PIPIT LAYAKHARISMA
K1A1 13 046
PEMBIMBING :
dr. Irmayani Aboe Kasim, M.Kes, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU NEUROLOGI
RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2018
PENDAHULUAN
Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan
jaras yang membawa impuls pengelihatan keotak
mengalami peradangan serta sarung mielin yang
membungkus saraf tersebut mengalami kerusakan (proses
ini disebut juga demielinasi).
2
EPIDEMIOLOGI
Angka insiden neuritis optika di Eropa Tengah mencapai 5/100.000
orang per tahun
Usia 36 tahun
Perempuan > laki-laki
Asia insiden neuritis optik lebih rendah s 0,83/100.000 orang/tahun
Pada anak cendrung sering terkena bilateral sedangkan dewasa
cenderung unilateral
Clinical Definite Multiple Sclerosis tampak pada onset neuritis optik
15-20%.
3
ANATOMI dan FISIOLOGI
Lapisan Retina
4
Nervus Optikus
5
Vaskularisasi nervus optikus
6
ETIOLOGI
• Idiopatik
• Neuritis optikus herediter
• Demyelinating: Multiple sclerosis dan
Optik neuromyelitis ( Devic's diseases)
• Parainfeksius Neuritis optikus ( infeksi virus
misalnya campak, gondok, cacar air, batuk rejan
dan demam kelenjar, dapat juga terjadi setelah
pemberian imunisasi)
• Infectious Neuritis optikus. Neuritis optikus yang
terjadi mungkin terkait(dengan Ethmoiditis akut)
atau yang berhubungan dengan Cat scratch fever ,
Sifilis, Lyme diease dan Kriptokokalmeningitis
7
KLASIFIKASI NEURITIS OPTIK
ANTARA LAIN:
• NEURITIS RETROBULBAR
• PAPILITIS
• NEUROENTERITIS
8
PATOFISIOLOGI
Demielinisasi
Sistem Imun
9
GAMBARAN KLINIS
AKUT KRONIK
• Ketajaman pengelihatan • Kehilangan penglihatan
menurun secara persisten
• Sensitivitas kontras • Defek pupil aferen
• Pengelihatan warna • Desaturasi warna
• Defek lapangan pandang
• Fenomena Uhthoff
• Diskus optik terlihat
Yang paling sering :
mengecil dan pucat
• Hilangnya pengelihatan
• Nyeri pada mata semakin
memberat bila bola mata
digerakkan
10
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Riwayat demem
Mengeluhkan
dan imunisasi
gejala
sebelumnya
11
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan visus
b. Pemeriksaan lapangan pandang
c. Refleks pupil
d. Pengelihatan
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Funduskopi MRI
13
Pungsi lumbal Slit lamp
14
PENATALAKSANAAN
16
KOMPLIKASI
17
PROGNOSIS
Rasa sakit akan hilang dalam beberapa
hari. Pemulihan ketajaman pengelihatan
terjadi pada 92% pasien. Jarang yang
mengalami kehilangan pengelihtan yang
progresif.
Meski demikian, pengelihatan tidak dapat
sepenuhnya kembali normal. Pada pasien ini,
akan tetap melihat dengan buram, gelap,
suram, atau pengelihatan yang terganggu.
Seringkali pengelihatan warna akan berubah
atau menjadi lebih suram
18