• Minggu 1
o Suhu tubuh naik perlahan - lahan, bersifat step
ladder
o Bradikardi relatif
o Konstipasi atau diare
o Nyeri kepala
• Minggu 2
o Demam persisten (kontinu) namun tidak menggigil,
tidak responsif dengan antipiretik
o Rose spot : Lesi exanthem kecil berwarna bunga
rose biasanya pada dada bagian bawah dan
abdomen (lebih sering daerah umbilicus)
o Lidah kotor : Plak keputihan/kekuningan dengan tepi
eritem
o Nyeri abdomen non spesifik
o Diare berwarna kuning-kehijauan seperti pea soup
(akibat nekrosis dan purulen pada plak peyer), atau
obstipasi (akibat pembengkakan plak peyeri di
ileum)
o Gejala neurologis : Delirium, koma
• Minggu 3
o Sama seperti minggu 2, namun terdapat gejala
tambahan seperti hepatosplenomegali
o Risiko ulkus dan perforasi
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
o Anemia
o Leukopenia atau leukositosis
o Gangguan fungsi hepar
• Deteksi patogen : Kultur (gold standard)
o Kultur darah : Minggu 1
o Kultur feses : Minggu 2
o Kultur urin Minggu 3
• Pemeriksaan serologis
o Tes Widal, positif jika :
▪ Titer O ≥ 1/320, atau
▪ Titer H ≥ 1/640, atau
▪ Kenaikan titer >4x dalam 7 - 10 hari
o Tes tubex
▪ Deteksi IgM O9 dari Salmonella typhi
1
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
▪ Positif jika ≥4
Tatalaksana
• Antibiotik
o First line pada anak : Chloramphenicol
▪ Dosis : 100 mg/kgBB/hari (oral atau IV)
dibagi 4 dosis selama 10 - 14 hari
▪ Tidak diberikan jika leukosit <2.000 karena
obat mensupresi sumsum tulang
o First line pada dewasa: Ciprofloxacin
▪ Dosis : 2 x 500 mg 1 minggu
o Antibiotik lainnya
▪ Ceftriaxon 2 - 4 gr/hari selama 3 - 5 hari
(anak 80 mg/kgBB/hari IM atau IV SD selama
5 hari)
▪ Ampisilin atau Amoksisilin 1,5 - 2 gr/hari
selama 7 - 10 hari
▪ Cefisime 20 mg/kgBB/hari PO dibagi menjadi
2 dosis selama 10 hari
▪ Tiamfenikol 4 x 500 mg/hari selama 5 - 7 hari
bebas demam (anak 50 mg/kgBB/hari)
• Non Farmakologis
o Tirah baring total
o Diet gizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori
dan protein, rendah serat
Malaria Etiologi
• Patogen
o Plasmodium falciparum
▪ Penyebab malaria falciparum hingga tertiana
maligna
o Plasmodium vivax
▪ Penyebab malaria tertiana (demam setiap 48
jam)
o Plasmodium Ovale
▪ Penyebab malaria tertiana (demam setiap 48
jam)
o Plasmodium malariae
▪ Penyebab malaria quartana (Demam setiap
72 jam)
o Plasmodium knowlesi
▪ Penyebab malaria quotidiana
• Vektor : Nyamuk Anopheles betina
• Host : Manusia
• Resistensi terhadap malaria :
o Sickle cell anemia
2
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Gejala Klinis
• Keluhan :
Pemeriksaan Fisik
• Tanda Patognomonis
o Pada periode demam:
▪ Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu
tubuh meningkat dapat sampai di atas 400C
dan kulit kering.
▪ Pasien dapat juga terlihat pucat.
▪ Nadi teraba cepat
▪ Pernapasan cepat (takipneu)
o Pada periode dingin dan berkeringat:
▪ Kulit teraba dingin dan berkeringat.
▪ Nadi teraba cepat dan lemah.
▪ Pada kondisi tertentu bisa ditemukan
penurunan kesadaran.
• Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis,
dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
• Toraks : Terlihat pernapasan cepat.
• Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat
juga ditemukan asites.
• Ginjal : Dapat ditemukan urin berwarna coklat kehitaman,
oligouri atau anuria.
• Ekstermitas : Akral teraba dingin merupakan tanda-tanda
menuju syok.
Pemeriksaan Penunjang
3
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
4
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Kemoprofilaksis
• Sensitif klorokuin
o Klorokuin 2 tab/minggu
▪ 1 minggu sebelum pergi, selama pergi, dan 4
minggu setelah kembali
• Resisten klorokuin
o Doksisiklin 100 mg 1x1 per hari
▪ 1-2 hari sebelum pergi, selama, dan 4
minggu setelah kembali
▪ Kontraindikasi ibu hamil dan anak <8 tahun
▪ Tidak boleh diberikan >6 bulan
o Mefloquine 250 mg 1 tab/minggu
▪ 2 minggu sebelum, selama, dan 4 minggu
setelah pulang
▪ Lini pertama ibu hamil
o Atovaquon 250 mg dan Proguanil 100 mg 1 tab per
hari
▪ 1-2 hari sebelum pergi hingga 7 hari setelah
pulang
5
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Diagnosis
Tatalaksana
• Leptospirosis ringan
o Pilihan : Doksisiklin 2 x 100 mg 7 hari
▪ Kontraindikasi pada anak dan ibu hamil
o Alternatif (bila tidak dapat diberikan doksisiklin)
6
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi Klinis
7
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
• Manifestasi Klinis :
o Demam tinggi mendadak, terus menerus
o Manifestasi perdarahan : bintik-bintik merah pada
kulit, mimisan, gusi berdarah, hematemesis,
melena, hematokezia
o Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri
retroorbita
o Gejala GI : mual, muntah, nyeri perut
o Gejala lokal : nyeri menelan, batuk, pilek
• Pemeriksaan Fisik :
o Suhu ≥37,5
o Petekie, ekimosis, purpura
o Rumple leede (+)
o Perdarahan mukosa
o Hepatomegali, Splenomegali
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Non Farmakologi
o DHF grade I, II : Cairan kristaloid (lebih baik ringer
asetat karena tidak membebani hepar)
▪ Terapi awal : 6 - 7 cc/kgBB/jam
▪ Perbaikan : Turunkan menjadi 5
mg/kgBB/jam -> 3 mg/kgBB/jam ->
Dihentikan dalam 24 - 48 jam
▪ Tidak membaik : Naikkan menjadi 10
mg/kgBB/jam -> 15 mg/kgBB/jam
▪ Dosis pada anak
▪ BB <15 kg : 7 ml/kgBB/jam
▪ BB 15 - 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
▪ BB >40 kg : 3 ml/kgBB/jam
o DHF grade III dan IV
▪ O2 2 - 4 L/menit
▪ Kristaloid 20 ml/kgBB/jam dalam 30 menit.
8
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Gejala Klinis
Subtipe Verruca
• Verruca plantaris
o Patogen : HPV tipe 1
o Gejala klinis :
▪ Lesi hiperkeratorik pada telapak kaki
▪ Tumbuh ke dalam dan menyebabkan nyeri
saat berjalan
• Verruca Plana
o Patogen : HPV tipe 3 dan 10
o Gejala klinis
▪ Lesi kecil, datar atau bentuk plak yang
multipel
▪ Lokasi : Wajah, tangan dan daerah tulang
kering
9
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Patologi Anatomi
Tatalaksana
• Agen destruktif
o Asam salisilat, fenol liquefactum 80%, kantaridin,
asam TCA, perak nitrat 10%, asam format
• Agen virusidal : Glutaraldehid
• Agen antiproliferasi : Krim 5-FU, Retinoid topikal
• Terapi imunologi : Imiquimod
• Terapi intralesi
o 5-FU, Lidokain, dan epinefrin
o Bleomycin
o Interferen beta
• Terapi oral
o Zinc oral
o Antagonis reseptor histamin 2
Kondiloma Diagnosis
Akuminata
• Anamnesis
o Benjolan di daerah genital yang tidak nyeri
o Adanya riwayat kontak seksual sebelumnya
• Pemeriksaan Fisik
o Vegetasi atau papul soliter (dapat juga multipel)
hiperkeratotik dengan permukaan kasar pada
daerah anogenital
▪ Pria : Glans penis, preputium, urethra, anus
▪ Wanita : Vulva, serviks, anus, urethra
(jarang)
o Eksofitilik dengan lesi seperti bunga kol (Cauliflower-
like)
• Pemeriksaan Penunjang
o Histopatologi : Jika lesi meragukan atau tidak
berespon dengan pengobatan
o Tes asam asetat 5% (Acetowhite)
▪ Bubuhkan asam asetat 5% pada lesi yang
dicurigai selama 5 menit
▪ Positif jika lesi berubah menjadi warna putih
Tatalaksana
10
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
11
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
• Tindakan :
o Bedah kuretase (enukleasi)
o Bedah beku/nitrogen cair
• Terapi topikal
o Kantaridin 0,7% atau 0,9%
▪ Oleskan pada lesi, biarkan 3 - 4 jam, setelah
itu dicuci
o Podofilin 10 - 25% resin, atau 0,3 - 0,5% krim
o Pasta perak nitrat 40%
o KOH 10% 2x sehari selama 30 hari
o Gel asam salisilat 12%
o Krim adapalen 1% selama 1 bulan
Etiologi
Faktor resiko
Manifestasi Klnik
12
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Diagnosis
Tatalaksana
• Episode pertama:
o Asiklovir 5 x 200 mg atau 3 x 400 selama 7-10 hari
o Valasiklovir 2 x 500 mg selama 7-10 hari
o Famsiklovir 3 x 250 mg selama 7 hari
• Episode rekuren:
o Asiklovir 5 x 200 mg atau 3 x 400 selama 5 hari
o Valasiklovir 2 x 500 mg selama 5 hari
o Famsiklovir 2x 125 mg selama 5 hari
Etiologi
Manifestasi Klnik
13
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
Infeksi akut oleh Virus Varicella Zoster yang mengenai kulit dan
mukosa
Penularan
Etiologi
Manifestasi Klnik
14
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Diagnosis
Tatalaksana
Manifestasi Klinis
• Impetigo bulosa
o Tempat predileksi : ketiak, leher, dan tempat yang
lembab, telapak tangan dan telapak kaki juga dapat
terinfeksi
o Vesikel -> bula, diameter sekitar 2 cm
▪ Awalnya vesikel berisi cairan yang jernih
yang berubah menjadi keruh
o Bula pecah
15
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
• Impetigo krustosa
o Tempat predileksi di muka, disekitar lubang hidung
dan mulut
o Eritema
o Vesikel yang cepat pecah
o Krusta tebal berwarna kuning seperti madu (honey-
colored) dan lengket
Diagnosis
16
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
• Non Farmakologi
o Mencuci area yang terinfeksi dengan sabun atau air
mengalir.
