Anda di halaman 1dari 21

Ileus Obstruktif

Clara Islamy Hifi Melynia


Ileus obstruktif (Bowel obstruction) adalah keadaan dimana
isi lumen saluran cerna tersumbat dan tidak bisa disalurkan ke
distal atau anus.
Klasifikasi :
- Etiopatogenesis
- Lokasi
- Luas
- jeni
EPIDEMOLOGI

USA, 300.000 kasus tiap tahunnya.


75% diakibatkan oleh adhesi

Indonesia (2004) ditemuan 7024 kasus.


Penyebab terbanyak : hernia
ETIOLOGI

Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga


1) Blokade intralumen (obturasi)
2) Intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus
3) Kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik dari intestinal
● Adhesi, hernia, dan malignansi merupakan 80 % penyebab dari kasus ileus obstruktif.

● Pada anak-anak  intususepsi merupakan penyebab tersering.

● Pada orang tua  pikirkan kemungkinan adanya kanker.

● Metastasis dari genitourinaria, kolon, pankreas, dan karsinoma gaster menyebabkan obstruksi
lebih sering dari pada tumor primer di intestinal.
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi ileus obstruktif umumnya disebabkan oleh gangguan dari fisiologi


normal usus yang berupa pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi,
sehingga terjadi dilatasi pada bagian proximal usus. Dilatasi ini akan
meningkatkan aktivitas sekretorik dari usus yang menyebabkan meningkatnya
akumulasi cairan pada lumen yang nantinya meningkatkan gerakan peristaltik
pada bagian proximal dan distal dari sumbatan
MANIFESTASI KLINIS
● Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
1) Nyeri abdomen
2) Muntah
3) Distensi
4) Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi)

● Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada:


1) Lokasi obstruksi
2) Lamanya obstruksi
3) Penyebabnya
4) Ada atau tidaknya iskemia usus
● Gejala utama  nyeri kolik, mual-muntah dan obstipasi.
● Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala merupakan ciri khas dari obstruksi parsial.
● Nyeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta, nyeri menyebar dan jarang terlokalisir,
namun sering dikeluhkan nyeri pada bagian tengah abdomen, sekitar umbilikus atau bagian
epigastrium.
● Saat nyeri menetap dan terus menerus  curiga telah terjadi strangulasi dan infark.
● Kegagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang penting untuk membedakan
terjadinya obstruksi komplit atau parsial.
● Tanda awal  penderita segera mengalami dehidrasi.
● Massa yang teraba dapat di diagnosis banding dengan keganasan, abses, ataupun strangulasi.
● Saat bising usus tak terdengar dapat diartikan bahwa obstruksi telah berlangsung lama, ileus
paralitik atau terjadinya infark.
● Tanda-tanda terjadinya strangulasi seperi nyeri terus menerus, demam, takikardia, dan nyeri tekan
bisa tak terdeteksi pada 10-15% pasien sehingga menyebabkan diagnosis strangulasi menjadi sulit
untuk ditegakkan.
● Pada obstruksi karena strangulasi bisa terdapat takikardia, nyeri tekan lokal, demam, leukositosis
dan asidosis.
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda
Pada ileus obstruktif usus halus kolik generalisata dehidrasi, yang mencakup
dirasakan di sekitar umbilkus, kehilangan turgor kulit maupun mulut
sedangkan pada ileus obstruktif usus dan lidah kering. Pada abdomen harus
besar kolik dirasakan di sekitar dilihat adanya distensi, parut
suprapubik. Muntah pada ileus abdomen, hernia dan massa
obstruktif usus halus berwarna abdomen. Inspeksi pada penderita
kehijaun dan pada ileus obstruktif yang kurus/sedang juga dapat
usus besar onset muntah lama. ditemukan “darm contour” (gambaran
kontur usus) maupun “darm steifung”
(gambaran gerakan usus).
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik

• Perkusi dan Palpasi


Pada palpasi didapatkan distensi
• Auskultasi abdomen dan perkusi tympani yang
Terdengar kehadiran episodik menandakan adanya obstruksi. Palpasi
gemerincing logam bernada tinggi dan bertujuan mencari adanya tanda iritasi
gelora (rush) diantara masa tenang. peritoneum apapun atau nyeri tekan,
Tetapi setelah beberapa hari dalam yang mencakup ‘defance musculair’
perjalanan penyakit dan usus di atas involunter atau rebound dan
telah berdilatasi, maka aktivitas pembengkakan atau massa yang
peristaltik (sehingga juga bising usus) abnormal.
bisa tidak ada atau menurun.
• Rectal Toucher
Dilihat ada massa atau tidak, mukosa,
ampula recti (kolaps?),
handschoon: feses, lendir, darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
• Gangguan elektrolit
• leukositosis

Pencitraan
• Ct scan Abdomen
• USG abdomen
• Foto polos abdomen 3 posisi
Foto Polos Abdomen

Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus) dan
posisi tegak thoraks. Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara
lain:
1. Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2. Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3. Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4. Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign
5. String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet
6. Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung
usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7. Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
Dilatasi usus Herring Bone Coffee Bean Step Ladder
DIAGNOSA BANDING

 Ileus Paralitik

 Pseudo Obstruksi
KOMPLIKASI

Iskemia Nekrosis Perforasi


Penatalaksana
Dasar Tatalaksana

• Koreksi elektrolit dan cairan


• Menghilangkan peregangan dan muntah
• Mengatasi peritonitis dan syok (bia ada)
• Menghilangkan obstruksi
• Pantau tanda vital
• Pemberian cairan intravena
• Pemasangan kateter
• NGT
• Antibiotik untuk profilaksi
• Anti muntah
TERAPI OPERATIF

koresi sederhana (simple correction).

Tindakan operatif by-pass.

fistula entero-cutaneus

reseksi usus dan membuat anastomosis


Wahyudi, A., Siswandi, A., Purwaningrum, R., & Dewi, B. C. (2020). Angka Kejadian Ileus Obstruktif
Pada pemeriksaan BNO 3 posisi di rsud Abdul Moeloek. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 11(1), 145–151. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.233
Margaretha, N., 2013. Diagnosis Dan Tata laksana Ileus obstruksi. E-Jurnal Medika Udayana, (online) 4(2),
pp.637-658. Available at; <https:??ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/5113/3903> -
Accessed 02 march 2023]
Ramnarine M. Small Bowel Obstruction. Medscape. 2017. p. Patophysiology. https://
emedicine.medscape.com/article/774140-overview
Smith D, Nehring S. Bowel Obstruction. StatPearls; 2018. Available from: http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2884634
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]. http://
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/Data-dan- Informasi_Profil-
Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.
Malik, A., Shah, M., Pathan, R., & Sufi, K. (2010). Pattern of acute intestinal obstruction: Is There a change in
the underlying etiology. Saudi Journal of Gastroenterology, 16(4), 272–274. https://
doi.org/10.4103/1319-3767.70613.
Sari, N., Ismar, & Nazriati, E. (2015). Gambaran Ileus Obstruktif. Jom Fk, 2(2), 1–19.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/5113
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai