Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus Dermatologi Umum I

PSORIASIS VULGARIS
Oleh :
Novriyani Masuku

Pembimbing
dr. Abd. Rahman Bubakar, Sp.KK
dr. A. Sastri Zainuddin, Sp.KK
dr. Dirmawati Kadir, Sp.KK
PENDAHULUAN

PSORIASIS VULGARIS
• Penyakit inflamasi kulit yang biasa terjadi, kronik dan
rekuren dengan gambaran lesi berupa plak berbatas tegas,
eritematosa dan skuama mengkilap
• Daerah predileksi: ekstensor lutut dan siku, sakrum
dan kepala

Terjadi di seluruh dunia, prevalensi 0,1 - 11,8%


Umumnya usia 15-30 tahun
Laki-laki = wanita
PENDAHULUAN

Penyebab pasti belum diketahui

Faktor-faktor pencetus: trauma fisik, infeksi, hormonal, obat-


obatan, sinar matahari, faktor metabolik, faktor psikogenik,
alkohol dan merokok, HIV dan AIDS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan


pemeriksaan histopatologis

Tujuan pengobatan: mengurangi keparahan dan luas lesi


LAPORAN KASUS
• ♀, 55 thn, suku Bugis
• Keluhan bercak merah, bersisik dan gatal
di seluruh tubuh sejak 5 bulan yll
• Awalnya berupa bercak kecil yang kemudian
semakin melebar dengan sisik semakin menebal
• Pertama kali muncul di kaki kemudian menyebar
ke seluruh tubuh
Status dermatologis:
Lokasi: skalp, facialis, abdomen, vertebra,
• Riwayat penyakit
ekstremitas yang sama
superior et sebelumnya (-)
inferior
Pemeriksaan Fisik:
• Riwayat keluargaplak
Effloresensi: dengan penyakitberbatas
eritematosa yang sama (-)
tegas,
KU baik
• Riwayat
bentukDM dan penyakit
bervariasi sistemik
bulat-oval lainnya
dandbn (-)
tidak beraturan.
Tanda vital
• Riwayat
Skuamaberobat (+) di dokter
psoriasiform, spesialis
kering, berwarnakulitputih.
dan kelamin
Fenomena tetesan lilin (+), fenomena Auspitz (+)
Skor PASI: 9,9
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Hasil Pemeriksaan Laboratorium:


WBC: 12,74x103 /µL
RBC: 4,19x106 /µL
Hb: 13,0 g/dL
PLT: 377x103 /µL
LED jam I: 34 mm
LED jam II: 67 mm
GDS: 96 mg/dL
SGOT: 24 u/L
SGPT: 23 u/L
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Histopatologis

Epidermis hiperplasia psoriasiform, fokal parakeratosis dengan


timbunan neutrofil pada daerah parakeratosis, hipogranulosis,
pembuluh darah papila dermis melebar berisi eritrosit

Menyokong suatu psoriasis vulgaris


LAPORAN KASUS

Gambaran Anamnesa
klinis

Pemeriksaan
histopatologis

PSORIASIS VULGARIS
LAPORAN KASUS

Terapi :

• Terapi topikal :
• Untuk badan : Desoximethasone 0,25% ointment
ditambahkan asam salisil 2%, LCD 3%, sulfur
presipitatum 5%
• Untuk wajah diberikan mometasone furoate 0,1%
krim
• Terapi simptomatik mebhydrolin napadisylate 2 x 1
tablet
• Setelah tindakan biopsi diberikan amoxicillin 500 mg 3
x 1 selama 7 hari asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet.
LAPORAN KASUS

Kontrol 4 minggu kemudian :


Terapi dilanjutkan
dengan
Plak menipis, eritema desoximethasone
dan skuama berkurang, 0,25% ointment
dan gatal berkurang ditambahkan dengan
asam salisil 1%, LCD 2%
untuk badan.
DISKUSI

dan punggung)

Kasus
seluruh tubuh (skalp, ekstremitas superior, abdomen
muncul di daerah ekstremitas inferior yang kemudian ke
• Lesi awal berupa papul yang semakin melebar dan

dan lutut), skalp, lumbosakral, bokong dan genital.


• Umumnya mengenai ekstremitas bagian ekstensor (siku

Kepustakaan
beberapa sentimeter
membentuk plak berdiameter satu sampai dengan
dan <1 cm) atau papul, meluas ke perifer dan menyatu
• Lesi biasanya diawali dengan makula eritematosa (datar

Langley RGB, Krueger GG, Griffiths CEM. Psoriasis: epidemiology, clinical features, and quality of life. Ann Rheum Dis. 2005; 64: ii18-ii23
Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Gilchrest BA, Katz SI, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology
In General Medicine. 7th ed. New York: Mc Graw Hill; 2008. p. 169-93.
Jacoeb T, Tjarta A, Wiryadi BE. Metode Diagnostik dan Penatalaksanaan Psoriasis dan Dermatitis Seboroik. Jakarta: FKUI; 2001.
DISKUSI
• Pemeriksaan histopatologis yang • Histopatologi psoriasis vulgaris bervariasi
ditemukan berupa sediaan jaringan kulit bergantung pada stadium lesi
menunjukkan epidermis hiperplasia • Pada lesi yang telah berkembang penuh
psoriasiform, fokal parakeratosis dengan memberikan gambaran histopatologis
timbunan neutrofil pada daerah berupa akantosis dengan elongasi rete
parakeratosis, hipogranulosis, pembuluh ridges dan penebalan pada bagian
darah papila dermis melebar berisi eritrosit bawahnya, penipisan epidermis, lapisan
granulosum berkurang atau hilang,
parakeratosis bersatu, mikroabses Munro,
elongasi dan edema papila dermis, dan
kapiler berdilatasi dan berkelok-kelok

Diskusi Kepustakaan
Griffits CEM, Barker J.N.W.N. Psoriasis. In: Burns T, Breathnach S, Griffiths C, Cox N, editors. Rook’s Textbooks of Dermatology 8 th Ed.
West Sussex: Wiley-Blackwell; 2010. p.20.1
Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Gilchrest BA, Katz SI, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's
Dermatology In General Medicine. 7th ed. New York: Mc Graw Hill; 2008. p. 169-93.
Jacoeb T, Tjarta A, Wiryadi BE. Metode Diagnostik dan Penatalaksanaan Psoriasis dan Dermatitis Seboroik. Jakarta: FKUI; 2001.
Weedon, David. Weedon’s Skin Pathology 3th Ed. New York : Elsevier; 2002. p.72-81
DISKUSI

• Diberikan terapi topikal berupa Kepustakaan


kortikosteroid potensi kuat
(desoximethasone 0,25%
ointment) ditambahkan
dengan asam salisil 2%, LCD • Kortikosteroid memiliki efek
3%, sulfur presipitatum 5% vasikonstriksi, antiproliferasi,
untuk badan dan kortikosteroid anti inflamasi dan
potensi sedang (mometasone imunosupresi
furoate 0,1% krim) untuk wajah • Umumnya kortikosteroid yang
poten cocok untuk telapak
tangan dan kaki. Untuk kulit
tipis seperti wajah, lipat paha,
genitalia dan area
intertriginosa cukup dengan
kortikosteroid yang kurang
Kasus poten.

Jacoeb T, Tjarta A, Wiryadi BE. Metode Diagnostik dan Penatalaksanaan Psoriasis dan Dermatitis Seboroik. Jakarta: FKUI; 2001.
THANK YOU
12. Weedon, David. Weedon’s Skin
Pathology 3th Ed. New York : Elsevier ;
2002. p.72-81
Antihistamin
• antagonis reseptor H1 (AH1)
– diphenhydramine,chlorpheniramin
• antagonis reseptor H2 (AH2)
– cimetidine, famotidine
• antagonis reseptor H3
– betahistine
• Loratadin
• Cetirizin

kedua
• Piperidin
• Terfenadin
• Astemazol

Generasi
• ETANOLAMIN (Dimenhidrinat,Difenhidramin, Doksilamin)
• ETILENDIAMIN (Tripelenamin, Pirilamin)
• ALKILAMIN (Klorfeniramin, Deksklorfeniramin,

pertama
Triprolidin,Bromfeniramin)
• PIPERAZIN (Siklizin, Hidroksizin, Meklizin)
• FENOTIAZIN (prometazin, Timeprazin)
Generasi
• Lain – lain (siproheptadin, mebhidroline napadisilat)
Golongan AH1
12. Weedon, David. Weedon’s Skin
Pathology 3th Ed. New York : Elsevier ;
2002. p.72-81

Anda mungkin juga menyukai