Anda di halaman 1dari 2

HIPOKSIA

Tubuh manusia akan mengalami gangguan berupa kekurangan oksigen atau hipoksia apabila ia
semakin berada di tempat yang tinggi, seperti saat naik pesawat terbang. Dalam dunia
penerbangan, jenis hipoksia yang paling sering terjadi adalah hipoksia hipoksik atau hipoksia
hipobarik yang dapat berakibat fatal jika tidak disadari dan tidak ditangani dengan baik.
2450 m (8000 feet): Nilai saturasi oksigen (SpO2) adalah sekitar 93% pada individu yang tidak
mengidap penyakit jantung atau paru. Oleh karena itu, individu dengan gangguan jantung atau
paru yang berat harus menggunakan oksigen tambahan selama penerbangan.
3050 m (10000 ft): Dengan SpO2 89%, seseorang akan mengalami gangguan menghitung jika ia
berada pada ketinggian ini. Seluruh awak udara wajib menggunakan oksigen pada tekanan kabin
ketinggian melebihi 10000 ft. Pesawat non-pressured cabin dan helikopter tidak boleh terbang
melebihi ketinggian ini.
3650 m (12000 ft): SpO2 87%. Terjadi gangguan menghitung dan memori jangka pendek.
4250 m (14000 ft): SpO2 83% dan terjadi gangguan fungsi mental termasuk intelegensi dan
perubahan emosi.
4550 m (15000 ft): SpO2 80%. Seluruh individu yang tidak menggunakan oksigen tambahan akan
mengalami gangguan fungsi tubuh.
6100 m (20000 ft): SpO2 60% dan individu yang tidak teraklimatisasi akan kehilangan kesadaran
dalam waktu 10 menit. Ada istilah dalam kedokteran penerbangan yaitu TUC (time of useful
consciousness) yang ditentukan sejak dari mulai munculnya hipoksia sampai hilangnya waktu
untuk melakukan perbuatan penting, misalnya memasang masker oksigen. Pada ketinggian ini,
TUC adalah sebesar 10 menit, sehingga rentang waktu sejak munculnya gejala hipoksia sampai
memasang masker oksigen hanya sebesar 10 menit.
7600 m (25000 ft): SpO2 <60% dengan TUC <2.5 menit dan mulai muncul bends (emboli
nitrogen).
9150 m (30000 ft): TUC hanya sekitar 30 detik.
10350 m (34000 ft): TUC sekitar 22 detik. Penggunaan oksigen 100% akan meningkatkan SpO2
menjadi 95%. Perlu diperhatikan bahwa pesawat komersial biasanya terbang pada ketinggian
35000 ft, sehingga kondisi apa pun yang dapat menyebabkan gangguan pada tekanan kabin
(misalnya kerusakan pada struktur pesawat) akan berakibat fatal.
11300 m (37000 ft): TUC sekitar 18 detik. Dengan oksigen 100%, SpO2 akan meningkat menjadi
89%. Pada ketinggian lebih dari 37000 ft, oksigen akan meninggalkan darah kecuali jika diberikan
oksigen tekanan positif.
13700 m (45000 ft): TUC sekitar 15 detik. Oksigen tekanan positif menjadi tidak praktis karena
sulitnya ekspirasi melawan tekanan oksigen yang keluar dari masker.

Gejala hipoksia yang muncul bervariasi antar individu. Di lingkungan militer, para pilot wajib
menjalani latihan aerofisiologi untuk mengenali gejala hipoksia yang dialami sehingga mereka
dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi hipoksia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai