Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP FISTEL

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIK


KEPERAWATAN
MATA KULIAH KEPERAWAT MEDIKAL BEDAH 1

Dosen Pembimbing :
Wiwid Yuliastuti, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

SINDI DWI AMBAR WATI

(A1R19031)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN
2020/2021
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Fistula atau fistel merupakan bahasa latin yang artinya pipa. Fistel
merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau jaringan yang
normalnya tidak berhubungan (Ananya Mandal, 2013).
Fistel atau fistula merupakan saluran yang berasal dari rongga atau
tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga lain, fistula ini diberi
nama sesuai dengan hubunganya (misalnya : rekto-vaginal, kolokutaneus).
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ
berongga internal atau antara organ internal dengan tubuh bagian luar
(Sylvia A. Price, 2005).
Fistula didefinisikan sebagai saluran yang menghubungkan antara
dua permukaan epitelial. Permasalahan yang dihadapi pada fistula
uretrokutan seringkali berulang dan kadang berpotensi mengganggu secara
fisik maupun psikologis.
Fistula uretrokutan merupakan masalah utama yang sering
munculpascarepair hipospadia. Fistula jarang menutup spontan dan dapat
diperbaiki dengan penutupan berlapis dari flap kulit lokal (Hosam et al,
2008).
B. KLASIFIKASI
Ada beberapa tipe fistula yang umum ditemukan menurut Shehata, 2011
yaitu:
Klasifikasi klinis
1. Fistel enterocutaneous
Adalah bagian dinding GI tract yang terbuka sehingga menyebabkan
keluarnya isi perut dan keluarnya melalui kulit
2. Enterovesicular yaitu vesikovaginal dan uretrovaginal
Fistula vesikovaginal adalah ostium antara kandung kemih dan vagina
sedangkan fistula uretrovaginal adalah ostium antara ureta dan vagina.
Fistula pada bagian ini dapat mengakibatkan sering terjadinya infeksi
saluran kemih.
3. Fistula rektovaginalis
Adalah suatu ostium antara rectum dan vagina atau merupakan alur
granulomatosa kronis yang berjalan dari anus hingga bagian luar kulit
anus, atau dari suatu abses anus atau daerah perianal
4. Fistula enterocolic
Saluaran yang melibatkan usus besar atau kecil
C. ETIOLOGI
Kebanyakan fistula merupakan hasil dari operasi pembedahan.
Atau penyebab lain meliputi proses peradangan, seperti infeksi atau
“inflammatory bowel disease”, melahirkan dan terapi radiasi, infeksi lokal,
iskemia lokal, prosedur yang tidak adekuat, penyembuhan jaringan yang
jelek, obstruksi distal karena meatal stenosis/ encrustasi (Shehata, 2011).
Van der Meulen, et al, menyatakan ada enam faktor yang
menyumbang kejadian fistula berulang, yaitu:
1. Devaskularisasi pada kulit akibat tidak adekuatnya delineasi pada flap
kulit atau penarikan kulit akibat dressing yang ketat,
2. Tarikan yang kuat pada kulit akibat kombinasi dari sedikitnya kulit yang
tersisa dan edema sekitar luka,
3. Superposisi dari uretra dan garis jahitan kulit
4. Infeksi pada luka, yang menyebabkan devaskularisasi pada kulit atau
stagnansi (berkumpulnya) darah dan urin,ISK
5. Perforasi pada kulit akibat jahitan transkutaneus
6. Terpisahnya tepi luka akibat tidak adekuatnya aliran urin
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tergantung pada kekhususan defek.
1. Urin dapat terus merembas kedalam vagina atau terdapat inkontinens
fekal dan flatus dikeluarkan, melalui vagina (terjadi pada fistula
rektovaginal).
2. Urin dapat terus merembes keluar dari jahitan bekas operasi
3. Keluarnya isi perut/feces dan flatus melalui kulit yang terbuka (terjadi
pada fistula enterocutaneous)
4. Nyeri
5. Gatal
6. Demam
Pada fistula ani dapat menyebabkan beberapa gejala yitu :
1. Iritasi kulit sekitar anus
2. Nyeri saat duduk, bergerak, buang air besak dan kecil
3. Keluar darah atau nanah saat buang air besar
4. Sulit mengendalikan buang air besar
5. Anus bengkak dan tampak merah (Ananya Mandal, 2013)

E. PATWAY
F. PATOFISIOLOGI
Salah satu patofisiogi dari terbentuknya fistel adalah dari
pembedahan. Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilan alat atau
kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka kuman akan
masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada
peritoneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya
abses biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi
abses.
Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk
pita jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka
akan terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami
perlengketan sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2
permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan meneluarkan drain atau
feses.
Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami
perlengketan maka jika tidak di tangani secara cepat maka bisa terjadi
infeksi (Sylvia A. Price, 2005).
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin adalah malnutrisi dan dehidrasi, bergantung
pada lokasi intestinum yang terbemtuk fistula. Fistula juga dapat
menjadi sumber problema kulit dan infeksi. Komplikasi lain yang
mungkin tarjadi :
1. Respon immun menurun
2. Resiko penyebaran infeksi
3. Penyembuhan luka lebih lama
4. Dehidrasi
5. Motilitas usus
6. Edema
H. PENCEGAHAN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko
terbentuknya fistel, antara lain :
1. Menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan aera di sekitarnya
2. Tidak berganti-ganti pasangan saat berhubungan intim
3. Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, serta minum
air putih dalam jumlah yang cukup
4. Melakukan pengobatan dan kontrol berkala ke dokter bila
menderita penyakit yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
fistula (Hokkanen, et al, 2019).
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan untuk fistula bervariasi tergantung pada lokasi dan
beratnya gejala. Penatalaksanaan disini tujuannya adalah
menghilangkan fistula, infeksi dan ekskoriasi dengan cara :
a. Pembedahan pada fistula
Penutupan fistula dengan jahitan simpel, mudah dilakukan dan
tidak membutuhkan waktu yang banyak, namun jika dilakukan
diatas jahitan sebelumnya, merupakan hal yang potensial untuk
terjadinya rekurensi. Flap kulit biasa digunakan untuk
memperbaiki fistula yang besar bagi penutupan simpel, dan
membuat kulit lokalnya lebih lembut dan adekuat
b. Non-bedah jika fistula merupakan akibat dari karsinoma,
tuberkolosis, penyakit crohn atau colitis, maka penyakit primer
harus diterapi dengan tepat agar lesi ini sembuh.
c. Diet enteral
Yaitu suatu nutrisi cair yang diambil melalui mulut atau diberikan
melalui tabung pengisi. Dimana formula ini menggantikan
makanan padat cair dan mengandung nutrisi penting. (biasanya diet
ini diresepkan untuk, fistula enterocutaneous, enterovesicular dan
enterovaginal).
d. Pemberian obat-obatan
Biasanya obat flagly (antibiotik) dan immunosuppressant (Sylvia
A. Price, 2005).
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis bukanlah pemeriksaan rutin untuk evaluasi
fistula. Pemeriksaan dilakukan untuk membantu saat dari bukaan
primer atau internal sulit diidentifik traktus sekunder atau bukaan
primer yang terlewatkan.
2. X-Ray
Anterofosterior, lateral dan oblikuntuk melihat jalannya fistula.
Prosedur ini mempunyai tingkat akurasi 16-48 persen.
3. CT Scan
CT scan digunakan untuk menentukan lesi
4. Pemeriksaan fisik rectum
5. Rontgenogram abdomen dan pekvis (Sylvia A. Price, 2005).
K. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Biodata
a) Identitas klien
Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, no
medrec, diagnosa medis, alamat klien.
b) Identitas penanggung jawab
Meliputi pengkajian nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan klien, dan alamat.
2. Keluhan utama klien.
Keluhan utama alasan klien masuk rumah sakit. Biasanya keluhan yang
paling menonjol pada pasien Fistel adalah ada benjolan pada anus.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan sumber data yang subjektif tentang status kesehatan pasien
yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan actual maupun
potensial. Riwayat merupakan penuntun pengkajian fisik yang
berkaitan informasi tentang keadaan fisiologis, psikologis, budaya, dan
psikososial untuk membantu pasien dalam mengutarakan masalah –
masalah atau keluhan secara lengkap, maka perawat dianjurkan
mengguanakan analisa simptom PQRST.
P: Provokatif atau paliatif
Apa yang memperberat dan memperingan. Q: Kualitatif atau
Kuantitatif
Seperti apa yang dirasakan atau digambarkan klien , apakah nyaeri
seperti disayat-sayat atau ditusuk-tusuk.
R: Region atau Radiasi
Pada daerah mana yantg dirasakan klien atau dimana rasa berat
dalam melakukan aktivitas.
S: Saverity atau Skala
Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
T: Timing
Berapa lama nyeri berlangsung, kapan bertambah buruk pada malam
atau siang hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan, terus
menerus atau hilang seketikaapa yangt sedang dilakukan klien saat
gejala timbul, kapan gejala timbhul pertama kali.
4. Riwayat kesehatan dahulu

Mengkaji penyakit yang ada hubungannya dengan penyakit sekarng.


Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah
sebelumnya klien pernah mengalami pembedahan, pada klien Abses
biasanya diindentikan dengan kebiasaan hidup yang buruk dan
kurangnya klien dalam meningkatkan status kesehatannya
(Muttaqin,2014).

5. Riwayat kesehatan keluarga

Bertujuan untuk mengetahui adanya riwayat penyakit yang dapat


diturunkan dan bagaimana perawatannya. Selain itu dikaji adanya
anggota keluarga yang mengidap penyakit jantung, stroke, dan infeksi
serta penyakit menular.

