Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh:
Tatik Handayani
03/167707/EIK/00301
PENGERTIAN
Entero – enteral atau enterocutaneous fistula adalah saluran abnomal terjadi
pada perut atau usus besar/ usus kecil dengan organ lain, bisa terjadi pada
usus yang satu dengan usus lainnya ( enteroenteral ) atau usus dengan kulit
enterocutaneous fistul)
Entero Cutaneous fistul : gastrointestinal fistul
Setiap hubungan abnormal antara dua buah permukaan atau rongga tubuh
PENYEBAB
- Akibat pembedahan
- Trauma, khususnya trauma penestrasi seperti luka bacok atau luka tembak
- Proses imflamasi
- Infeksi
- Penyakit imflamasi usus ( penyakit crohn )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Rontgen
Dengan radio pague untuk mengetahui antomi fistule
Bila fistel terjadi pada colon penggunaan contras enema ( pemberian contras
di berikan melalui rektum ) lebih bermanfaat
- CT Scan Abdomen
Untuk mengetahui peradangan atau infeksi
- Fistulogram
2
PROGNOSIS
Prognosis tergantung paa penyebab dan kekomplekan fistul, serta kondisi pasien
Banyak pasien mempunyai prognosis yang bagus atau sebaliknya
KOMPLIKASI
Fistule bisa mengakibatkan manultrisi dan dehidrasi, tergantung pada lokasinya
di usus. Fistule juga merupakan sumber dari masalah kulit dan infeksi
- Penyaki ini ada kaitanya dengan abnormalitas kromosom spesifik, yang dapat
dicetuskan oleh oeg agen lingkungan seperti pestisida, aditif makanan,
tembakau dan radiasi.
- Menurut Gitnik ( 1992 ) penyebab penyakit ini mikrobakterium
Komplikasi
Stenosis muntah
Perforasi Peritonitis
Fistel Entero Cutaneus
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
1. Pemeriksaan laborat
Hitung darah lengkap untuk mengkaji HMT , Kadar Hb yang biasanya
menurun serta hitung sel darah putih ( yang mungkin meningkat ). Laju
Sedimentasi biasanya akan meningkat. Kadar albumin dan prtein menurun
yang menunjukkan malnutrisi
Pemeriksaan feses juga dilakukan dan mungkin positif untuk darah samar dan
steatorea( kelebihan lemak daam feses)
2. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan dengan barium dari saluran gastrointestinal atas menunjukkan
tanda garis klasik pada sinar X dari ileum terminalis, menunjukkan kontriksi
segmen usus. Enema barium juga bisa menunjukkan adanya ulserasi dan
cobblestone serta adanya fisura dan fistula.
3. Pemindaian CT dapat menunjukkan adanya penebalan dinding usu dan fistula
saluran.
F. PENATALAKSANAAN
1. Masukan diit dan cairan
Cairan oral , diit rendah residu tinggi protein tinggi kalori dan nterapi
suplemen vitamin dan pengganti zat besi untuk diberikan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
2. Terapi obat-obatan
Obat-obatan sedatif dan antidiare atau antiperistaltik digunakan untuk
mengurangi peristaltic sampai minimun untuk mengistirahatkan usus yang
terinflamasi
3. Terapi pembedahan
Pembedahan umumnya dihindarkan karena rekurensi dan –enyebaran lesi
biasanya timbul seytelah reseksi. Namun kadang pembedahan diklakukan
untuk dalam perkembangan penyakit, untuk mangatasi komplikasi.
G. KOMPLIKASI
Obstruksi usus atau pembentukan striktur
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Pembentukan fistul serta abses. Fistul adalah hubungan abnormal antara dua
struktur tubuh baik interna ( antara dua struktur ) atau eksterna ( antara
struktur interna dan permukaan luas tubuh) Jenis fistula usus halus yang
5
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddart (2001) Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Vol 2 Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
.