o Mencuci pakaian, sprei, dan handuk pasien
terinfeksi setiap hari
o Menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih untuk
mencegah garukan
• Farmakologi
o Pengobatan topical
▪ Untuk impetigo yang masih ringan, sedang,
dan impetigo lokal yang tidak ada
komplikasinya
▪ Mupirosin 2-3x sehari
▪ Asam fusidat 2-3x sehari
o Pengobatan sistemik
▪ Diberikan pada kasus-kasus berat
▪ Lama pengobatan paling sedikit 7-10 hari
▪ Penisilin dan semisintetiknya seperti
Kloksasilin dosis 250-500 mg/dosis, 4
kali/hari untuk dewasa, 10-25
mg/kg/dosis 4 kali/hari untuk anak-
anak
▪ Fenoksimetil penisilin (penisilin V)
250-500 mg, 4 kali/hari untuk
dewasa, anak-anak 7,5-12,5
mg/dosis, 4 kali/hari
▪ Eritromisin 250-500 mg/dosis, 4
kali/hari untuk dewasa, 12,5-50
mg/kg/dosis, 4 kali/hari untuk anak-
anak
▪ Klindamisin 150-300 mg/dosis, 3-4
kali/hari, anak-anak yang berusia lebih
1 bulan: 8-20 mg/kg/hari, 3-4 kali/hari
17
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Gejala Klinis
• Kulit :
o Bercak kulit eritema atau hipopigmentasi (gambaran
yang paling sering ditemukan)
o Datar atau menimbul
o Gatal, bisa juga tidak gatal
o Kulit mengkilap
o Kulit kering bersisik
o Kulit yang tidak berkeringat (anhidrosis)
o Alis mata tidak berambut (madarosis)
o Bengkak atau penebalan pada wajah dan cuping
telinga
o Timbul lepuh atau luka tanpa rasa nyeri pada
tangan dan kaki
• Saraf :
o Nyeri tekan dan/atau spontan pada saraf
o Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk
o Nyeri pada anggota gerak
o Kelemahan anggota gerak dan/atau kelopak mata
▪ Peroneal nerva palsy : Foot drop
▪ Ulnar nerve palsy : Claw hand
o Adanya disabilitas (deformitas)
o Luka (ulkus) yang sulit sembuh
Diagnosis
18
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
Tipe PB Tipe MB
Rifampicin 2 x 300 mg (hari 2 x 300 mg (hari
pertama setiap bulan) pertama setiap bulan)
Dapson 1 x 100 mg (setiap hari) 1 x 100 mg (setiap hari)
Clofazimin Tidak diberikan 3 x 100 mg (hari
(Lampren) pertama setiap bulan)
1 x 50 mg (hari 2 – 28)
Lama 6 – 9 bulan (6 blister) 12 – 18 bulan (12
pengobatan blister)
Folikulitis, Folikulitis adalah salah satu bentuk pioderma, dimana terjadi
Furunkel dan peradangan pada folikel rambut
Karbunkel
Furunkel adalah infeksi pada folikel rambut dan sekitarnya yang
menyebabkan terjadinya akumulasi abses/nanah
Etiologi
• Staphylococcus aureus
Manifestasi Klinis
• Folikulitis
o Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart)
▪ Predileksi : skalp (anak-anak), dagu, aksila,
ekstremitas bawah, bokong (dewasa).
▪ Gejala Klinis : rasa gatal dan panas
▪ Effloresensi : Pustul kecil dome-shaped,
multipel, mudah pecah pada folikel rambut
o Folikulitis profunda (sycosis barbae)
▪ Predileksi : dagu, atas bibir
19
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram
• Kultur dan resistensi spesimen lesi/aspirat : jika tidak
responsif terhadap pengobatan empiris
• Pemeriksaan darah perifer lengkap, kreatinin, CRP
20
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
• Non Farmakologi
o Mandi 2 kali sehari dengan sabun
o Menjaga higiene perorangan
• Farmakologi
o Terapi topikal
▪ Bila banyak pus atau krusta :
▪ Kompres terbuka dengan
permanganas kalikus 1/5000, asam
salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan
povidon iodine 1%, 2x sehari
▪ Bila tidak tertutup pus atau krusta :
▪ Salep/krim asam fusidat 2%,
mupirosin 2%, dioleskan 2-3x sehari,
7-10 hari
o Terapi sistemik
▪ Lini 1 :
▪ Kloksasilin/dikloksasilin 4x250-500
mg/hari oral
▪ Amoksisilin dan asam klavulanat
3x250-500 mg/hari
▪ Sefaleksin 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
▪ Lini 2 :
▪ Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1),
dilanjutkan 1x250 mg (hari 2-5)
▪ Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3
dosis
▪ Eritromisin 4x250-500 mg/hari
• Insisi drainase jika abses besar, nyeri, disertai fluktuasi
21
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
• Non Farmakologi
o Mandi minimal 3x1
o Menggunakan pakaian tipis yang menyerap keringat
• Farmakologi
o Pengobatan topikal
▪ Sampo ketokonazol 2% 1x/hari selama 3 hari
berturut-turut
▪ Sampo selenium sulfida 2,5% 1x/hari selama
3 hari
▪ Sampo zinc pyrithione 1%, 1x/hari atau 3-4
kali seminggu
▪ Khusus untuk daerah wajah dan genital :
golongan azol topikal (krim mikonazol
2x/hari)
▪ Krim terbinafin 1% 2x/hari 7 hari
o Pengobatan sistemik : Untuk lesi luas atau jika sulit
disembuhkan dengan topikal
▪ Ketokonazol 200 mg/hari 10 hari
▪ Itrakonazol 200 mg/hari 7 hari atau 100
mg/hari 2 minggu
22
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi Klinis
• Tinea Capitis
o Predileksi : daerah kepala
o Anamnesis : gatal, kulit kepala berisisik, alopesia
o Pemeriksaan Fisis :
▪ Noninflammatory, human, atau epidemic
type (“grey patch”) : Inflamasi minimal,
rambut pada daerah terkena berubah warna
menjadi abu-abu, rambut mudah patah, tidak
berkilat, tampak skuama, hiperkeratosis,
batas tegas, berfluoresensi hijau dengan
lampu Wood
▪ Patogen : Microsporum
▪ Inflammatory type, kerion : mulai dari
folikulitis pustular hingga furunkel atau
kerion, lesi gatal, dapat disertai nyeri,
limfadenopati servikalis disertai alopesia
▪ Patogen : M. canis, M. gypseum dan
T. verrucosum
▪ “Black dot” : rambut mudah patah pada
permukaan scalp, meninggalkan bintik-bintik
hitam pada daerah alopesia (black dot)
▪ Patogen : Trichophyton
▪ Favus : bentuk yang berat dan kronis berupa
plak eritematosa perifolikular, skuama, krusta
tebal berwarna kekuningan (skutula), berbau
busuk (mousy odor), alopesia
▪ Patogen : T. schoenleinii
• Tinea Barbae
23
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Non Farmakologi
o Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan
menyerap keringat
o Memastikan kulit dalam keadaan kering sebelum
menutup area yang rentan terinfeksi jamur
o Menggunakan sandal atau sepatu yang lebar dan
mengeringkan jari kaki setelah mandi
o Menghindari penggunaan handuk atau pakaian
bergantian dengan orang lain
• Farmakologi
o Tinea kapitis
▪ Topikal : tidak disarankan bila hanya terapi
topikal saja. Rambut dicuci dengan sampo
antimikotik
▪ Selenium sulfida 1%/2,5% 2-
4x/minggu atau
25
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
26
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi Klinis
• Kandidiasis Kutis
o Predileksi : daerah intertriginosa yang lembab dan
mudah mengalami maserasi, misalnya sela paha,
ketiak, sela jari, infra mamae, atau sekitar kuku
o Gambaran Klinis :
▪ Kulit tampak bercak eritema, batas tegas,
bersisik, basah, maserasi,
▪ Dikelilingi oleh lesi satelit berupa papul,
vesikel dan pustul kecil di sekitarnya
• Kandidiasis Mukosa, dapat berupa :
o Kandidiasis oral
▪ Kandidiasis pseudomembran akut (thrush) :
Bercak warna putih (pseudomembran) tebal,
diskret, dapat berkonfluen pada mukosa
bukal, lidah, palatum, gusi
▪ Kandidiasis atrofik akut (kandidiasis
eritematosa) : Papil lidah menipis, tertutup
pseudomembran tipis pada permukaan
dorsal lidah, disertai rasa panas, nyeri
▪ Kandidiasis atrofik kronik (denture stomatitis)
: Mukosa palatum yang kontak dengan gigi
tiruan tampak edema dan eritema, dapat
dijumpai keilitis angularis
▪ Kandidiasis hiperplastik kronik (leukoplakia) :
Plak putih yang tidak dapat dilepaskan pada
mukosa bukal
▪ Keilosis kandida (keilitis angularis/perleche) :
Pada sudut mulut tampak eritema, fisura,
maserasi, nyeri
27
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Non Farmakologi
o Menjaga higiene tubuh
o Menjaga agar kulit area infeksi tidak lembab
o Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan
menyerap keringat
• Farmakologi
o Kandidiasis kutis
▪ Topikal
28
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Definisi
Etiologi
• Ancylostoma caninum
• Ancylostoma brazillense
29
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi Klinik
Papul kemudian diikuti bentuk khas -> lesi linier atau berkelok-
kelok, serpiginosa, menimbul dengan diameter 2-3 mm, berwarna
kemerahan
Tatalaksana
Pedikulosis Definisi
Kapitis
Infeksi kulit dan rambut kepala akibat Pediculus humanus var
capitis
Faktor Resiko
Etiologi
Patogenesis
Manifestasi Klnik
30
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Diagnosis
Tatalaksana
Cara penularan
Manifestasi Klnik
31
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
Faktor Resiko
Diagnosis
Tatalaksana
32
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Skabies Definisi
Manifestasi Klnik
• Pruritus nokturnal
• Penyakit menyerang sekelompok manusia (keluarga,
asrama) → bisa tidak timbul gejala/ hiposensitisasi (carrier)
• Adanya terowongan atau kunikulus pada tempat predileksi
• Menemukan tungau, telur/ skibala tungau
Diagnosis
Tatalaksana
• Non Medikamentosa
o Edukasi
33
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Etiologi
34
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi Klinis
Subtipe Tetanus
• Tetanus Neonatal
o Terjadi pada bayi baru lahir akibat manajemen
pelepasan tali pusar yang tidak steril
o Biasanya terjadi 5 - 8 hari setelah lahir
o Gejala :
▪ Sulit membuka mulut dan menyusu akibat
trismus dan risus sardonikus
▪ Kaku pada otot dan opistotonus
▪ Tangan terkepal
• Tetanus lokalisata
o Rasa nyeri pada kontraksi otot pada daerah luka
saja (sering berlanjut menjadi tetanus generalisata)
• Tetanus cephalic
o Terjadi pada pasien yang mengalami trauma kepala
dan leher terbuka
o Hanya memengaruhi nervus cranialis (terutama
nervus facialis)
35
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Komplikasi Tetanus
Tatalaksana
36
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
• Luka bersih
o Riwayat vaksin TT tidak diketahui : Berikan TT
o Riwayat vaksin TT >10 tahun : Berikan TT
o Riwayat vaksin TT <10 tahun : Tidak diberikan
apapun
• Luka kotor : Luka kontaminasi (kotoran, feses, saliva,
tanah), luka tusuk, luka avulsi, gigitan binatang, luka bakar
o Riwayat vaksin TT tidak diketahui : Berikan TT dan
HTIG
o Riwayat vaksin TT >5 tahun : Berikan TT
o Riwayat vaksin TT <5 tahun : Tidak diberikan
apapun
Etiologi
Klasifikasi WHO
37
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Diagnosis
• Skrining
o Serologi HIV : Antigen (HIV p24) dan Antibodi (IgM
dan IgG)
o Virologi HIV : HIV-1 NAT (untuk usia <18 bulan)
• Konfirmasi
o Serologi
▪ Antibodi HIV-1 dan HIV-2
▪ Jika negatif, lakukan pemeriksaan
HIV-1 NAAT
▪ HIV-1 Western Blot (CDC saat ini sudah tidak
merekomendasi western blot sebagai tes
konfirmasi infeksi HIV)
o Virologi
▪ HIV-1 NAT (Disetujui oleh FDA)
▪ Positif : Konfirmasi HIV
▪ Negatif : Lakukan pemeriksaan
antibodi HIV-1 atau 2
• Pemeriksaan lanjutan
o Tes resistensi obat HIV
o Hitung kadar CD4 dengan flow cytometry
▪ Normal : >500 sel/mm3
▪ CD4 berperan untuk menilai efektifitas terapi
o Pemeriksaan Viral Load (Indikator respon ARV)
38
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
39
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
NVP
TB-HIV Apapun Berapapun AZT atau TDF +
Stadium Klinis jumlah sel CD 3TC
4
(FTC) + EFV
TB-Hepatitis B Apapun Berapapun TDF + 3TC (FTC)
Kronik Aktif Stadium Klinis jumlah sel CD + EFV
4
atau NVP
Ibu Hamil Apapun Berapapun AZT + 3TC + EFV
Stadium Klinis jumlah sel CD atau
4
NVP
Penyakit Cacing Penyakit cacing tambang (hookworm), merupakan infeksi parasit
Tambang yang disebabkan oleh
Catatan :
Faktor risiko
Siklus kehidupan
Telur pada feses -> menetas menjadi larva rhabditiform -> larva
filariform menembus kulit -> kapiler darah -> jantung -> paru ->
40
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
bronkus -> trakea -> laring -> batuk ->usus halus -> cacing
dewasa.
Manifestasi klinis
• Infeksi GIT
o Anoreksia,
o Mual muntah dan diare,
o Penurunan berat badan,
o Nyeri pada daerah duodenum, jejenum dan ileum
o Anemia
o Umumnya kecerdasan pada anak dapat menurun
• Cutaneus Larva Migrans
o Gatal pada kulit (ground itch)
o Papul eritem dan berkelok-kelok (serpiginosa)
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Edukasi
o Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
o Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
o Menggunakan alas kaki, utamanya saat kontak
dengan tanah
• Farmakologi
o Infeksi GIT
▪ Albendazole 400 mg SD (anak usia < 2 tahun
: setengah dosis. Tidak diberikan pada ibu
hamil)
▪ Mebendazole 2x100 mg po (3 hari berturut-
turut)
▪ Pirantel pamoat 10 mg/kgBB, SD.
o Cutaneus Larva Migrans
▪ Tiabendazole topikal 1 minggu
▪ Albendazole 400 mg/hari po (5 hari berturut-
turut)
o Pemberian sulfasferous
41
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Faktor risiko
Siklus kehidupan
Telur infektif -> tertelan -> menjadi larva di usus halus -> migrasi
ke jantung dan paru -> trakea -> faring -> esofagus -> dewasa di
usus halus
42
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Edukasi
o Perilaku hidup bersih dan sehat (mencuci tangan,
penggunaan jamban, kebersihan rumah dan
lingkungan)
o Menutup makanan
o Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
• Farmakologi
o Albendazole 400 mg SD atau 20 ml suspensi. (Tidak
boleh pada ibu hamil)
o Mebendazole 2x100 mg po (3 hari berturut-turut)
o Pirantel pamoat 10 mg/kgBB, SD.
43
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Siklus kehidupan
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Edukasi
o Perilaku hidup bersih dan sehat (cuci tangan
sebelum dan sesudah makan, jamban)
44
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Etiologi
Faktor risiko
Siklus kehidupan
45
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Edukasi
o Hindari berenang/menyelam di danau/sungai di
daerah endemik
o Minum air yang telah di masak untuk menghindari
penularan lewat air terkontaminasi
• Farmakologi
46
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Faktor risiko
Siklus kehidupan
o Proglotid
▪ Taenia saginata (cabang uterus > 15)
47
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Edukasi
o Perilaku hidup bersih dan sehat (cuci tangan
sebelum dan sesudah aktivitas, penggunaan
jamban, kebersihan diri)
o Mengolah daging sampai matang dan menjaga
kebersihan hewan ternak.
• Farmakologi
o Taeniasis
▪ Prazikuantel 10 mg/kgBB SD
o Sistiserkosis
▪ Antikejang (carbamazepin atau fenitoin)
▪ Antiparasit
▪ Albendazol 15 mg/kgBB/hari (2 x 400
mg) 30 hari (jika hanya 1 - 2 kista)
▪ Tambah dengan Prazikuantel 50
mg/kgBB/hari selama 30 hari (jika
ditemukan >2 kista)
48
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Siklus kehidupan
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
49
DIFUSI REVIEW
BIMBINGAN BELAJAR KEDOKTERAN PREKLINIK
Tatalaksana
• Edukasi
o Perilaku hidup bersih dan sehat (cuci tangan
sebelum dan sesudah makan, jamban)
• Farmakologi
o Albendazole 1x400 mg (3 hari)
o Mebendazole 1x500 mg po (3 hari) ATAU 2x100
mg po (3 hari)
SELAMAT BELAJAR
50