Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan Pupil

Ukuran, Bentuk
dan Refleks
Cahaya

Relative Afferent
Pupillary Defect

Dilatasi
Ukuran, Bentuk, dan Refleks Cahaya

1. Pasien memfiksasikan pandangannya


Persiapan: jauh ke depan

2. Pemeriksa mengarahkan penlight ke


- ruangan dengan
bagian tengah di bawah hidung
cahaya yang pasien
adekuat
- penlight 3. Amati bentuk, ukuran diameter
pupil, dan ekualitas selama 5-10 detik
Ukuran, Bentuk, dan Refleks Cahaya

Arahkan penlight ke mata kanan pasien untuk


melihat refleks cahaya langsung (RCL)
konstriksi pupil mata kanan, dan refleks
cahaya tidak langsung (RCTL) atau konsensual
berupa kontriksi pupil mata kiri

Lakukan pada mata kiri untuk menilai RCL


mata kiri dan RCTL mata kanan.
Interpretasi:
Bentuk pupil normal: bulat, regular
Diameter pupil fisiologis: 2-6mm
Cahaya biasa: 3-4mm
Cahaya redup/gelap: 6-8mm
Miosis: <2mm
Midriasis: >6mm
Normal: kedua pupil memiliki ukuran yang
sama (equal)
Anisokor: perbedaan diameter pupil >2mm
RAPD (Relative Afferent Pupillary
Defect) atau Marcus Gunn
Penlight diarahkan pada tiap mata ("one-
one") selama 1 detik  menilai reaksi
pupil terhadap cahaya
Kemudian penlight diarahkan ke mata
kanan dan kiri bergantian secara ritmik
pada tiap mata tanpa banyak jeda selama
2 detik untuk tiap mata ("one-two-one-
two")
Bandingkan konstriksi masing-masing
pupil terhadap cahaya.
RAPD (Relative Afferent Pupillary
Defect) atau Marcus Gunn

Interpretasi

RAPD positif: terjadi dilatasi pupil saat


diberikan cahaya
(dapat dijumpai pada: neuropati optik
unilateralfasimetris, abnormalitas retina
atau makular yang berat)
Dilatasi Pupil

Pemeriksa mengarahkan penlight dari bawah


hidung pasien agar mendapat iluminasi
minimal sebelum mematikan cahaya ruangan
Ruangan kemudian digelapkan dan pemeriksa
mengamati dilatasi pupil pada kedua mata

Dilatasi normal pupil: 2-4 detik


Dilation Lag: pupil berdilatasi ~10 detik
(dapat ditemukan pada lesi okulosimpatik seperti sindrom Horner)
Pemeriksaan Kelopak
Mata
Inspeksi

Fungsi Levator
Palpebra Tes Simpson atau
Wartenberg

Cogan's Lid
Twitch Curtain sign
(Enhanced Ptosis)
Pemeriksaan Kelopak Mata
Inspeksi
1. Amati kelopak mata pasien  ada
tidaknya ptosis, retraksi,
lagoftalmus, kontraksi atau twitching
kelopak mata.
2. Sinar penlight disorotkan ke mata
pasien, amati jarak kelopak mata
atas dengan refleks cahaya (margin
reflex distance/MRD).
3. Minta pasien menutup mata, amati
adanya lagoftalmus dan levator
dehisence-disinervation (LDD)
Pemeriksaan Kelopak Mata
Inspeksi
Kondisi normal:
Kelopak mata atas melewati iris (antara
limbus dan pupil, sekitar 1-2mm di bawah
limbus)
Kelopak mata bawah menyentuh atau
sedikit melewati limbus
Fisura palpebra: jarak 9-1mm dan MRD 3-
4mm
Saat menutup mata, jarak antara batas atas
kelopak atas dengan lipatan kelopak mata
atas (upper lid crease) 5-7mm
Pemeriksaan Kelopak Mata
Inspeksi
Ptosis
Fisura palpebra <9mm dan MRD <3mm

Dapat ditemukan pada


 Paresis N. III, akibat kelemahan fungsi
levator palpebra
 Sindrom Horner, akibat kelemahan otot
tarsalis superior Pseudoptosis
 Miastenia gravis, akibat kerusakan taut Ptosis yang tidak disebabkan oleh
otot-saraf levator palpebra dan kondisi kelemahan pada otot levator
lainnya palpebra
Pemeriksaan Kelopak Mata
Inspeksi

Retraksi kelopak mata


 Kondisi saat sklera di antara limbus dan
batas bawah palpebra terlihat (scleral
expose)
 Dapat ditemukan pada oftalmopati tiroid
(thyroid eye disease/TED) atau sindrom
Parinaud
Pemeriksaan Kelopak Mata
Inspeksi

Levator dehisence disinsertion (LDD)


 Jarak antara batas atas kelopak atas
dengan lipatan kelopak mata atas (upper
lid crease) >7mm
 LDD dapat ditemukan pada usia lanjut
Pemeriksaan Kelopak Mata
Fungsi Levator Palpebra

1. Pasien diminta mengangkat kelopak mata dari


posisi downgaze ke full upgaze (hingga pada titik
di mana terlihat otot frontalis mulai
berkontraksi)
2. Secara objektif dapat diukur pembukaan
kelopak mata (lid excurson) dengan
menggunakan penggaris

Lid excursion ≥8mm: normal


Lid excursion ≤4mm: fungsi levator palpebra
terganggu
Pemeriksaan Kelopak Mata

Tes Simpson atau Cogan's Lid Twitch


Wartenberg  Pasien diminta mengangkat
 Pasien diminta mengangkat kelopak mata dari posisi
kelopak mata dan menahannya downgaze
dengan melakukan fiksasi  Positif apabila timbul
pandangan pada jari pemeriksa twitching yang sangat singkat
pada posisi upgaze di kelopak mata pada saat
 Positif apabila kelopak mata mata kembali ke posisi
turun primer setelah downgaze
beberapa saat
(merupakan tanda fatigable ptosis,
dapat ditemukan pada miastenia (biasanya ditemukan pada
gravis) miastenia gravis)
Pemeriksaan Kelopak Mata

Curtain sign (Enhanced Ptosis)


Pemeriksaan dilakukan pada ptosis
asimetris, terutama dengan kecurigaan
miastenia gravis.
Pemeriksa mengangkat kelopak mata pasien
pada mata yang lebih ptosis
Amati ptosis pada mata yang awalnya kurang
ptosis.
Positif bila terdapat ptosis pada mata yang
awalnya kurang ptosis (enhaced ptosis)
(merupakan tanda fatigable ptosis, dapat
ditemukan pada miastenia gravis)
Pemeriksaan Eksternal

Pemeriksaan eksoftalmus
Alat: eksoftalmometer
1. Letakkan eksoftalmometer pada masing-masing
kantus lateral
2. Ukur jarak antara kornea dan kantus lateral

Normal: jarak kornea dan kantus lateral 18-20mm atau jarak tersebut sama di kedua
mata atau perbedaan <2mm
Eksoftalmus: jarak kornea dan kantus lateral ~20mm dan jarak tersebut sama di kedua
mata atau perbedaan > 2mm
Pemeriksaan Funduskopi
Alat: ophtalmoscop direct, midriatikum (penilephrin atau
tropicamide)
Prasyarat: ukuran pupil cukup optimal (dapat dilakukan
dengan melebarkan pupil dengan memberikan tetes mata
midriatikum dan meredupkan cahaya)
1. Minta pasien memfiksasikan pandangan matanya ke
depan
2. Pemeriksa berada di depan pasien dengan posisi
sekitar 15°
3. Tempatkan oftalmoskop di depan mata kanan untuk
memeriksa fundus mata kanan
4. Pemeriksa meletakkan ibu jari di alis pasien dan
mencari red reflex
Pemeriksaan Funduskopi

5. Setelah menemukan red reflex, pemeriksa mengikuti


red reflex dengan mendekati mata pasien sehingga
oftalmoskop menempel ke ibu jari
6. Putar panel dioptri oftalmoskop ke arah minus atau
plus untuk memperjelas gambaran funduskopi
7. Amati gambaran funduskopi: bentuk papil, batas,
warna, pembuluh darah retina (rasio Aa:Vv dan
kontur), cup (termasuk rasio cup:diskus), gambaran
retina lain (perdarahan, eksudat, dll), serta makula
Pemeriksaan Funduskopi

Fundus mata dinyatakan normal


atau normofundus:

papil bulat, batas tegas, warna


jingga, rasio Aa:Vv= 2:3, kontur baik,
crossing sign negatif, cup positif,
perdarahan dan eksudat negatif
Pemeriksaan Funduskopi
Contoh beberapa gambaran funduskopi abnormal:
Pemeriksaan Funduskopi
Contoh beberapa gambaran funduskopi abnormal:
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai