Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

MANAJEMEN ANESTESI PADA PASIEN D


ENGAN KESULITAN VENTILASI DAN INT
UBASI

TAJRIANA NURFADHILAH DAHLAN


K1A114098
PEMBIMBING:
dr. Hj. FITRIANI ASRUL, M.Kes, Sp.An
KESULITAN JALAN NAPAS

Difficult airway (DA) atau kesulitan jalan nafas


didefinisikan sebagai situasi klinis di mana anestesiologis
terlatih mengalami kesulitan dengan ventilasi masker di
saluran napas bagian atas, kesulitan intubasi trakea,
atau keduanya
KESULITAN VENTILASI
Kesulitan ventilasi atau difficult bag-mask
ventilation (DMV) menurut The American Society
of Anesthesiologhy adalah ketidakmampuan dari
ahli anastesi yang berpengalaman untuk
menjaga SO2>90% saat ventilasi dengan
menggunakan masker wajah, dan O2 inspirasi
100% dengan ketentuan bahwa tingkat saturasi
oksigen ventilasi pra masih dalam batas normal.
INDIKATOR KESULITAN VENTILASI
Mask seal
M Fitur wajah seperti jenggot, air liur atau darah, gangguan
anatomi seperti fraktur wajah

Obesity
O BMI > 26 kg/m, ibu yang sedang melahirkan atau aterm.

No Teeth
N Edentulous

Age
A Umur > 55 tahun

Snoring
S Snoring atau kaku, Obstructive Sleap Apneu (OSA),
bronkospasme
KESULITAN INTUBASI
Menurut Difficult Airway Society
(DAS) 2015, Kesulitan intubasi
adalah jika seorang dokter anestesi
berpengalaman butuh lebih dari
sepuluh menit atau lebih dari tiga
kali untuk sebuah intubasi
endotrakeal yang sukses
INDIKATOR KESULITAN INTUBASI
L Look externally

E Evaluate 3-3-2 rule

M Mallampati

O Obstruction

Neck Mobility
N
L Look externally

Lihat pasien keseluruhan luar untuk mengetahui penyebab


kesulitan laringoskopi, intubasi, atau ventilasi. Yang biasanya
dilihat adalah bentuk wajah abnormal (subjektif), gigi seri
yang lebar/menonjol

E Evaluate 3-3-2 rule

Hubungan faring, laring dan oral


berhubungan dengan intubasi. Jarak
antara gigi seri pasien sekurangnya 3
jari (3), jarak antara tulang hyoid dan
dagu sekurangnya 3 jari (3), dan jarak
antara thyroid notch dan dasar mulut
sekurangnya 2 jari (2).
M Mallampati

Untuk menentukan klasifikasi ini, dilakukan tes pada pasien


dalam keadaan sadar, dengan posisi duduk, mulut terbuka dan
lidah dijulurkan semaksimal mungkin

Kelas I : Palatum molle, fauces, uvula dan pilar terlihat jelas


Kelas II : Palatum molle, fauces dan sebagian uvula terlihat
Kelas III : Palatum molle, dan dasar uvula saja yang terlihat
Kelas IV : Hanya terlihat langit-langit
O Obstruction

Beberapa kondisi dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas yang


membuat sulitnya laringoskopi dan ventilasi. Selain keadaan
epiglotis, adanya abses peritonsiler dan trauma juga menyulitkan
intubasi

Neck Mobility
N
Dapat dinilai mudah dengan menyuruh pasien menundukkan
kepala dan kemudian menengadahkannya. Pasien dengan
imobilisasi leher lebih sulit diintubasi
PENILAIAN SKOR LEMON

Poin ≥8 berarti ada kemungkinan kesulitan intubasi.


INDIKATOR KESULITAN INTUBASI
LARYNGOSKOP DIRECT

•Tingkat 1 : Glottis terlihat penuh, plica vocalis terlihat jelas


•Tingkat 2 : Glottis bagian depan tidak tampak, plica vocalis terlihat sedikit.
•Tingkat 3 : Terlihat epiglottis, tetapi glottis tidak terlihat
•Tingkat 4 : Glottis tidak terlihat

Tingkat 3 dan 4 prediksi kesulitan intubasi.


MANAJEMEN AWAL
Manajemen awal bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan jalan
napas sebelum memulai anestesi (mengantisipasi kesulitan
manajemen jalan napas dalam kamar operasi)

1. Evaluasi jalan napas (anamnesis, pemfis, penunjang)


2. Lakukan persiapan
a. Alat intubasi (STATICS)
- Scope (laringoskop, stetoskop)
- Tube (ETT, LMA)
- Airway device (sungkup, orofaring tube)
- Tape (plester)
- Introducer (stylet)
- Connector
- Suction
b. Informed consent
c. Asisten yang membantu saat manajemen kesulitan intubasii
d. Preoksigenasi preanestesi selama +- 3 menit
3. Pikirkan strategi intubasi jika ditemukan kesulitan jalan napas
MANAJEMEN KESULITAN JALAN NAPAS
Manajemen Difficult Airway menurut ASA:
a. Menilai kemungkinan dan dampak klinis dari masalah pada penanganan dasar:
• Kesulitan dengan kerjasama atau persetujuan pasien
• Kesulitan ventilasi sungkup
• Kesulitan penempatan Supraglottic Airway
• Kesulitan laringoskopi
• Kesulitan intubasi
• Kesulitan akses bedah jalan napas
b. Aktif memberikan oksigen tambahan selama proses manajemen kesulitan jalan
napas
c. Mempertimbangkan manfaat relatif dan kelayakan dari penanganan dasar
- Intubasi sadar atau intubasi setelah induksi
- Teknik invasif atau non invasif
- Video laringoskop sebagai pendekatan awal intubasi
- Menjaga ventilasi spontan atau tidak
d. Mengembangkan strategi primer dan strategi alternatif
A B
KOMPLIKASI

Akibat yang dapat terjadi dari kesulitan jalan napas, adalah:


a. Kematian
b. Kerusakan otak
c. Cardiac arrest
d. Trauma jalan napas
e. Kerusakan gigi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai