8. Konjungtiva bulbi
5. Palpebra 9. Sklera
4. Cilia inferior inferior
7. Konjungtiva
palpebra inferior
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
4. Pemeriksaan segmen anterior (urut dari luar ke dalam)
12. Iris
Palpasi Schiotz
Pergerakan Bola Mata
CARA PEMERIKSAAN :
Glandula Zeis
Merupakan modifikasi glandula
sebasea, produk sekresi adalah
minyak (oil)
Glandula Moll
merupakan modifikasi glandula
sudorifera, produk skekresi
adalah air (sweat)
Hordeolum
• Akibat sumbatan :
• Kelenjar zeis dan moll
(Hordeolum eksterna) atau
• Kelenjar meibom (Hordeolum
interna)
• Etiologi : Stafilokokus aureus
(tersering)
• Tanda radang (+), Nyeri (+)
• Tatalaksana: kompres hangat;
antibiotik (chloramphenicol EO 1%
3x/hari). Insisi drainase (pada
abses)
Kalazion
• Seringkali berasal dari hordeolum
interna yang kronik
• Kalazion tidak nyeri, benjolan tidak
hiperemis
• Tatalaksana:
• kecil : dibiarkan atau injeksi steroid +
kompres mata
• Besar : ekokleasi
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Hordeolum
• Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15
menit
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin 3x1; salep kloramfenikol 3x1;
tetes mata kloramfenikol 0,25%, antibiotik oral (eritromisin 2x500mg
atau dikloksasilin 4x1 selama 3 hari)
• Insisi dan drainase abses
Tatalaksana Kalazion
• Konservatif
• Injeksi intralesi steroid • Hordeolum interna : insisi vertical
• Hordeolum eksterna : insisi horizontal
(triamsinolon 40 mg/ml
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
sebanyak 0,10-0,20 ml)
• Ekokleasi kalazion
Blefaritis
• Peradangan pada kelopak mata
Blefaritis ulseratif/stafilokokal/bacterial
Blefaritis seboroik/skuamosa Penumpukan Krusta kekuningan pada dasar bulu mata, bila diusap
sisik putih pada bulu mata dengan dasar biasanya meninggalkan keropeng atau ulkus yang mudah
hiperemis (tanpa ulkus). berdarah.
Tatalaksana Tatalaksana
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil • Bersihkan krusta, kompres hangat
1%. • Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau
• Kompres hangat. gentamisin 12x2 tetes hingga gejala membaik)
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau • Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4
gentamisin tetes mata) minggu atau azithromisin 1x500mg selama 5
hari)
Seboroik
Ulceratif
Konjungtivitis Bakterial
Konjungtivitis Bakterial Akut (S.aureus, S. epidermidis, H. Influenza)
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret mukopurulen,
reaksi papiler, fotofobia apabila kornea terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.
Terapi
Gambaran Klinis • Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5%
pembuluh darah akan mengecil fenil-efrin
• Mata merah oleh karena vasodilatasi test (+)
• Nyeri ringan saat penekanan bola mata • Kortikosteroid topical
• Kompres dingin
• Sensasi benda asing
Pseudomonas
A B
CARA PEMERIKSAAN :
- Mata ditetesi larutan Fluoresein 2 %
- Kemudian dibilas dengan NaCl fisiologis
- Dilihat menggunakan COBALT BLUE filter pada slit-lamp
INTERPRETASI :
- Warna kehijauan = defek (+)
Glaukoma
Kelompok penyakit neuropati optic progresif yang ditandai dengan adanya perubahan
spesifik pada diskus optikus dan defek lapang pandang irreversible yang seringkali namun
tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraocular (IOP)
Primary Open Angle Glaucoma
Peningkatan tekanan intraocular progresif lambat dengan sudut
terbuka yang disertai dengan cupping diskus optikus dan defek
lapang pandang. Hemianopsia
bitemporalis
• Gejala : nyeri kepala ringan, penurunan lapangan pandang
progresif kronik.
• Tanda
• Anterior chamber normal, sudut terbuka
• Diskus optikus atrofi, cupping (normal cup-disk ratio 0.3-
0.4), bayonetting sign Cup to disk ratio
• Lapang pandang terjadi konstriksi lapang pandang >0,5 pada pasien
(Hemianopsia bitemporalis) glaucoma sudut
terbuka yang
Pemeriksaan Penunjang nantinya ber
• Tonometri mengukur IOP manifestasi
• Gonioskopi melihat sudut iridokornealis sebagai
• Perimetri melihat defek lapang pandang hemianopsia
bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari
Tigroid
Non Rhegmatogen Traction
Disebabkan tarikan retina ke dalam vitreous body
• Etiologi : Post trauma, diabetic retinopati proliferative,
retinopathy of prematurity, sickle cell retinopathy
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus dan lapang pandang,
tampak adanya vitreoretinalbands.
Ablasio retina eksudatif
Conus Globus
Jenis miopia :
• Aksial sumbu aksial mata lebih panjang dari normal.
• Kurvatura kurvatura kornea/lensa lebih kuat dari
normal.
• Index index bias mata lebih tinggi
KLASIFIKASI
• Miopia simplex : dimulai usia 7-9 tahun dan KLASIFIKASI
berhenti usia 20 tahun. • Myopia ringan : -0,25 sampai -3.00
• Miopia progresif bertambah secara cepat • Myopia sedang : -3,25 sampai -6.00
(±4.0D/tahun) dan sering disertai perubahan • Myopia berat : -6,25 atau lebih
vitreoretinal.
Komplikasi
Lensa sferis negatif terkecil yang memberikan visus
terbaik, miopi tinggi diberikan pengurangan 2/3 koreksi
• Fuch Spot
penuh
• Lacquer crack
• Myopic crescent
• Tigroid fundus
• Strabismus
• Ablasio retina
HIPERMETROPIA
Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan
dibias membentuk bayangan di belakang retina.
Jenis hipermetropia :
• Aksial sumbu aksial mata lebih pendek dari normal.
• Kurvatura kurvatura kornea/lensa lebih lemah dari Keratoplana
normal.
• Index index bias mata lebih rendah
KLASIFIKASI
• Hipermetropia ringan : +0,25 sampai +3.00
• Hipermetropia : +3,25 sampai +6.00
• Hipermetropia : +6,25 atau lebih
Lensa sferis positif terbesar yg
memberi visus terbaik
ASTIGMATISMA
Kelainan refraksi dimana pembiasaan pada meridian yang berbeda tidak sama. Dalam keadaan istirahat
sinar sejajar yang masuk di mata lebih dari satu titik.
Klasifikasi etiologi
• Korneal kurvatura yang tidak sama
• Lentikular lensa Kristalina permukaan tidak
sama
• Total campuran keduanya
Kongenital (Rubella)
Jenis Katarak
Snowflake Morgagnian
Katarak Senilis
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun
Stadium : Insipien, imatur, matur,hipermatur
Gejala : Distorsi penglihatan, penglihatan kabur seperti berkabut atau berasap, mata tenang
Penyulit : glaukoma dan uveitis
Shadow Test
NUCLEAR
progresif perlahan, miopisasi (krn indeks refraksi
↑ dan sferisitas lensa), second sight (mampu
melihat dekat tanpa kacamata)
SUBCAPSULAR
Bisa anterior/posterior, ↓penglihatan saat
cahaya terang , ↓visus dekat> visus jauh
CORTICAL
bilateral, silau saat melihat sumber cahaya
Tatalaksana
RETINOPATI DIABETIKA
Etiologi : diabetes, female sex, poor metabolic control, heredity, pregnancy, hypertension
Rule of NPDR
4
Microaneurisma 4 kuadran
2
Venous Beading 2 kuadran
1
IRMA di minimal 1 kuadran
Good luck!