Mata
Mediko made the med-easy!
ANAMNESIS
Keluhan Utama
ANAMNESIS
Keluhan Utama
PEMERIKSAAN FISIK
Interpretasi:
Jarak/60
Pemeriksaan Visus Mata: Lambaian Tangan
1. Posisi tangan pemeriksa harus sejajar dengan mata pasien
2. Berdiri dengan jarak 1 meter dari pasien
3. Jika pasien dapat menyebutkan dengan benar arah lambaian tangan maka visus
pasien 1/300
Syarat:
Lapang pandang pemeriksa harus normal
Interpretasi Tes Lapang Pandang
Interpretasi :
1. Lesi di nervus opticus sin:
anopsia sinistra
2. Lesi di chiasma opticus :
hemianopsia bitemporal
3. Lesi di traktus optikus sin:
hemianopsia homonym dx
Pemeriksaan Amsler Grid
1. Pasien memakai kacamata atau lensa baca (apabila diperlukan)
2. Pegang amsler grid pada jarak 30 cm
3. Tutup salah satu mata, dan fokuskan penglihatan mata yang terbuka di titik tengah
4. Ulangi pada mata satunya
5. Perhatikan jika ada garis yang putus atau bergelombang, atau ada daerah yang
hilang
NORMAL
Pemeriksaan Buta Warna
• Menggunakan Ishihara pseudoisochromatic plate
• Untuk pasien buta warna merah dan hijau
• Terdapat 38 plates
• Pasien yang dapat membaca, diminta untuk menyebutkan angka
• Pasien yang buta huruf, diminta untuk menunjukkan jalur berkelok
PENILAIAN
• Buta warna total
• Buta warna merah (protanopia/protanomaly)
• Buta warna hijau (deuteranopia/deuteranomaly)
Pemeriksaan Gerakan Bola Mata
Pemeriksaan Gerakan Bola Mata
PEMERIKSAAN
• Meminta pasien untuk mengikuti gerakan ujung jari pemeriksa
(pensil/bolpoin) yang digerakkan dari central ke perifer ke 6 arah cardinal
tanpa menggerakkan kepala (hanya melirik). Untuk mencegah pergerakkan
kepala dapat dilakukan fiksasi pada dagu pasien.
• Perhatikan gerakan kedua mata, keduanya bebas ke segala arah atau ada yang
tertinggal.
• Khusus untuk melihat gerakan bola mata ke bawah, angkatlah kedua kelopak
atas dengan ibu jari dan jari telunjuk.
• Untuk tes konvergensi, posisikan ujung jari/pensil/bolpoin dari jarak ± 45 cm di
depan pangkal hidung didekatkan ke arah pangkal hidung hingga jarak 5 cm
sampai 8 cm.
Pemeriksaan Hirschberg
Uji Hirschberg dapat menilai kedudukan bola mata dan mengukur sudut deviasi secara kasar.
PEMERIKSAAN
• Pasien duduk, memandang obyek yang letaknya jauh (± 6 m).
• Nyalakan senter dari jarak 60 cm, tepat di depan glabella pasien.
• Perhatikan pantulan cahaya pada pupil pasien.
12. Iris
Trikiasis: pertumbuhan Distikiasis: pertumbuhan bulu Entropion: kelainan inversi kelopak mata
bulu mata ke dalam mata bukan pada tempatnya Ektropion: kelainan eversi kelopak mata
Pemeriksaan Segmen Anterior
Inspeksi
Konjungtiva palpebra Hiperemis Ada/tidak
Sekret Ada/tidak, warna, konsistensi
Edem Ada/tidak
Konjungtiva fornix Hiperemis Ada/tidak
Sekret Ada/tidak, warna, konsistensi
Edem Ada/tidak
Konjungtiva bulbi Injeksi Ada/tidak
Bila ada, tentukan injeksi konjungtiva/silier/mixed
Sekret Ada/tidak, warna, konsistensi
CARA PEMERIKSAAN :
- Mata ditetesi larutan Fluoresein 2 %
- Kemudian dibilas dengan NaCl fisiologis
- Dilihat menggunakan COBALT BLUE filter
pada slit-lamp
INTERPRETASI :
Warna kehijauan = defek (+)
Pemeriksaan Segmen Anterior
Inspeksi
Kamera okuli anterior Fokal iluminasi • Kedalaman
• Hipopion: ada/tidak
• Hifema: ada/tidak
• Kekeruhan → Tyndall Effect (+) → khas pada uveitis anterior
Tes seidel Kebocoran COA (khas pada kasus trauma)
Iris Kripte Normal = radier
Nodul Ada/tidak
Bila ada → khas: uveitis posterior
CARA PEMERIKSAAN :
• Mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa dan
sebaliknya.
• Putar lensa oftalmoskop sesuai dengan refraksi mata pemeriksa
(misal: pemeriksa miop 2D, penderita emetrop → pakai lensa -2. Bila
pemeriksa dan penderita emetrop → pakai 0).
• Pada jarak 30 cm, di depan temporal (±45⁰) mata pasien, sinar
oftalmoskop diarahkan pada pupil mata pasien. Perhatikan reflex
fundus: cemerlang/gelap.
• Mendekatkan oftalmoskop sedekat mungkin dengan mata pasien
hingga tampak papil n. II → nilai bentuk (bulat/tidak) dan batas
(tegas/kabur). Batas kabur: papil edem
• Cup Disk Ratio (CDR). N = 0,3. Bila semakin melebar → excavation
glaucomatous
• Artery Venous Ratio (AVR). N = 2/3. Bila tampak vasokonstriksi arteri,
curiga retinopati.
• Saat pemeriksaan makula, pasien diminta melihat lampu oftalmoskop
untuk menilai refleks fovea.
Pemeriksaan Segmen Posterior
Interpretasi dan Gambar
Retina Fundus refleks Cemerlang/tidak
Funduskopi • Papil n. II bulat/tidak
• Cup disk ratio (N = 0,3)
• Artery Venous Ratio (N = 2/3)
• Makula: cemerlang/edem
• Ada/tidak perdarahan
• Ada/tidak neovaskularisasi
Retina normal
Keratik presipitat
Kekeruhan Lensa
• Insipien : visus bisa mencapai 6/6
• Imatur : shadow test (+)
• Matur : shadow test (-)
• Hipermatur : shadow test pseudo (+), kapsul anterior mengerut
• Morgagni : nucleus jatuh ke inferior
Terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dengan sel epitel pigmen retina
Gejala khas: seperti tertutup tabir/tirai
Konjungtivitis Viral
Glaukoma
Blepharitis
Beberapa Resep
Konjungtivitis Vernal Glaukoma Akut
Hifema Traumatika
Keratitis Bakterial
Apabila
Keratitis Viral (HSV) terdapat
Glaukoma
sekunder
Blefaritis
Hifema Konjungtivitis
anterior
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
• Tatalaksana pada blefaritis perlu jangka • Tatalaksana berupa bed rest, siklopegik • Virus: kompres dingin
panjang dan diperlukan hygiene yang baik. topical, steroid topical/sistemik, • Berikan antibiotic baik pada infeksi maupun non
Edukasikan pasien dengan baik agar tidak proteksi dengan patch, elevasi tempat infeksi (untuk mencegah infeksi sekunder).
terjadi doctor shopping. tidur 30-45 derajat, dan simptomatik, • Antibiotik topical:
• 3 tahap esensial: harus rujuk untuk penanganan - - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes mata
1. Kompres hangat selanjutnya. 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu
2. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata • Nyeri: analgesic NSAID seperti asam - Gentamisin salep mata 0.3% (@5 g), tetes mata 0.3%
dengan handuk lembab hangat. mefenamat 500 mg tablet 3x sehari, atau (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 minggu
3. Antibiotik topical: basitrasin, polimiksin B, asetaminofen seperti paracetamol 500 R/Gentamisin 0.3% oint tb No. I
eritromisin, atau campuran dengan mg tablet 3x sehari. S.u.c
kortikosteroid (sebenarnya dapat diberikan • Miotik: pilokarpin 2% @5 mL, 3-4 kali
antibiotic topical apa saja). Dapat pula sehari. Pada kondisi peningkatan TIO • Konjungtivitis alergi: hindari pencetus, berikan
diberikan antibiotic oral seperti doksisiklin akut, berikan 1 tetes tiap 10 menit sodium kromoglikat atau steroid seperti
100 mg 2x sehari selama 7 hari. selama 30-60 menit pertama, lalu 1 tetes deksametason.
