Oleh:
Pramudya Bagas, S.Ked Abdul Rahmad Masumi, S.Ked
K1A1 12 093 K1A1 14 001
Nirmalawati Linar, S.Ked Evin Desmawan, S.Ked
K1A1 12 190 K1A1 13 127
Mardhatillah Abdullah, S.Ked Dita Citra Pratiwi, S.Ked
K1A1 14 022 K1A1 14 054
Pipit Layakharisma, S.Ked Nurfitrah Wahyuni, S.Ked
K1A1 13 046 K1A1 14 033
Sri Wahyuni, S.Ked Wa Ode Nurul Rezki, S.Ked
K1A1 12 043 K1A1 13 065
Darwangsah Adhe Arya, S.Ked
K1A1 13 008
Pembimbing:
dr. Ika Rahma Mustika Hati, M.KK
Judul Laporan : Analisis Kasus Malaria Pada TNI Angkatan Darat Yang
Bertugas Di Perbatasan Indonesia Papuan New Gunea
Mengetahui,
Pembimbing
yaitu mahluk hidup bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa.
kelompok umur baik laki - laki maupun perempuan. Orang yang terkena
antara 300-500 juta dengan angka kematian mencapai 1 juta kasus. World
meninggal setiap tahunnya karena malaria berat. Dari data tersebut terlihat
bahwa ada beberapa daerah diIndonesia yang endemis malaria, antaralain Papua,
Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Bengkulu. Pada 2016, di Papua terdapat
424.083 penderita yang diduga malaria dan 155.670 kasus yang terbukti
tersebut, kasus malaria masih dapat ditemukan di daerah seperti Sulawesi dan
Kalimantan. Hal ini berhubungan erat dengan keadaan lingkungan alami yang
iklim, suhu, dan curah hujan. Peningkatan kasus malaria di suatu wilayah
Angkatan Darat (AD). TNI AD adalah salah satu cababg angkatan perang di
keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain dan pulau – pulau
tugas untuk mengabdi didaerah endemis malaria seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya. Namun, masih jarang orang yang mempublikasikan hasil
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
2. Bagi Pasien
A. Definisi
melalui gigitan nyamuk akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia. Penyakit ini menyerang semua kelompok umur baik laki-
B. Epidemiologi
antara 300-500 juta dengan angka kematian mencapai 1 juta kasus. World
Parasite Incidence (API) per tahun. API merupakan jumlah kasus positif
malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Indonesia memiliki prevalensi
malaria sebesar 1,4% dengan angka API tahun 2015 sebesar 0,85% dan
prevalensi sebesar 1,5% dan angka API sebesar 2,03% (Pusat data dan Informasi
Sedangkan API Jakarta dan Bali memiliki angka API nol dan sudah
dengan persentasi API sebesar 31,29% dan untuk wilayah Sulawesi Tenggara
2015. Tidak ada daerah di Sulawesi Tenggara yang bebas dari penyakit
malaria. Kasus positif malaria tertinggi tahun 2016 dilaporkan oleh Kabupaten
Muna dengan 814 kasus yang tercatat. Sebagai catatan, Kabupaten Muna
(bersama dengan Kabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal
dieliminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal ini terkait dengan kondisi
kejadian malaria dibanding tahun sebelumnya. Dari seluruh kasus malaria yang
C. Etiologi
Kini plasmodium knowlesi yang selama ini dikenal hanya ada pada
2011).
adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga
dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain
makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun
yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit
sampai kurang dari 20.000 sel darah merah /mm3. Infeksi falsifarum
2. Anemia
kadang nekrotik, dalam sel kupffer hati dan dalam sumsum tulang, otak,
3. Kejadian immunopatologi
4. Anoxia jaringan
parasitized red cells ke sel-sel endotel vaskular otak, ginal, organ yang
leakage protein dan cairan vaskular, edema, serta anoxia jaringan otak,
lebih berat
merah:
Hemoglobin S
Hemoglobin F
Thalassemia
E. Manifestasi Klinis
dewasa dengan cara yang berbeda. Anak mengalami infeksi kronis dengan
pada usia lima tahun dan kekebalan ini tetap tertahan pada masa dewasa.
lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu
hati, atau muntah (semua gejala awal disebut gejala prodolmal). Beberapa
pasien kadang mengeluh nyeri dada, batuk, nteriperut, nyeri sendi dan diare.
panas hebat disertai takikardi, mual, pusing, orthostatis dan lemas berat.
gejala malaria tidaklah “klasik” seperti yang ditemukan pada orang dewasa.
Pada penderita anak, kenaikan panas badan cendrung lebih tinggi sering
disertai dengan muntah- muntah dan berkeringat. Anak – anak yang lebih
besar yang mempunyai lebih sedikit kekebalan kadang - kadang juga dapat
menderita demam, nyeri sendi, sakit kepala. Oleh karena itu, gejala malaria
pada anak bisa menyerupai penyakit lain yang bisa menyebabkan demam.
Begitu pula anemia yang cendrung menjadi berat pada penderita anak.
Malaria vivax yang biasanya memberi gejala yang ringan, pada penderitanya
anak sering menimbulkan gejala yang lebih berat. Namun bisanya, malaria
Nadi penderita sangat cepat, tetapi lemah. Bibir dan jari-jari pucat
pada penderita anak sering terjadi kejang Stadium ini berlangsung selama
15 menit – 1 jam.
2. Stadium akme (puncak demam)
bertambah keras, dan sering disertai rasa mual atau muntah - muntah.
haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 41C. stadium ini
membasahi tempat tidur. Namun suhu badan pada fase ini turun dengan
tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah, tetapi tanpa
biasanya dialami oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis
terhadap malaria, gejala klasik timbul tidak berurutan, bahkan tidak selalu
ada, dan sering kali bervariasi tergantung spesies parasit dan imunitas
muncul gejala lain, misalnya:diare dan pegal - pegal. Hal ini disebut
berlangsung berat atau malah tidak ada. Diantara 2 periode demam terdapat
falciparum, 36 jam pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria
malariae (Widoyono,2011).
Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai
(Widoyono,2011) :
berubah)
3) Kejang-kejang
10) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
11) Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
F. Diagnosis
kriteria WHO.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
c. Sklera ikterik
3. Pemeriksaan Laboratorium
c) Kepadatan parasite.
4. Distres pernafasan
7. Hemoglobinuria
Gambaran laboratorium :
3. Anemia berat (Hb < 5 gr% untuk endemis tinggi, <7 gr% untuk
<15%
6. Hemoglobinuria
G. Penatalaksanaan
2017).
A. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
umur.
selama 3 hari.
2. Pengobatan malaria vivaks yang relaps
selama 14 hari.
Catatan :
badan ideal.
Perawatan
plasmodiumnya).
0,9%.
NaCl 0,9%.
intravena.
H. Prognosis
I. Komplikasi
1. Malaria serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau
respiratory distress
8. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna, dan atau disertai
11. Diagnosa post- mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 29 tahun
Alamat : Asrama Yonif 725 Woroagi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Kedudukan dalam keluarga : Anak kedua dari enam bersaudara
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan/Pangkat : TNI Angkatan Darat/ Praka
Keluhan Utama
Pemeriksaan kesehatan
Anamnesis Terpimpin
Pasien datang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Pelabuhan
Bungkutoko Kendari setelah bertugas di Perbatasan Papua New Gunea. Pasien
bertugas selama 9 bulan dan diketahui memiliki riwayat malaria pada bulan Mei
tahun 2018. Saat itu pasien merasakan keluhan demam, selama kurang lebih 5
hari. Demam hilang timbul yang tidak menentu. Keluhan juga disertai sakit
kepala, mengigil dan berkeringat. Keluhan lain yang dirasakan adalah mual dan
muntah berisi makanan. Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
Saat itu, pasien sempat dirawat di pos kesehatan di Kabupaten Kerong Papua
selama 3 hari. Saat ini pasien tidak mengalami keluhan. Saat bertugas disana,
pasien diketahui memiliki kontak dengan penderita malaria.
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.
Riwayat kebiasaan
Riwayat kebiasaan dalam hal ini yaitu pola makan berlebih (-), konsumsi
karbohidrat berlebih (-), berolahraga rutin (-), riwayat merokok (-), duduk dalam
durasi yang lama (+), megangkat beban berlebihan (+), beban kerja = shift kerja
pengamanan selama 12 jam/hari.
C. Uraian Tugas
Waktu Kegiatan
(WITA)
04.00 – 04.30 Bangun pagi
04.30 – 05.00 Sarapan pagi
05.00 – 06.00 Persiapan untuk kerja
06.00- 07.00 Apel pagi dan Briefing
07.00- 12.00 Shift pagi
12.00-13.00 Ishoma
13.00-19.00 Shift Siang
19.00-selesai Istirahat
G. Pemeriksaan Penunjang
Hasil rapid test malaria = positif malaria falciparum dan vivax.
H. Diagnosa Kerja
Malaria
I. Kategori Kesehatan
Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan.
J. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsionam : bonam
K. Permasalahan Pasien & Rencana Penatalaksanaan
Jenis Permasalahan
No. Medis & Non Rencana Tindakan
Medis (okupasi, dll)
1. Malaria Terapi Medikamentosa
- DHP (Dehydroarteminisin 40
mg+piperaquin phosphate 320 mg) 1 x 4
tablet selama 3 hari
- Primaquin 15 mg 1x3 tablet selama 14 hari
Terapi non medikamentosa
- Memakai kelambu/ lotion anti nyamuk
- Segera menuju ke fasilitas layanan
kesehatan apabila ditemukan trias malaria
BAB IV
ANALISIS KASUS
plasmodium malaria dan plasmodium ovale. Daur hidup keempat spesies malaria
pada manusia umumnya sama. Proses ini terdiri dari fase seksual eksogen
(sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam
badan horpes. Fase aseksual mempunyai 2 daur yaitu skizogoni eritrosit dan
(Gandahusada,1998)
timbul yang tidak menentu. Keluhan juga disertai sakit kepala, menggigil,
tetapi beberapa strain P.vivax dapat sampai 6 – 9 bulan atau mungkin lebih lama.
Menurut Kevin S et al, masa inkubasi untuk P. vivax lebih lama dibandingkan
Control (CDC) 2007, gejala malaria tidak spesifik, dimulai dengan sindrom
muntah, dan diare), gangguan neurologi, dan sakit kepala. Demam adalah gejala
yang paling sering muncul sekitar 78% - 100% tapi demam yang periodik tidak
selalu muncul. Menurut WHO, gejala klinis saja tidak dapat menegakkan
diagnosis malaria karena pada daerah yang endemis gejala klinis tidak selalu
muncul. Kurva demam pada permulaan penyakit tidak teratur tetapi kemudian
kurva demam menjadi teratur, yaitu dengan periodisitas 48 jam. Serangan demam
mulai jelas dengan stadium menggigil, panas dan berkeringat. Demam dan
(CDC, 2007).
37,0 oC, nadi 80x/menit, dan 26x/menit. Tidak ditemukan konjungtiva anemis,
Menurut Kathryn N.S et al, demam pada penderita malaria sering dengan
suhu badan lebih dari 38oC (Suh, 2004). Anemia pada serangan pertama biasanya
belum jelas atau tidak berat, pada malaria menahun yang biasanya lebih jelas.
Malaria menyebabkan anemia hemolitik berat karena sel darah merah diinfestasi
kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit
Tes diagnostik cepat adalah alat yang mendeteksi antigen malaria pada
bersifat lebih spesifik tapi kurang sensitif bila dibandingkan dengan antibodi
terhadap satu spesies plasmodium, atau dapat mencakup 4 parasit malaria pada
adalah protein yang larut air yang diproduksi oleh bentuk aseksual dan gametosit
darah merah dan masih terdeteksi di darah selama minimal 28 hari setelah
enzim glikolisis yang diproduksi oleh bentuk aseksual dan seksual dari
eritrosit. PLDH telah ditemukan pada ke empat spesies malaria dan untuk setiap
Untuk rencana terapi malaria pada kasus ini penderita diberi DHP
320 mg piperakuin pospat dalam bentuk fixed dose (dosis tunggal) dan diminum
satu kali sehari selama tiga hari. Obat ini merupakan metabolit aktif dari
pengobatan radikal malaria yang disebabkan oleh P. vivax, dan P. ovale dan
Pada kasus ini pasien bekerja sebagai TNI AD yang baru saja pulang dari
salah satu penyakit yang tetap endemik di beberapa daerah di Indonesia, walaupun
malaria. Pada tahun 2017, baru 266 kabupaten/kota (52,0%) di antara 514
kota dengan penularan tinggi yang terutama berada di kawasan timur Indonesia,
yaitu Papua, Papua Barat, dan NTT. Pada 2016, di Papua terdapat 424.083
penderita yang diduga malaria dan 155.670 kasusyang terbukti positif malaria
Nugini (PNG). Satgas - satgas TNI dari berbagai daerah di Indonesia dikirim
helikopter atau alternatif terakhir jalan kaki. Akses jalan di daerah pedalaman
belum ada, dari satu pos pengamanan ke pos lainnya, kadang ditempuh dengan
sebagian besar berupa hutan primer. Hutan di Provinsi Papua yang tergolong
punctulatus yang habitat perkembang biakannya berupa bekas galian pasir, sumur,
selokan/parit dan kolam (Sandy, 2015). Akses jalan yang sulit pada saat
tempuh yang jauh tidak memungkinkan mereka untuk kembalike pos penjagaan.
Tidur di hutan merupakan salahsatu perilaku yang berisiko tertular malaria. Hasil
penelitian Thang (2008) yang menunjukkan bahwa pekerja hutan yang tidur di
hutan mempunyai besar risiko 2,7 kali tertular malaria (Thang et.al, 2008).
Wilayah Provinsi Papua tergolong masih tertinggi dalam kasus malaria. Tidak
sedikit media massa baik cetak dan elektronik yang memberitakan bahwa hampir
seluruh anggota satgas TNI pada wilayah perbatasan di Provinsi Papua pernah
bertugas maupun saat berperang/operasi militer. Data dari Rumah Sakit TNI AD
Marthen Indey Jayapura menunjukkan jumlah prajurit TNI yang terserang malaria
tahun 2016 sejumlah 1.079 pasien. Sementara pada Januari - Juni2017 mencapai
672 pasien yang dirawat. Menurut keterangan Kepala Rumah Sakit TNI AD
Marthen Indey pada bulan Agustus 2017, Kolonel CKM dr Wahyu Triyanto,
bahwa sebagian prajurit yang terkena malaria adalah prajurit dari luar Provinsi
waktu 2016 hingga Juni 2017, prajurit TNI yang meninggal dunia akibat malaria
dibeberapa batalyon masih menderita malaria pada saat kembali ke satuan asal
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa kedokteran, laporan ini dapat di jadikan sebagai bahan
referensi dalam meningkatkan pengetahuan, ataupun penelitian lebih
lanjut mengenai kekarantinaan khususnya mengenai malaria pada TNI
AD yang bertugas di perbatasan Indonesia-Papua New Guinea
2. Pada para anggota TNI yang ditugaskan di wilayah perbatasan
diberikan pembekalan mengenai penyakit yang akan mereka hadapi
serta diberikan pamflet mengenai penyakit tersebut.
3. Pada anggota TNI yang telah terkena penyakit tersebut, dilakukan
tatalaksana hingga tuntas.
DAFTAR PUSTAKA
Griffith KS, Lewis LS, Mali S et al. 2007. Treatment of malaria in the United
States: a systemic review. JAMA. 297 (20): 2264 – 77
Harijanto, P.N., Nugroho, A., Gunawan, C.A. 2012. Malaria Dari Molekuler Ke
Klinis. EGC. Jakarta.
Hasugian, A. R., Purba, H. L., Kenangalem, E., Wuwung, R. M., Ebsworth, E. P.,
Maristela, R., et al. 2007. Dihydroartemisinin-piperaquine versus
artesunate-amodiaquine: superior efficacy and posttreatment prophylaxis
against multidrug-resistant Plasmodium falciparum and Plasmodium
vivax malaria. Clin Infect Dis. Halaman.1067-1074
Heridadi. 2013. Aspek Pertahanan Biologi (Biodefense)Pada Penugasan Operasi
Prajurit TNI di LuarNegeri. Disertasi S3 Universitas Gadjah Mada.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Infodatin Malaria. Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Nurmansyah, Dian. 2016. Rapid Diagnostic Test untuk Malaria Falciparum.
Program studi magister ilmu biomedik kekhususan ilmu kedokteran dasar
mikrobiologi program pascasarjana universitas udayana. Denpasar
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2013. Pedoman Tata Laksana Malaria. Menteri
Kesehatan RI. Jakarta.
Putra, Teuku Romi Imansyah. 2011.Malaria Dan Permasalahannya.Jurnal Syiah
Kuala. Volume 11 nomor 2..
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, &
Pemberantasannya. Erlangga. Jakarta
Zulkarnain Iskandar, Setiawan Budi, Harijanto paul. 2014. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi ke-6. Interna Publishing. Jakarta.
Harijanto, P.N., Nugroho, A., Gunawan, C.A. 2012. Malaria Dari Molekuler Ke
Klinis. EGC. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Infodatin Malaria. Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2013. Pedoman Tata Laksana Malaria. Menteri
Kesehatan RI. Jakarta.
Pratamawati, D. dkk. 2019. Potensi Penularan Malaria Pada Prajurit Tentara
Nasional Indonesia (Studi Pada Batalyon Infantri 411 Kota
Salatiga).Vektora. Volume 11 Nomor 1 : 53 – 62.
Thang, N.G., Erhart,, Speybroeck, N., Hung, L.X., Thuan,L.K., Hung, C.T., Ky,
P.V. Marc Coosemans, M. 2008. Malaria in central Vietnam: analysis of
risk factorsby multivariate analysis and classification tree models. Malar
J. 7: 28.