Anda di halaman 1dari 4

PREVALENSI KEJADIAN ANOREKSIA PADA LANSIA

(PREVALENCE OF ANOREXIA IN ELDERLY)

Chrisyen Damanik1, Sumiati Sinaga2, Maichel Alexander3


1
Dosen STIKes Wiyata Husada Samarinda
2
Dosen STIKes Wiyata Husada Samarinda, Samarinda
3
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wiyata Husada Samarinda
Email: chrisyendamanik@stikeswhs.ac.id, sumiatisinaga@stikeswhs.ac.id

ABSTRACT

The prevalence of anorexia sufferers in the elderly will continue to increase due to the aging process which can be
detrimental to quality of life, morbidity, and mortality. By using simple measurements through the anorexia
questionnaire, it is known that the elderly who experience good and bad appetite. This study was to determine the
prevalence of anorexia in the elderly at the Tresna Werdha Nirwana Social Home Puri Samarinda. This study is a
cross-sectional measurement study that is descriptive in nature, random sampling with 80 respondents. The
prevalence of anorexia from 80 respondents, mostly women 62.5% with the highest age of 45-59 years, showed
that the risk of anorexia was 41.3% and those not at risk 58.8%. In the care of the elderly at social institutions so
that they can provide material about anorexia so that they can reduce those that can harm the health of the elderly
at the Tresna Werdha Nirwana Social Home Puri Samarinda