• Antibiotik topical: tiap 1-3 jam. R/ Sodium kromoglikat ED 2% 10 ml fl No I
- Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes • Antiglaukoma: timolol 0.5% 2xsehari 1 S 3 dd gtt I ODS atau
mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 tetes. R/ Dexamethasone ED 0,1% 10 ml fl No I
minggu S 3 dd gtt I ODS
- Gentamisin salep mata 0.3% (@5 g), tetes R/ Asam mefenamat tab 500 mg No. XX
mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 S 3 dd tab I • Edukasi: cara pakai obat tetes mata (mata melihat ke
minggu R/ Pilokarpin 2% ED 5 mL tb No. I atas, Tarik palpebra inferior ke bawah, lalu tetes di
S uc dekat saccus konjungtiva inferior), jangan dikucek,
R/Gentamisin 0.3% oint tb No. I R/ Timolol 0.5% ED 5 mL tb No. I jaga kebersihan mata.
S.u.c S uc
Hordeolum
Pterigium Dry eye
interna/eksterna
DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kalazion • Pseudopterigium • Schirmer test. Dalam 5 menit dilihat, jika < 10 mm →
• Hordeolum interna/eksterna • Pinguecula abnormal.
• Blefaritis • Tear meniscus height
PENATALAKSANAAN • Tear breakup time. Dihitung dengan memberikan
PENATALAKSANAAN • Tatalaksana utama adalah pewarnaan fluorescein dan dilihat sampai tampak
• Kompres hangat 15-30 menit 3x sehari rujuk untuk dilakukannya adanya daerah yang mengering (dry spot) pada kornea:
• Antibiotik topical: pembedahan. Sisanya < 10 detik → abnormal (tear instability).
- Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes diberikan pengobatan • Pewarnaan epitel, dengan menggunakan rose Bengal,
mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 simptomatik saja. lissamine green, dan fluorescein.
minggu
- Gentamisin salep mata 0.3% (@5 g), tetes DIAGNOSIS BANDING
mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 • Konjungtivitis bacterial, virus, alergi
minggu • Blefaritis posterior
• Keratitis
R/Gentamisin 0.3% oint tb No. I
S.u.c PENATALAKSANAAN
• Tatalaksana utama adalah pemberian air mata artifisial
• Jika dalam 2 hari tidak membaik, dapat dan edukasi pada pasien. Jika tidak membaik maka
dilakukan insisi horizontal (eksterna), insisi dapat dirujuk. Terdapat berbagai macam artificial tears
vertical (interna). yang tersedia, seperti Na hialuronat 0.15%,
• Edukasi: jangan kucek mata, jaga kebersihan hidroksipropil metilselulosa 5 mg,
mata, jangan dipegang/ditekan. karboksimetilselulosa 0.3%, dan lain-lain.
Instruksi :
a. Lakukan Anamnesis
b. PF mata lengkap
c. Diagnosis kerja dan 2 diagnosis banding
d. Tatalaksana dan edukasi
SKENARIO 2
MATA : Glaukoma Akut Sudut Tertutup Sinistra
Skenario Klinik : Seorang laki-laki, usia 48 tahun, pekerja PNS, datang
ke Puskesmas dengan keluhan pandangannya kabur tiba-tiba sejak 3 jam
yang lalu.
Instruksi:
a. Lakukan anamnesis
b. Pemeriksaan mata anterior dan adneksa mata
c. Pemeriksaan tekanan bola mata palpasi
d. Diagnosis kerja dan 2 diagnosis banding
e. Edukasi kepada pasien
Oculi Sinistra
SKENARIO 3
MATA : Konjungtivitis Viral Oculi Dextra
Skenario Klinik : Seorang laki-laki, usia 30 tahun, datang ke
Puskesmas dengan keluhan mata merah dan sering berair sejak 1 hari
yang lalu. Pasien mengaku di rumah ada yang mengalami keluhan
serupa.
Instruksi:
a. Lakukan anamnesis
b. Pemeriksaan mata anterior dan adneksa mata
c. Diagnosis kerja dan 2 diagnosis banding
d. Tatalaksana dan edukasi kepada pasien Oculi Dextra