7
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium:
Tanggal 05 Mei 2005
- WBC : 7,4 X 10 /UL
- Ne % : 19,6 %
- Ly % : 12,3 %
- Mo % : 7,6 %
- Eo % : 0,3 %
- BA % : 0,2 %
- NE # : 5 – 9 10/UL
- LY# : 0- 9 10/Ul
- MO # : 0 – 6 10/UL
- EO # : 0 – 0 10/UL
- BA # : 0- 0 10/UL
- Na ( serum ) : 134
12
- K ( serum ) : 3,4
- Cl ( serum ) : 104
menganggap tadinya sakitnya itu tidak parah, sakit mah biasa, terasa perih
dan lauk. Klien tidak mempunyai pantangan makanan. Saat sakit / dirawat
di rumah sakit klien hanya menghabiskan susu diit dan untuk hari ini diit
Bubur sumsum tidak dimakan, dilarang suaminya, takut nanti lukanya tidak
sembuh-sembuh.
kadang teh manis kadang air putih. Saat di rumah sakit ini klien mendapat
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit: sekali perhari. Dan saat sakit di rumah sakit klien buang
air besar 2-3 kali perhari konsistensi cair agak lembek, warna kuning.
klien terpasang dower cateter mulai tanggal 5 Mei 2005. Dalam satu hari
4 : tergantung total.
6. Pola Perceptual
Klien mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan dan klien
ikut pengajian, saat sakit klien tidak bisa sholat lagi, tapi meyakini apapun
Palpasi : Abdomen datar, hati dan limfe tidak teraba, nyeri tekan (-)
massa (- ), distensi (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : Peristaltik 10 x per menit
tanggal 5 Mei 2005 dower kateter kotor, slang dekat meatus ada kerak
8. Ekstremitas
Terpasang infus D10 pada tangan kiri. Tidak ada odema dan akral hangat.
Elastisitas kulit jelek, kulit kering, kuku terpotong pendek dan rapi.
Pergerakan : B B
B B
Kekuatan otot : 5 5
5 5
9. Program Terapi
Tanggal 16 Mei 2005
- Diit TKTP
- Perawatan FEK (Fistel Enterocutaneus) pada pagi dan sore
- Infus KaEnMg3 : D105 : Amiparen = 2 : 1 : 1 = ( 2500cc/24 jam)
- Injeksi cefriaxone 1x 1 gr . iv
- Injeksi Remopair 2 x 30 mg im/iv
- Injeksi Gastridin 2 x 1 amp i.v
- Injeksi cefriaxone 1x 1 gr iv
- Injeksi Remopair 2 x 1amp .iv/im
- Injeksi Gastridin 2 x 1 amp. iv
- Lavemen pagi dan sore
Tanggal 18 mei 2003
- Diit TKTP + Ektra telur ( 8 – 10 butir / hari )
- Perawatan FEK (Fistel Enterocutaneus) pada pagi dan sore
- Infus KaEnMg3 : D10% : Amiparen = 2 : 1 : 1 = ( 2500cc/24 jam)
selingi dengan cairan asering
- Injeksi cefriaxone 1 x 1gr iv Stop
- Injeksi Remopair 2 x 30 mg iv/im Stop
- Injeksi Gastridin 2 x 1 amp iv Stop
- Aff DC
- Obat ganti Oral
- Cefdroxil 2 x 500 mg
- Cek HB
- Plan : periksa darah Darah Lengkap
Tanggal 19 Mei 2005
- Diit TKTP + Ekstra telur
- Perawatan FEK pagi dan sore
- Infus KaEn Mg3 : D10 : Amiparen = 2 : 2 : 1 = 2500 cc/24 jam
diselingi cairan Asering
- Cefadroxil 2 x 500mg peroral
- Lavemen pagi dan sore
- Mobilisasi duduk.
10. Pemeriksa laborat dan penunjang
Tanggal 18 Mei 2005
WBC : 15,30 x 163 nl
Neu : 11.87
Lymph : 2, 10
Mono : 1,06
Eo : 0,25
Baso : –
RBC : 3,96 x 10 6 /ml
HGB : 11,0 g/dl
19
HCT : 34,8
MCV : 37,9 fl
MCH : 27,8 fl
MCHC : 31,6 g/dl
RDW SD : 45,6 (fl)
RDW CV : 13,6 ( %)
PLT : 149 x 163 ml
PDW : 8,2 fl
MPV : 9,1 fl
P-LCR : 20,1%
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
Tanggal 16 Mei 2005
1 DS : Agen nyeri fisik Nyeri akut
Klien mengatakan perutnya nyeri ( pembedahan )
saat diobati, terasa semekrang
20
DO :
- Skala nyeri 4-5
- wajah klien saat diobati tampak
sedikit menyeringai
- Klien tampak memohonn saat
mengobati lukanya pelan –
pelan saja
- T :12 0 /80 mnt
- N : 80 x/mnt
2 DS : PK : Infeksi
Keluarga mengatakan klien
dirawat di RSS karena dikirim dari
RS tempat klien dioperasi, dan
lukanya keluar cairan
DO :
- Terdapat luka laparatomi
sepanjang 15 cm dengan 7
jahitan
- Pada luka terdapat 5 lubang
keluar cairan putih + pus +
feses
- Kulit sekitar luka basah oleh
cairan yang keluar dari fistul
- MDT menunjukkan gambaran
anemia dengan penyakit
kronis disertai proses infeksi
- Hb : 10,4 g/dl
3 DS Ketidakmampuan
- Klien mengatakan diitnya pemasukan atau Ketidak
selama ini susu mencerna seimbangan
- Klien mengatakan dilarang makanan atau nutrisi : kurang
suaminya untuk tidak makan mengasorbsi zat – dari kebutuhan
bubur sumsum,suruh minum zat gizi karena tubuh
susu saja faktor biologis
- Klien mengatakan minum
susu saja perutnya sudah
terasa kenyang sekali
DO :
- Diit BS hari ini utuh
- BB : 45 kg
- TB : 155
- IMT : 18,73
- Konjungtiva anemis
- Miskonsepsi
- Albumin : 2,19 g/dl
- Protein total : 6,01 g/dl
- Haemoglobin : 10,4 g/dl
- Hematokrit : 30,8
- Mukosa mulut kering
- Elastisitas kulit jelek, kulit
kering
21
4 DS Kurang Kerusakan
Klien mengatakan selama ini tidur pengetahuan mobilitas fisik
terlentang saja, oleh suaminya tentang kegunaan
tidak boleh tidur miring kiri atau pergerakan fisik
kanan dan tidak boleh duduk
DO :
- Klien tidur terlentang
- Klien lemah tubuh
- Haemoglobin : 10,4 g/dl
- ADL dibantu perawat dan
keluarga
- Kekuatan 5 5
- 5 5
18 Mei 2005
5 DS Keterbatasan Kurang
Klien mengatakan tidak begitu kognitif, tidak Pengetahuan
jelas dengan sakitnya mengenal
DO ( familiar )
Keluarganya tanya tentang dengan sumber –
penyakit istrinya dan hasil sumber informasi
pemeriksaan usus yang diperiksa
dulu apa.
2. PK : Infeksi
Jam 11.00
Tanggal 18 Mei - Cuci tangan sebelum Jam 12.00
2005 merawat S:
Jam 08.00 - Memonitor tanda – - Klien mengatakan
tanda infeksi ( Rubor, cairanya keluar banyak
Kalor, dolor, tumor dan ngembes dan diganti
fungsiolesa ) balutnya
- Merawat luka klien O:
dengan rivanol - Fistel mengeluarkan cairan
- Memonitor cairan fistul putih kekuningan campur
yang keluar feses + 10 cc
- Melepas Jahitan luka 5 - Injeksi cefriaxone 1 gr IV
buah sudah masuk jam 08.00
- Memberikan injeksi - Suhu : 364 C
cefriaxone 1 gr IV N : 82 x / menit
- Cuci tangan setelah - Hasil : PA radang
selesai merawat klien granulomatus di ilium
Jam 1100 - Mengukur suhu dan
nadi A : masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
- monitor tanda – tanda
infeksi ( R,K,D,T,F )
- Rawat luka pada sore
hari
- Monitor albumin dan
angka lekosit