Key Words : prevalence, anorexia, elderly

PENDAHULUAN mengalami kehilangan nafsu makan dan


Anoreksia atau Kehilangan nafsu makan, kebanyakan dari penderita perempuan. Ini
merupakan paradigma penting dari sindrom terjadi karena banyak yang melakukan cara apa
geriatri. Sindrom geriatri merupakan berbagai saja untuk menjaga berat badan idealnya
kondisi klinis yang umum terjadi pada lansia Meningkatnya jumlah lansia maka
yang disebabkan oleh kelemahan dan membutuhkan penanganan yang serius karena
penurunan fisiologis. Kondisi klinis tersebut secara alamiah lansia mengalami penurunan
sangat lazim dan hal ini berhubungan dengan baik dari segi fisik, biologi maupun mentalnya
penyakit penyerta atau masalah kesehatan yang dan hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi,
dapat menimbulkan kecatatan dan rendahnya sosial dan budaya, sehingga perlu adanya peran
kualitas hidup. Anoreksia dikaitkan dengan serta keluarga dan adanya peran sosial dalam
banyak sindrom dan gangguan kesehatan yang penanganannya. Menurunnya fungsi berbagai
terjadi pada sistem tubuh yang mengakibatkan organ lansia menjadi rentan terhadap penyakit
lansia rentan terhadap penyakit. yang bersifat akut atau kronis
Prevalensi kejadian anoreksia sekitar 20% Lebih dari 12% pada 240 peserta sampel
dari populasi pada usia lebih dari 60 tahun penelitian menderita anoreksia, yang
keatas (Donini 2013 ). Di Italia ditemukan lebih merupakan asupan makanan yang berkurang
dari 12% pada lansia yang menderita Anoreksia. atau adanya nafsu makan yang buruk, dengan
Pada negara maju kejadian anoreksia sekitar demikian anoreksia memiliki risiko kematian
85% lansia dari penduduk yang mengalami yang lebih tinggi untuk semua penyebab
perawatan dengan jangka waktu yang lama. dibandingkan dengan yang tidak mengalami
Pada pasien usia lanjut yang di rawat dirumah anoreksia. Salah satu tujuan yang paling penting
sakit sekitar 62%, dan lansia yang tinggal di dalam perawatan pada lansia adalah
komunitas 15% menderita malnutrisi. Paling peningkatan status gizi. Pencegahan dan
banyak lansia yang berusia >60th-102th pengobatan anoreksia dapat dicapai melalui
berjumlah 352 dari 241 perempuan dan 111 laki- multi stimulus intervensi, termasuk variasi
laki yang mengalami anoreksia. makanan, koreksi risiko lingkungan, faktor
Di Indonesia terdapat 38% orang yang farmakologi, dan pengobatan medis yang
memiliki gangguan pola makan atau yang
mendasari penyebab kejadian anoreksia (Landi Usia pertengahan middle age yaitu kelompok
2013) usia 45- 59 tahun, Lanjut usia elderly antara 60-
Berdasarkan studi pendahuluan yang 74 tahun, Lanjut usia tua old, antara 75-90
dilakukan pada tanggal 06 maret 2017, dari tahun, Usia sangat tua very old, diatas 90 tahun
wawancara kepada petugas klinik didapat data (Sultiani, 2016). Mengambarkan sebagian besar
jumlah lansia binaan UPTD PSTW Nirwana Puri responden yang berdasarkan umur yang
Samarinda yang terdaftar adalah berjumlah 108 terbanyak ialah pada umur 45-59 sebanyak 39
orang. Dan hasil pemeriksaan dari klinik panti orang 48.9%, dan yang terendah adalah yang
sosial bahwa terdapat 45 lansia yang telah berumur 75-90 sebanyak 3 orang 3.9%.
diperiksa dan terdapat barbagai masalah akibat Menurut Francesco (2016), seiring
dari perubahan fungsi kerja tubuh dan bertambah nya usia, banyak faktor risiko yang
mengalami penurunan nafsu makan. secara teoritis berhubungan dengan penurunan
Desain penelitian merupakan strategi fungsi fisik, kondisi sosial, lingkungan, penyakit
untuk mencapai tujuan penelitian yang telah akut, penyakit kronis,dan perawatan pada usia
ditetapkan dan beberapa sebagai pedoman atau tua. Akibatnya disebabkan oleh kombinasi
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian beberapa faktor seperti psikologis, biologis dan
(Nursalam, 2008). Jenis Penelitian ini sosiokultural. Meningkatnya jumlah lansia maka
menggunakan deskriptif yaitu merupakan membutuhkan penanganan yang serius karena
metode penelitian yang menggambarkan objek secara alamiah lansia mengalami penurunan
atau subjek yang diteliti sesuai karakteristik baik dari segi fisik, biologi maupun mentalnya
objek yang diteliti secara tepa (Sugiono, 2009). dan hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi,
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah sosial dan budaya, sehingga perlu adanya peran
cross sectional yaitu dimana variable serta keluarga dan adanya peran sosial dalam
independen dan variable dependen yang terjadi penanganannya. Meningkat nya risiko kejadian
pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan Anoreksia pada lansia di panti Sosial Tresna
secara simultan atau dalam waktu yang Werdha Nirwana Puri Samarinda dikarenakan
bersamaan. faktor gaya hidup sikap lansia terhadap
kemunduran fisiknya.
METEDOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi pengukuran 2. Karakteristik jenis kelamin
cross-sectional yang bersifat studi Deskriptif, Prevalensi responden berdasarkan jenis
pengambilan sampel secara Random sampling kelamin diperoleh presentase tertinggi yaitu
dengan jumlah 80 responden. Prevalensi perempuan dengan jumlah 50 responden
kejadian anoreksia dari 80 responden. 62.5%, sedangkan berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 30 responden 37%. Menurut landi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (2013), pengaruh jenis kelamin terhadap
Analisis univariat pada bab ini menguraikan anoreksia antara lain terjadi karena penurunan
hasil penelitian dan analisa data meliputi fungsi organ yang megalami susah nya
frekuensi dari karakteristik responden seperti pencernaan yang dialami pada masa usia yang
jenis kelamin dan usia dari pasien anoreksia di semakin tua. Paling banyak lansia yang berusia
Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri >60tahun - 102tahun berjumlah 352 dari 241
Samarinda tahun 2017. Penelitian ini dilakukan perempuan dan 111 laki-laki yang mengalami
terhadap 80 responden lansia yang berada di anoreksia yang telah diteliti. Peneliti Hendro
Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri (2011), mengatakan Di Indonesia terdapat 38%
Samarinda. Pengambilan data dilakukan pada orang yang memiliki gangguan pola makan atau
bulan Mei-Juni 2017. Desain penelitian ini yang mengalami kehilangan nafsu makan dan
adalah menggunakan metode deskriptif dengan kebanyakan dari penderita perempuan. Ini
rancangan cross sectional dengan teknik terjadi karena banyak yang melakukan cara apa
sampling Random sampling. Hasil penelitian ini saja untuk menjaga berat badan idealnya.
dianalisis menggunakan analisis Univariat. Peneliti berasumsi terjadinya peningkatan
jumlah perempuan yang berisiko mengalami
1. Karakteristik usia responden anoreksia hal ini berkaitan dengan perempuan
Karakteristik responden berdasarkan yang mamasuki masa menopaus yang
pengelompokan usia menurut WHO meliputi cenderung kurang nya nafsu makan.
seseorang akan tersimpan pada PC dan dapat
3. Karakteristik Sampel Berdasarkan dipanggil kembali.
Klasifikasi IMT Dari hasil yang didapat dari pengukuran
Penilayan IMT atau biasa dikenal dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ialah, nilai IMT yang
Body Mass Index merupakan alat ukur yang terbanyak adalah untuk kriteria berat badan
sering digunakan untuk mengetahui kekurangan
normal yakni 47 orang (58.2%) namun jumlah
dan kelebihan berat badan seseorang. Dimana
IMT ini merupakan alat yang sederhana untuk sampel yang Berat badan kurang yaitu 33
memantau status gizi orang dewasa khususnya orang (41.8%) dengan usia paling banyak 45-59
yang berkaitan dengan kekurangan dan tahun.
kelebihan berat badan, maka mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang 4. Distribusi sampel berdasarkan kuisioner
dapat mencapai usia harapan hidup lebih anoreksia
panjang (Arisma, 2004). Menurut Margaret (2005) Penggunaan
Darmojo, (2010) mengemukakan bahwa kuisioner SNAQ dalam penilaian nutrisi akan
pengamatan mengenai berat badan dan memudahkan mengidentifikasi Lansia yang
perubahan berat badan 6 bulan atau 2 minggu berisiko terkait anoreksia dan dapat mencegah
terakhir menggunakan Mini Nutritional penurunan berat badan pada pasien dengan
Assessment (MNA) meliputi wawancara dan penyakit kronis.
pengamatan ada tidaknya gangguan Anna, (2013) kehilangan nafsu makan
gastrointestinal, gangguan fungsional, status atau asupan makanan yang berkurang
metabolic, ada tidaknya peletihan otot dan mempengaruhi sejumlah besar orang tua dan
edema. Kuisioner MNA terbagi dalam empat jauh lebih umum banyak di kalangan individu
komponen yaitu penilaian antropometri, yang lemah. Anoreksia ditandai dengan
penilaian asupan makanan, penilaian secara berbagai kombinasi faktor medis, lingkungan,
umum mengenai gaya hidup dan penilaian dan sosial. Salah satu tujuan yang paling
secara subjektif. Skor MNA bersifat reliabel dan penting dalam penanganan orang tua yang
dapat diandalkan untuk mendeteksi risiko mengalami kelemahan adalah untuk
malnutrisi yang kemudian dihubungkan ke mengoptimalkan kembali status gizi
dalam penilaian kualitas hidup dari lansia. mereka. Untuk mencapai hal ini, Tujuan penting
Rukayah, (2012) Indeks masa tubuh untuk mengidentifikasi subyek yang berisiko
(IMT) merupakan alat atau cara sederhana anoreksia dan untuk memberikan intervensi
untuk menentukan status gizi pada orang multi-stimulus yang memastikan jumlah yang
dewasa. Berat badan kurang cukup makanan, untuk membatasi dan
dapat meningkatkan resikoterhadap penyakit i membalikan penurunan berat badan dan
nfeksi sedangkan berat badan lebih akan penurunan fungsional. Di sini hanya
meningkatkan resiko terhadap penyakit memberikan gambaran singkat tentang
degeneratif.Sedangkan menurut Marhaposan, relevansi anoreksia dalam konteks kelemahan
(2015) Indeks massa tubuh (IMT) merupakan dan sarcopenia atau hilangnya massa otot
parameter yang penting pada bidang ilmu rangka pada proses penuan.
kesehatan karena berbagai masalah penyakit Sedangkan menurut francisco, (2016)
dan kondisi kejiwaan pada manusia banyak Pengukuran yang dikembangkan untuk
dihubungkan dengan nilai IMT tersebut. mengidentifikasi lansia dengan anoreksia atau
Penentuan IMT umumnya dilakukan secara yang berisiko, agar dapat mengungkapkan
manual dengan cara mengukur berat dan tinggi penurunan asupan makanan secara spontan
kemudian melakukan pembagian. Pada sampel melalui skala analog visual, dan melalui
yang kecil hal itu tidak masalah, tetapi pada kuesioner CNAQ dapat digunakan sebagai
sampel ukuran besar pekerjaannya menjadi dokumentasi asupan dari gizi yang rendah, dari
rumit. Dalam penelitian ini IMT ditentukan 70% perkiraan kebutuhan.
secara langsung oleh peralatan berbasis Berdasarkan hasil yang di dapat
mikrokontrolerAT89S51 dan PC. Nilai IMT yang disimpulkan 33 jumlah responden yang
diperoleh dibandingkan dengan perhitungan menunjukan risiko Anoreksia 41.3%, sedangkan
secara manual dengan ralat 0,5%. Salah satu 47 responden yang tidak menujukan berisiko
keunggulan alat ini adalah data IMT dari anoreksia 58.8%. Pada penilaian nafsu makan
diprediksi Anoreksia dapat merugikan pada Antonio Cherubini, MD, PHDC, e (2013).
kualitas hidup, morbilitas, dan mortalitas. Prevalensi dan Faktor Berpotensi Reversible
Berhubungan Dengan Anorexia antara
KESIMPULAN perawatan Lama. Jurnal online available:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan http://dx.doi.org/10.
yang telah diakukan, maka dapat diambil 1016/j.jamda.2012.10.022
kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil Landi F, Lattanzio F, Dell’Aquila G, Eusebi P,
analisis data karakteristik responden penelitian Gasperini B, Liperoti R, Belluigi A, Bernabei
didapatkan, usia lansia yang mengalami resiko R, Cherubini A (2013). Prevalensi dan faktor
anoreksia berdasarkan usia antara 45 sampai yang berpotensi reversibel terkait dengan
59 tahun sebesar 48.9%, sebagian besar anoreksia antara penghuni panti jompo yang
perempuan yaitu 62.5% dari 80 resonden. lebih tua. results from the ULISSE project. J
Didapatkan hasil yang menunjukan risiko AmMed Dir Assoc 14:119–124.
anoreksia 41.3% dan yang tidak berisiko 58.8%. Margaret-Mary G Wilson, David R Thomas,
dan nilai indeks massa tubuh yang terbanyak Laurence Z Rubenstein, John T Chibnall,
adalah untuk kriteria berat badan normal yakni Stephanie Anderson, Amy Baxi, Marilyn R
47 orang (58.2%) namun jumlah sampel yang Diebold, and John E Morley (2005) Penilaian
Berat badan kurang yaitu 33 orang (41.8%) nafsu makan: kuisioner sederhana nafsu
dengan usia paling banyak 45-59 tahun. makan yang memprediksi kerugian berat
badan pada orang dewasa yang tinggal di
DAFTAR PUSTAKA komunitas dan panti jompo. Am J Clin
Anna Maria Martone, Graziano Onder, Davide Nutr 2005; 82: 1074-1081. Dicetak di
Liborio Vetrano, Elena Ortolani, Matteo Amerika Serikat. © 2005 American Society
Tosato, Emanuele Marzetti and Francesco for Nutrition
Landi. (2013). Anoreksia Penuaan: Sebuah Nursalam, 2008. Konsep dan penerpan
Faktor Risiko dimodifikasi untuk kelemahan.. metodologi penelitian ilmu keperawatan;
Arisma. 2004. Gizi dalam daur kehidupan: Buku pedoman skripsi tesis an instrument
Ajar Ilmu gizi. Buku kedokteran EGC: penelitian keperawatan. Edisi 1. Selemba
Jakarta. Medika. Jakarta
Darmojo, B. (2010). Buku ajar geriatri (ilmu Rukayah, (2012). Penilaian status gizi
kesehatan lanjut usia). FK UI : Jakarta. antropometri (imt, whr, %body fat, lila, lingkar
Darmojo, Boedhi dan Martono, H.Hadi, 1999: perut dan prediksi tinggi badan). Makasar :
Olah Raga dan Kebugaran Pada Lanjut Fakultas kesehatan masyarakat
Usia. Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit universitas hasanuddin
Universitas Indonesia, Jakarta
Donini LM, Poggiogalle E, Piredda M, Pinto A,
Barbagallo M, Cucinotta D, Sergi G (2013).
Anorexia dan pola makan pada orang tua.
PLoS One 8, e63539
Donini LM, Savina C, Cannella C (2003)
kebiasaan makan dan mengendalukan nafsu
makan pada orang tua: anoreksia penuaan.
Int Psychogeriatr 15:73–87
Francesco Landi; Riccardo Calvani; Matteo
Tosato; Anna Maria Martone; Elena Ortolani;
Giulia Savera; Alex Sisto and Emanuele
Marzetti (2016). anoreksia penuaan : faktor
resiko, consequences, dan potensi
perawatan.
Francesco Landi, MD, PhDa, Fabrizia Lattanzio,
MD, PhDb, Giuseppina dell'Aquila, MDC,
Paolo Eusebi, PhDd, Beatrice Gasperini,
MDE, Rosa Liperoti, MD, MPHa, Andrea
Belluigi, MDC, Roberto Bernabei, MDA,

Anda mungkin juga menyukai