ERITROPAPULOSKUAMOSA
Oleh : Ni Ade Shania Megantari
(21710145)
Skuama
Eritema
Papula
Klasifikasi
Dermatosis
Eritropapuloskuamosa
Lupus
Para-psoriasis Eritroderma
eritematosus
Klasifikasi
Etiologi
Etiologi
Psoriasis gutata
Generalisata
Psoriasis pustulosa
Lokalisata
Psoriasis inversa
Psoriasis kuku
Eritroderma psoriatika
Gejala Klinis
• Gatal
• Rasa terbakar atau panas
• Nyeri
• Menyerang siku, lutut, sakrum, kepala, genetalia, kuku, tangan, kaki, telinga
Pemeriksaan Fisik
• Makula eritema dengan batas tegas (bentuknya oval atau bulat) dengan diameter satu sampai
beberapa centimeter.
• Terdapat lingkaran putih pucat yang mengelilingi lesi disebut Woronoffs ring.
• Tertutup skuama tebal dan transparan (keperakan).
• Pada kuku à berwarna kekuningan (yellowish discoloration), terdapat cekungan/pitting atau
titik-titik punctate, menebal dan terdapat subungual hiperkeratosis sehingga kuku terangkat
dari dasarnya.
Predileks
i
Pemeriksaan Fisik
• Karsvlek phenomena à bila skuama dikerok akan terlihat warna keruh seperti
kerokan lilin.
• Austpitz sign à bila kerokan diteruskan akan terlihat bintik-bintik perdarahan
oleh karena terkenanya papila dermis yang memanjang (papilomatosis).
• Koebner phenomena à bila pada kulit yang masih normal
terkena
trauma/garukan maka akan timbul lesi baru yang bersifat sama dengan lesi
yang telah ada.
Pemeriksaan Fisik
Autpitz sign
Pemeriksaan Penunjang
• Histopatologi
1) Tanda spesifik (penebalan/akantosis dan penipisan epidermis)
2) Pemanjangan dan pembesaran dari papila dermis
3) Peningkatan mitosis pada stratum basalis
4) Penipisan sampai hilangnya stratum granulosum
5) Oedema dermis disertai infiltrasi limfosit dan manosit
Diagnosa Banding
1. Dermatitis seboroik
2. Liken planus
3. Pitiriasis rosea
4. Dermatomikosis superficialis (tinea korposis, tinea unguinal, tinea kapitis)
5. Dermatitis numularis
Tatalaksana
Edukasi
1. Psoriasis merupakan penyakit kronik residif
2. Terapi hanya untuk mengontrol / mengurangi keluhan kulit
3. Menghindari faktor pencetus (infeksi, stres)
4. Kontrol rutin dan patuh minum obat
5. Jangan memanipulasi kulit yang sakit
PITYRIASIS ROSEA
Definisi
• Suatu kelainan kulit akut yang dapat sembuh sendiri, dimulai dengan sebuah lesi
(makula/plak soliter merah muda dengan skuama halus) “herald patch” à lesi – lesi yang
sama namun berukuran lebih kecil “christmas tree pattern”.
• Mengenai semua umur (15-40 tahun) dan rationya perempuan dan laki-laki (1,5 : 1)
Etiologi
• Gatal ringan
• Dapat disertai keluhan : flu, demam, malaise, nyeri kepala, hilang nafsu makan, nausea,
dan arthralgia.
• Lesi primer à sekunder
• Pada 4-10 hari setelah lesi pertama timbul, terbentuk lesi yang menyerupai pohon cemara
terbalik
Predileksi
1. Lesi primer
• Makula/plak berwarna pink salmon dengan tepi meninggi, disertai ruam eritema /
skuama halus di pinggir, soliter, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 3 cm
(herald patch / mother plaque / medalion) umumnya dibadan.
2. Lesi sekunder
• Timbul 4-10 hari setelah lesi pertama
• Ukuran lebih kecil – kecil (1-2 cm)
• Susunan simetris / sejajar dengan kosta à menyerupai ”pohon cemara terbalik” atau
“christmas tree pattern”
• Lokasinya searah dengan pelipatan kulit (garis langers)
• Dapat timbul serentak / dalam beberapa hari
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Banding
1. Tinea corporis
2. Dermatitis seboroik
3. Sifilis sekunder
4. Erupsi obat
5. Psoriasis gutata
Tatalaksana
Terapi simtomatik
1. Antipruritus (bedak asam salisilat 1 - 2% atau mentol 0,25 – 1% )
2. Antihistamin ( Cetirizin 1 x 10 mg/hari )
3. Asiklovir 3 x 400mg/hari atau 5 x 800mg/hari selama 1 minggu
4. Metylpredinosolone 2 x 4 mg selama 5 hari (bila gejala tidak membaik)
5. Terapi sinar UVB
Edukasi
1. Kelainan kulit dapat sembuh sendiri (3 – 8 minggu)
2. Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala
3. Jarang meninggalkan bekas
4. Tidak menular
5. Jarang kambuh kembali (rekuren)
DERMATITIS SEBOROIK
Definisi
• Penyakit inflamasi kronis kambuhan pada kulit di bagian tubuh yang mengandung banyak
kelenjar sebasea seperti wajah, kulit kepala, telinga, tubuh bagian atas dan daerah lipatan.
Epidemiologi
• Gatal
• Bercak merah dan kulit kasar
• Kemerahan dan bersisik di kulit kepala, lipatan nasolabial, alis mata, dahi, dada
• Mengeluhkan ketombe (pityriasis sika)
• Stressor / cuaca dingin / cuaca panas à memburuk
• Kronis dan berulang (kelelahan, stres, paparan sinar matahari)
Jenis Gambaran klinis
Dermatitis • Pada kepala (daerah frontal dan parietal) khas disebut “cradle
Seboroik Infantil (2- cap” dengan krusta tebal kekuningan, berminyak, pecah-
10 minggu) pecah tanpa ada dasar kemerahan dan kurang/tidak gatal.
• Pada lokasi lain lesi tampak kemerahan atau merah
kekuningan yang tertutup dengan skuama berminyak,
kurang/tidak gatal.
• Makula atau plakat, papula, kemerahan atau kekuningan berbatas tidak tegas.
• Skuama dan krusta tipis putih keabuan hingga kekuningan sampai tebal yang kering,
basah atau berminyak.
• Pada fase kronis à korona seborika (rangkaian plak di sepanjang batas rambut frontal),
kerontokan rambut.
• Lesi di liang telinga à otitis eksterna
• Lesi di palpebra à blefaritis
• Lesi di parasternal à pitiriasiform
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologis
03
01 Lampu Wood Didapatkan
gambaran
Fluoresen
dermatitis kronis
negative
dan spongiosis
(warna fiolet) 02 KOH 10- 20%
yang jelas.
Dapat tampak
spora/blastokonidia
, tidak ada hifa
Diagnosa Banding
1) Dermatitis atopik
2) Dermatitis kontak iritan
3) Dermatofitosis
4) Tinea kapitis dan tinea cruris
5) Psoriasis vulgaris
6) Eritrasma
Penentuan Derajat Keparahan Dermatitis Seboroik
Seborrhoeic Dermatitis Area Severity Index (SDASI). Penilaian dilakukan pada 3 area anatomik
yaitu skalp, wajah, dan dada, dengan cara:
1. Menentukan “Skor Area Lokal” yaitu persentasi luas gejala DS pada area tersebut
dibandingkan luas area itu sendiri:
2. Menilai derajat eritema (E), papul (P), dan skuama (S) dimasing-masing area dengan
intepretasi:
0: Tidak ada 1: Ringan 2: Sedang (moderate) 3: Berat (severe)
3. Hitung skor SDASI area masing-masing dengan rumus: (E+P+S) x Skor Area Lokal
4. Pembagian klasifikasi derajat keparahan:
Ringan Sedang/berat
Ringan Sedang/berat
Predileksi
Skalp Non-skalp
krim hidrokortisone 1%
Edukasi
Seboroik.
Menaldi, S.L., Bramono K., Indriatmi W. 2016. Ilmu Peyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Universitas Airlangga Fakultas Kedokteran Dep./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK. Unair. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi2. Surabaya :