DUSUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
REGULER 1, TINGKAT 3
Puja dan puji syukur kamu ucapkan aras kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan malakah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Kebijakan Kesehatan Nasional dengan judul Konsep Kesehatan Haji
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak yang dengan tulus memberikan saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselasaikan
dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Olehkarena itu kami mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Cover
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kesehatan Haji......................................................................................................3
2.2 Kebijakan Teknis Kesehatan Haji.............................................................................................3
2.3 Dasar Hukum Kesehatan Haji..................................................................................................4
2.4 Penanggulangan Penyakit Menular dan Keracunan Kejadian Luar Biasa (KLB) Kesehatan Haji4
2.5 Kegiatan Pokok Kesehatan Haji...............................................................................................5
2.6 Managemen Penyelenggaraan Kesehatan Haji.......................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Meningkatnya jamaah haji Indonesia yang meninggal di tahun 2012 dari tahun 2011,
menunjukan bahwa lemahnya dan lengahnya perhatian terhadap jamaah haji, terutama dalam
pelayanan kesehatan. Kasus bus yang terbakar akibat kelayakan bus kurang memadai
menjadi masalah bersama anatara pemerintah haji Indonesia dan Arab saudi sebagai tuan
rumah pelaksana ritual keaagamaan yang memang sudah menjadi masalah ekonomi-sosial
dan politik. Penyelenggaraan ibadah haji tidak akan sukses tanpa adanya peran dari
pemerintah dan Negara yang bersangkutan..
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas penulis dapat menentukan tujuan makalah yaitu sebagai
berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kesehatan haji
1.3.2 Untuk mengetahui kebijakan teknis kesehatan haji
1.3.3 Untuk mengetahui dasar hukum kesehatan haji
1.3.4 Untuk mengetahui penanggulangan klb kesehatan haji
1.3.5 Untuk mengetahui kegiatan pokok kesehatan haji
1.3.6 Untuk mengetahui managemen penyelenggaraan kesehatan haji
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kesehatan haji pada setiap jenjang administrasi kesehatan 9. Mengembangkan sistem
kewaspadaan dini dan respon cepat KLB, bencana, serta musibah massal
4
2. Penanggulangan KLB SKD-KLB dibahas pada pembahasan tersendiri, sementara upaya
pencegahan risiko KLB melalui imunisasi, pengendalian faktor risiko lingkungan dan
perilaku menjadi bagian dari pokok program imunisasi dan pengendalian faktor risiko.
Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dikelola secara berombongan melalui paket
perjalanan yang diselenggarakan sebagai jemaah haji reguler oleh Pemerintah maupun
Perjalanan Ibadah Haji Khusus yang dikelola swasta. Pada operasional haji, KLB dapat
terjadi pada rombongan jemaah haji sejak berangkat dari daerah tempat tinggal jemaah, di
embarkasi dan debarkasi, perjalanan di pesawat, dan selama di Arab Saudi serta sampai
14 hari pertama tiba di tanah air, baik disebabkan penyakit-penyakit menular endemis di
Indonesia, maupun penyakit menular di dalam perjalanan ibadah haji dan keracunan
makanan atau keracunan bahan beracun lainnya.
3. Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan Pada Jemaah Haji yang
selanjutnya disebut sebagai Penanggulangan KLB adalah serangkaian kegiatan yang
dapat memberikan pertolongan penderita dan mencegah kematian dan KLB dapat
tertanggulangi. Upaya penanggulangan KLB sendiri terdiri dari kegiatan penyelidikan
epidemiologi, penanganan korban (penderita), mencegah dan menghentikan
perkembangan dan perluasan kejadian serta pelaksanaan surveilans pada KLB yang
sedang terjadi.
5
Tahap pertama
Pemeriksaan dilakukan sebelum calon jamaah mendapatkan nomor porsi.
Pelaksananya adalah tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota. Pada tahap
pertama ini, semua hasil diagnosis akan dibagi ke dalam dua kategori. Calon jamaah
dengan risiko kesehatan tinggi (risti) dan calon jamaah tidak dengan risiko kesehatan
tinggi (non-risti). Selanjutnya calon jamaah akan diberikan program pembinaan
kesehatan selama masa tunggu. Pembinaan kesehatan bertujuan agar calon jamaah
haji dapat meningkatkan ataupun menjaga kesehatannya jelang pemeriksaan tahap
dua yang akan menentukan kelaikan atau istithaah.
Tahap kedua.
Pemeriksaan yang dilakukan paling lambat tiga bulan sebelum keberangkatan ini
adalah tahap penetapan istithaah kesehatan itu sendiri. Wewenang pelaksanaanya
masih pada penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota. Hasil pemeriksaan ini akan
membagi status calon jamaah menjadi empat kategori.
1) Memenuhi syarat istithaah kesehatan jemaah haji;
2) Memenuhi syarat istithaah kesehatan jemaah haji dengan pendampingan;
3) Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan jemaah haji sementara;
4) Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan jemaah haji.
Hanya calon jamaah kategori 1, 2, dan 3 yang akan diberikan kesempatan
melakukan pelunasan, surat panggilan masuk asrama (SPMA), dan vaksin meningitis.
Artinya jamaah kategori 4 tidak istithaah dan tidak diberangkatkan ke Arab Saudi.
Tahap ketiga
Pemeriksaan kesehatan tahap ketiga dilakukan untuk menetapkan status kesehatan
calon jemaah haji laik atau tidak laik terbang merujuk kepada standar keselamatan
penerbangan internasional dan/atau peraturan kesehatan internasional.
Hanya calon jamaah haji yang laik terbang yang akan diberangkatkan ke Tanah
Suci. Penetapan kelaikan calon jamaah ini akan dilakukan oleh Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi bidang Kesehatan.
6
Pasal 5 ayat 2 bahwa pembinaan masa tunggu dan masa keberangkatan
dilaksanakan dalam rangka mendukung istitha'ah kesehatan jamaah haji.
Pasal 5 ayat 3 menerangkan bahwa pembinaan masa tunggu sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi kegiatan penyuluhan, konseling, peningkatan kebugaran,
pemanfaatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, pemanfaatan media massa
penyebarluasan informasin, dan kunjungan rumah.
Pasal 5 ayat 4, pembinaan masa keberangkatan meliputi kegiatan penyuluhan,
konseling, peningkatan kebugaran, dan upaya kesehatan berbasis masyarakat, dan
pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah, limit disasi dan
manasik kesehatan.
Pasal 5 ayat 5 pembinaan masa kepulangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi kegiatan penyuluhan, konseling, peningkatan kebugaran, pemanfaatan upaya
kesehatan berbasis masyarakat, pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi dan
kunjungan rumah.
3. Pelayanan medis
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaaan penunjang medis dan penetapan diagnosis
jemaah haji, dilanjutkan dengan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan sesuai indikasi.
4. Imunisasi
5. Surveilans
Surveilans epidemiologi kesehatan haji adalah kegiatan analisis secara sistimatis
dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan jema’ah haji dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan tersebut, agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebarluasan informasi bagi
penyelenggara program kesehatan haji
7
makanan/lingkungan sehingga dapat segera melakukan tindakan dengan cepat dan tepat
untuk mencegah/ mengurangi terjadinya korban.
8. Kesehatan Lingkungan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa yang
wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat istitaah, baik secara
finansial, fisik, maupun mental dan merupakan ibadah yang hanya wajib di lakukan sekali
seumur hidup. Ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim
sedunia dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di
Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini
berbeda dengan ibadah umroh yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan yang
meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggung
jawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
Agar tercapai kriteria tersebut, harus dilakukan berbagai upaya sejak dini di Tanah Air, yang
diatur melalui Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
Amanat Permenkes tersebut harus diterapkan pada setiap level, baik pada tingkat pusat,
provinsi, maupun kabupaten/kota. Penerapannya harus sesuai dengan standar yang
dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan lintas program /lintas sektor terkait, termasuk
peran serta masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesian-publichealth.com/penyelenggaraan-kesehatan-haji/
https://dinkes.sultengprov.go.id/pemantauan-surveilans-kesehatan-haji-di-asrama-
haji-palu-fase-pemberangkatan-tahun-1440-h-2019 m/#:~:text=Surveilans
%20epidemiologi%20kesehatan%20haji%20adalah,dapat%20dilakukan%20tindakan
%20penanggulangan%20secara
10