Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan Funduskopi

dan Posisi Bola Mata


Oleh :
Wayan Sinta
196100802014

Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Kedokteran Mata


RSUD Dr. Doris Sylvanus
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
2020
Pemeriksaan Funduskopi
Tujuan : Melihat dan menilai keadaan serta
kelainan pada segmen posterior bola mata.

Dasar : Cahaya dimasukkan ke dalam fundus


oculi yang akan memberikan reflex fundus
sehingga terlihat gambaran fundus oculi saat
diberikan sinar.

Alat : Oftalmoskop dan obat pelebar pupil


Langkah Pemeriksaan
1) Minta pasien duduk nyaman
dan melihat satu titik di
belakang pemeriksa
2) Atur lensa oftalmoskop +8
pada cahaya besar, bulat dan
putih.
3) Mulai dengan melihat mata
kanan dengan jarak kurang
lebih 1 kaki dari pasien. Lihat
lurus ke arah pupil, sejajar
dengan garis penglihatan pasien
sehingga reflex fundus terlihat.
4) Letakkan tangan kiri
pemeriksa pada dahi atau
bahu pasien
5) Perlahan maju mendekati
pasien kurang lebih 5cm.
6) Putar roda fokus atau lensa
menyesuaikan keadaan
refraksi pasien untuk
mendapatkan fokus pada
retina.
7) Saat Pembuluh darah retina
sudah terlihat,ikuti sampai
terlihat pelebaran ke arah
diskus optik.
8) Periksa dengan urutan diskus
optik, pembuluh darah retina,
area macula dan retina perifer.
9) Ulangi pemeriksaan untuk
mata kiri, dengan tangan kiri
memegang ophtalmoskop dan
melihat dengan mata kiri.
Interpretasi Hasil Funduskopi Normal

1) Diskus optik
• berbentuk bulat sedikit oval
• warna pink
• Tepi diskus harus tajam (tegas)
• bagian tengah ada cekungan yang disebut
physiologic cup
2) Pembuluh darah retina
• bercabang ke arah 4 kuadran retina
• perbandingan ukuran antara Vena dan arteri
adalah 3:2
• posisi yang saling sejajar tidak bersilangan
• tekstur halus tidak ada penggembungan di
bagian manapun
3) Retina
• berwarna orange kemerahan
4) Refleks makula
• terletak di temporal diskus optikus
Kelainan Yang Dapat Ditemukan
1. Pada Papil saraf optik
a. Papiledema
b. Hilangnya pulsasi vena saraf optik
c. Ekskavasi papil saraf optik pada glaukoma
d. Atrofi saraf optik
2. Pada Retina
a. Pendarahan subhialoid
b. Pendarahan intra retina, flame shape
c. Eksudat
d. Edema retina
e. Edema makula
3. Pada Pembuluh darah retina
a. Perbandingan atau rasio arteri vena
b. Perubahan bentuk/pola arteri vena
c. Adanya mikroanerisma dari vena
Interpretasi Hasil Funduskopi
Contoh interpretasi fundus normal
FOD (Funduskopi Oculus Dextra) = Refleks fundus (+), Papil
N.II batas tegas, CDR : 0,3 , A/V : 2/3, Makula: reflex fovea
(+), Retina perifer kesan normal.

Contoh interpretasi fundus abnormal


FOS (Funduskopi Oculus Sinistra) = Refleks fundus (+), Papil
N.II batas tidak tegas, CDR : sulit dievaluasi , A/V : 2/4 kesan
berkelok-kelok, Makula: reflex fovea kesan suram, Retina
perifer tampak perdarahan intraretinal bentuk flameshaped
hemorrhage di seluruh kuadran.
Pemeriksaan Posisi Bola Mata

1. Posisi Refleks Kornea


2. Cover Test
3. Pergerakan Bola Mata
4. Pemeriksaan Binokularitas
Pemeriksaan Refleks Kornea
Tujuan : Menilai derajat pengguliran bola mata
abnormal dengan melihat refleks sinar pada kornea.

Dasar : Fiksasi sentral pada satu mata maka refleks


sinar yang diberikan pada kornea mata lainnya dapat
menentukan derajat deviasi mata secara kasar.

Alat : Sentelop
Langkah Pemeriksaan
1) Sentelop disinarkan setinggi mata pasien
dengan jarak 30 cm dari pasien.
2) Refleks sinar pada mata fiksasi diletakkan di
tengah pupil
3) Lihat letak refleks sinar pada kornea mata
sebelahnya.
Interpretasi Hasil
• Keadaan normal refleks kornea sedikit ke nasal
dari pusat kornea.
• Refleks cahaya pada mata yang berdeviasi :
Lebih dekat pertengahan pupil = deviasi 5-6
derajat
Pada tepi pupil = deviasi 12-15 derajat
Pemeriksaan Cover-Uncover Test
Tujuan : Mengetahui adanya fusi dan foria

Dasar : Heteroforia merupakan deviasi laten,


bila pada heteroforia fusi kedua mata terganggu
maka deviasi laten akan terlihat.

Alat : Kartu snellen dan okluder


Langkah Pemeriksaan
1) Bila pasien menggunakan kacamata maka
kacamata tersebut tetap dipakai.
2) Lakukan fiksasi pasien : benda yang dilihat 1
garis lebih besar dari tajam penglihatan
terburuk.
3) Mata ditutup bergantian dengan okluder dari
mata kanan ke kiri dan sebaliknya.
4) Lihat kedudukan mata dibawah okluder atau
saat okluder dipindahkan ke mata lainnya.
Interpretasi Hasil
• Jika mata dibelakang okluder bergerak ke luar,
ke dalam, ke atas, ataupun ke bawah
menunjukkan adanya heteroforia.
• Bila segera sesudah okluder dibuka mata
mencoba berfiksasi hal ini berarti adanya foria
Pemeriksaan Pergerakan Bola Mata
Tujuan : Memeriksa fungsi gerak otot penggerak mata.

Dasar : Otot rectus superior berfungsi untuk elevasi,


intornasi dan adduksi. Otot oblik superior
berfungsi untuk depresi, intorsi dan abduksi. Otot
oblik inferior untuk elevasi, ekstorsi dan abduksi.
Otot rectus medius untuk adduksi dan otot rectus
lateral untuk abduksi.

Alat : Obyek (jari)


Langkah Pemeriksaan
1) Lihat kemampuan pergerakan otot mata dengan
meminta pasien mengikuti gerakan jari
pemeriksa.
Interpretasi Hasil
Bila ternyata otot tertentu tidak mampu
mengikuti gerakan jari kemungkinan terjadi
parase oto.
Pemeriksaan Binokularitas /
STEREOSKOPIS

Pasien melihat melalui sepasang kacamata merah-hijau


dan melihat sebuah kotak dengan 4 lampu pada jarak 33
cm dan 6 m.
Respon yang mungkin diberikan :
• B, melihat 4 lampu = fusi perifer
dengan strabismus
• C, melihat 2 merah = supresi mata
kiri
• D, melihat 3 hijau = supresi mata
kanan
• E, melihat 5 lampu = diplopia

Anda mungkin juga menyukai