Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan adalah kebutuhan manusia yang sangat mendasar.
Kesehatan juga menjadi salah satu unsur penting dari tercapainya
kesejahteraan umum sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 yang
kemudian dimanifestasikan dalam bentuk pembangunan nasional
berkelanjutan. Hal ini juga selaras dengan poin ketiga dalam Sustainable
Development Goals yang dicetuskan oleh United Nations Development
Program (UNDP) yaitu memastikan hidup sehat dan mempromosikan
kesejahteraan untuk semua di segala usia. Konsep ini merupakan kelanjutan
dari program Millenium Development Goals yang telah berjalan
sebelumnya. Namun proses pembangunan nasional khususnya di sektor
kesehatan ternyata mengalami berbagai hambatan, baik hambatan yang
berasal dari keterbatasan negara maupun keterbatasan masyarakat. Terkait
dengan keterbatasan masyarakat, salah satu hal yang paling mendasar
adalah rendahnya kesadaran masyarakat terutama di wilayah pedesaan akan
pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat. Kurangnya kesadaran
tersebut dapat dilihat secara nyata dari kebiasaan masyarakat pedesaan
buang air besar di sembarang tempat (Uswatun, 2018).
Kebersihan juga merupakan salah salah satu pokok dalam memelihara
kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali
berusaha untuk membersihkan dirinya. Bersih adalah kondisi sesuatu yang
bebas dari hal yang kotor. Jadi benda yang di katakan bersih apabila tidak
ada kotoran berupa apa pun. Maka dari pengertian ini dapahi diketahui
bahwa kondisi bersih berarti sesuatu hal yang harus dijaga dan dirawat dari
hal-hal yang kotor yang dapat dihinggapi oleh kuman serta menjadi sarang
penyakit (Uswatun, 2018).
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,
biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan
mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya
kualitas lingkungan yang sehat, melalui upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat fasilitas umum
(Mailinda dkk, 2018)
Dalam rangka meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan
yang bermutu pada masyarakat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah. Sampai saat ini hasilnya telah ditunjukkan oleh pengadaan
fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Kemajuan yang telah dicapai sudah
menampakkan kondisi sebagaimana yang diharapkan. Melihat kenyataan
ini harus diakui bahwa upaya pemerintah hingga sekarang telah berhasil
meningkatkan pengadaan jumlah Puskesmas di Indonesia. Namun
demikian, harus diakui bahwa upaya memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu masih perlu mendapat perhatian. Salah satu indikator tentang
perlunya memperhatikan hygiene dan sanitasi Puskesmas. Berdasarkan data
statistik, jumlah Puskesmas di Indonesia pada tahun 2014 adalah 9.731
unit. Jumlah puskesmas ini mengalami peningkatan sebanyak 76 unit
dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 9.665 unit. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan diantaranya
adalah kualitas pelayanan dan kondisi kesehatan lingkungan
Puskesmas.(Mailinda dkk, 2018).
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan risiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan
dan bahaya kesehatan Adapun indikator program Kesehatan Lingkungan
adalah:
1. Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan; Penyehatan
Perumahan danPemukiman
a. Pengawasan Lingkungan Perumahan
b. Pengawasan Sarana Jamban Keluarga (JAGA)
c. Pengawasan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
d. Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
2. Peningkatan kualitas air
a. Survailan Sarana Air Bersih (Hasil Inspeksi Sanitasi SAB)
b. Pengawasan Kualitas Air (Hasil Pemeriksaan Lab)
c. Perbaikan Kualitas Air (Kapurisasi)
d. Penyuluhan AirBersih
e. Klinik Sanitasi
3. Pengendalian vektor
a. Survai Jentik dan Abatisasi Selektif
b. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
c. Kegiatan upaya kesehatan lingkungan (UKL)
d. Pengawasan TTU dan TPM
e. Pembinaan Institusi

Anda mungkin juga menyukai