluminal dan membiarkannya melewati titik
obstruksi ke distal. Obstruksi total yang tidak teratasi mengakibatkan isi
usus tidak dapat melewati distal, dengan akumulasi cairan intraluminal
yang progresif dan distensi usus proksimal, kemudian memulai retrograde
giant contractions (RGC) di usus halus sebagai fase pertama muntah.
Dalam migratory motorcomplexes (MMC) ileus adinamik dan kontraksi
dihambat (kontraksi yang dimulai di lambung dan usus halus proksimal
hampir secara bersamaan dan menyebar secara distal untuk membersihkan
usus). Perforasi dapat terjadi sebagai akibat dari nekrosis, iskemik atau
karena tekanan. Nekrosis tekanan dapat terjadi pada bagian di mana adhesi
pita ketat melewati usus, atau di mana batu empedu atau fecaloma yang
terkena menghasilkan ulserasi stercoral dan perforasi berikutnya. Pada
obstruksi
sederhana usus proksimal akan tampak berat, edematosa, dan bahkan
sianosis. Dalam kasus lanjut, serosal tears muncul di batas antimesenterik
usus.
Obstruksi usus halus akut menghasilkan penurunan volume dan
gangguan elektrolit. Kehilangan volume lebih lanjut terjadi ketika isi usus
tertahan di bagian usus yang tersumbat, muntah, atau keluar di dinding
usus atau rongga peritoneum. Kehilangan air disertai dengan kehilangan
elektrolit tergantung pada tingkat obstruksi. Dengan meningkatnya
tekanan intraluminal, penyerapan air dan natrium berkurang dan sekresi
luminal air, natrium, dan kalium meningkat. Selain itu dapat terjadi edema
dinding usus dan kebocoran protein.
Strangulasi mengakibatkan eksudat kaya protein dan elektrolit
terakumulasi dalam rongga peritoneum dan sekuestrasi infark darah di
dinding usus terjadi. Eksudat cairan peritoneum berubah dari cairan bening
seperti plasma menjadi darah (eksudat menggelap). Dengan strangulasi,
perubahan fisiologis diperumit oleh kehilangan darah di usus yang
mengalami infark, kematian jaringan, translokasi usus bakteri dan racun,
serta hasil akhir perforasi (Kulaylat , 2017).
Pathway
D. Manifestasi Klinik/ Tanda dan Gejala
Berikut adalah tanda dan gejala ileus obstruktif yaitu.
1. Distensi abdomen
2. Mual Muntah
3. Nyeri konstan distensi
4. Bising usus tenang atau tidak ada secara klasik dapat ditemukan tetapi
temuan yang tidak konsisten
5. Pemeriksaan laborat sering kali normal
6. Foto polos memperlihatkan loop usus halus yang berdilatasi dengan
batas udara cairan.
7. Perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi)
Sumber : Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Leukosit darah, kadar elektrolit, ureum, glukosa darah, amylase.
2. Foto polos abdonem atau foto abdomen dengan menggunakan kontras
3. Pemeriksaan feses
4. Proktoskopi
5. Enema baitum dan kolonskopi
6. Manometri dan elektromiografi

F. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Bernstein & Shelov, 2019)penderita penyumbatan
usus harus di rawat dirumah sakit. Penatalaksanaan pasien dengan ileus
obstruktif adalah:
1. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah,
mencegah aspirasi danmengurangi distensi abdomen (dekompresi).
Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan
elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan
optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi
parsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan
konservatif
2. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-
organ vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering
dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah
dilakukan bila :
 Strangulasi
 Obstruksi lengkap
 Hernia inkarserata
 Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan
pemasangan NGT, infus,oksigen dan kateter).

3. Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama nyeri dan
dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya
gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu
diingatkan bahwa pasca bedah usus pasien dalam keadaan
paralitik nyeri menjadi masalah utama yang dirasakan oleh
pasien, oleh karena itu penangan pemberian analgetik sangat
diperlukan oleh pasien denga keadaan pasca operasi.

G. Referensi (MINIMAL 3 BUAH)


1. Huda, Nurafif Amin dan Kusuma, Hardi. 2015. North American
Nursing Diagnosis Association. Jogjakarta. Medi Action.
2. https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/
fakultas-kedokteran/lp-ileus-obstruksi-andi-astriana-mattalatta-
r014212012/45676045
3. https://www.academia.edu/36224572/
LAPORAN_PENDAHULUAN_ILEUS_OBSTRUKTIF_docx
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Fokus (Mengacu pada data Mayor dan Minor diagnose
keperawatan SDKI)
1. Berat badan lebih (D.0018)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:
a. IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan
lebih dari persentil 95 pada (anak < 25 tahun) IMT pada
persentil ke 85-95 (pada anak 2-18 tahun).
Gejala dan tanda minor
Subjektif:

Tidak tersedia

Objektif:
1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

2. Defisit nutrisi (D.0019)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:
1. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan tanda minor


Subjektif:
1. Cepat kenyang setelah makan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun

Objektif:
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. diare

3. Diare (D.0020)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:
1. Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair
Gejala dan tanda minor
Subjektif:
1. Nyeri
2. Urgensi/nyeri kram abdomen

Objektif:
1. Frekuensi perostaltik meningkat
2. Bisingusus hiperaktif
4. Disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0021)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:

1. Mengungkapkan flatus tidak ada


2. Nyeri/kram abdomen

Objektif:
1. Suara peristaltik berubah (tidak ada, hipoaktif, atau hiperaktif)
Gejala dan tanda minor
Subjektif:
1. Merasa mual

Objektif:

1. Residu lambung meningkat/menurun


2. Muntah
3. Regurgitasi
4. Pengosongan lambung cepat
5. Distensi abdomen
6. Diare
7. Feses kering dan sulit keluar
8. fese keras

5. Hipervolemia (D.0022)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:

1. Ortopnea
2. Dispenea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif:
1. Ederma anasarka dan/atau ederma perifer
2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3. Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure
(CVP) meningkat
4. Refleks hepatojugular positif

Gejala dan tanda minor


Subjektif:
Tidak tersedia
Objektif:

1. Ditensi vena jugularis


2. Terdengar suara nafas tembahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif)
7. Kongesti paru

6. Hipovolemia (D.0023)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:
1. Frekuensi Nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun.
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun.
6. Membran mukosa kering.
7. Volume urine menurun.
8. Hematoktrit meningkat.
Gejala dan tanda minor
Subjektif:
1. Merasa lemah.
2. Mengeluh haus

Objektif:
1. Pengisian vena menurun.
2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

7. Ikterik neonatus (D.0024)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:
1. Profil darah abnormal (Hemolisis, bilirubin serum total
>2mg/dL, bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi
menurut usia pada normogen spesifik waktu)
2. Membran mukosa kuning
3. Kulit kuning
4. Sklera kuning

Gejala dan tanda minor


Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:
Tidak tersedia

8. Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan (D.0025)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan kesimbangan
cairan
Objektif:

1. Membran mukosa lembab


2. Asupan makanan dan cairan adekuat untuk kebutuhan harian
3. Turgor jaringan baik
4. Tidak ada tanda edema atau dehidrasi

Gejala dan tanda minor


Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:

1. Urin berwarna kuning bening dengan berat jenis dalam


rentang normal
2. Haluaran urin sesuai dengan asupan
3. Berat badan stabil

9. Kesiapan penignkatan nutrisi (D.0026)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkakan nutrisi
Objektif:
1. Makan teratur dan adekuat

Gejala dan tanda minor


Subjektif:

1. Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan


cairan yang sehat
2. Mengikuti standart asupan nutrisi yang tepat (mis. piramida
makanan, pedoman American diabetic Association atau
pedoman lainya)

Objektif:

1. Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang


aman
2. Sikap terhadap  makanan dan minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan

10. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:

Hipoglikemia

1. Mengantuk
2. Pusing

Hiperglikemia

1. Palpitasi
2. Mengeluh lapar

Objektif:

Hipoglikemia

1. Gangguan koordinasi
2. Kadar glukosa dalam darah/urin rendah

Hiperglikemia
1. Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi

Gejala dan tanda minor


Subjektif:

Hipoglikemia

1. Palpitasi
2. Mengekuh lapar

Hiperglikemia

1. Mulut kering
2. Haus meningkat

Objektif:

Hipoglikemia

1. Gemetar
2. Kesadaran menurun
3. Perilaku aneh
4. Sulir bicara
5. Berkeringat

Hiperglikemia

1. Jumlah urin meningkat

11. Menyusui efektif (D.0028)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
1. Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui
Objektif:

1. Bayi melekat pada payudara ibu dengan benar


2. Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar
3. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam
4. Berat badan bayi meningkat
5. ASI menetes/memancar
6. Suplai ASI adekuat
7. Puting tidak lecet setelah minggu kedua

Gejala dan tanda minor


Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:

1. Bayi tidur setelah menyusui


2. Payudara ibu kosong setelah menyusui
3. Bayi tidak rewel dan menangis stelah menyusui

12. Menyusui Efektif (D.0029)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
1. Kelelahan maternal
2. Kecemasan maternal
Objektif:
1. Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu
2. ASI tidak meretas atau memancar
3. BAK bayi kurang dari 8 kali 24 jam
4. Nyeri dan atau lecet terus menerus setelah minggu kedua

Gejala dan tanda minor


Subjektif:
Tidak tersedia
Objektif:

1. Intake bayi tidak adekuat


2. Payudara ibukosong setelah menyusui
3. Bayi tidak rewel dan menangis setelah menyusui

13. Obesitas (D.0030)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif: -
Objektif:
1. IMT > 27 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95
untuk usia dan jenis kelamin pada anak
Gejala dan tanda minor
Subjektif:
Tidak tersedia

Objektif:

1. Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm

14. Risiko Berat Badan Lebih (D.0031)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia
15. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia

16. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal


(D.0033)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia

17. Risiko Hipovolemia (D.0034)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia


18. Risiko Ikterik Neonatus (D.0035)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia

19. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia

20. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia


21. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0038)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia

22. Risiko Syok (D.0039)


Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif: tidak tersedia

Gejala dan tanda minor


Subjektif: tidak tersedia

Objektif: tidak tersedia


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN
CAIRAN
1. Berat badan berlebih (D.0018)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
3. Diare (D.0020)
4. Disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0021)
5. Hipervolemi (D.0022)
6. Hipovolemi (D.0023)
7. Ikterik neonatus (D.0024)
8. Kesiapan penignkatan keseimbangan cairan (D.0025)
9. Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026)
10. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
11. Menyusui efektif (D.0028)
12. Menyusui Tidak Efektif (D.0029)
13. Obesitas (D.0030)
14. Risiko Berat Badan Lebih (D.0031)
15. Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)
16. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033)
17. Risiko Hipovolemia (D.0034)
18. Risiko Ikterik Neonatus (D.0035)
19. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036)
20. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)
21. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0038)
22. Risiko Syok (D.0039)
C. PERENCANAAN
No Diagnosa Kriteria hasil/tujuan Intervensi
. Keperawatan

1. Berat badan lebih Setelah dilakukan - Identifikasi kebiasaan


(I.03094) asuhan keperawatan, makan dan perilaku
diharapkan berat makan yang akan
badan membaik diubah
dengan kriteria hasil - Identifikasi kemajuan
berat badan membaik modifikasi diet secara
dan indeks masa tubuh reguler
membaik. - Monitor intake da
output cairan
- Bina hubungan
terapeutik
- Informasikan
perlunya modifikasi
diet
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
asuhan keperawatan, (I.03119)
(I.03119) diharapkan status - Identifikasi status
nutrisi membaik nutrisi
dengan kriteria hasil - Identifikasi alergi dan
perasaan cepat intoleransi makanan
kenyang menurun, - Lakukan oral hygene
berat badan membaik sebelum makan, jika
dan membran mukosa perlu
membaik. - Fasilitasi menetukan
(L.03030) pedoman diit
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri)
3. Diare Setelah dilakukan - Identifikasi penyebab
asuhan keperawatan, diare (mis.inflamasi)
(I.03101) diharapkan eliminasi - Monitor warna,
fekal membaik dengan volume, frekuensi dan
kriteria hasil konsistensi tinja
konsistensi feses - Berikan asupan cairan
membaik. oral (mis. larutan
garam gula)
- Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
- Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
4. Disfungsi Motilitas Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
Gastrointestinal asuhan keperawatan, (I.03119)
diharapkan motilitas - dentifikasi status
(I.03119) gastrointestinal nutrisi
membaik dengan - Identifikasi alergi dan
kriteria hasil nyeri intoleransi makanan
membai, kram - Lakukan oral hygene
abdomen membaik, sebelum makan, jika
suara peristaltik perlu
membaik (L.03023) - Fasilitasi menetukan
pedoman diit
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri)
5. Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
(I.03114) asuhan keperawatan, (I.03144)
diharapkan - Periksa tanda dan
keseimbangan cairan gejala hipervolemia
meningkat dengan (mis.ortopnea)
kriteria hasil asupan - Identifikasi penyebab
cairan meningkat. hipervolemia
(I.05046) - Monitor intake dan
output cairan
- Timbang berat badan
setiap hari
- Ajarkan cara
membatasi cairan
- Kolaborasi pemberian
diuretik

6. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia


(I.03.116) asuhan keperawatan, (I.03116)
diharapkan status - Periksa tanda dan
cairan membaik gejala hipovolemia
dengan kriteria hasil (mis. frekuensi nadi)
turgor kulit meningkat. - Hitung kebutuhan
(I.03028) cairan
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
atau hipotonis
- Kolaborasi pemberian
produk darah
7. Ikterik Neonatus Setelah dilakukan Fototerapi neonatus
(I.03091) asuhan keperawatan, (I.03091)
diharapkan integritas - Monitor ikterik pada
kulit dan jaringan sklera dan kulit bayi
meningkat dengan - Identifikasi
kriteri hasil elastisitas kebutuhan cairan
meningkat, dan sesuai dengan usia
kerusakan jaringan gestasi dan BB
menurun. (L.14125) - Siapkan lampu
fototerapi dan
inkubator atau kotak
bayi
- Anjurkan ibu
menyusui sekitar 20-
30 menit
- Kolaborasi
pemeriskaan darah
vena bilirubin direk
dan indirek

8. Kesiapan Setelah dilakukan Manajemen cairan


Peningkatan asuhan keperawatan, (D.03098)
Keseimbangan diharapkan - Monitor status hidrasi
Cairan keseimbangan cairan (mis. frekuensi nadi)
(I.03098) meningkat dengan - Monitor BB harian
kriteria hasil asupan - Catat intake-output
cairan meningkat. dan hitung balans
(L.03020) cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan, sesuai
kebutuhan
- Kolaborasi pemberian
duiretik, jika perlu
9. Kesiapan Setelah dilakukan - Periksa status gizi,
Peningkatan asuhan keperawatan, status alergi, program
Nutrisi diharapkan status diet, dan kemampuan
(I.12395) nutrisi membaik pemenuhan
dengan kriteria hasil kebutuhan gizi.
perasaan cepat - Berikan materi dan
kenyang menurun, media seperti jenis-
berat badan membaik jenis nutrisi, tabel
dan membran mukosa makanan,dll
membaik. - Jelaskan pada pasien
dan keluarga alergi
makanan, makanan
yang harus dihindari
dan lain-lain
- Demonstrasikan cara
mengatur posisi saat
makan
10. Ketidakstabilan Setelah dilakukan
kadar glukosa asuhan keperawatan, - Identifikasi
darah diharapkan kestabilan kemungkinan
(I.03115) kadar glukosa darah penyebab
meningkat dengan hiperglikemia
kriteria hasil - Monitor intake dan
mengantuk menurun. output cairan
- Berikan asupan cairan
oral
- Anjurkan monitor
kadar glukosa secara
mandiri
- Kolaborasi pemberian
insulin, jika perlu
11. Menyusui Efektif Setelah dilakukan
(I.03093) asuhan keperawatan, - Identifikasi keadaan
diharapkan status emosional ibu saat
menyusui membaik akan dilakukan
dengan kecemasan konseling menyusui
maternal menurun. - Gunakan teknik
mendengarkan aktif
(mis. duduk sama
tinggi)
- Ajarkan teknik
menyusui yang tepat
sesuai kebutuhan ibu
12. Menyusui Tidak Setelah dilakukan - Identifikasi kesiapan
Efektif asuhan keperawatan, dan kemampuan
(I.12393) diharapkan status menerima informasi
menyusui membaik - Sediakan matei dan
dengan kriteria hasil media pendidikan
lecet pada puting kesehatan
menurun. - Dukung ibu
meningkatkan
kepercayaan diri
- Berikam konseling
menyusui
- Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu
dan bayi
13. Obesitas (D.0030) Setelah dilakukan Edukasi berat badan
asuhan keperawatan, efektif (I.12365)
diharapkan berat - Identifikasi kesiapan
badan membaik dan kemampuan
dengan kriteria hasil : menerima informasi
Berat badan membaik, - Sediakan materi dan
tebal lipatan kulit media edukasi
membaik. (L.03018) - Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Jelaskan hubungan
asupan makanan,
latihan, peningkatan,
dan penururnan berat
badan
- Ajarkan cara
mengelola berat
badan secara efektif
14. Risiko Berat Badan Setelah dilakukan Edukasi diet (I.12369)
Lebih (D.0031) asuhan keperawatan, - Identifikasi tingkat
diharapkan berat pengetahuan saat ini
badan membaik - Identifikasi kebiasaan
dengan kriteria hasil : pola makan saat ini
Berat badan membaik, dan masa lalu
tebal lipatan kulit - Persiapkan materi,
membaik. (L.03018) media, dan alat
peraga
- Jelaskan tujuan
kepatuhan diet
terhadap kesehatan
- Anjurkan bahan
makanan sesuai
dengan diet yang
dianjurkan
- Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga
15. Risiko Defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
Nutrisi (D.0032) asuhan keperawatan, (I.03119)
diharapkan status - Identifikasi status
nutrisi membaik nutrisi
dengan kriteria hasil - Identifikasi alergi dan
perasaan cepat intoleransi makanan
kenyang menurun, - Lakukan oral hygene
berat badan membaik sebelum makan, jika
dan membran mukosa perlu
membaik. - Fasilitasi menetukan
(L.03030) pedoman diit
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri)
16. Risiko Disfungsi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
Motilitas asuhan keperawatan, (I.03119)
Gastrointestinal diharapkan motilitas - dentifikasi status
(D.0033) gastrointestinal nutrisi
membaik dengan - Identifikasi alergi dan
kriteria hasil nyeri intoleransi makanan
membai, kram - Lakukan oral hygene
abdomen membaik, sebelum makan, jika
suara peristaltik perlu
membaik (L.03023) - Fasilitasi menetukan
pedoman diit
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri)
17. Risiko Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia
Hipovolemia asuhan keperawatan, (I.03116)
(D.0034) diharapkan status - Periksa tanda dan
cairan membaik gejala hipovolemia
dengan kriteria hasil (mis. frekuensi nadi)
turgor kulit meningkat. - Hitung kebutuhan
(I.03028) cairan
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
atau hipotonis
- Kolaborasi pemberian
produk darah
18. Risiko Ikterik Setelah dilakukan Fototerapi neonatus
Neonatus (D.0035) asuhan keperawatan, (I.03091)
diharapkan integritas - Monitor ikterik pada
kulit dan jaringan sklera dan kulit bayi
meningkat dengan - Identifikasi
kriteri hasil elastisitas kebutuhan cairan
meningkat, dan sesuai dengan usia
kerusakan jaringan gestasi dan BB
menurun. (L.14125) - Siapkan lampu
fototerapi dan
inkubator atau kotak
bayi
- Anjurkan ibu
menyusui sekitar 20-
30 menit
- Kolaborasi
pemeriskaan darah
vena bilirubin direk
dan indirek
-
19. Risiko Setelah dilakukan Manajemen cairan
Ketidakseimbangan asuhan keperawatan, (D.03098)
Cairan (D.0036) diharapkan - Monitor status hidrasi
keseimbangan cairan (mis. frekuensi nadi)
meningkat dengan - Monitor BB harian
kriteria hasil asupan - Catat intake-output
cairan meningkat. dan hitung balans
(L.03020) cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan, sesuai
kebutuhan
- Kolaborasi pemberian
duiretik, jika perlu
20. Risiko Setelah dilakukan Pemantauan Elektrolit
Ketidakseimbangan asuhan keperawatan, (I.03122)
Elektrolit (D.0037) diharapkan - Identifikasi
keseimbangan kemungkinan
elektrolit membaik ketidakseimbangan
dengan serum natrium elektrolit
membaik, kalium - Monitor kadar
membaik, klorida elektrolit serum
membaik. (L.03021) - Aturinterval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
21. Risiko Setelah dilakukan
Ketidakstabilan asuhan keperawatan, - Identifikasi
Kadar Glukosa diharapkan kestabilan kemungkinan
Darah (D.0038) kadar glukosa darah
meningkat dengan penyebab
kriteria hasil hiperglikemia
mengantuk menurun. - Monitor intake dan
output cairan
- Berikan asupan cairan
oral
- Anjurkan monitor
kadar glukosa secara
mandiri
- Kolaborasi pemberian
insulin, jika perlu
22. Risiko Syok Setelah dilakukan Pencegahan syok I.02068)
(D.0039) asuhan keperawatan, - Monitor status
diharapkan tignkat kardiopulmonal
syok menurun dengan - Berikanoksigen utnuk
kekuatan nadi mempertahankan
menignkat, tekanan sirkulasi
nadi membaik - Kolaborasi pemberian
(L.03032) IV

Daftar Pustaka
1) Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan. DPP PPNI
2) Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan. DPP PPNI
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan. DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai