Anda di halaman 1dari 16

Kalazion peradangan kelenjar kelopak mata

Khandar Yosua

102013322/F6

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana


Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : Khandaryosua@gmail.com

Pendahuluan
Kelopak atau palpebral mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup
mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan keringnya bola
mata.1

Kelopak mempunyai lapis kulit tipis yang pada bagian depan sedang di bagian belakang
ditutupi selaput lender tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. konjungtiva merupakan membrane
mukosa yang mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin. Gangguan penutupan kelopak akan
mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitits et lagoftalmos.1

Pada kelopak terdapat bagian bagian, seperti kelenjar (sebasea, moll/keringat, zeis pada
pangkal rambut, dan meibom pada tarsus), otot (M.orbikularis okuli dan M. levator palpebral),
tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar didalamnya, septum orbita merupakan
jaringan fibrosis sebagai batas isi orbita dengan kelopak depan, pembuluh darah (a. palpebral),
dan saraf sensorik (kelopak atas dari ramus frontalis N.V, sedang kelopak bawah cabang ke II dari
N.V).1

Kelopak mata atas lebih besar dan lebih bebas bergerak dari kelopak mata bawah. Sebuah
lipatan dalam biasanya ditemukan di posisi pertengahan kelopak atas pada populasi Kaukasia
menunjukkan keterikatan dari serat otot levator. lipatan tersebut jauh lebih rendah atau tidak ada
pada kelopak mata orang Asia. Dengan bertambahnya usia, kulit tipis kelopak atas cenderung
menggantung di lipatan kelopak dan dapat menyentuh bulu mata. Proses penuaan juga menipiskan
septum orbital dan menyingkapkan bantalan lemak yang mendasarinya.2

1
Kelainan yang didapat
pada kelopak mata bermacam-
macam, mulai dari yang jinak
sampai keganasan, proses
inflamasi, infeksi mau pun
masalah struktur seperti
ektropion, entropion dan
blepharoptosis. Untungnya,
kebanyakan dari kelainan
kelopak mata tidak mengancam
jiwa atau pun mengancam
Gambar 1. potongan melintang kelopak mata2 penglihatan.

Anamnesis

Anamnesis yang baik dapat mengarah diagnosis. Anamnesis yang perlu ditanya seperti
telah berapa lama penyakit diderita. Biasanya penyakit mata dianggap akut bila terjadi dalam satu
minggu, dan kronis bila telah 2 minggu diderita. Akut dan kronisnya suatu penyakit tentu akan
mengakibatkan prognosis tertentu. Dengan anamnesis sesungguhnya sudah mulai dapat
diperkirakan kemungkinan pathogenesis terjadinya keluhan yang dikemukakan pasien. Anamnesis
dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi diagnosis berdasarkan pathogenesis penyakit
sesuai dengan keluhan.1

Keluhan utama ditandai sesuai dengan durasi, frekuensi, hilang timbul, dan kecepatan
onset. Lokasi, tingkat keparahan, dan keadaan sekitar di awal cukup penting, sama seperti gejala
gejala yang terkait. obat mata yang sedang digunakan dan semua gangguan mata saat ini dan masa
lalu lainnya dicatat, dan review dari gejala okular terkait lainnya dilakukan.2

2
Riwayat medis dahulu berpusat pada keadaan umum pasien kesehatan dan penyakit
sistemik pokok, jika ada. gangguan pembuluh darah umumnya terkait dengan manifestasi ke mata
(seperti diabetes dan hipertensi) harus ditanya secara spesifik. Sama seperti riwayat medis umum
harus mencakup obat mata yang digunakan, riwayat mata harus mendaftar obat sistemik pasien.
Ini memberikan indikasi umum status kesehatan dan mungkin termasuk obat-obatan yang
mempengaruhi kesehatan mata, seperti kortikosteroid. Akhirnya, alergi obat harus dicatat.2

Sejarah keluarga yang bersangkutan untuk gangguan mata, seperti strabismus, ambliopia,
glaukoma, atau katarak, dan masalah retina, seperti retinal detachment atau degenerasi makula.
Penyakit medis seperti diabetes mungkin relevan juga.2

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan visus

Tidak semua orang mempunyai visus yang sama. Visus dipergunakan untuk menentukan
penggunaan kacamata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca
mata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya
fungsi mata secara keseluruhan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata.
Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan
mata.3

a) Snellen Chart

Pemeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin
Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype Snellen terdiri atas sederetan huruf
dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris mendatar. Huruf yang teratas
adalah yang besar, makin ke bawah makin kecil. Penderita membaca Optotype Snellen dari jarak
6 m, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa
akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh mata kanan dengan terlebih dahulu menutup
mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian. Tajam penglihatan dinyatakan dalam pecahan.

3
Pembilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang
penglihatannya masih normal bisa membaca baris yang sama pada kartu. Dengan demikian dapat
ditulis rumus: V =D/d3

V = ketajaman penglihatan (visus)


d = jarak yang dilihat oleh penderita
D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal

Gambar 2: Snellen Chart

b) Finger counting test

Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung
jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter. Bila pasien hanya dapat
melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan
tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti
hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.3

c) Hand movement test

4
Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih buruk daripada
1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti visus
adalah 1/300.3

d) Light projection test

Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat
lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat
adanya sinar pada jarak tidak berhingga. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar
maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total. Visus dan penglihatan kurang dibagi
dalam tujuh kategori.3

Pemeriksaan Gerak Bola Mata

Test untuk otot-otot mata dan inervasinya. Test ini dilakukan dengan cara :

 Pasien berada di hadapan pemeriksa dan kedua-dua matanya terbuka


 Pemeriksa melakukan gerakan tangan dari 8 arah sambil melihat pergerakan bola mata ke 8
arah tersebut

Ada 6 gerakan kardinal bola mata, yaitu medial – lateral, medial atas – bawah, lateral atas –
bawah . Pada mata palsu, biasanya < dari gerakan 4 mata.3

Pemeriksaan Mata Eksterna

Pasien melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas
(pinggir kornea) selebar 1 – 2 mm. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan segmen anterior mata
yang meliputi: 3

a) Palpebra

Dilakukan pemeriksaan dengan inspeksi dari segi :3

5
 posisi : entropion, ektopion
 kulit : dermatochalazia, distichiasis
 bulu mata : trichiasis, distichiasis
 lakrimal : eversi punctum, enophthalmos

b) Konjungtiva

Dilakukan pemeriksaan fornix bawah dan eversi kelopak atas dengan cotton buds.
Kelainan yang bisa ada : pigmentasi, subconjungtiva hemorrhage, foreign body, merah, anemis.3

c) Kornea

Normalnya jernih. Dilihat sama ada mempunyai kelainan : edema, sikatrik, foreign body, erosi,
laserasi, arcus senilis.3

e) Camera oculi anterior (COA)

Disuluh dengan senter/penlight dari arah oblique untuk mengetahui sama ada COA pasien
dangkal atau dalam. Sekiranya terbentuk bayang : COA dangkal, jika tiada sebarang bayang, COA
dalam.3

f) Iris dan pupil

Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinari. Diperiksa : 3

 ukuran : 2-3 mm, miosis, dilatasi


 bentuk : bundar, lonjong, irregular
 reaksi cahaya : direk-konsensual (+ +) (+ -) (- -).

g) Lensa mata

Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi
luksasio atau subluksasio lensa. Dilakukan Shadow Test yaitu test khas untuk pasien yang diduga
menderita katarak dengan disuluh cahaya ke arah lensa mata. Shadow Test (+) pada immature
cataract dan (-) pada mature cataract.3

6
Tonometri

Ini adalah pemeriksaan tekanan bola mata. Bisa dijalankan dengan 3 cara yaitu sama ada secara
digital (dengan jari), shiotz atau aplanasi (dengan fluorescen). Tonometri digital dilakukan dengan
cara :3

 Meminta pasien melihat ke bawah, tidak memejamkan mata.


 Meletakkan jari tengah di rima orbita superior, jempol di pipi, kedua jari telunjuk menekan
sklera.
 Membandingkan dengan mata sebelah pasien dan mata pemeriksa (syaratnya mata pemeriksa
harus normal) sambil dibandingkan dengan :
-hidung /lidah di pipi (normal) : N
-bibir (hipotoni) : N-/N--/N---
-dahi (hipertoni) : N+/N++/N+++ 4, 5

Tes Konfrontasi

Ini adalah pemeriksaan lapang pandang mata. Sebenarnya lapang pandang mata dapat diperiksa
dengan 3 cara :3
- Goldman Perimetri
- Layar Tangen Screen
- Tes Konfrontasi

Tes Konfrontasi dengan menggunakan tangan pemeriksa dan tekhnik paling mudah. Dalam tes ini
pasien duduk atau berdiri kurang lebih jarak 1 meter dengan pemeriksa. Jika kita hendak
memeriksa mata kanan maka mata kiri pasien harus ditutup, misalnya dengan tangannya pemeriksa
harus menutup mata kanannya. Kemudian pasien disuruh melihat terus pada mata kiri pemeriksa
dan pemeriksa harus selalu melihat ke mata kanan pasien. Setelah pemeriksa menggerakkan jari
tangannya dibidang pertengahan antara pemeriksa dan pasien dan gerakan dilakukan dari arah luar
ke dalam. Jika pasien mulai melihat gerakan jari – jari pemeriksa , ia harus memberitahu, dan hal
ini dibandingkan dengan pemeriksa, apakah iapun telah melihatnya. Bila sekiranya ada gangguan

7
lapang pandang (visual field) maka pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut.
Gerakan jari tangan ini dilakukan dari semua jurusan dan masing masing mata harus diperiksa.

Funduskopi

Pemeriksaan segmen posterior. Dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop. Funduskopi


dilakukan dengan tujuan menentukan adanya miopi, hipermetropi, atau emetropi; pengamatan
retina dan pengamatan papil nervus optik.

Perhatikan posisi atau sikap pasien dan pemeriksa serta kondisi opthalmoskop. Pasien dapat
periksa dengan posisi duduk atau berbaring. Periksa terlebih dahulu lampu dan baterai
opthalmoscop baik dan lensa yang ditempatkan diantara lubang pengintai dan lubang penyorot
adalah berdioptri nol bila pasien emetrop (normal). Sebelum dilakukan pemeriksaan funduskopi
kamar periksa digelapkan terlebih dahulu.

Pemeriksa memegang optalmoskop dengan tangan dominan. Tangan yang lainnya diletakkan
diatas dahi pasien dengan tujuan sebagai fiksasi terhadap kepala pasien. Kemudian si pemeriksa
menyandarkan dahinya dorsum manus pada tangan yang memegang dahi pasien, sehingga mata
pasien dan mata pemeriksa berhadapan satu sama lain. Selanjutnya sipemeriksa menempatkan tepi
atas teropong optalmoskop dengan lubang pengintai diatas alis. Setelah lampu oftalmoskop
dinyalakan, pemeriksa mengarahkan sinar lampu itu ke pupil pasien. Selama funduskopi
dilakukan, pasien diminta untuk mengarahkan pandangan matanya jauh kedepan. Bila pandangan
itu diarahkan ke sinar lampu, sinar lampu akan dipantulkan oleh fovea sentralis ke lubang teropong
dan fundus mata sukar mata sukar terlihat. 3,4

8
Gambar 3: Funduskopi atau Ophthalmoscopy

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium jarang diindikasikan, tetapi pada pemeriksaan histologis, ada


proliferasi endotelium dari acinus dan respon inflamasi granulomatosa yang mencakup sel raksasa
jenis langerhans.2 Pemeriksaan histopatologi dari spesimen chalazion umumnya
direkomendasikan dalam kasus dengan gejala atipikal, kekambuhan, usia pasien tinggi, unilateral
keratokonjungtivitis resisten, dan keterlibatan kelenjar getah bening regional.5

Working diagnosis

Kalazion

Kalazion adalah lesi inflamasi fokal dari kelopak


mata yang dihasilkan dari obstruksi kelenjar sebaceous,
baik meibom atau zeis. Bahan lipid yang terextra vasasi
menghasilkan peradangan lipogranulomatous kronis
disekitarnya. Sebuah kalazion dapat terjadi akut dengan
kelopak mata edema dan eritema dan berkembang menjadi
Gambar 4. Mata dengan kalazion6
nodul, yang mungkin menunjukkan ke anterior permukaan
9
kulit atau, lebih umum, ke arah posterior permukaan kelopaknya. Lesi dapat mengecil spontan atau
bertahan sebagai nodul kronis, biasanya beberapa milimeter dari margin kelopak mata.Lesi juga
dapat muncul diam-diam sebagai nodul keras, menyakitkan. Kalazion sering terjadi pada pasien
dengan blepharitis dan rosacea. Lesi ini dapat keliru untuk lesi yang lebih serius lainnya seperti
keganasan.6

Differential diagnosis

Hordeolum

Hordeolum adalah peradangan akut purulen kelopak mata. hordeolum eksterna, atau
tembel, hasil dari peradangan pada folikel dari silia dan kelenjar Zeis atau Moll yang berdekatan.
Lesi biasanya menyebabkan nyeri, edema, dan eritema dari kelopak mata, yang menjadi lokal dan
sering menguras melalui anterior kulit dekat garis bulu mata. Hordeolum internal yang terjadi
karena obstruksi dan infeksi kelenjar meibom. Awalnya, edema menyakitkan dan eritema lokal
sebagai abses inflamasi pada konjungtiva permukaan posterior tarsus. Dalam kedua lesi eksternal
dan internal, dapat berkembang selulitis dari jaringan lunak di sekitarnya . Diagnosis didasarkan
pada penampilan klinis dan kultur, dengan Staphylococcus aureus yang terisolasi. Hordeola sering
terjadi dalam hubungan dengan blepharitis. Histopatologi menunjukkan abses atau koleksi fokus
polimorfonuklear leukosit dan jaringan nekrotik.6

Blepharitis

Dalam oftalmologi umum, blepharitis Istilah ini sering digunakan sebagai singkatan untuk
penyakit kelopak mata kronis. Namun, blepharitis mengacu pada peradangan kelopak dan dengan
demikian mencakup berbagai macam penyakit, seperti preseptalselulitis, internal dan hordeola
eksternal, dan infeksi herpes simpleks (HSV) dan virus varicella zoster (VZV).Diagnosis
blepharitis kurang memiliki presisi namun sering digunakan mengingat tumpang tindih antara
penyebab utama peradangan kelopak mata kronis. Istilah deskriptif blepharitis anterior dan
posterior kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan distribusi penyakit.blepharitis unilateral

10
(dan chalazion berulang) pada pasien lanjut usia harus ditangani dengan kecurigaan ekstrim sejak
tumor kelopak (misalnya, sebaseus sel karsinoma ) dapat hadir dengan cara ini.7

Karsinoma kelenjar sebaseus

Tumor kelenjar sebaceous pada kelopak mata mungkin timbul dari kelenjar meibom,
kelenjar Zeis atau kelenjar yang terkait dengan karunkel. Kelenjar sebaceous yang terletak di kulit
periokular, karunkel, dan folikel kulit alis. Tumor ini sangat langka, tumbuh lambat, dan umum
ditemukan pada populasi usia lanjut dengan kecenderungan perempuan. Dua fitur penting
membedakan karsinoma sebaceous dari keganasan periokular lainnya. Pertama, tidak seperti asal
tunggal dari tumor lainnya, karsinoma sebaceous tampaknya berasal dari multifokal. Kedua, tidak
seperti penyebaran radial sel basal dan Sebaseus Cell Carsinoma, Sebaceous Gland Carcinoma
cenderung menyebar dangkal dalam pola yang dikenal sebagai pagetoid spread. Tidak ada
gambaran klinis yang khas, tapi infiltrasi pagetoid konjungtiva epitel atau kulit epidermis adalah
ciri dari tumor ini.8

Tabel 1. Perbedaan antara Kalazion, Hordeolum dan Karsinoma kelenjar meibom

Kelainan Benjolan Nyeri tekan Gangguan Durasi


penglihatan
Kalazion Keras / kenyal Tidak ada/ Jarang Beberapa
minim minggu

Hordeolum Eritematous Nyeri saat di Jarang Beberapa hari –


dan kenyal tekan minggu

Karsinoma Keras / kenyal Tidak nyeri Jarang pada fase Lama (kalazion
kelenjar meibom awal, fase lanjut yang sering
dapat rekuren perlu
mengganggu curigai
penglihatan karsinoma

11
kelenjar
meibom)

Etiologi

Kalazion dapat muncul secara spontan akibat sumbatan pada orifisium kelenjar atau karena adanya
hordeolum. Kalazion dikaitkan dengan seborrhea, blefaritis kronik, dan akne rosasea. Higiene
yang buruk pada palpebra dan faktor stress juga sering dikaitkan dengan terjadinya kalazion.9

Epidemiologi

Kalazion trejadi pada semua umur, sementara umur yang ekstrim sengat jarang, kasus
pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sebaseous dan viskositas
mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehmilan.10

Patofisiologi

Kalazion terbentuk ketika produk pemecahan lipid, mungkin dari enzim bakteri atau
sekresi sebaceous yang tertahan, bocor ke jaringan sekitarnya dan memicu respon inflamasi
granulomatosa.11

Karena kelenjar meibom yang tertanam dalam piring tarsal kelopak mata, edema karena
penyumbatan kelenjar ini biasanya terdapat pada bagian konjungtiva kelopak; pada keadaan
tertentu, kalazion mungkin membesar dan menerobos lempeng tarsal ke bagian eksternal dari
kelopak. Kalazion karena penyumbatan kelenjar Zeis biasanya terletak di sepanjang tepi kelopak
mata.11

Kalazion berbeda dari hordeolum karena mereka terbentuk sebagai akibat dari obstruksi
kelenjar dan peradangan steril bukan infeksi. Kalazion ditandai dengan massa jaringan granulasi
dan peradangan kronis (dengan limfosit dan makrofag lipid-sarat), sedangkan hordeolum internal

12
atau eksternal terutama peradangan piogenik akut ditandai dengan leukosit polymorphonuclear
(PMN) dan nekrosis dengan pembentukan pustule.11

Secara umum, Kalazion cenderung lebih besar, lebih menyakitkan dan memiliki presentasi
kurang akut dari hordeola. Namun, satu kondisi dapat mengakibatkan satu sama lain. Peradangan
akut dari hordeolum itu mungkin akhirnya menyebabkan kalazion kronis yang tidak sakit,
sementara kalazion juga bisa menjadi akut terinfeksi.11

Manifestasi klinis

Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak,
nyeri dan mengalami iritasi. Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan
meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara
perlahan. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.11

Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru-baru
ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali
terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki
kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.11

Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom
terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior. Penebalan dari saluran kelenjar Meibom juga
dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada
kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya
hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak.11

Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit (seperti
komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne rosasea berupa kemerahan pada wajah
(facial erythema), teleangiektasis dan spider nevi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra. Antaranya
:11

a) benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.

b) pseudoptosis

13
c) kelenjar preaurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola
mata akibat tekannanya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.11

Komplikasi

Potensi komplikasi kalazion termasuk deformitas kosmetik dan infeksi, termasuk


pengembangan hordeolum atau selulitis preseptal. Kalazion marginal yang tidak benar terkuras
dapat menghasilkan notching, trichiasis, dan hilangnya bulu mata. Kalazia yang kering sebagian
dapat mengakibatkan massa besar jaringan granulasi yang keluar melalui konjungtiva atau kulit.11

Gangguan visual dapat terjadi dengan chalazia besar, dan astigmatisme mungkin timbul
ketika massa kelopaknya mendistorsi kontur kornea. Kekambuhan dari chalazia biasanya jarang
terjadi. Namun, dokter harus memikirkan kemungkinan keganasan dalam kasus tersebut dan harus
biopsi lesi yang berulang atau muncul atipikal. Ahli patologi harus waspada terhadap kecurigaan
karsinoma sel sebaceous dan frozen section dan pewarnaan lipid harus diminta.11

Penatalaksanaan

Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres hangat, antibiotic setempat
dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau
dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.

Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan


histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis dengan kemungkinan keganasan.1

Ekskokleasi Kalazion

Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat anestesia infiltratif
disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian klem
dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo
palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep
mata.1

14
Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain kalau perlu
diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila sangant diperlukan
untuk rasa sakit.1

Prognosis

Baik; mungkin memerlukan beberapa minggu sampai bulan untuk sembuh sepenuhnya;
kekambuhan biasanya umum terjadi (terutama di blepharitis atau rosacea jerawat); pengobatan
konservatif dianjurkan; drainase bedah melalui sayatan posterior dengan kuretase dan eksisi bahan
lipogranulomatous dapat menyebabkan jaringan parut dan episode lebih lanjut; steroid injeksi
dapat menghasilkan hipopigmentasi atau atrofi lemak lokal.12

Kesimpulan

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada


kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan
peradangan kronis kelenjar tersebut.

Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau
sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis,
dan acne rosacea. Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat. Rusaknya
sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion
yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan.

15
Daftar Pustaka
1. Ilyas H, Yulianti S. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Badan penerbit fakultas
kedokteran universitas indonesia; 2015.
2. Riordan-Eva. General Opthalmology. McGraw-Hill Professional Publishing; 2011.
3. Stephen JM, William FG. Pathophysiology of eye disease: an introduction to clinical
medicine. 5th edition;2008:p549-66
4. Bickley LS. Guide to physical examination dan history taking. 8th ed. New York :
Lippincott; 2003:p332-5
5. Özdal P, Codère F, Callejo S, Caissie A, Burnier M. Accuracy of the clinical diagnosis
of chalazion. Eye. 2004;18(2):135-138.
6. Yanoff M, Duker J. Ophthalmology.
7. Tsai J. Oxford American handbook of ophthalmology. Oxford: Oxford University Press;
2011.
8. Al-Mujaini A, Wali U. Sebaceous gland carcinoma of the eyelid. Oman Journal of
Ophthalmology. 2010;3(3):117.
9. Judith C, Murray L, Ahmad RM. The external eye. Oxford handbook of clinical
specialties. 8th edition;2010:416-7
10. Bickley LS. Guide to physical examination dan history taking. 8th ed. New York :
Lippincott; 2003:p33
11. Dechenes J. Chalazion: Background, Pathophysiology, Etiology [Internet].
Emedicine.medscape.com. 2015 [cited 21 March 2016]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1212709-overview#a2
12. Kaiser P, Friedman N, Pineda R. The Massachusetts eye and ear infirmary illustrated
manual of ophthalmology.

16

Anda mungkin juga menyukai