6. Aktivitas sehari hari

Mengungkapkan pola aktivitas klien sebelum sakit dan sesudah sakit.


Yang meliputi nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur,
aktivitas dan gaya hidup, pola aktivitas terutama pad Abses Perianal
biasanya terganggu karena aktivitas banyak akan menambah nyeri.

7. Pola Nutrisi

Diisi dengan kebiasaan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sebelum


sakit sampai dengan saat sakit yang meliputi: jenis makanan, minuman
yang dikomsumsi, frekuensi makanan, porsi makanan yang dihabiskan,
makanan selingan, alergi makanan, makanan pantangan, pada klien Fistel
biasanya tidak nafsu makan, nafsu makan menuruyn dan mual muntah.

8. Pola Eliminasi

Diisi dengan eliminasi BAB dan BAK menggambarkan keadaan


eliminasi klien sebelum sakit sampai dengan klien saat sakit saat ini yang
meliputi: frekuensi, konsistensi, warna, keluhan. Pada klien Fistel akan
mengganggu eliminias BAB karena adanya benjolan Fistel disekitar anus
yang akan bertambah nyeri pada saat BAB.

9. Pola Istirahat
Diisi dengan kualitas dan kuantitas istirahat tidur klien sejak sebelum
sakit sampai saat ini, meliputi: jumlah jam tidur siang dan malam,
pengguanaan alat penghantar tidur, perasaan klien sewaktu bangun tidur,
dan kesulitan atau adanya masalah tidur, pada klien Fistel istirahat tidur
akan terganggu akibat nyeri.
10. Personal Hygiene
Diisi dengan perawatan diri seperti mandi, gosok gigi, toileting,
berpakaian, berhias, dan penggunaan instrumen. Pada klien Fistel akan
terjadi defisit perawatan diri disebabkanb oleh nyeri yang bertambah
apabila melakukan aktivitas.
11. Aktivitas
Diisi dengan aktivitas rutin yang dilakukan oleh klien sebelum sakit
sampai saat sakit mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, termasuk
penggunaan waktu senggang.
12. Pemeriksaan Fisik per sistem.
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda
vital, berat badan, dan nilai GCS. Keadaan fisik secara keseluruhan dari
semua sistem organ tubuh, pada klien di lakukan pemeriksaan fisik
sebagai berikut:
a) Keadaan Umum dan Tanda – tanda Vital
Keadaan umum klien mencapai kesadaran penuh setelah beberapa
jam kembali dari meja operasi, penampilan menunjukan keadaan
sakit ringan sampai berat tergantung pada periode akut rasa nyeri.
Tanda vital pada umumnya stabil.
b) Sistem Pernapasan
Pada klien Fistel akan ditemukan perubahan frekuensi nafas cepat
,takikardia akibat adanya nyeri. Pemeriksaan auskultasi tidak ada
rinchi dan wheezing. Pada pemeriksaan perkusi biasanya resonance
paru-paru.
c) Sistem Kardiovaskuler
Pada klien Fistel umumnya klien mengalami takikardi, (sebagai
respon tubuh terhadap nyeri). Dikaji pula keadaan konjungtiva, tidak
ada sianosis dan auskultasi bunyi jantung.
d) Sistem Pencernaan
Pada klien Fistel tidak ditemukan nyeri tekan pada abdomen,
auskultasi Bising usus klien. Namun adanya gangguan BAB karena
adanya nyeri luka.
e) Sistem Endokrin
Pada sistem ini tidak ada gangguan spesifik, kaji adanya pembesaran
kelenjar tiroid dan paratiroid.
f) Sistem Genitourinaria
Biasanya pada klien Fistel tidak ada keluhan dalam organ sistem
perkemihan, tidak ada distensi abdomen dan tidak ada nyeri saat
BAK.
g) Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan sistem muskuloskeletal pada klien Fistel biasanya
terjadi penurunan kekuatan otot, lemah dan kaku.
h) Sistem Integumen
Pemeriksaan sistem integumen pada klien Fistel kaji warna kulit,
kelembaban kulit dan turgor kulit. Pada klien Fistel adanya luka atau
warna kemerahan bekas luka, terdapat kelembaban dan suhu kulit di
daerah sekitar Fistel.
i) Sistem Persyarafan
Kaji tingkat kesadaran, penurunan sensorik, nyeri refleks, fungsi
syaraf cranial dan fungsi syaraf serebral. Umumnya klien tidak
mengalami penyimpangan dalam fungsi persyarafan. Pengkajian
fungsi persyarafan meliputi : tingkat kesadaran, syaraf cranial dan
serebral dan refleks.
13. Data Psikologis
Perlu dikaji tentang tanggapan klien terhadap penyakitnya apakah ada
perasaan khawatir, cemas, takut, konsep diri menurun atau body image
menurun serta ketidakseimbangan koping.
14. Data Sosial
Hubungan klien dengan anggota keluarga, masyarakat, pada umumnya,
perawat, dan tim kesehatan yang lain, termasuk juga, pola komunikasi
yang digunakan klien dalam berhubungan dengan orang lain.
Diagnosa

1. (D.0077) Nyeri akut berbubungan dengan agen pencendera fisik


(abses) dibuktikan dengan mengeluh nyeri disekitar anus, tampak
meringis.
2. (D.0129) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan pigmentasi dibuktikan dengan kerusakan lapisan kulit,
perdarahan, kemerahan.

Intervensi

1. Dx : Nyeri akut berbubungan dengan agen pencendera fisik


(abses) dibuktikan dengan mengeluh nyeri disekitar anus, tampak
meringis.
Tingkat Nyeri (L.08066)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam diharapkan
nyeri menurun.
Kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Sulit tidur menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Pola nafas membaik
- Tekanan darah membaik

Intervensi :

(I.08238) Manajemen Nyeri

Observasi

a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,


intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik

a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis


TENS (stimulus saraf transkutaneous)
b. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

Edukasi

a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


b. Jelaskan strategi merdakan nyeri
c. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.


2. Dx : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
pigmentasi dibuktikan dengan kerusakan lapisan kulit, perdarahan,
kemerahan.
Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam diharapkan
integritas kulit meningkat.
Kriteria hasil :
- Kerusakan lapisan kulit menuurun
- Nyeri menurun
- Perdarahan menurun
- Kemerahan menurun
- Pigmentasi abnormal menurun
- Tekstur membaik

Intervensi

(I.11353) Perawatan Integritas Kulit

Observasi

a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (terdapat


fistula)
Terapeutik

a. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring


b. Bersihkan perineal dengan air hangat
c. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

Edukasi

a. Anjurkan minum air yang cukup


b. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
c. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem

Implementasi Keperawatan
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (intervensi). Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan dan kegiatan komunikasi. Tujuan implementasi adalah
melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di
evaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang
singkat, mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, dan
menemukan perubahan sistem tubuh.

Evaluasi

Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan


yang sistematik pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses
penilaian, pencapaian, tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan
(Griffith & Christensen, 1986).
DAFTAR PUSTAKA

Herry yudha. 2012. Diagnosa dan Penatalaksanaan Fistula Ani. Diakses pada hari
Selasa, 31 Desember 2012.

http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/08/diagnosa-dan-penatalaksanaan-
fistula-ani.html

Ananya Mandal. 2013. What is a fistula?. Diakses pada tanggal 31 Desember


2013. Available from: www.news-medical.net/health/Fistula-What-is-a-
Fistula.aspx

Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI. PPNI
(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI PPNI (2018).

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan.


Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI PPNI (2018).

Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.


Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS


Pengkajian diambil tgl : 25 Juli 2021 Jam : 10.30 WIB
Tanggal Masuk : 24 Juli 2021 No. reg : 123456
Ruangan / Kelas : Flamboyan
No. Kamar : 2A
Diagnosa Masuk : Fistel Ani
Diagnosa Medis : Fistel Ani
Kasus semu :

 Tn. B adalah sorang petani yang berumur 49 tahun masuk ke rumah sakit RSUD Dr.Iskak
Tulungagunng pada tanggal 24 Juli 2021 pukul 10.30 dengan keluhan terdapat benjolan seperti bisul
yang kemerahan juga terasa nyeri pada kulit sekitar anus dan saat buang air besar terdapat darah sejak
3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sudah mempunyai riwayat abses anorektal. Hasil pengkajian di
dapatkan Suhu Tubuh : 37˚C, Nadi : 94x/menit, Tekanan darah: 150/90 mmHg, Respirasi :
22x/menit, Tinggi Badan : 170 cm, Berat Badan : 60 Kg, dan juga terdapat fistula disekitar anus.
Pasien juga mengeluh merasa lemas dan lemah tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. B

2. Umur : 49 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia

6. Bahasa : Jawa

7. Pendidikan : SMA

8. Pekerjaan : Petani

9. Alamat : Ds.Srikaton, Kec.Ngantru, Kab.Tulungagung


10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds.Srikaton, Kec.Ngantru, Kab.Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

ASKEP KMB
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Nyeri pada area anus yang terdapat benjolan seperti bisul dan saat buang air besar terdapat
darah.

b. Keluhan Utama :
Nyeri pada area anus

2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :


Hari Kamis tgl 22 Juli 2021, klien mengeluhan terdapat benjolan seperti bisul yang kemerahan
juga terasa nyeri pada kulit sekitar anus dan saat buang air besar terdapat darah. Lalu pada
tanggal 24 Juli 2021 klien dibawa ke RSUD Dr.Iskak Tulungagunng masuk ke IGD dan pada
pukul 10.30 klien dipindahkan ke ruang Flamboyan. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri
pada area anus.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Sebelumnya pasien mempunyai riwayat abses anorektal.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga pasien sebelumnya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang serupa dengan
pasien.

POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 7 - 8 jam 5 – 6jam
04.00 05.00
2. Waktu Bangun

3. Masalah Tidur Tidak ada Suara bissing, nyeri

4. Hal-hal yang Lingkungan yang tenang


mempermudah tidur Lingkungan yang tenang

5. Hal-hal yang Ketika nyeri kambuh


mempermudah pasien Lingkungan yang gaduh
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Kuning bercampur darah
- Bau Khas feses Khas feses
- Konsistensi Lembek Lembek
- Jumlah Tidak Terkaji Tidak Terkaji
- Frekwensi 2x sehari 3x Sehari
- Kesulitan BAB Tidak Ada Tidak Ada
ASKEP KMB
- Upaya mengatasi Tidak terkaji Tidak terkaji

2. B A K
- Warna Kuning Kuning
- Bau Khas urin Khas urin
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi 4 – 6 kali / hari 5 – 8 kali / hari
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak terkaji Tidak terkaji

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3 x sehari 3 x sehari
- Jenis Sayur, daging, tahu, tempe Sayur, daging, tahu, tempe
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Makanan cepat saji Makanan cepat saji
- Yang Disukai Sayur dan daging Sayur dan daging
- Yang Tdk disukai Kacang - kacang an Kacang - kacang an
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan
Tidak ada Nafsu makan menurun
- Upaya mengatasi
Tidak ada Memberi suplemen makan
2. Minum
- Frekwensi 5 – 6 gelas/hari 2 – 3 gelas sehari
- Jenis Air putih, kopi, teh Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Kopi Kopi
- Yang Tdk disukai Soda Soda
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2 – 3 x sehari 2x sehari (di lap)
2. Keramas 2 – 3 x seminggu 1x seminggu
3. Pemeliharaan gigi dan Tiap hari Tiap hari
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x seminggu 1x seminggu
5. Ganti pakaian Tiap hari Tiap hari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Pasien dapat beraktivitas seperti Pasien dapat beraktivitas
Lain biasa, seperti berladang di sawah dibantu anak dan istri

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak

ASKEP KMB
III. DATA PSIKO SOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Klien berbicara dengan baik (efektif dan baik)
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Istri dan anak
C. Rekreasi
Hobby : Berkebun
Penggunaan Waktu Senggang :
Istirahat
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Tidak melakukan aktifitas apapun
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Interaksi sosial baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Istri dan anak klien

IV. KONSEP DIRI


A. Gambaran Diri
Klien bisa bangun dan duduk dari tempat tidur
B. Harga Diri
Klien bisa menyadari dan menerima diri bahwa klien sedang sakit
C. Ideal Diri
Klien ingin cepat sembuh
D. Identitas Diri
Klien dapat mengatakan nama, alamat, dan nama istri maupun anak
E. Peran
Sebagai seorang kepala keluarga

V. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Selama di rumah sakit klien menjalankan kewajiban beribadah, dengan beribadah di atas
tempat tidur.
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Klien percaya bahwa sehat / sakit merupakan takdir yang diberikan Tuhan YME
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Klien yakin bahwa penyakitnya akan sembuh

ASKEP KMB
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Keadaan umum lemah

B. Tanda – tanda vital


Suhu Tubuh : 37˚C Nadi : 94x/menit
Tekanan darah : 150/90 mmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi Badan : 170 cm Berat Badan : 60 Kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Lonjong
Ubun-ubun : Datar tidak ada benjolan
Kulit kepala : Bersih tidak berketombe
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Berbau apek
Warna : Hitam sedikit beruban
c. Wajah
Warna Kulit : Sawo matang
Struktur Wajah : Lonjong
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris kanan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
Tidak ada odema
c. Konjuctiva dan sklera :
Konjungtiva anemis dan sklera putih
d. Pupil :
Miosis terhadap cahaya
e. Kornea dan iris
Tidak ada peradangan
f. Ketajaman penglihatan / visus:
Rabun Jauh
g. Tekanan bola mata :
Lunak
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
Simetris tidak ada pembengkakan
b. Lubang Hidung :
Bersih tidak ada secret
c. Cuping hidung :
ASKEP KMB
Tidak ada

4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
Ukuran telinga : Sedang
Ketenggangan telinga : Lentur
b. Lubang telinga :
Sedikit kotor
c. Ketajaman pendengaran :
0-20 dB
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
Kering
b. Keadaan gusi dan gigi :
Sedikit kotor, ada caries gigi
c. Keadaan lidah :
Sedikit kotor
d. Orofarings :
Tidak terkaji
6. Leher
a. Posisi trakhea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Suara : Jelas
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : Tidak ada bendungan
f. Denyut nadi coratis : Teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : > 3 detik
e. Tekstur : Kering
f. Kelembaban : Kering
g. Kelainan pada kulit : Terdapat fistula pada area sekitar anus

