Anda di halaman 1dari 35

KULIT

PERSIAPAN OSCE CSL IV FK UNHAS ANGKATAN 2019


DIFUSI REVIEW
2021
Efloresensi
Lesi Primer Lesi Sekunder • Ukuran

• Makula • Kista •
Milier : Sebesar kepala jarum pentul
Lentikular : Sebesar biji jagung
• Urtika • Abses • Numular : Sebesar uang logam
• Vesikel • Sikatriks • Plakat : Lebih besar dari numular
• Susunan :
• Pustul • Erosi • Linier : Garis lurus
• Papul • Ekskoriasi • Sirsinar/anular : Lingkaran
• Plak • Ulkus • Arsinar : Bulan sabit
• Poilisiklik : Pinggiran sambung-
• Bulla • Skuama menyambung
• Nodulus • Krusta • Korimbiformis : Seperti induk ayam
dikelilingi anaknya
• Nodus • Bentuk lesi
• Teratur : Bulat, lonjong, seperti ginjal
• Tidak teratur : Tidak mempunyai bentuk
teratur
Efloresensi
• Penyebaran dan lokasi
• Sirkumskrip : Berbatas tegas
• Difus : Tidak berbatas tegas
• Generalisata : Sebagian besar bagian tubuh
• Regional: Daerah tertentu
• Universalis : Hampir seluruh tubuh (90 – 100%)
• Soliter : Hanya 1 lesi
• Herpetiformis : Vesikel berkelompok seperti herpes zoster
• Konfluens : 2 atau lebih lesi yang menjadi 1
• Diskret : terpisah satu dengan yang lainnya
• Serpiginosa : Menjalar
• Simetris : Sama kiri dan kanan
• Bilateral : Kedua bagian badan
• Unilateral : Salah satu bagian badan
Makula

Papul
Plak

Nodul
Urtika

Vesikel
Pustul

Krusta
Skuama

Erosi
Ulkus

Sikatriks
Atrofi

Kista
Atrofi

Kista
Telangiektasis

Likenifikasi Purpura
Status Dermatologis
• Lokasi : Universalis
• Ukuran : Lentikuler
• Bentuk : Tidak teratur
• Tepi : Tidak berbatas tegas
• Permukaan : Kasar
• Efloresensi : Skuama, Makula
hiperpigmentasi
• Diagnosis : Congenital
Ichthyosiform Erithroderm
Sebutkan
Efloresensinya!
Pemeriksaan Auspitz
• Periksalah lokasi pengambilan specimen dengan baik
• Ambillah kapas alkohol yang baru dan lakukanlah disinfeksi kulit
daerah sekitar lesi mulai dari arah luar ke dalam
• Keroklah kulit dengan objek glass dengan sudut 45º pada lesi dengan
skuama yang tebal
• Terjadi pengelupasan pada skuama lapis demi lapis
• Terjadi perlukaan dan tampak bintik-bintik perdarahan
• Tulislah hasil yang didapat dan lakukan pemotretan .
Pemeriksaan Koebner
• Periksalah lokasi pengambilan specimen dengan baik
• Ambillah kapas alkohol yang baru dan lakukanlah disinfeksi kulit
daerah sekitar
• Lakukan goresan pada kulit yang normal
• Terjadi perlukaan
• Dapat memberitahukan waktu untuk timbul fenomena koebner yaitu
7-14 hari
• Tulislah hasil yang didapat dan lakukan pemotretan
Potensi Steroid
CLASS POTENSI dan CONTOH POTENSI PEMAKAIAN

1 Super poten : Alopersia areata, diskoid


Clobethasol propionate 0,05%, halobetasol 0,05%
POTENSI lupus, LSK, psoriasis,
2 Poten :
0,1% mometasone furoate oin, 0,25% desoximethasone KUAT dermatitis nummularis.
3 Upper mid-strength : 0,05% desoximethasone
4 Mid-Strength : Dermatitis seborrhoik,
0,1% mometasone furoate cr, 0,1% bethamethasone
valerat, 0,1% triamcinolone acetonide oin SEDANG dermatitis stasis,
5 Lower-mid strength :
dermatitis atopik
0,1% triamcinolone acetonide cr, 0,05% fluticasone
6 Mild Napkin eczema, dermatitis
0,1% hidrokortisone butirat, 0,05% desonide
KUAT area wajah, intertriginosa
7 Least potent :
2%/2.5% hidrokortisone, 0,5-1% hidrokortisone
perineal
Kompetensi

3A Neurodermatitis
• Sinonim : Liken simpleks kronis, Liken Vidal
• Etiologi : Garukan atau gosokan berulang
akibat rangsangan pruritogenik.
• Gejala : Sangat gatal, dipengaruhi stres
psikis, enak setelah digaruk.
• Lesi awal: tunggal, plak eritematosa, sedikit
edematosa
• Lama kelamaan eritema hilang dan bagian
tengah berskuama, menebal, likenifikasi,
ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batas
tidak jelas.
• Predileksi : Scalp, tengkuk, samping leher,
ekstremitas bagian ekstensor, pubis, vulva,
skrotum, perianal, lutut, pergelangan kaki.
• Variasi : Bentuk nodus  Prurigo nodularis
Kompetensi

3A Neurodermatitis
• Tatalaksana
• Hindari stress psikis, kuku sebaiknya pendek
• Topikal :
• Emolien kombinasi kortikosteroid topikal potensi
kuat (salep klobetasol proprionat 0,05% 1 – 2x
sehari)
• Calcineurin inhibitor (Salep tacrolimus 0,1% atau
krim pimecrolimus 0,1% 2x1 selama 12 minggu)
• Antipruritus nonsteroid : Mentol, Pramoxine,
Doxepine
• Sistemik :
• Antihistamin sedatif
• Antidepresan trisiklik
• Tindakan : Kortikosteroid intralesi (triamsinolon
asetonid)
Kompetensi

3A Napkin Eczema
• Sinonim : Napkin dermatitis, Diaper Dermatitis, Dermatitis popok
• Dermatitis akut yang terjadi di daerah genitokrural sesuai dengan
tempat kontak popok (bagian cembung), terutama dijumpai pada
bayi.
• Gejala Klinis:
• Riwayat kontak lama dengan popok basah (urin/feses) dengan predileksi di
bokong, area perianal, genital, paha bagian dalam dan daerah pinggang
• Lesi : Makula eritematosa berbatas agak tegas (mengikuti popok), disertai
papul, vesikel, pustul, erosi, maserasi ringan dan ekskoriasi
• Pada stadium lanjut (Jacquet’s dermatitis) dapat menjadi erosi, nodul,
infiltrat dan ulserasi.
• Pemeriksaan Penunjang : KOH, gram (untuk singkirkan infeksi)
• Tatalaksana
• Daerah kulit yang bersentuhan dengan popok dibersihkan berulang kali
setelah buang air, kemudian gunakan krim untuk mencegah penetrais
bahan iritan (zinc oxide, dimetikon, lanolin, petrolatum)
• Topikal :
• Ringan : Krim/salep protektif : Seng oksida, pantenol, lanolin, petrolatum jelly
• Kortikosteroid potensi lemah – sedang (salep hidrokortison 1%/2,5%) waktu
singkat
• Infeksi bakteri : Mupirosin 2x1
Kompetensi

4 Pitiriasis Alba
• Sinonim : Pitiriasis simpleks, pitiriasis makulata,
impetigo sika, impetigo pitiroides.
• Etiologi : Dermatitis tidak spesifik dan belum
diketahui penyebabnya, diduga berhubungan
dengan riwayat pajanan sinar matahari.
• Biasa dijumpai pada anak umur 3 – 16 tahun
• Gejala Klinis :
• Fase pertama : Makula merah muda dengan tepi
menimbul
• Fase kedua : Makula hipopigmentasi dengan skuama
putih halus (powdery white scale) pada permukaannya.
• Fase ketiga : Makula hipopigmentasi tanpa skauama
(menetap beberapa bulan/tahun)
• Tatalaksana
• Kurangi pajanan sinar matahari
• Topikal : Emolien, kortikosteroid potensi ringan
• Foto terapi dengan laser excimer 308 nm 2x seminggu
selama 12 minggu
Kompetensi

3A – Dermatitis Seboroik
4
• Etiologi : Masih diperdebatkan,
kemungkinan akibat ragi genus
Malassezia di dalam epidermis.
• Gejala Klinis :
• Predileksi : Kulit kepala berambut, wajah, alis,
lipatan nasolabial, telinga, bagian atas dada
dan punggung, lipatan gluteus, inguinal,
ketiak.
• Lesi : Skuama kuning berminyak, eksematosa
ringan, kadang rasa gatal dan menyengat.
• Lesi awal biasa berupa ketombe (pitiriasis
sika), dapat dijumpai kemerahan perifolikular
pada tahap lanjut menjadi plak eritematosa
berkonfluensi.
• Infantil : Predileksi di scalp (Cradle Cap)
Kompetensi

3A – Dermatitis Seboroik
4
• Tatalaksana :
• Lesi ringan
• Scalp : Shampoo ketokonazol 1 – 2%, selenium sulfida, zinc pirithione,
terbinafin1%
• Kortikosteroid topikal kelas I (hidrokortison 1%) atau II (desonide 0,05%)
• Antijamur topikal (Ciclopirox krim 1%, ketokonazol 2% 2x1 selama 4 minggu)
• Lesi sedang/berat
• Kortikosteroid topikal kelas II(desonide 0,05%)
• Antijamur sistemik
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu, kemudian 200 mg/hari selama 2
hari/bulan selama 11 bulan
• Terbinafin 250 mg/hari selama 4 – 6 minggu (kontinu) atau Terbinafin 250 mg/hari
selama 12 hari/bulan untuk 3 bulan (intermiten)
• Scalp :
• Shampoo fluocinolon acetonide 0,01% (KS kelas III) 2x1, diamkan 5 menit selama 2
minggu, atau
• Shampoo klobetasol proprional 0,05% (KS kelas IV) 2x1, diamkan 5 menit selama 2
minggu, atau
• Emolien, antihistamin
Kompetensi

3A Psoriasis Vulgaris
• Etiologi : Genetik HLA – cw6
• Pada psoriasis, pembentukan epidermis (turn over time) lebih
cepat, hanya 3 – 4 hari (normal 27 hari)
• Gejala Klinis
• Bercak eritem yang meninggi (plak) – hiperkeratotik dengan skuama
diatasnya berlapis – lapis kasar berwarna putih seperti mika dan
transparan.
• Terdapat lingkaran putih pucat mengelilingi lesi (Wonoroff’s ring)
• Kelainan Kuku : Pitting nail, onikolisis distal, hiperkeratosis subungual
• Dapat menyebabkan kelainan sendi tapi jarang (psoriasis arthritis).
• Fenomena Khas
• Fenomena tetesan lilin : Skuama berubah warna menjadi putih pada
goresan
• Fenomena koebner : Respon isomorfik timbulnya psoriasis pada kulit
yang tidak ada lesi akibat trauma
• Fenomena Auspitz : Tampak serum atau darah berbintik yang
disebabkan oleh papilomatosis
Kompetensi

3A Psoriasis Vulgaris
• Terapi
• Topikal : Emolien, Kortikosteroid potensis
sedang/kuat, keratolitik (asam salisilat)
• Fototerapi UVB
• PUVA
• Sistemik (kasus berat) : Metotreksat 2,5 –
5 mg/12 jam sampai respon pengobatan
optimal.
Kompetensi

4 Pitiriasis Rosea
• Etiologi : Diduga reaktivasi HHV-7 dan HHV-6
• Gejala Klinis :
• Gatal ringan/sudang
• Lesi primer : Makula/plak merah muda (salmon
colored) berbatas tegas bentuk lonjong/bulat
dengan tepi berskuama dan bagian dalam tepi
membentuk gambaran skuama kolaret. Disebut juga
Herald Patch.
• Lesi sekunder: Plak lebih kecil multipel bentuk bulat
atau lonjong mengikuti Langer lines membentuk
Christmas tree pattern.
• Tatalaksana
• Topikal : Antipruritus (Calamine lotion),
Kortikosteroid topikal
• Sistemik :
• Antihistamin (cetrizin 1 x 10 mg)
• Kortikosteroid sistemik
• Eritromisin oral 4 x 250 mg/hari selama 14 hari
• Asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 7 hari jika ada flu-like
symptoms
Kompetensi

3A Dermatitis Perioral
• Etiologi : Dikaitkan dengan penggunaan
kortikosteroid yang lama, infeksi, kosmetik
maupun pasta gigi (fluoride)
• Gejala Klinis :
• Papul polimorfik kecil, vesikel, pustul
• Predileksi : Hidung luar, bagian atas lipatan
nasolabial, sudut bibir, sekitar mulut
• Jika terjadi sekitar mata disebut periocular
dermatitis
• Gatal dan nyeri
• Tatalaksana :
• Hentikan kortikosteroid topikal
• Terapi sistemik :
• Tetrasiklin 2 x 250 – 500 mg
• Doksisiklin 2 x 50 – 100 mg
• Eritromisin 30 – 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis
• Antibiotik topikal
Kompetensi

3A Rosasea
• Penyakit kulit kronis pada daerah • Subtipe
sentral wajah yang ditandai – Subtipe I :
dengan kemerahan pada kulit Eritematotelangiektasi
dengan telangiektasis, dapat s
disertai episode erupsi berupa – Subtipe II :
papul, pustul, edema. Papulopustular
• Gejala Klinis : – Subtipe III : Phymatous
• Stadium I : Eritema tanpa sebab – Subtipe IV : Ocular
atau akibat sengatan matahari +
Telangiektasis
• Stadium II : Eritema persisten +
telangiektasis + papul + pustul dan
edema
• Stadium III : Eritema yang dalam
dan persisten + telangiektasis padat
+ papul + pustul + nodul dengan
variasi edema seperti plak.
Kompetensi

3A Rosasea
• Tatalaksana
• Topikal :
• Azelaic acid
• Sulfur
• Eritromisin
• Clindamycin
• Metronidazol 0,75% gel atau krim 2%
• Sun block SPF 15 atau lebih
• Sistemik :
• Tetrasiklin, eritromisin, sulfur
• Bedah : Laser resurfacing,
Dermabrasion, Cosmetic surgery
• Komplikasi : Rinofima, inflamasi
okular, rosasea limfedema
Kompetensi

4 Miliaria
• Kelainan kulit akibat retensi keringat yang
disebabkan oklusi duktus ekrin
• Klasifikasi :
• Miliaria kristalina (sudamina) : di stratum
korneum
• Vesikel subkorneal jernih, mudah pecah,
asimptomatik
• Miliaria rubra (prickly heat) : di stratum
spinosum/mid-epidermis
• Makula/papul eritematosa (1 – 4 mm) dengan
vesikel punctata diatasnya disertai rasa panas/perih
dan gatal
• Miliaria pustulosa : di stratum spinosum/mid-
epidermis
• Miliaria rubra yang menjadi pustul
• Miliaria profunda : di dermo-epidermal junction
• Papul putih tanpa tanda radang mirip kulit belibis
(goose-flesh)
Kompetensi

4 Miliaria
Tatalaksana
• Mandi setiap kali berkeringat
• Bedak kocok mengandung kalamin, dapat
ditambahkan antipruritus (mentol)
• Miliaria rubra dengan inflamasi berat dapat
diberikan kortikosteroid topikal
• Miliaria profunda diberikan lanolin
anhidrous, bila luas dapat diberikan
isotretinoin
• Hindari banyak berkeringan, pilih
lingkungan yang lebih sejuk dan ventilasi
cukup.
• Gunakan pakaian tipis dan menyerap
keringat.
3A – 4 Acne Vulgaris
Kompetensi

• Peradangan kronis pada folikel


pilosebasea.
• Patogenesis :
• Perubahan pola keratinisasi dalam folikel
(hiperproliferasi) yang menyebabkan oklusi
• Produksi sebum yang meningkat
• Terbentuknya fraksi asam lemak bebas yang
menyebabkan inflamasi
• Peningkatan jumlah flora folikel
(Propionibacterium acne, Pityrosporum ovale,
dan Staphylococcus epidermidis)
• Manifestasi Klinis : Komedo!
• Nyeri pada lesi (nodulokistik)
• Komedo terbuka (blackheads)
• Komedo tertutup (whiteheads)
• Lesi inflamasi : Papul, pustul, nodul atau kista
3A – 4 Acne Vulgaris
Kompetensi

• Klasifikasi (Lehmann & • Klasifikasi Pillsburry


American Academy of – Grade 1 : Komedo kecil
Dermatology) pada wajah
• Acne ringan – Grade 2 : Komedo + Pustul
• Komedo <20, atau lesi inflamasi + Papul kecil
<15, atau total lesi <30, tidak – Grade 3 : Banyak komedo
ada nodul + Papul + Pustul
• Acne sedang inflamatorik kecil maupun
• Komedo 20 – 100, atau lesi besar yang ekstensif tetapi
inflamasi 15 – 50, atau total lesi hanya mengenai wajah
30 – 125, sedikit atau beberapa – Grade 4 : Banyak komedo
nodul
+ lesi yang dalam
• Acne berat bergabung dan
• Kista >5 atau komedo >100, membentuk kanal, dan
atau lesi inflamasi 50, atau total melibatkan wajah serta
lesi >125 (papul dan pustul yang
sangat banyak sebanyak nodul) bagian atas batang tubuh
3A – 4 Acne Vulgaris
Kompetensi

Tatalaksana Derajat Ringan


• Bahan iritan yang bersifat • Komedonal : Retinoid
keratolitik :
• Sulfur (4 – 8%)
topikal
• Resorsinol (1 – 5%) • Papul/pustul : Retinoid
• Asam salisilat (2 – 5%) topikal + Antibiotik
• Asam azeleat (15 – 20%) topikal
• Asam alfa hidroksi (AHA) (Asam
glikolat 3 – 8%) Derajat Sedang
• Antibiotik topikal : Clindamycin dan • Antibiotik oral + Retinoid
eritromisin topikal +/- BPO
• Benzoyl peroksida gel (2%, 5%, Derajat Berat
atau 10%)
• Retinoid topikal (asam vitamin A, • Istotretinoin oral
tretinoin, adapalene) 0,01%,
0,025%, 0,05% cream/gel/liquid
Good luck!
Sampai ketemu di OFFLINE CLASS!

Anda mungkin juga menyukai