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :

ASKEP KMB
Datar dan bentuk simetris
b. Warna payudara dan areola :
Sawo Matang dan aerola coklat tua

c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :


Tidak ada kelainan maupun tidak ada cairan yang keluar dari puting
d. Axila dan clavicula :
Tidak ada benjolan

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Simetris, normal chest

b. Pernafasan

Frekwensi : 22x/menit

Irama : Teratur

c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :

Tidak ada

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :

Vocal frmitus sama antara kanan dan kiri

b. Perkusi :

Sonor

c. Auskultasi

Suara Nafas :

Vesikuler

Suara Ucapan :

Getaran suara kanan dan kiri sama

Suara Tambahan :

Tidak ada suara tambahan

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Teraba

- Ictus cordis : ICS V lineamid clavicula sinistra

ASKEP KMB
b. Perkusi
Batas-batas jantung :

-Kiri Atas: ICS II Linea sternalis sinistra

-Kiri Bawah: ICSV linea midclavicula sinistra


-Kanan Atas : ICS II sinistra dextra
-Kanan Bawah : ICS III sinistra dextra

c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lub terdengar tunggal dan regular

- Bunyi jantung II : dub terdengar tunggal dan regular

- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada


- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 94x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Datar rata
- Benjolan / Massa : Tidak ada

- Bayangan pembuluh darah pada abdomen


Tidak ada

b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 18x/menit

- Bunyi jantung Anak / BJA : Tidak ada

c. Palpasi

- Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

- Benjolan / massa : Tidak ada

- Tanda-tanda ascites : Tidak ada

- Hepar : Tidak ada nyeri tekan

- Lien : Tidak ada nyeri tekan

- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan dititik Mc. Burne

d. Perkusi

- Suara Abdomen :

Timpani

ASKEP KMB
- Pemeriksaan Ascites :
Tidak ada

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal :

Tidak ada kelainan

2. Anus dan Perineum


a. Lubang anus :

Normal terdapat lubang anus

b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :

Terdapat fistura di area anus

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
Simetris

b. Pemeriksaan Oedem :

+ +

+ +

c. Kekuatan Otot :

5 5

4 4

(5) Mampu Menggerakan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan penuh .

(4) Dapat bergerak dan dapat menahan hambatan ringan, terpasang infus di tangan

d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :

Tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :

Kesadaran Composmetis, GCS 4-5-6

2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :


ASKEP KMB
Tida ada kaku kuduk

3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :

Tidak ada kaku kuduk

4. Fungsi Motorik :

Dapat befungsi dengan baik

5. Fungsi Sensorik :

Dapat merasakan panas dan dingin


6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Positif
b. Refleks Patologis
Negatif

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan :
Merasa sedih dan gelisah

b. Orientasi :

Orientasi terhadap orang,tempat dan waktu baik

c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) :

Memiliki ingatan yang baik

d. Motivasi ( Kemauan ) :

Klien ingin cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasanya

e. Persepsi :

Mengenali lingkungan

f. Bahasa :
Jawa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Fistel Ani
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
Tes Hematologi :
- Hemoglobin (14.1 g/dl), normal : 11.5 – 13.5 ( tinggi )
ASKEP KMB
- Hematokrit (47 %), normal : 34 - 40 ( tinggi )
- Leukosit (15.8 ribu/ul), normal : 5.5 – 7.0 ( tinggi )
- Trombosit (274 ribu/ul), normal : 150 – 450 ( normal )
- Eritrosit (6.13 juta/ul), normal : 20.0 – 40.0 ( tinggi )
2. Rontgen
- CT Scan (menentukan lesi)
- Rontgenogram abdomen dan pekvis
3. E C G
Tidak ada
4. U S G
Tidak ada
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Penatalaksanaan

- Monitor tanda – tanda vital


- Monitor reaksi nyeri

Terapi

- Infus D5 ¼ NS 15 TPM
- Injeksi Ceftriaxone 125 mg/12 jam (IV)
- Injeksi Metamizole 150 mg/8 jam (IV)
- Hydrocortisone 2,5% (5 g)

Mahasiswa

Sindi Dwi Ambar Wati


NIM. A1R19031

ASKEP KMB
ANALISA DATA

Nama pasien : Tn. B


Umur : 49 Tahun
No. Register : 123456

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN

1 Ds: Kuman masuk kedalam Nyeri Akut

Mayor peritonium
 Klien mengeluh nyeri ↓
pada area sekitar anus Peritonium meradang
Do: ↓
Mayor Keluar eksudat fibrusa
 Skala nyeri : 6 ↓
 Tampak meringis Abses

 Gelisah ↓

 Frekuensi nadi Merangsang serabut saraf

94/menit nyeri

Minor ↓
Hipotalamus
 Tekanan darah 150/90

mmHg
Konteks serebri
 Pola nafas 22/menit

 Nafsu makan menurun
Nyeri dipersepsikan

Nyeri akut

Ds :
2. Mayor
 Klien meneluh terdapat Gangguan Integritas
Kuman masuk kedalam
benjolan seperti bisul Kulit
peritonium
di sekitar anus

 Klien mengeluh saat
Peritonium meradang
buang air besar

terdapat darah
Abses
Do :

ASKEP KMB
Mayor Perlukaan jaringan
 Kerusakan lapisan kulit ↓
(terdapat fistula) Gangguan integritas
Ds : kulit
Minor
 Mengeluh nyeri
Minor
 Skala nyeri : 6
 Terdapat perdarahan
saat buang air besar
 Terdapat kemerahan
sekitar anus

ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. B


Umur : 49 Tahun
No. Register : 123456

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1 25 Juli 2021 (D.0077) Nyeri akut berbubungan dengan agen pencendera fisik (abses)
dibuktikan dengan mengeluh nyeri disekitar anus, tampak meringis.

25 Juli 2021 (D.0129) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi
2
dibuktikan dengan kerusakan lapisan kulit, perdarahan, kemerahan.

ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. B

Umur : 49 Tahun

No. Register : 123456

DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1 (D.0077) Nyeri akut Luaran Utama : Tingkat Manajemen Nyeri (I.08238)
berbubungan dengan agen Nyeri (L.08066)
pencendera fisik (abses) Observasi
dibuktikan dengan mengeluh Tujuan : Setelah dilakukan
a. Identifikasi lokasi,
nyeri disekitar anus, tampak tindakan 2x24 jam tingkat
meringis karakteristik, durasi, frekuensi,
nyeri menurun
kualitas, intensitas nyeri
Kriteria Hasil :
b.Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri c. Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan memperingan
2. Meringis menurun nyeri
3. Gelisah menurun Terapeutik
4. Frekuensi nadi a. Berikan teknik
membaik nonfarmakologis untuk
5. Pola nafas membaik mengurangi nyeri (mis TENS
6. Tekanan darah (stimulus saraf transkutaneous)
membaik b.Pertimbangkan jenis dan
7. Nafsu makan sumber nyeri dalam pemilihan
membaik strategi meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
b.Jelaskan strategi merdakan
nyeri
c. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.

ASKEP KMB
2 (D.0129) Gangguan integritas Luaran Utama : Integritas Perawatan Integritas Kulit(I.11353)
kulit berhubungan dengan Kulit dan Jaringan
perubahan pigmentasi Observasi
dibuktikan dengan kerusakan (L.14125)
lapisan kulit, perdarahan, a. Identifikasi penyebab
kemerahan. Tujuan : Setelah dilakukan
gangguan integritas kulit
tindakan 2x24 jam
(terdapat fistula)
diharapkan integritas kulit
Terapeutik
meningkat.
a. Ubah posisi tiap 2 jam jika
Kriteria Hasil :
tirah baring
1. Kerusakan lapisan
b. Bersihkan perineal dengan
kulit menuurun
air hangat
2. Nyeri menurun
3. Perdarahan menurun c. Hindari produk berbahan

4. Kemerahan menurun dasar alkohol pada kulit

5. Pigmentasi abnormal kering

menurun Edukasi
6. Tekstur membaik
a. Anjurkan minum air yang
cukup

b. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi

c. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem

ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. B Umur : 49 Tahun No. Register : 123456 Kasus : Fistel Ani

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
DX
1 Dx.1 25-07-2021 1. Mengobservasi lokasi, karakterisik, 25-07-2021 S: - Klien mengatakan nyeri pada area
frekuensi, kualitas, intensitas skala nyeri 11.10 anus

- Klien mengatakan tidak nafsu


07.30 2. Mengidentifikasi skala nyeri
makan
O:
3. Memberikan teknik non farmakologis untuk
08.00 - Keadaan umum : lemah
mengurangi rasa nyeri

- Kesadaran : composmentis
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
09.15 - GCS : 4 5 6
nyeri
- Skala nyeri : 6
10.30 5. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Gelisah, Sulit tidur

6. Memberikan analgetik - TTV :


11.00 TD : 150/90 mmHg

S : 37 C

N : 94x/menit

ASKEP KMB
RR : 22x/menit

- Terpasang infus D5 ¼ NS 15 Tpm


- Injeksi Metamizone 150 mg/8 jam
(IV)
A: Masalah nyeri belum teratasi

P: Lanjutkan intvensi 1 – 6
2 Dx. 2 25-07-2021 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan 25-07-2021 S: - Klien meneluh terdapat benjolan
integritas kulit (terdapat fistula) 13.05 seperti bisul di sekitar anus

- Klien mengeluh saat buang air besar


11.10
2. Mengubah posisi tiap terdapat darah
2 jam jika tirah baring
O:
11.30
3. Membersihkan perineal dengan air hangat - Terdapat fistula disekitar anus
12.15
- Feses terdapat darah
4. Menghindari produk berbahan dasar alkohol
- Keadaan umum : lemah
pada kulit kering
12.30
- Kesadaran : composmentis
5. Menganjurkan minum air yang cukup
- GCS : 4 5 6
12.45
- TTV :
6. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
TD : 150/90 mmHg
13.00 7. Menganjurkan menghindari terpapar suhu
S : 37 C
ekstrem

ASKEP KMB
N : 94x/menit

RR : 22x/menit

- Skala nyeri : 6

- Terpasang infus D5 ¼ NS 15 Tpm

- Injeksi Ceftriaxone 125 mg/12 jam


(IV)

- Hydrocortisone 2,5% (5g)

A: Intregritas kulit menurun

P: Lanjutkan intervensi 1 – 7

3 Dx. 1 26-07-2021 1. Mengobservasi lokasi, karakterisik, 26-07-2021 S: - Klien mengatakan nyeri pada area
frekuensi, kualitas, intensitas skala nyeri 11.10 anus berkurang

- Klien mengatakan sedikit nafsu


07.30 2. Mengidentifikasi skala nyeri
makan
O:
3. Memberikan teknik non farmakologis untuk
08.00 - Keadaan umum : lemah
mengurangi rasa nyeri

- Kesadaran : composmentis
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
09.15 - GCS : 4 5 6
nyeri
- Skala nyeri : 5

ASKEP KMB
10.30 5. Menjelaskan strategi meredakan nyeri - Gelisah, Sulit tidur berkurang

- Menghabiskan setengah porsi makan

11.00 6. Memberikan analgetik - TTV :

TD : 130/80 mmHg

S : 36,5 C

N : 88x/menit

RR : 18x/menit

- Terpasang infus D5 ¼ NS 15 Tpm

- Injeksi Metamizone 150 mg/8 jam


(IV)

A: Nyeri berkurang

P: Lanjutkan intvensi 1,2,3


4 Dx.2 26-07-2021 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan 26-07-2021 S: - Klien mengatakan benjolan seperti
integritas kulit (terdapat fistula) 13.05 bisul di sekitar anus belum
menghilang
11.10 2. Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
-Klien mengatakan saat buang air
besar feses yang terdapat darah
3. Membersihkan perineal dengan air hangat
11.30 berkurang

12.15 4. Menghindari produk berbahan dasar alkohol O:

pada kulit kering


ASKEP KMB
- Terdapat fistula disekitar anus
5. Menganjurkan minum air yang cukup
12.30 - Feses terdapat darah sedikit berkurang

6. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi - Keadaan umum : lemah

12.45 - Kesadaran : composmentis

- GCS : 4 5 6
7. Menganjurkan menghindari terpapar suhu
13.00 ekstrem - TTV :

TD : 130/80 mmHg

S : 36,5 C

N : 88x/menit

RR : 18x/menit

- Skala nyeri : 5

- Terpasang infus D5 ¼ NS 15 Tpm

- Injeksi Ceftriaxone 125 mg/12 jam


(IV)

- Hydrocortisone 2,5% (5g)

A: Intregritas kulit sedikit membaik

P: Lanjutkan intervensi 1 – 3

ASKEP KMB
ASKEP KMB
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : Fistel
Sasaran : Kelarga Tn. B
Ruang : Flamuboyan

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pencegahan dan 1. Pengertian Fistel Ceramah, diskusi, Leaflet Keluarga mampu
penyuluhan tentang penyuluhan tentang penangganan 2. Klasifikasi dari tanya jawab mengulang informasi
Fistel keluarga Tn. B Fistel keluarga Tn.B penyakit Fistel atau pendidikan
mampu memahami diharapkan mampu : Fistel kesehatan yang
3. Etiologi dari Fistel
kondisi terkait Fistel a) Menjelaskan diberikan terkait dengan
4. Manifestasi Klinis
pengertian Fistel Fistel
dari Fistel
b) Menjelaskan 5. Pathway dari Fistel
Klasifikasi dari
6. Patofisiologi dari
Fistel
Fistel
c) Menjelaskan
7. Komplikasi dari
Etiologi dari Fistel
Fistel
d) Menjelaskan apa
8 Pencegahan dari
saja Manifestasi
Fistel
Klinis dari Fistel
9. Penatalaksanaan
e) Menjelaskan
Medis dari Fistel
Pathway dari Fistel
10. Pemeriksaan
f) Menjelaskan
penunjang dari
Patofisiologi dari
Fistel
ASKEP KMB
Fistel
g) Menjelaskan
Komplikasi dari
Fistel
h) Menjelaskan
Pencegahan dari
Fistel
i) Menjelaskan
Penatalaksanaan
Medis dari Fistel
j) Menjelaskan
Pemeriksaan
penunjang dari
Fistel

ASKEP KMB
LEAFLET

ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai